Bab 14. Naura Pingsan

“Naura ... Naura,” panggil Irfan berulang kali ketika langkahnya menghampiri Naura dan Noah, berharap wanita itu menjawab, tapi ternyata tidak.

“Naura.” Begitu mendekat, pria itu menyentuh pundak Nina yang sudah tidak bergerak sama sekali. Rupanya diamnya Naura sudah tidak sadarkan diri.

“Tolong,” pinta Irfan tampak cemas, ia menahan tubuh Naura yang ingin jatuh ke samping serta menahan tubuh Noah yang mulai menggeliat di atas pangkuan Naura.

Beberapa petugas evakuasi masuk ke dalam lift. “Tolong pegang anak saya dulu, biar saya yang bopong wanita ini,” perintah Irfan mendadak memberikan perintah.

Noah yang merasa tubuhnya diangkat, kelopak matanya mengerjap pelan. “Papi!” seru Noah bingung sekaligus takut karena dirinya digendong oleh orang yang tak dikenal.

“Noah sama Om dulu, Tante Naura pingsan,” ujar Irfan sembari menelisip kedua tangannya di antara punggung dan kedua paha wanita itu, lantas langsung membopongnya.

“Ante.” Bibir Noah tampak mencebik, kedua bola mata mungilnya mulai berkaca-kaca ketika memandang Naura tak berdaya.

Di luar lift yang terjebak sudah ada petugas yang membawakan tandu untuk membawa korban yang terjebak ke rumah sakit terdekat, mobil ambulance juga sudah berada di teras lobby. Ternyata bukan hanya lift khusus yang mati ketika terjadi gempa, ada satu lagi lift karyawan yang juga terjebak hanya saja beda lantai.

“Pak Irfan.” Deri asisten pribadi Irfan yang tidak terjebak lift sudah berada di luar kotak besi itu. Matanya terbelalak saat melihat wanita yang dibopong Irfan. “Wa-Wanita itu!” Merinding Deri melihatnya dengan bibirnya mengangga, kemudian ia mengambil alih Noah dari gendongan petugas yang telah mengecek keadaan bocah tampan itu.

Irfan hanya menatap Deri, lantas ada petugas evakuasi menaruh tandu di hadapannya.

“Pak, biar korban ditaruh di tandu aja, kami harus mengecek keadaannya terlebih dahulu.” Salah petugas itu berkata.

Irfan kembali melirik wajah Naura yang semakin memucat, terpaksa ia merebahkan ke atas tandu, padahal ia ingin lekas turun dan membawanya ke rumah sakit.

Petugas itu langsung memeriksa denyut nadi, saturasi oksigen Naura “Saturasi korban sangat rendah hanya 90 mmHg, denyut nadi juga pelan. Siapkan oksigen dan korban harus segera dibawa ke rumah sakit.” Petugas melapor ke temannya dan langsung mengambil masker oksigen untuk dipasangkan ke hidung Naura.

Naura yang masih tidak sadarkan diri  segera dibawa ke rumah sakit melalui tangga darurat.

“Ante ... itut, angan ingalin Noah!” Noah kembali menangis, tangannya terulur seakan meminta papinya untuk turut membawanya.

Irfan yang baru saja ingin melangkah mengikuti tandu yang membawa Noah menoleh ke belakang. “Deri, kita ke rumah sakit bawa Noah,” pinta Irfan tampak pasrah, ketimbang anaknya akan menangis sepanjang hari nanti.

“Ik-ikut w-wanita itu?” tanya Deri masih belum hilang rasa terkejutnya ketika melihat wanita yang dulu pernah dinikahi oleh Irfan, dan Deri pada waktu itu berperan sebagai saudara Irfan. Deri pulalah yang mencari wanita yang cocok untuk didekati oleh Irfan saat mereka berdua ke Yogyakarta.

“Kamu gak perlu terlihat kaget seperti itu, sayalah yang lebih dahulu yang kaget,” balas Irfan raut wajahnya begitu dingin, lalu ia kembali melangkah menyusul ketertinggalannya.

Deri mendesah, matanya menatap Noah yang masih menangis. “Apa yang terjadi saat ini? Sebuah kebetulan atau memang Allah sengaja mempertemukan mereka?” batin Deri penuh tanda tanya.

Tandu yang membawa Naura sudah tiba di lobby dan langsung diambil alih oleh para medis, kemudian digiring ke mobil ambulance. Damar beserta Adiba-mamanya Irfan yang baru tiba, cukup tercengang melihat kekacauan yang terjadi di lobby perusahaannya, apalagi begitu mereka melihat Naura yang disusul Irfan dan Noah yang masih berderai air mata.

“Ada apa ini?” tanya Damar.

“Kami terjebak di lift, Naura pingsan ... kondisinya kekurangan oksigen. Aku harus mendampinginya ke rumah sakit, Pah, Mah,” jelas Irfan tampak terburu-buru menjawabnya. “Sertijab kita tunda dulu Pah.”

“Ya sudah, pantau keadaan Naura, kalau bisa beberapa karyawan yang Papa lihat turut dibawa ke rumah sakit, biar Noah sama Papa dan Mama,” balas Damar sembari mengulurkan tangannya pada Noah yang ada digendongan Deri.

“Ndak au, Noah au ama Ante ... Noah au ama Ante,” rengek Noah menolak sembari menepis tangan opanya.

Adiba dibuat terhenyak melihat rengekan Noah, layaknya anak yang sudah lengket dengan seorang, atau lebih tepatnya seperti dengan orang tuanya, tapi selama beberapa minggu kedatangan Irfan bersama keluarga kecilnya kembali ke Indonesia, belum pernah ia melihat Noah merengek atau tidak mau lepas dari Sofia, justru cucunya lebih dekat dengan Elin, baby sitternya.

“Irfan, Elin-nya mana? Biar Noah sama Elin jangan dibawa ke rumah sakit,” tanya Adiba ikutan ingin menggendong cucunya.

“No Oma! Noah au Ante ... au Ante,” rengek Noah sudah mulai tantrum. Irfan langsung mengambil Noah dari Deri.

“Tadi Elin masih ada di coffe shop, nanti biar Deri mencoba menghubunginya. Dan, sepertinya aku terpaksa membawa Noah ke rumah sakit Mah,” balas Irfan.

“Kalau begitu Mama juga ikut ke sana. Biar Deri cari Elin, setelah itu mereka menyusul ke rumah sakit,” putus Adiba ketika itu juga.

Irfan hanya bisa mendesah pelan serta menganggukkan kepalanya saja, kemudian mereka sama-sama berangkat ke rumah sakit.

***

Setibanya di rumah sakit, Naura langsung mendapatkan penanganan di ruang IGD. Irfan yang sudah tiba di rumah sakit bersama papanya mengurus semua administrasi karyawannya yang dilarikan ke sana atas nama perusahaan. Sementara itu, Noah ditinggal bersama Adiba di ruang tunggu sambil menikmati susu kotak yang sempat Irfan beli untuk Noah agar berhenti menangis.

Setelah hampir satu jam barulah Naura siuman tapi kondisinya masih lemas dan masih sesak untuk bernapas. Saran dari dokter harus di rawat satu hari ini agar kondisinya stabil, jika besok sudah lebih baik barulah diizinkan pulang.

Naura mengedarkan pandangan ke langit ruangan, hanya ada perawat yang sedang mengecek kondisinya. “Aku ada di mana?” batinnya bertanya. Lalu tak lama, terdengar suara derit pintu terbuka.

Suara tapak sepatu yang begitu tegas terdengar jelas, lalu tak lama terdengarlah suara bocah kecil memanggil.

“Ante!” panggil Noah, berlarian menuju ranjang yang ditempati Naura.

“Noah, hati-hati jangan berlarian,” pinta Adiba yang mengikuti langkah kaki cucunya. Sedangkan Irfan langkahnya begitu pelan saat mereka berdua beradu pandang.

Bocah kecil itu tidak peduli, yang ada di pikirannya saat ini adalah ingin dekat dengan Naura.

“Ante!” seru Noah ketika sudah mendekat, lalu kaki mungilnya menjinjit dengan kedua tangannya bertopang di tepi ranjang seakan ingin naik ke atas ranjang.

“Dede, jangan lari-larian lagi ya. Nanti Dede bisa jatuh, dengarkan kata Oma ya,” pinta  Naura begitu lembutnya sampai Adiba terhenyak.

“Noah au cama Ante. Oma, Papi angkat Noah dong ke atas,” pinta Noah sembari menepuk tepi ranjang.

Irfan hanya bisa mendesah, lalu menuruti permintaan Noah untuk mendudukkannya ke atas ranjang. Adiba mendekat, tetapi wanita paruh baya itu kembali terhenyak saat Noah sudah duduk di samping sekretaris suaminya yang masih berbaring.

Bersambung ... ✍️

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

menganggukkan

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

Deri tau rahasia mrk berdua ....Naura korban keegoisan Irfan 😡😡😡

2024-12-29

2

Puji Ustariana

Puji Ustariana

sepertinya deri mengetahui siapa naura ato pada saat nikah deri sebagai saksi ?

2025-03-14

0

Vera Wilda

Vera Wilda

Semoga orang tua Irfan curiga klo Noah ada mirip2 nya dg Naura

2025-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Jatuh Talak
2 Bab 2. Empat Tahun Kemudian
3 Bab 3. Kenyataan Yang Menyakitkan
4 Bab 4. Sambutan Irfan
5 Bab 5. Sikap Irfan
6 Bab 6. Perdana Kedekatan Naura Dan Noah
7 Bab 7. Perkara Pengunduran Naura
8 Bab 8. Curhatan Naura
9 Bab 9. Telepon Dari Irfan
10 Bab 10. Permintaan Sofia
11 Bab 11. Bertemu Kembali Dengan Noah
12 Bab 12. Terjebak Di Lift
13 Bab 13. Masih Terjebak Di Lift
14 Bab 14. Naura Pingsan
15 Bab 15. Adiba Curiga
16 Bab 16. Kebencian Irfan
17 Bab 17. Keinginan Adiba
18 Bab 18. Amarah Irfan
19 Bab 19. Kata-kata Alma
20 Bab 20. Adiba Tahu Rahasia Naura
21 Bab 21. Tolong Jaga Rahasia, Bu!
22 Bab 22. Sering Dipukul Dan Dicubit
23 Bab 23. Tante Sayang Sama Noah
24 Bab 24. Tukang Bohong
25 Bab 25. Menyambangi Sofia
26 Bab 26. Mengajak Noah Bermain
27 Bab 27. Jangan Campuri Urusanku!
28 Bab 28. Makan Bersama
29 Bab 29. Ketemu Sofia Lagi
30 Bab 30. Dasar Istri Matre
31 Bab 31. Ribut Di Dalam Mobil
32 Bab 32. Pisah Ranjang!
33 Bab 33. Mengundurkan Diri
34 Bab 34. Perlawanan Naura
35 Info sejenak : Penyesalan Suami-Mengejar Cinta Istri
36 Bab 35. Api Jangan Dilawan Dengan Api
37 Bab 36. Dirumahkan!
38 Bab 37. Noah Rewel
39 Bab 38. Mulai Terkuak
40 Bab 39. Keputusan Irfan
41 Bab 40. Bukti Yang Lain
42 Bab 41. Noah Sakit
43 Bab 42. Hasil Tes DNA
44 Bab 43. Meminta Bantuan Alma
45 Bab 44. Kedatangan Adiba, Damar Dan Noah
46 Bab 45. Anakku Belum Meninggal, Bu!!
47 Bab 46. Noah Harus Bersamaku!
48 Bab 47. Rembukan Atas Permintaan Adiba
49 Bab 48. Bukan Akhir Nasib Sofia Dan Deni
50 Bab 49. Warisan Irfan Ditarik
51 Bab 50. Mengalihkan Permintaan Noah
52 Bab 51. Pertemuan Yang Tak Teduga
53 Bab 52. Luka Lama Belum Sembuh
54 Bab 53. Penyesalan Yang Terlambat
55 Bab 54. Papi Mana, Mami?
56 Bab 55. Penculikan Noah
57 Bab 56. Di Bawah Bayang Gelap
58 Bab 57. Saran Dari Sahabat
59 Bab 58. Masa Kritis Irfan
60 Bab 59. Mami, Apan Kita Lihat Papi?
61 Bab 60. Harapan di Tengah Duka
62 Bab 61. Keajaiban Di Tengah Keputusasaan
63 Bab 62. Kebangkitan Irfan
64 Bab 63. Meniti Luka, Membangun Harapan
65 Bab 64. Penyesalan Yang Tiada Akhir
66 Bab 65. Tinggal Di Mansion Mahesa
67 Bab 66. Lembaran Baru
68 Bab 67. Menjalani Takdir Baru
69 Bab 68. T a m p a ran Untuk Naura
70 Curhat Dulu
71 Bab 69. Boleh Aku Bicara, Naura?
72 Bab 70. Meluapkan Isi Hati
73 Bab 71. Kala Rindu Terobati
74 Bab 72. Aku Mencintaimu, Naura
75 Bab 73. Adakah Kesempatan Kedua?
76 Bab 74. Permintaan Noah
77 Bab 75. Restu Adiba
78 Bab 76. Pertemuan Tak Terduga di Ruang Rawat
79 Bab 77. Mulai Melangkah Maju
80 Bab 78. Melamar Naura Kembali
81 Bab 79. Kejutan Untuk Naura
82 Bab 80. Jawaban Naura
83 Bab 81. Pengakuan Bagas
84 Bab 82. Maukah Jadi Istri Mas?
85 Bab 83. Naura Dikeroyok
86 Bab 84. Hari Yang Di Nanti
87 Bab 85. Happy Ending
88 Promo Karya Santi Suki
89 Promosi: Pembalasan Istri: Aku Yang Dianggap Boneka
90 Promosi: Belenggu Pernikahan Dengan Pria Narsistik
91 PROMOSI KARYA TERBARU MOMMY GHINA
92 Promosi: Pesona Istri Yang Haram Disentuh
93 Promosi Karya Terbaru Mommy Ghina
94 Promosi Karya Terbaru Ayah, Kau Di Mana?
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1. Jatuh Talak
2
Bab 2. Empat Tahun Kemudian
3
Bab 3. Kenyataan Yang Menyakitkan
4
Bab 4. Sambutan Irfan
5
Bab 5. Sikap Irfan
6
Bab 6. Perdana Kedekatan Naura Dan Noah
7
Bab 7. Perkara Pengunduran Naura
8
Bab 8. Curhatan Naura
9
Bab 9. Telepon Dari Irfan
10
Bab 10. Permintaan Sofia
11
Bab 11. Bertemu Kembali Dengan Noah
12
Bab 12. Terjebak Di Lift
13
Bab 13. Masih Terjebak Di Lift
14
Bab 14. Naura Pingsan
15
Bab 15. Adiba Curiga
16
Bab 16. Kebencian Irfan
17
Bab 17. Keinginan Adiba
18
Bab 18. Amarah Irfan
19
Bab 19. Kata-kata Alma
20
Bab 20. Adiba Tahu Rahasia Naura
21
Bab 21. Tolong Jaga Rahasia, Bu!
22
Bab 22. Sering Dipukul Dan Dicubit
23
Bab 23. Tante Sayang Sama Noah
24
Bab 24. Tukang Bohong
25
Bab 25. Menyambangi Sofia
26
Bab 26. Mengajak Noah Bermain
27
Bab 27. Jangan Campuri Urusanku!
28
Bab 28. Makan Bersama
29
Bab 29. Ketemu Sofia Lagi
30
Bab 30. Dasar Istri Matre
31
Bab 31. Ribut Di Dalam Mobil
32
Bab 32. Pisah Ranjang!
33
Bab 33. Mengundurkan Diri
34
Bab 34. Perlawanan Naura
35
Info sejenak : Penyesalan Suami-Mengejar Cinta Istri
36
Bab 35. Api Jangan Dilawan Dengan Api
37
Bab 36. Dirumahkan!
38
Bab 37. Noah Rewel
39
Bab 38. Mulai Terkuak
40
Bab 39. Keputusan Irfan
41
Bab 40. Bukti Yang Lain
42
Bab 41. Noah Sakit
43
Bab 42. Hasil Tes DNA
44
Bab 43. Meminta Bantuan Alma
45
Bab 44. Kedatangan Adiba, Damar Dan Noah
46
Bab 45. Anakku Belum Meninggal, Bu!!
47
Bab 46. Noah Harus Bersamaku!
48
Bab 47. Rembukan Atas Permintaan Adiba
49
Bab 48. Bukan Akhir Nasib Sofia Dan Deni
50
Bab 49. Warisan Irfan Ditarik
51
Bab 50. Mengalihkan Permintaan Noah
52
Bab 51. Pertemuan Yang Tak Teduga
53
Bab 52. Luka Lama Belum Sembuh
54
Bab 53. Penyesalan Yang Terlambat
55
Bab 54. Papi Mana, Mami?
56
Bab 55. Penculikan Noah
57
Bab 56. Di Bawah Bayang Gelap
58
Bab 57. Saran Dari Sahabat
59
Bab 58. Masa Kritis Irfan
60
Bab 59. Mami, Apan Kita Lihat Papi?
61
Bab 60. Harapan di Tengah Duka
62
Bab 61. Keajaiban Di Tengah Keputusasaan
63
Bab 62. Kebangkitan Irfan
64
Bab 63. Meniti Luka, Membangun Harapan
65
Bab 64. Penyesalan Yang Tiada Akhir
66
Bab 65. Tinggal Di Mansion Mahesa
67
Bab 66. Lembaran Baru
68
Bab 67. Menjalani Takdir Baru
69
Bab 68. T a m p a ran Untuk Naura
70
Curhat Dulu
71
Bab 69. Boleh Aku Bicara, Naura?
72
Bab 70. Meluapkan Isi Hati
73
Bab 71. Kala Rindu Terobati
74
Bab 72. Aku Mencintaimu, Naura
75
Bab 73. Adakah Kesempatan Kedua?
76
Bab 74. Permintaan Noah
77
Bab 75. Restu Adiba
78
Bab 76. Pertemuan Tak Terduga di Ruang Rawat
79
Bab 77. Mulai Melangkah Maju
80
Bab 78. Melamar Naura Kembali
81
Bab 79. Kejutan Untuk Naura
82
Bab 80. Jawaban Naura
83
Bab 81. Pengakuan Bagas
84
Bab 82. Maukah Jadi Istri Mas?
85
Bab 83. Naura Dikeroyok
86
Bab 84. Hari Yang Di Nanti
87
Bab 85. Happy Ending
88
Promo Karya Santi Suki
89
Promosi: Pembalasan Istri: Aku Yang Dianggap Boneka
90
Promosi: Belenggu Pernikahan Dengan Pria Narsistik
91
PROMOSI KARYA TERBARU MOMMY GHINA
92
Promosi: Pesona Istri Yang Haram Disentuh
93
Promosi Karya Terbaru Mommy Ghina
94
Promosi Karya Terbaru Ayah, Kau Di Mana?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!