A Loving Scoundrel
Kedua mata indahnya akhirnya terbuka dengan sempurna begitu mendengar suara rintik hujan di luar sana. Gadis itu menatap langit-langit kamarnya cukup lama, mencoba mengumpulkan kesadarannya yang belum kembali sepenuhnya.
Dia baru bangun pada pukul setengah tujuh pagi, rupanya hujan di luar sana membuatnya enggan beranjak dari tempat tidur. Dia masih betah bergumul di balik selimut, mengabaikan suara seorang wanita di luar kamar yang saat ini masih terus memanggil namanya.
Terdengar suara helaan nafas dari mulutnya begitu dia berhasil bangun, pandangannya kini beralih menatap jendela yang tirai nya tidak tertutup sepenuhnya. Dia bisa melihat air hujan yang berjatuhan bebas menyentuh jendela.
"Aku sudah bangun..." Akhirnya dia menyahut dengan suara parau khas bangun tidur.
Wanita itu menatap keluar jendela sementara tangannya ia lipat di atas lutut, sedetik kemudian ia menunduk dan memeluk erat kedua kakinya. Jika saja cuaca hari ini cerah mungkin suasana hatinya bisa sedikit membaik, namun ternyata hujan sudah turun sejak pukul enam pagi.
Tanpa pikir panjang wanita itu langsung membuka tirai jendela. Dia nampak kaget saat netranya menangkap sebuah mobil hitam terparkir di depan gerbang rumahnya. Sejak kapan mobil itu ada di sana? Mengapa Valerie tidak bisa mendengar suara deru kendaraan itu datang? Ahh...Dia lupa, karena suara hujan Stella tak bisa mendengar suara lain lagi di luar sana. Suara mobilnya teredam oleh suara hujan yang semakin deras.
Wanita itu adalah Valerie Cornelia Hillbert, wanita bertubuh proposional bak seorang model. Rambut coklat-oak nya adalah pesona yang dia miliki, rambut yang di potong ala wavy hair itu membuatnya lebih percaya diri. Jangan lupakan tentang bola mata cokelat miliknya yang nampak cantik saat berkedip serta hidung kecil yang melengkapi penampilannya.
Ahh...jika di pikir-pikir, Valerie memang menyukai dirinya yang apa adanya, dia tak pernah mengeluh bagaimana penampilannya.
Berbicara soal penampilan, Valerie jadi teringat pada seseorang. Dia selalu memberi pujian pada Valerie di setiap kesempatan. Hal itu membuat Valerie tersipu malu dan pria itu akan berakhir dengan menyentuh pipi Valerie yang memanas kala itu. Valerie tersenyum saat mengingat sentuhan tangan pria itu di pipinya, kemudian hal itu akan berlanjut dengan kecupan di kening, tatapan yang mengunci satu sama lain seolah hanya ada mereka berdua di dunia ini, lalu sentuhan lainnya yang membuat Valerie semakin terbuai dan melupakan segalanya.
Valerie masih ingat bagaimana dirinya menyebut pria itu brengsek, pria bajingan yang hanya tergila-gila pada aktivitas panas di tempat tidur. Sebenarnya bukan tanpa alasan Valerie berpikir seperti itu, Valerie tahu seperti apa pria itu sebelum menikah dengannya, dia kerap kali menghabiskan malam akhir pekannya bersama wanita one night stand. Namun, bagaimana pun juga itu hanyalah masa lalu, semua itu sudah berlalu bukan? Dia tak melakukan itu lagi sekarang. Meskipun Valerie sendiri tak yakin apa yang dia lakukan malam tadi dan sedang apa dia sekarang?
Ini sudah sepuluh menit berlalu semenjak Valerie berdiri di balik jendela. Namun, pemilik mobil itu enggan keluar. Dia masih sibuk berbicara dengan seseorang di ponselnya. Namun, Valerie tak tahu pria itu sedang menelpon, dia tidak bisa melihatnya dengan jelas, yang terlihat di atas sini hanyalah bagian bawah tubuhnya yang mengenakan celana hitam.
Begitu pintu mobil terbuka, Valerie masih menunggu, atensinya menangkap sebuah arloji yang pria itu pakai, benda itu nampak familiar. Valerie menggeram kesal karena wajahnya terhalang oleh payung hitam besar yang dia pakai untuk menghalau hujan yang masih deras.
[Flashback]
"kamu tahu kenapa aku suka arloji ini?"
"Tidak tahu, dan tidak peduli"
Aldrick tersenyum miris "Sayang sekali, Aku sedikit kecewa karena kamu tak mengingatnya. Ini sangat penting bagiku, karena...." Aldrick mengangkat sebelah alisnya. Niatnya membuat Valerie penasaran sepertinya tak berhasil, sudah jelas Valerie nampak tak peduli. Pada akhirnya, Aldrick sendiri yang menyelesaikan kalimatnya.
"Karena kamu yang memilihnya"
"Kapan aku pernah memilihkan itu untukmu? Seingat ku, kita tidak pernah pergi belanja bersama!"
"Ingat baik-baik. Jangan lupa beri tahu aku, jika kamu sudah mengingat nya kita bisa membicarakan hal itu bersama-sama, itu menyenangkan" Aldrick tersenyum misterius dan hal itu berhasil membuat Valerie penasaran
Memangnya ada, hal yang harus dia ingat tiap detiknya saat bersama Aldrick? Valerie rasa, kesehariannya hanya di penuhi dengan hal-hal menyebalkan.
Setelah mengingat itu, Valerie tak bisa menahan untuk tak berkedip. Valerie langsung berlari ke lantai bawah, itu pasti dia. Melihat dari arloji yang dia kenakan itu pasti dia, orang yang Valerie tunggu selama ini.
Tanpa berpikir panjang, Valerie membuka pintu utama, dia menunggu dengan penuh harap. Kedua manik matanya masih terus menatap ke arah gerbang rumahnya yang sebentar lagi terbuka.
Gerbang besi itu berderit saat seseorang dari arah luar mendorongnya secara perlahan, orang itu terdiam sejenak saat dirinya di sambut oleh Valerie.
"Hai Valerie, bagaimana kabarmu"
...****************...
[Philadelphia, Pennsylvania, USA, 22 Mei 2027
Valerie Grant]
Usiaku menginjak dua puluh tujuh tahun, tahun ini.
Kisah hidupku cukup klasik.
Aku yang masih menunggu cinta pertamaku pada akhirnya harus menerima perjodohan.
Ya, perjodohan, kisahnya memang seklasik itu. Namun percayalah, itu tidak sesimple kedengarannya.
Masalah pelik terus saja terjadi setelah aku memutuskan menikah dengannya. Banyak rahasia yang tidak aku ketahui sebelumnya mulai terungkap.
Tentang masa laluku yang tidak ku ketahui dan juga.....
Tentang masa lalunya yang begitu menyakitkan.
Apa yang adikku katakan memang benar, kisah cintaku selalu berakhir tragis.
Ibaratkan seperti film romance yang malah berakhir menjadi film trailer.
Aku yang sekarang hanya bisa duduk termenung di balik jendela, seharian ini langit memang nampak mendung, aku hanya menatap hujan yang sampai saat ini belum juga reda.
Bisa di ibaratkan, yang aku lakukan selama ini hanyalah menunggu kehangatan sinar matahari tanpa tahu kapan akan muncul, mungkin esok pagi atau sore nanti.
Jika kalian tertarik, kalian boleh membaca kisahku sampai habis. Jika tidak, cukup tinggalkan saja, aku tidak pernah memaksa akan hal itu.
Sekarang, mari kita mulai seperti apa kisahnya.
...And if you believe...
...In my little world...
...Tomorrow will...
...Have a wonder...
...Dan jika kau percaya...
...Di duniaku yang kecil...
...Esok akan...
...Mengagumkan...
...Don't know where to go...
...Tak tahu kemana harus pergi...
...Tell me for sure...
...That you won't leave me here alone...
...I need to know...
...Katakan padaku dengan pasti...
...Bahwa kau takkan meninggalkanku disini sendiri...
...Aku harus tahu...
...{Savina&Drones-Glass Bridge} ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments