Tebakan Papa

Flashback On

Dua Minggu Yang Lalu... 

Seorang pria paruh baya sedang terbaring lemah di atas ranjang pasien. Dengan selang infus yang melekat di punggung tangannya itu. Wajahnya tampak begitu pucat, tapi ia berusaha untuk tetap kuat.

Selama beberapa bulan ini ia menyembunyikan penyakit yang ia derita, karena tidak mau satu orang pun tahu apa yang sedang ia alami. Termasuk dari orang yang paling berharga di hidup nya.

"Dia sudah datang, Pak". Ucap seorang pria yang merupakan orang kepercayaan nya.

"Suruh dia masuk!".

Pria yang merupakan orang kepercayaan nya itu pun segera menganggukkan kepalanya. Dan membawa seorang  pria dewasa untuk masuk kedalam ruangan rawat tersebut.

Wajah tampan nan gagah itu, membuat pria paruh baya yang sedang berada di atas brankar pasien tersenyum.

"Pantas saja, Putriku menyukai mu!". Ujarnya tanpa basa- basi lagi. Dan membuat Sang pria tampak menautkan kedua alisnya bingung.

"Duduk lah!". Titahnya lagi sambil melirik kursi di samping ranjang nya.

Pria itu pun menurut, lalu mendaratkan bokongnya di kursi yang telah di siapkan sebelum nya.

“Saya minta maaf!, karena mungkin sudah menganggu waktu anda pak komandan!” ujar pria paruh baya itu masih dengan senyuman hangat nya.

Tak ada sedikit pun kemarahan disana, atau ia bersikap tak sopan. Di hadapan seorang pria gagah nan berwibawa tersebut. Bahkan, di kota ini siapa yang tidak mengenal pria gagah itu. Mungkin, cuma putrinya saja yang tak tahu, jika di kota mereka ada seorang perwira tampan dan rupawan. Yang selalu jadi idola semua kaum hawa setiap kali melihatnya.

"Saya tdak akan menuntut anda karena telah merusak masa depan putriku".

"Saya sudah tahu konsekuensi nya Pak". Jawab Sang pria tanpa ragu sedikitpun.

Membuat pria paruh baya itu kembali tersenyum. Sebab, memang dari awal ia tak ada niat untuk mengajak perang sama sekali. Sebagai seorang ayah, ia hanya ingin yang terbaik untuk putri semata wayang nya.

"Kau sudah tahu kondisi ku, bukan?". Tanya nya serius. Pria dewasa dengan wajah tampan dan penuh wibawa itu hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Saya harap, setelah saya pergi kamu bisa menggantikan  posisi saya, untuk menjaga dan melindungi dia!. Karena dia adalah satu-satunya hal berharga bagi saya!"

“Kenapa anda percaya kepada saya?” tanya sang pria tampan itu sambil menatap, pria paruh baya di hadapan nya.

“Bukannya sebelum malam itu, putri anda memiliki seorang kekasih yang jauh lebih lama mengenal nya, bahkan putri anda begitu mencintai pria itu daripada—”

"Waktu saya tidak banyak, sebelum saya pergi saya juga ingin menjadi wali nikah untuknya!. Dan saya percaya jika kamu bisa membahagiakan nya kelak ". pria patuh baya itu langsung memotong ucapan pria pria di hadapannya.

" Pak saya—"

"Saya tidak memaksa kamu untuk mencintai dia saat ini!". Potong pria paruh baya itu lagi cepat. " Saya hanya ingin kamu bertanggungjawab dengan apa yang telah kamu lakukan padanya!. Anggap saja itu konsekuensi yang harus kamu terima! ". Sambungnya lagi dengan nada santai.

Pria dewasa itu hanya diam tanpa ingin menolak ataupun mengiyakan nya. Namun, sejujurnya ia juga tidak akan lari dari perbuatannya itu sendiri.

"Tolong ambil amplop itu!”.Pinta Sang pria paruh baya melirik kearah nakas.

Tangan pria dewasa itu terulur untuk mengambil amplop yang di maksud. Baru saja ia akan menyodorkan nya kepada pria paruh baya tersebut. Sang pria paruh baya malah langsung berkata.

"Simpan lah oleh mu!. Di dalam sana juga ada foto wanita yang merupakan ibu kandung nya. Saya harap setelah saya tiada nanti. Kamu bisa menjaga nya dari wanita itu!". Pintanya dengan nada memohon.

"Kenapa anda menyerahkan semua ini pada saya?”

"Karena saya tidak percaya pada siapun saat ini. Selain putri ku sendiri dan juga asisten saya. Tapi, sekarang saya tidak punya pilihan lain. Putri ku telah memilih kamu, meskipun dengan cara yang tidak benar, saya percaya jika pilihan dia tidak akan pernah salah!".

"Apa kamu bersedia melakukan nya?". tanya pria paruh baya itu lagi dengan tatapan memohon.

"Akan saya usahakan yang terbaik nantinya". Jawab Sang pria tampan itu dengan nada tegasnya. Membuat seorang pasien pria itu tersenyum.

Ia tak menyangka jika pria pilihan putrinya ini, begitu bertanggungjawab dan tegas. Dengan begini ia bisa tenang nantinya. Walaupun sebenarnya ia pun akan sangat sedih. Meninggalkan putri semata wayangnya sebelum benar-benar dewasa.

“Terimakasih!, karena kamu sudah menerima semua permintaan saya ini!”

“Pak saya begini bukan karena anda saja, tapi saya merasa memang saya harus bertanggungjawab!"

Lagi-lagi pria paruh baya itu di buat tersenyum. Ia yakin putrinya pasti akan aman bersamanya. Dan ia berharap sang putri pun bisa bahagia setelah kepergian nya nanti.

*

*

*

“Baby...!”

“Iya, Pa sebentar lagi!”

Sudah hampir satu jam ia menunggu putrinya, tapi yang di tunggu malah tak kunjung keluar kamar. Malah hanya suaranya saja yang bisa di dengar sampai ke lantai dasar.

“Mau pergi sama papa saja, dandannya lama sekali” sindir sang papa ketika baru melihat Baby menuruni anak tangga sana.

“Pa, anak perawan itu haru selalu tampil cantik kapan pun. Apalagi mau keluar rumah, siapa tahu nanti di jalan ketemu calon mertua"

Ia menjawab dengan kekonyolan nya sendiri, sehingga papa nya hanya bisa menggeleng kan kepalanya saja. Walaupun ada sedikit kesedihan di hatinya. Yang tak mudah untuk ia ungkapkan saat ini.

Baginya, Baby adalah harta paling berharga yang ia miliki. Jika, kekayaan ini sebenarnya sanggup ia tukar dengan kehidupan sederhana. Asalkan ia bisa selalu tetap berada di samping putri semata wayangnya tersebut.

Namun, sebagai hamba hanya bisa pasrah saja akan semua ketentuannya, karena sang pemberi hidup sudah menginginkan dirinya untuk kembali di sisiNya lagi.

“Pa, sebenarnya siapa sih yang mau datang malam ini?" tanya Baby seraya menggandeng tangan papanya, menuju arah mobil sana.

Keduanya saat ini sudah berada di depan teras, bahkan asisten sang papa yang biasa Baby panggil paman Arif itu sudah berdiri di depan mobil mereka sana. Dan siap mengantarkan atasannya kemanapun hari ini.

“Nanti malam juga kamu tahu sendiri!” jawab papanya sambil tersenyum.

“Tapi, kalau Baby mau di jodohkan Baby akan menolak loh pap!"

“Sembarangan kalau bicara!. Awas saja kalau tidak ditolak nanti!”

“Iih, papa!?" Baby mulai mengerucutkan bibirnya. Namun, pak Gunawan malah tertawa akan tingkah putri tunggal nya itu.

Seharian ini ia ingin menghabiskan waktu bersama sang putri, dan menuruti apapun itu permintaan nya. Karena, kemungkinan setelah hari ini ia tidak akan bisa lagi, menemani Baby.

“Paman Arif, siapa sih yang akan datang?"

“Maaf non, paman juga tidak tahu”

“Ck, Paman pasti sudah bersekongkol sama papa!" balas Baby langsung masuk kedalam mobil, menyusul sang papa yang sudah duduk tenang sejak beberapa detik yang lalu.

“Pa, awas saja kalau main jodoh-jodohan!. Baby akan menolaknya langsung, karena baby udah ada—”

“Calon suami?”

Deg!?

Terpopuler

Comments

Ari Nuryanti

Ari Nuryanti

alhamdulillah papa sudah tau dri awal....kasihan kamu bocah dikerjain😁😁

2025-01-24

0

Atik Sunarti

Atik Sunarti

yes....

2024-12-25

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

nahloh ketahuan papa mertua si om Nikki

2024-08-15

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2 Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3 Di buat Pusing
4 Merubah Penampilan
5 Tepat Sasaran
6 Gas Terus
7 Kesayangan Om Duda
8 Panas Dingin
9 Om!?
10 Calon Pasangan Somplak
11 Bab 11 Tamu Jauh
12 Rahasia Keluarga Baby
13 Kekecewaan Baby
14 Tebakan Papa
15 Lamaran Dadakan
16 Berjalan Lancar
17 Ujung-ujungnya Malah Lubang
18 Bikin Anak!
19 Rubah Betina
20 Kesedihan
21 Berduka
22 Pemakaman
23 Istri Mesum
24 Somplak
25 Pesona Pengantin Baru
26 Tenaga Kuda
27 Di anterin Paksu
28 Mendadak di Akui
29 Istri Somplak Vs Suami Mesum
30 Tanpa Rem
31 Gara-gara Es Krim
32 Kekacauan Di Rumah Gunawan
33 Istri Sembrono Nikki
34 Jatuh Pingsan
35 Mulai Romantis
36 Kelakuan Bumil
37 Kelakuan Bumil
38 Mantan Sudah Basi
39 Tak Terduga
40 Mandi Bersama
41 Dekapan Hangat Suami matang Ku
42 Baru Keluar Sebentar Saja
43 Ada Maunya
44 Masuk Rumah Sakit Kembali
45 Rumah Sakit Kembali
46 Tak Tahu Malu
47 Bersenda Gurau
48 Gagal Mengurus Skripsi
49 Bagai Seorang Detektif Saja
50 Terpojok
51 Makan Siang Berdua
52 Rahasia Tersembunyi Maya
53 Sindiran buat Nikki
54 Pulang Ke Jakarta
55 Kumpul Keluarga
56 Kejutan
57 Olahraga di rumah Baru
58 Berita Duka
59 Musibah Tak Berbau
60 Koma
61 Jeritan Tengah Malam
62 Gagal gara-gara ibu mertua
63 Mengulang Lagi
64 Rumah Baru
65 Serangan di Jalan
66 Cotehan di Pagi Hari
67 Menghadiri Pesta
68 Rumah Sakit
69 Kedatangan Maya
70 Bunda Yang Serba Bisa
71 Hanya Diam!
72 Keinginan Tari
73 Kepergok Om Dave
74 Kesempatan Bagus!
75 Tak Mau Kalah
76 Niat Baik
77 Kegugupan Tari
78 Keponakan Nikki
79 Hubungan Diam-Diam
80 Trauma Lama Dave
81 Rumah Sakit
82 Ibu Sambung Yang Langka
83 Penampilan Baru Tari
84 Hanya Pura-pura
85 Kekesalan Tari
86 Mati Rasa
87 Semakin Harmonis
88 Ponsel Berendam
89 Kembali Ke Jakarta
90 Kepergok sepupu
91 Cinta Ugal-ugalan Dave
92 Kembalinya Masa Lalu Dave
93 Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94 Godaan Yasmine
95 Kemurkaan Nikki
96 Jebakan Untuk Dave
97 Ada yang terlewat kan
98 Salah Orang
99 Panas Sendiri
100 Calon Papi Mertua
101 Jemput Pacar
102 Misi Awal Dave
103 103 Mata-mata papi Mertua
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2
Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3
Di buat Pusing
4
Merubah Penampilan
5
Tepat Sasaran
6
Gas Terus
7
Kesayangan Om Duda
8
Panas Dingin
9
Om!?
10
Calon Pasangan Somplak
11
Bab 11 Tamu Jauh
12
Rahasia Keluarga Baby
13
Kekecewaan Baby
14
Tebakan Papa
15
Lamaran Dadakan
16
Berjalan Lancar
17
Ujung-ujungnya Malah Lubang
18
Bikin Anak!
19
Rubah Betina
20
Kesedihan
21
Berduka
22
Pemakaman
23
Istri Mesum
24
Somplak
25
Pesona Pengantin Baru
26
Tenaga Kuda
27
Di anterin Paksu
28
Mendadak di Akui
29
Istri Somplak Vs Suami Mesum
30
Tanpa Rem
31
Gara-gara Es Krim
32
Kekacauan Di Rumah Gunawan
33
Istri Sembrono Nikki
34
Jatuh Pingsan
35
Mulai Romantis
36
Kelakuan Bumil
37
Kelakuan Bumil
38
Mantan Sudah Basi
39
Tak Terduga
40
Mandi Bersama
41
Dekapan Hangat Suami matang Ku
42
Baru Keluar Sebentar Saja
43
Ada Maunya
44
Masuk Rumah Sakit Kembali
45
Rumah Sakit Kembali
46
Tak Tahu Malu
47
Bersenda Gurau
48
Gagal Mengurus Skripsi
49
Bagai Seorang Detektif Saja
50
Terpojok
51
Makan Siang Berdua
52
Rahasia Tersembunyi Maya
53
Sindiran buat Nikki
54
Pulang Ke Jakarta
55
Kumpul Keluarga
56
Kejutan
57
Olahraga di rumah Baru
58
Berita Duka
59
Musibah Tak Berbau
60
Koma
61
Jeritan Tengah Malam
62
Gagal gara-gara ibu mertua
63
Mengulang Lagi
64
Rumah Baru
65
Serangan di Jalan
66
Cotehan di Pagi Hari
67
Menghadiri Pesta
68
Rumah Sakit
69
Kedatangan Maya
70
Bunda Yang Serba Bisa
71
Hanya Diam!
72
Keinginan Tari
73
Kepergok Om Dave
74
Kesempatan Bagus!
75
Tak Mau Kalah
76
Niat Baik
77
Kegugupan Tari
78
Keponakan Nikki
79
Hubungan Diam-Diam
80
Trauma Lama Dave
81
Rumah Sakit
82
Ibu Sambung Yang Langka
83
Penampilan Baru Tari
84
Hanya Pura-pura
85
Kekesalan Tari
86
Mati Rasa
87
Semakin Harmonis
88
Ponsel Berendam
89
Kembali Ke Jakarta
90
Kepergok sepupu
91
Cinta Ugal-ugalan Dave
92
Kembalinya Masa Lalu Dave
93
Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94
Godaan Yasmine
95
Kemurkaan Nikki
96
Jebakan Untuk Dave
97
Ada yang terlewat kan
98
Salah Orang
99
Panas Sendiri
100
Calon Papi Mertua
101
Jemput Pacar
102
Misi Awal Dave
103
103 Mata-mata papi Mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!