Kekecewaan Baby

Esok harinya...

Tok... Tok... Tok...

"Non, Bapak udah nungguin di meja makan untuk sarapan! ".

Teriak asisten rumah tangga, mengetuk pintu kamar Baby. Dimana gadis itu masih juga belum memperlihatkan tanda-tanda untuk bangun.

"Aku masih ngantuk bik". Sahutnya dari dalam kamar. Tanpa ingin keluar dari selimut tebal, yang membungkus tubuhnya.

"Bapak bilang, ada yang ingin di bicarakan non".

" Iya-Iya, lima menit lagi aku turun ". Teriaknya lagi dengan sedikit rasa kesalnya.

Baby pun menyibak selimut tebal itu. Sambil berusaha untuk mengoptimalkan kesadarannya. Ingatan  tentang apa yang telah ia lihat semalam, dimana, Ia baru tahu jika Mamanya masih hidup. Dan dengan tega telah meninggalkan dia dan papanya begitu ssja. Hanya karena perusahaan Papanya sempat terancam bangkrut.

Kenyataan dimana, alasan sang Papa menutupi semua ini. Hanya agar baby tidak membenci mamanya sendiri. Dan rasa bersalah sang Papa, yang tidak bisa menjadi kepala rumah tangga dengan baik.

Baby tak menyangka, jika Papa nya juga selama ini memendam perasaannya sendiri. Hal itu juga yang membuat Baby merasa bersalah. Karena telah memaksa papanya, untuk menceritakan kejujuran ini.

"Huh... Aku tidak menyangka, jika aku terlahir dari wanita yang tak memiliki hati nurani". Lirih Baby tak bisa membayangkan perasaan Papanya saat itu.

Dan disini juga Baby baru sadar. Kenapa Papa nya selalu sibuk bekerja. Dan kadang sampai tak mengenal lelah. Semua itu Pak Gunawan lakukan, hanya untuk membuat hidup Baby bahagia. Dan berkecukupan tanpa kekurangan seperti dulu. Saat dimana ia terpuruk dan jatuh sejatuh-jatuhnya.

"Aku harus minta maaf sama Papa! ". Ujarnya sebelum ia beranjak dari atas tempat tidurnya itu.

Setelah semalaman terus berpikir. Akhirnya Baby, memutuskan untuk tidak bertanya lebih dalam lagi tentang Mamanya, gadis itu pun tidak mau tahu sekarang Mamanya ada dimana?. Kenyataan semalam juga telah sedikit membuatnya sadar.Jika wanita yang ia harapakan itu merupakan wanita yang baik dan lemah lembut.Taoi,pada kenyataannya ia salah, Baby merasa bersalah kepada Papanya.

Baby melirik jam bankers di atas nakas. Yang masih menunjukkan pukul tujuh pagi, hari ini bukan hari weekend. Baby sedikit heran, Kenapa Papanya masih ada di rumah saat ini. Sebab Biasanya sebelum ia bangun sang papa malah sudah pergi duluan. Dan sangat jarang sekali berada di rumah, baik weekend maupun hari biasa begini.

"Apa Papa tidak pergi bekerja? ". Guman Baby pelan.

"Ah, terserah!.Bukannya itu lebih baik, karena aku juga sudah lama tidak pergi jalan-jalan berdua sama Papa". Baby tersenyum dan langsung beranjak dari atas kasur empuk itu. Untuk segera masuk kedalam kamar mandinya sana.

*

*

*

Baby turun setelah ia mencuci wajahnya. Namun, Gadis itu belum mandi sama sekali. Lalu menyapa Pria paruh baya yang terlihat sedang membaca koran dengan satu gelas kopi hangat di atas meja ruangan makan saat ini.

"Pagi, Pa". Sapa Baby, yang langsung mencium pipi Pak Gunawan.

"Kau terlambat dua menit, Sayang". Ujar Pak Gunawan melirik arloji di pergelangan tangannya.

Baby hanya tersenyum tipis. Dan memilih duduk di salah satu kursi tepat di hadapan Papanya. Baby juga memperhatikan penampilan Pak Gunawan. Dimana, sang papa berpenampilan sangat santai hari ini. Tak seperti biasanya saja.

"Papa, Gak kerja?".Tanya Baby sambil meraih roti gandum favorit nya.

Pak Gunawan menyesap kopi hangatnya. Kemudian menatap wajah putrinya. " Setelah sarapan, Papa temani kamu belanja! ". Ujarnya tanpa berniat menjawab terlebih dahulu pertanyaan putrinya.

Baby menautkan kedua alisnya bingung. Karena selama ia berusia dua puluh tahun ini. Mungkin bisa di hitung dengan jari. Kapan terakhir Papanya, bisa jalan bersama dengannya.

"Pa, Baby mau mager saja hari ini. Lagian, Baby juga kemarin udah belanja. Masak mau belanja lagi". Tolak Baby yang memang tak berniat untuk pergi kemana- mana hari ini.

"Papa hanya ingin nanti malam kamu tampil cantik!. Karena kita akan kedatangan tamu". Jawab Pak Gunawan mengulum senyumnya.

"Tamu? ". Ulang Baby lirih sambil menatap bingung akan senyuman pak Gunawan pagi ini.

" Ayo lanjutkan sarapannya dulu!. Setelah ini kita harus siap-siap! ". Pak Gunawan malah mengalihkan pembicaraan, padahal Baby masih sangat ingin bertanya banyak hal perihal tamu nya nanti malam.

Walau sedikit curiga akan gelagat Papanya. Baby tak mau ambil pusing. Gadis itu pun melanjutkan sarapan tanpa berniat mendesak sang Papa, dengan tamu yang akan mereka sambut nanti malam.

Sedangkan, Pak Gunawan hanya tersenyum penuh arti. Melihat putrinya yang semakin dewasa. Namun, di balik senyum itu sebenarnya ada sesuatu hal yang membuat pria paruh baya itu menahan kesedihan mendalam.

"Papa harap, Kau akan selalu di limpahkan kebahagiaan, Sayang! ". Batin Pak Gunawan mendoakan putrinya.

Tak ada satu pun orang tua yang rela melihat anak-anak nya menderita. Jangan kan untuk menderita, bersedih saja mereka ikut terluka. Dan mungkin inilah yang bisa di lakukan oleh Pak Gunawan. Berusaha membuat putrinya bahagia dan juga hidup dengan layak. Meskipun, nantinya ia sudah tidak bisa lagi melihat senyum dan canda tawa dari Baby.

Ataupun bisa terus bersama-sama, apalagi melihat cucunya kelak lahir. Pak Gunawan sedih dengan apa yang menimpanya dulu,dan sekarang. Ujian hidupnya tak pernah usai. Namun, di lain sisi ia telah lega akhirnya sebagai orang tua pak Gunawan mampu membuat kehidupan Baby tercukupi tanpa ada yang kurang satu apapun lagi.

Jika ia gagal dalam membina rumah tangganya. Harapan Pak Gunawan, putrinya tidak akan mengalami hal yang sama seperti yang ia alami dulu.

"Papa kok gak sarapan? ". Baby bertanya sambil melirik piring nasi goreng milik Pak Gunawan. Dimana masih saja utuh seperti semula. Sedangkan, Baby sudah habis satu potong roti gandum nya.

"Oh, Papa hanya sedang berpikir saja. Jika seandainya ini adalah momen terakhir Papa. Yang bisa sarapan berdua dengan kamu sayang". Jawab Pak Gunawan lirih.

“PAPA...!?" Baby langsung menatap pak Gunawan tajam.

"Papa kok ngomongnya gitu, sih?". Baby kembali meletakkan gelas jus nya. Lalu menatap wajah Papa nya dengan intens.

"Sayang, kamu itu semakin lama kan semakin dewasa. Jadi, kelak kamu akan menikah dan ikut dengan suami kamu, itu maksud Papa tadi". Timpal Pak Gunawan sambil tersenyum sambil meraih punggung tangan Baby, mengusapnya pelan.

"Papa, walaupun Baby udah nikah. Baby juga akan lebih sering mengunjungi Papa kok". Jawab Baby tanpa curiga sedikitpun.

Pak Gunawan hanya tersenyum saja. Dan menganggukkan kepalanya."Ayo lanjutin lagi sarapan nya!". Ujarnya mengalihkan pembicaraan nya kembali.

"Maafkan Papa, Sayang!. Papa mungkin tidak bisa menjagamu lebih lama lagi". Batin Pak Gunawan berusaha menahan dirinya.

Saat ini pun pria paruh baya itu. Berusaha keras untuk tetap kuat di depan Baby, putri semata wayangnya yang ia miliki. Ia berusaha agar Baby tidak sedih dengan apa yang menimpanya. Sebisa mungkin, Pak Gunawan bertahan sampai ia melihat Baby bahagia bersama pria yang tepat nantinya.

Terpopuler

Comments

Haryati Atik Atik

Haryati Atik Atik

Papa baby skt y Thor sian

2024-10-01

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

semoga papa baby bisa mendampingi sampe menikah dgn om nikki

2024-08-14

1

Dien Elvina

Dien Elvina

aku lupa padahal udah pernah baju di pijo ..kalo gak salah papa Baby punya penyakit yng mematikan 🤧

2024-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2 Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3 Di buat Pusing
4 Merubah Penampilan
5 Tepat Sasaran
6 Gas Terus
7 Kesayangan Om Duda
8 Panas Dingin
9 Om!?
10 Calon Pasangan Somplak
11 Bab 11 Tamu Jauh
12 Rahasia Keluarga Baby
13 Kekecewaan Baby
14 Tebakan Papa
15 Lamaran Dadakan
16 Berjalan Lancar
17 Ujung-ujungnya Malah Lubang
18 Bikin Anak!
19 Rubah Betina
20 Kesedihan
21 Berduka
22 Pemakaman
23 Istri Mesum
24 Somplak
25 Pesona Pengantin Baru
26 Tenaga Kuda
27 Di anterin Paksu
28 Mendadak di Akui
29 Istri Somplak Vs Suami Mesum
30 Tanpa Rem
31 Gara-gara Es Krim
32 Kekacauan Di Rumah Gunawan
33 Istri Sembrono Nikki
34 Jatuh Pingsan
35 Mulai Romantis
36 Kelakuan Bumil
37 Kelakuan Bumil
38 Mantan Sudah Basi
39 Tak Terduga
40 Mandi Bersama
41 Dekapan Hangat Suami matang Ku
42 Baru Keluar Sebentar Saja
43 Ada Maunya
44 Masuk Rumah Sakit Kembali
45 Rumah Sakit Kembali
46 Tak Tahu Malu
47 Bersenda Gurau
48 Gagal Mengurus Skripsi
49 Bagai Seorang Detektif Saja
50 Terpojok
51 Makan Siang Berdua
52 Rahasia Tersembunyi Maya
53 Sindiran buat Nikki
54 Pulang Ke Jakarta
55 Kumpul Keluarga
56 Kejutan
57 Olahraga di rumah Baru
58 Berita Duka
59 Musibah Tak Berbau
60 Koma
61 Jeritan Tengah Malam
62 Gagal gara-gara ibu mertua
63 Mengulang Lagi
64 Rumah Baru
65 Serangan di Jalan
66 Cotehan di Pagi Hari
67 Menghadiri Pesta
68 Rumah Sakit
69 Kedatangan Maya
70 Bunda Yang Serba Bisa
71 Hanya Diam!
72 Keinginan Tari
73 Kepergok Om Dave
74 Kesempatan Bagus!
75 Tak Mau Kalah
76 Niat Baik
77 Kegugupan Tari
78 Keponakan Nikki
79 Hubungan Diam-Diam
80 Trauma Lama Dave
81 Rumah Sakit
82 Ibu Sambung Yang Langka
83 Penampilan Baru Tari
84 Hanya Pura-pura
85 Kekesalan Tari
86 Mati Rasa
87 Semakin Harmonis
88 Ponsel Berendam
89 Kembali Ke Jakarta
90 Kepergok sepupu
91 Cinta Ugal-ugalan Dave
92 Kembalinya Masa Lalu Dave
93 Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94 Godaan Yasmine
95 Kemurkaan Nikki
96 Jebakan Untuk Dave
97 Ada yang terlewat kan
98 Salah Orang
99 Panas Sendiri
100 Calon Papi Mertua
101 Jemput Pacar
102 Misi Awal Dave
103 103 Mata-mata papi Mertua
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2
Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3
Di buat Pusing
4
Merubah Penampilan
5
Tepat Sasaran
6
Gas Terus
7
Kesayangan Om Duda
8
Panas Dingin
9
Om!?
10
Calon Pasangan Somplak
11
Bab 11 Tamu Jauh
12
Rahasia Keluarga Baby
13
Kekecewaan Baby
14
Tebakan Papa
15
Lamaran Dadakan
16
Berjalan Lancar
17
Ujung-ujungnya Malah Lubang
18
Bikin Anak!
19
Rubah Betina
20
Kesedihan
21
Berduka
22
Pemakaman
23
Istri Mesum
24
Somplak
25
Pesona Pengantin Baru
26
Tenaga Kuda
27
Di anterin Paksu
28
Mendadak di Akui
29
Istri Somplak Vs Suami Mesum
30
Tanpa Rem
31
Gara-gara Es Krim
32
Kekacauan Di Rumah Gunawan
33
Istri Sembrono Nikki
34
Jatuh Pingsan
35
Mulai Romantis
36
Kelakuan Bumil
37
Kelakuan Bumil
38
Mantan Sudah Basi
39
Tak Terduga
40
Mandi Bersama
41
Dekapan Hangat Suami matang Ku
42
Baru Keluar Sebentar Saja
43
Ada Maunya
44
Masuk Rumah Sakit Kembali
45
Rumah Sakit Kembali
46
Tak Tahu Malu
47
Bersenda Gurau
48
Gagal Mengurus Skripsi
49
Bagai Seorang Detektif Saja
50
Terpojok
51
Makan Siang Berdua
52
Rahasia Tersembunyi Maya
53
Sindiran buat Nikki
54
Pulang Ke Jakarta
55
Kumpul Keluarga
56
Kejutan
57
Olahraga di rumah Baru
58
Berita Duka
59
Musibah Tak Berbau
60
Koma
61
Jeritan Tengah Malam
62
Gagal gara-gara ibu mertua
63
Mengulang Lagi
64
Rumah Baru
65
Serangan di Jalan
66
Cotehan di Pagi Hari
67
Menghadiri Pesta
68
Rumah Sakit
69
Kedatangan Maya
70
Bunda Yang Serba Bisa
71
Hanya Diam!
72
Keinginan Tari
73
Kepergok Om Dave
74
Kesempatan Bagus!
75
Tak Mau Kalah
76
Niat Baik
77
Kegugupan Tari
78
Keponakan Nikki
79
Hubungan Diam-Diam
80
Trauma Lama Dave
81
Rumah Sakit
82
Ibu Sambung Yang Langka
83
Penampilan Baru Tari
84
Hanya Pura-pura
85
Kekesalan Tari
86
Mati Rasa
87
Semakin Harmonis
88
Ponsel Berendam
89
Kembali Ke Jakarta
90
Kepergok sepupu
91
Cinta Ugal-ugalan Dave
92
Kembalinya Masa Lalu Dave
93
Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94
Godaan Yasmine
95
Kemurkaan Nikki
96
Jebakan Untuk Dave
97
Ada yang terlewat kan
98
Salah Orang
99
Panas Sendiri
100
Calon Papi Mertua
101
Jemput Pacar
102
Misi Awal Dave
103
103 Mata-mata papi Mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!