roti lapis Surabaya

Motor Yamaha XSR itu di parkir di teras rumah.

Seorang laki laki bertubuh tinggi berjalan masuk ke dalam rumah yang pintunya terbuka itu.

Kulitnya sawo matang, rahangnya tegas, hidungnya mancung dan alisnya sedikit tebal.

" Bu?!" panggil laki laki itu menaruh tas selempang nya di atas kursi, lalu berjalan ke dapur.

" Ibu ini kebiasaan, kalau sedang di dapur tutup pintunya, kalau ada orang masuk bagaimana?" laki laki itu langsung mengomel saat menemukan ibunya sedang sibuk di dapur.

" Siapa yang masuk, paling juga tetangga tetangga kita.." sahut ibunya sembari mencuci tangannya.

" Ibu masak opo?" tanya laki laki itu duduk di meja makan.

" kemarin ibu masak pepes dan sayur asem tapi kau malah tidak kesini le..

Sekarang ibu masak pecel.. Ada rempeyek teri sama mendol.."

" kalau Wira tidak kesini itu berarti Wira sibuk Bu.. seperti tidak tau saja ibu ini.." laki laki itu bangkit, mengambil piring di rak, lalu kembali duduk.

Saat akan mengambil nasi, laki laki itu melihat dua kotak lapis surabaya di atas meja.

" Siapa yang dari Surabaya? Enak ini Bu.." kata Wira tidak jadi mengambil nasi, ia membuka kotak lapis itu dan mengambil lapis itu sepotong, lalu memakannya.

Asri terdiam sejenak, tidak langsung menjawab pertanyaan putranya.

" Siapa yang dari Surabaya Bu? Kok ada oleh oleh dari Surabaya?" tanya Wira lagi sembari mengunyah habis roti lapis yang ada di mulutnya.

" Oleh oleh dari Mega, " jawab ibunya,

" Mega? Mega siapa tho Bu?" tanya Wira sembari mengambil roti itu sepotong lagi,

" Mega, Mega Wulandari Wicaksono.." jawab ibunya.

Wira langsung terdiam, roti yang di pegangnya sampai jatuh ke atas meja.

" Dia sedang liburan, ibu juga baru tau kemarin pagi,

Dia disini seharian kemarin le..

sarapan dan berbincang dengan ibu," beritahu ibunya pelan pelan dan hati hati.

Wira tertunduk sejenak,

Seperti membuang perasaan tidak nyamannya,

lalu menaruh roti yang jatuh itu kembali ke kotaknya.

" Dia kesini sendiri, tidak dengan suaminya..

Berkunjunglah kerumah Kakung, dan sapalah dia.."

Wira diam, tidak menjawab,

" Yang lalu biarlah berlalu Wira.. Kau paham kan maksud ibu..

toh sudah sepuluh tahun berlalu.." nasehat ibunya.

" Aku tidak ada urusan dengannya Bu," jawab Wira sinis, lalu kembali pada piringnya, ia mengambil nasi dan lauk.

" Kau jangan sinis begitu..

lihatlah dia, apa kau tidak rindu padanya sebagai teman..

Dia tumbuh sebagai perempuan dewasa yang anggun dan cantik le.."

Wira tersenyum kecut mendengar kata kata ibunya.

" Jangan membuat nafsu makan Wira menghilang Bu, berhenti membahasnya." ujar Wira terdengar serius, membuat ibunya diam seketika.

Setelah makan, laki laki itu duduk di teras rumahnya,

menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dengan tenang.

Ia sungguh tidak ingin melihat atau bertemu dengan Mega, sudah di matikan hatinya untuk perempuan itu.

Di hisap lagi rokoknya,

Luka di hatinya yang sudah mulai mengering kini seperti basah kembali saat nama itu di sebut oleh ibunya.

Wira bahkan masih bisa mengingat dengan jelas gadis kecil yang selalu berlarian di sekitarnya,

Gadis kecil yang selalu bergelantungan di lengannya,

Dan gadis kecil yang selalu berkata ingin menikah dengannya saat dewasa.

Wira menghela nafas berat, matanya melirik ke halaman rumah Kakung, sekilas, namun di kembalikan lagi pandangannya ke arah jalanan.

" Sore mas Wira!" sapa seseorang yang lewat di depan rumah,

" sore pak Adi! Baru pulang?!" balas Wira,

" iya mas, yok..!"

" iya pak, monggo Monggo..!" jawab Wira mengulas senyum ramah.

Tak lama buk Parni terlihat berjalan lewat, perempuan seusia ibunya itu rupanya membawa belanjaan di kedua tangannya.

" Mas Wira..!" sapa buk Parni dengan senyum cerah.

" Belanja buk Parni?" tanya Wira tenang,

" iya mas, ada mbak Mega lho dirumah, kemarin lusa datang! Mas Wira tidak kerumah?"

mendengar itu Wira mengulas senyum,

" Kebetulan sibuk buk ini baru pulang, mau lanjut lihat anak anak latihan.." jawab Wira,

" ah, biasa e sibuk sibuk ya kerumah Kakung, bantu Kakung memberi makan burung..?"

Wira tertawa mendengar itu,

" kan mau ada pertunjukan buk, jadi sibuk latihan dengan anak2..

besok saja saya bantu Kakung untuk memberi makan burung burungnya.."

" iya e mas, sampean kan sudah di titipi.."

" iya iya buk Parni.. Besok saya isi lagi pakannya.. Tenang saja.." jawab Wira tersenyum,

" ya sudah, saya masuk dulu ya mas..?"

" Monggo buk Parni.." Wira mengangguk sopan.

Ia memang sudah di pasrahi Kakung untuk merawat burung burung Kakung yang tidak sedikit itu, setiap dua hari atau tiga hari sekali Wira memeriksa air dan pakannya.

Wira selalu memberi banyak Pakan di wadah, karena Wira tidak bisa datang setiap hari.

Namun saat tau bahwa Mega berada dirumah Kakung, rasanya ia enggan untuk menginjak rumah itu.

Bukan benci, tapi ia tidak ingin saja berjumpa dengan Mega,

Susah payah ia menyembuhkan hatinya, dan menata perasaannya.

Terpopuler

Comments

Murni Zain

Murni Zain

Maafkan aku mbk Ayu.. baca ya telat ni.. lg d kasih sakit vertigo.aku bayangin visual mas wira ni seperti om pamungkas.. tinggi gagah ☺🥰

2024-08-08

2

Mika Saja

Mika Saja

Weh .... ternyata ini buat Pelajaran klo guyon jgn menyangkut masa depan biar gak sesakit Wira di depannya,krna STLH dewasa bisa SJ ada rasa,,mba ayu 👍🥰

2024-08-07

2

evi Lusi

evi Lusi

duh ada sosok laki2 gagah idaman baru nih

2024-08-07

2

lihat semua
Episodes
1 sepanjang jalan
2 budhe Asri
3 roti lapis Surabaya
4 maling
5 tatapan sinis Wira
6 Masa remaja
7 berjanjilah
8 sarapan
9 papan catur
10 maaf
11 gosip
12 belanja
13 motor Wira
14 bujang
15 pisang goreng
16 kado
17 terburu buru
18 hujan deras sepuluh tahun lalu
19 aku kalah..
20 UGD
21 bakmi hangat
22 pantas saja
23 keluhan andre
24 Jalan jalan denganku,
25 apa kau baik baik saja?
26 apa di hatimu masih ada aku?
27 pengakuan Wira
28 makan siang
29 sebagai kekasihmu
30 aku cemburu
31 di tengah jalan
32 barongan
33 kau cemburu?
34 jagalah jarak
35 tidak seperti dulu
36 uring uringan
37 tamparan keras sepuluh tahun yang lalu,
38 kepergian mega
39 hal yang tidak Wira ketahui,
40 jam tangan
41 maafkan aku Bu..
42 jadilah istriku
43 ketakutan mega
44 rencana
45 jangan kerumah kakung
46 kedatangan Yudha
47 pertanyaan Yudha
48 sabarlah
49 sore
50 permintaan Yudha
51 lelaki tadi pagi
52 pukulan
53 kamar wira
54 benarkah
55 dua laki laki
56 Yudha dan Wira
57 pelukan yudha
58 mari pulang
59 repotnya cinta
60 kecewa
61 kembalilah pada Yudha
62 laki laki desa
63 air mata Wira
64 sedih dan marah
65 pergilah..!
66 kuserahkan padamu
67 kunci kamar
68 aku akan pergi pa..
69 IGD
70 terimakasih..
71 segeralah sehat
72 pengantin baru
73 kunjungan Yudha
74 mie instan
75 apa kau bahagia?
76 bocah bocah beranjak dewasa
77 pagi yang cerah
78 kakak tiri
79 aku serius
Episodes

Updated 79 Episodes

1
sepanjang jalan
2
budhe Asri
3
roti lapis Surabaya
4
maling
5
tatapan sinis Wira
6
Masa remaja
7
berjanjilah
8
sarapan
9
papan catur
10
maaf
11
gosip
12
belanja
13
motor Wira
14
bujang
15
pisang goreng
16
kado
17
terburu buru
18
hujan deras sepuluh tahun lalu
19
aku kalah..
20
UGD
21
bakmi hangat
22
pantas saja
23
keluhan andre
24
Jalan jalan denganku,
25
apa kau baik baik saja?
26
apa di hatimu masih ada aku?
27
pengakuan Wira
28
makan siang
29
sebagai kekasihmu
30
aku cemburu
31
di tengah jalan
32
barongan
33
kau cemburu?
34
jagalah jarak
35
tidak seperti dulu
36
uring uringan
37
tamparan keras sepuluh tahun yang lalu,
38
kepergian mega
39
hal yang tidak Wira ketahui,
40
jam tangan
41
maafkan aku Bu..
42
jadilah istriku
43
ketakutan mega
44
rencana
45
jangan kerumah kakung
46
kedatangan Yudha
47
pertanyaan Yudha
48
sabarlah
49
sore
50
permintaan Yudha
51
lelaki tadi pagi
52
pukulan
53
kamar wira
54
benarkah
55
dua laki laki
56
Yudha dan Wira
57
pelukan yudha
58
mari pulang
59
repotnya cinta
60
kecewa
61
kembalilah pada Yudha
62
laki laki desa
63
air mata Wira
64
sedih dan marah
65
pergilah..!
66
kuserahkan padamu
67
kunci kamar
68
aku akan pergi pa..
69
IGD
70
terimakasih..
71
segeralah sehat
72
pengantin baru
73
kunjungan Yudha
74
mie instan
75
apa kau bahagia?
76
bocah bocah beranjak dewasa
77
pagi yang cerah
78
kakak tiri
79
aku serius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!