Bab 11 Tamu Jauh

Baby langsung melongo tak percaya. Jika seorang Nikki memberinya pertanyaan seperti itu. Bahkan, wajah pria itu saat ini. Terlihat begitu serius.

"Jawab aku Baby!. Apa kau benar benar sudah siap untuk menikah? ". Ulang Nikki lagi yang kini malah menatap wajah Baby sangat intens.

"Apa om sedang mencoba melamar ku atau hanya sekedar bernegosiasi saja?". Tanya Balik Baby yang tak akan percaya begitu saja, setelah ia pernah merasakan, di campakkan oleh pria yang ia cinta.

"Kau hanya perlu menjawab!Ya atau tidak!. Kenapa harus ada pertanyaan balik? ". Geram Nikki yang mulai bangkit dari tidurnya, lalu memilih duduk dengan tatapan tanpa di putus kewajah Baby.

"Tentu saja aku siap! ". Walaupun ia sedikit ragu, tapi baginya itu jauh lebih baik, sebelum pria dewasa di hadapan nya ini berubah pikiran lagi nantinya.

Nikki menarik sudut bibir nya. Lalu ia kembali menatap wajah cantik Baby. "Kau tahu, jika menikah dengan seorang abdi negara itu, tidak lah mudah". Ujar Nikki mulai membuka obrolan nya lebih serius lagi.

"Kau harus siap di tinggal kapan pun!,karena tugas dan juga kewajiban nya!" Ungkap Nikki dengan tatapan penuh keseriusan nya. ”Apa kau mampu hidup sederhana?.Dan juga ikut kemana pun suamimu di pindah tugaskan? ". Sambung Nikki lagi dengan tak kalah seriusnya lagi.

"Dan kau juga harus tahu!, jika sudah menikah dengan  abdi negara. Kau tidak akan mudah untuk bercerai! ".Nikki menatap wajah Baby yang sejak tadi hanya diam sambil menatap wajah pria di hadapan nya tanpa berkedip sedikitpun juga.

"Aku tak yakin, jika kau akan tahan akan semua aturan IB". Nikki mulai mengejek Baby.

Banyak hal yang benar benar, harus di pertimbangkan oleh Nikki. Apalagi, ia dapat melihat karakter Baby yang belum dewasa ini. Gadis itu masih ingin bebas dan hura- hura. Ia takut nantinya pernikahan nya akan gagal di tengah jalan. Apalagi, Baby juga harus menerima putrinya. Dimana Mentari yang usianya juga tak begitu jauh jaraknya dari Baby.

Tidak mudah untuk menjadi seorang ibu sambung. Dan juga pendamping seorang perwira polisi seperti Nikki. Inilah hal yang sebenarnya Nikki takut kan sejak awal. Karena, setelah ia memutuskan untuk menikah lagi. Istri dan putrinya harus saling menerima dan memahami. Sebab, nantinya Nikki tidak akan bisa memilih antara keduanya.

"Apa kau sanggup untuk semua itu?" Ulang Nikki bertanya lagi, demi melihat kesungguhan dari Baby.

"Aku tidak tau!"

Nikki memicingkan matanya, ketika Baby malah menjawab semua pertanyaan nya sesimple itu. Sementara, sejak tadi ia sudah bicara panjang lebar. Serta menjelaskan sedetail mungkin akan semua kehidupan dan tugasnya nanti.

“Maksudnya?. Kamu—"

““Aku tidak tahu, apa yang akan terjadi ke depan nya nanti. Tapi, aku bukanlah orang yang mudah menyerah begitu saja. Dan aku akan berusaha untuk menjadi layak! ".

“Kau tahu bukan?, kalau aku bukan seorang pria single lagi?. Status ku duda, dan sudah memiliki seorang putri yang sudah remaja. Apa kau juga mau menerima putriku?"

“Mau sama ayahnya, berarti harus mau juga dengan anaknya dong!”

“Kau yakin?”

“Tentu saja sangat yakin!"

Nikki hanya tersenyum tipis. Akan jawaban yang diberikan oleh Baby. Ia tak menyangka, gadis muda seperti Baby bisa menjawab dengan kata-kata sebijak itu.

"Baiklah, Kalau begitu persiapkan dirimu!"

Baby malah semakin bingung saja. Karena, jujur Baby juga hanya menganggap tadi itu adalah sebuah pertanyaan saja. Namun, saat ini Nikki malah semakin terlihat serius.

"Apa maksud om?". Tanya Baby penasaran.

Tanpa menjawab, Nikki malah sibuk memakai kembali pakaiannya. Dan hal itu semakin membuat Baby semakin bingung saja.

"Om, Jawab aku!?"

"Husssttt, kau ingin mereka semuanya tahu?. Apa yang baru saja kita lakukan disini?"

“Hais,,,!?"

*

*

*

Malam harinya, Nikki dan sang putri kesayangannya tengah duduk di ruangan keluarga. Ia yakin jika besok pagi, pasti kedua orang tuanya akan datang ke kota ini. Setelah ia menelpon Mommy nya. Yaitu Oma Tari sang putri semata wayangnya.

"Tari, Menurut putri Papi. Baby itu bagaimana??".

Nikki bertanya sambil mengelus rambut panjang putri kesayangan dia. Karena Tari saat ini tengah tiduran di paha Papinya. Sikap manja dan juga kedekatan Tari dengan Nikki tak membuatnya canggung sama sekali. Sebab, sejak ia bayi hanya Nikki sendiri yang mengurusnya. Hingga ia tumbuh remaja seperti sekarang ini.

"Apa papi menyukai kak Baby?". Tari bangkit dan membenarkan posisi duduknya. Membuat Nikki menatap putrinya dengan  dahi yang mengkerut.

Ada sedikit keraguan disana, tapi Nikki juga tak mau menunda ini semua lebih lama lagi. Apalagi, ia juga sebagai aparat penegak hukum tidak ingin citranya di pandang buruk oleh masyarakat.

"Tari lihat Papi sedang bicara sesuatu dengan kak Baby tadi siang. Dan seperti nya Papi memang sudah lama mengenal kak Baby kan? ". Tari malah menggoda Papinya dengan  seulas senyum dibibir mungil itu.

" Sayang, Papi hanya—”

"Jika papi sudah yakin dengan pilihan Papi. Tari hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik buat Papi! .Lagipula Tari yakin pilihan Papi tidak akan pernah salah! ". Potong Tari dengan senyumnya yang kian tulus.

"Sayang, maafkan Papi!. Meskipun Papi menikah lagi nantinya. Bukan berarti Papi melupakan semua kenangan bersama Mami. Tapi, Papi hanya ingin yang terbaik juga untuk kamu dan papi sendiri,sayang".

Nikki memeluk erat tubuh ramping putri semata wayangnya itu. Menciumi pucuk kepalanya, Tari pun ikut memeluk erat tubuh kekar sang Papi. Gadis remaja itu sama sekali tak keberatan. Jika pada akhirnya, Nikki memutuskan untuk menikah kembali dan memberikan ibu sambung untuknya.

"Bukankah kak Baby itu orang yang baik? ". Lirih Tari sambil mendongakkan kepalanya. Menatap wajah Nikki dengan senyum yang begitu manis.

"Tapi dia masih bocah". Jawab Nikki asal. Membuat putrinya tertawa terbahak- bahak.

"Kenapa kamu malah tertawa, Sayang?”

"Ternyata aku punya Papi yang sekarang malah mencintai seorang bocah". Cibir Tari malah ikutan menggoda Papinya.

“Tapi, papi bukan pedofil kan?" tambah Tari lagi yang terus tertawa terbahak-bahak.

Tak ada sedikit pun rasa sedih atau pun kecewa di sana. Yang ada hanya kecerian seakan Tari sudah sangat mendukung papinya untuk menikah lagi.

“Sayang, kamu sudah bisa meledek papi sekarang ya?”

“Karena Papi lucu, tapi Tari juga menyukai kak Baby walaupun kami baru pertama kalinya bertemu, Pi. Dia adalah gadis yang baik buktinya kak, Ah, maksud Tari Bunda, Mami, atau mama ya?"

“Mentari...!?”

Nikki melotot tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Tari saat ini. Namun, ada rasa lega di hati Nikki ketika putrinya bisa tertawa lepas begini. Sama hal nya ketika tadi siang, Ia bersama dengan Baby. Tawanya yang sangat sulit Nikki lihat selama ini.Tapi, begitu mudahnya Baby ciptakan.

Sejujurnya tadi siang Nikki sendiri tak pernah menyangka, jika putrinya bisa mudah dekat dengan orang asing, bahkan tertawa lepas begitu dan itupun untuk pertama kalinya Nikki lihat dengan kedua matanya sendiri.

"Tau apa kamu tentang Cinta? ". Tanya Nikki menggoda putrinya balik.

"Cinta itu adalah sebuah pengorbanan yang mengandung banyak ketulusan di dalam nya. Tanpa ada rasa menyesal sekali pun". Tari menjawab dengan sangat lancar tanpa jeda.

“Cinta juga kayanya bisa membuat seseorang buta dan tuli, tanpa ingin tahu apapun tentang kisah masa lalunya. Karena cinta sejati itu tulus tanpa harus saling sempurna, tapi saling melengkapi satu sama lainnya!”

Nikki yang mendengar definisi cinta dari putrinya. Saat ini hanya bisa menatap curiga. "Siapa yang ngajarin kamu begini? ".

"Kak Baby... Ah iya, Sepertinya bukan kakak lagi deh Pi, Tapi siapa Pih?”

"Huh". Nikki hanya bisa menghela nafasnya saja. Dan menggaruk tekuk nya yang tidak gatal. Lagi-lagi Baby malah melewati batasnya. Serta mengajari Tari hal-hal yang berhubungan dengan perasaan begini.

“Oma,Opa— ". Teriak Tari saat tak sengaja ia melihat kearah pintu ruangan keluarga itu.

Ternyata disana sudah berdiri sepasang suami istri lanjut usia. Yang masih terlihat gagah dan cantik. Nikki ikut menoleh, dan melihat kedua orang tuanya yang sudah ada di dalam rumah nya, bahkan tak ia sadari kapan mereka datang.

Oma Cinta tampak mengusap wajahnya. Yang dapat Nikki lihat, jika Mommy nya pasti baru saja menangis. Nikki menebak nya, pasti sejak tadi kedua orang tuanya itu berdiri disana. Dan mendengarkan semua obrolan nya bersama Mentari tadi.

Tari langsung bangkit dari sofa. Dan berlari menghampiri Oma dan Opanya. Begitu juga dengan  Nikki yang memang sudah beberapa bulan ini tidak bertemu dengan kedua orang tuanya itu.

Dan hal yang membuat Nikki lebih terkejut lagi. Disana ada kedua mertuanya juga, Lana berserta istrinya Raya.

"Kakek, Nenek... ". Seru Tari dengan senyum penuh kebahagiaan nya. Dan bergantian memeluk para sesepuh itu.

“Mom,—"

“Dasar anak nakal!?"

Terpopuler

Comments

Agus Susiana

Agus Susiana

vvceritanya bagus

2025-02-02

0

Ari Nuryanti

Ari Nuryanti

wahhhhhh sidang niii

2025-01-24

0

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

rombongan datang

2024-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2 Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3 Di buat Pusing
4 Merubah Penampilan
5 Tepat Sasaran
6 Gas Terus
7 Kesayangan Om Duda
8 Panas Dingin
9 Om!?
10 Calon Pasangan Somplak
11 Bab 11 Tamu Jauh
12 Rahasia Keluarga Baby
13 Kekecewaan Baby
14 Tebakan Papa
15 Lamaran Dadakan
16 Berjalan Lancar
17 Ujung-ujungnya Malah Lubang
18 Bikin Anak!
19 Rubah Betina
20 Kesedihan
21 Berduka
22 Pemakaman
23 Istri Mesum
24 Somplak
25 Pesona Pengantin Baru
26 Tenaga Kuda
27 Di anterin Paksu
28 Mendadak di Akui
29 Istri Somplak Vs Suami Mesum
30 Tanpa Rem
31 Gara-gara Es Krim
32 Kekacauan Di Rumah Gunawan
33 Istri Sembrono Nikki
34 Jatuh Pingsan
35 Mulai Romantis
36 Kelakuan Bumil
37 Kelakuan Bumil
38 Mantan Sudah Basi
39 Tak Terduga
40 Mandi Bersama
41 Dekapan Hangat Suami matang Ku
42 Baru Keluar Sebentar Saja
43 Ada Maunya
44 Masuk Rumah Sakit Kembali
45 Rumah Sakit Kembali
46 Tak Tahu Malu
47 Bersenda Gurau
48 Gagal Mengurus Skripsi
49 Bagai Seorang Detektif Saja
50 Terpojok
51 Makan Siang Berdua
52 Rahasia Tersembunyi Maya
53 Sindiran buat Nikki
54 Pulang Ke Jakarta
55 Kumpul Keluarga
56 Kejutan
57 Olahraga di rumah Baru
58 Berita Duka
59 Musibah Tak Berbau
60 Koma
61 Jeritan Tengah Malam
62 Gagal gara-gara ibu mertua
63 Mengulang Lagi
64 Rumah Baru
65 Serangan di Jalan
66 Cotehan di Pagi Hari
67 Menghadiri Pesta
68 Rumah Sakit
69 Kedatangan Maya
70 Bunda Yang Serba Bisa
71 Hanya Diam!
72 Keinginan Tari
73 Kepergok Om Dave
74 Kesempatan Bagus!
75 Tak Mau Kalah
76 Niat Baik
77 Kegugupan Tari
78 Keponakan Nikki
79 Hubungan Diam-Diam
80 Trauma Lama Dave
81 Rumah Sakit
82 Ibu Sambung Yang Langka
83 Penampilan Baru Tari
84 Hanya Pura-pura
85 Kekesalan Tari
86 Mati Rasa
87 Semakin Harmonis
88 Ponsel Berendam
89 Kembali Ke Jakarta
90 Kepergok sepupu
91 Cinta Ugal-ugalan Dave
92 Kembalinya Masa Lalu Dave
93 Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94 Godaan Yasmine
95 Kemurkaan Nikki
96 Jebakan Untuk Dave
97 Ada yang terlewat kan
98 Salah Orang
99 Panas Sendiri
100 Calon Papi Mertua
101 Jemput Pacar
102 Misi Awal Dave
103 103 Mata-mata papi Mertua
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2
Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3
Di buat Pusing
4
Merubah Penampilan
5
Tepat Sasaran
6
Gas Terus
7
Kesayangan Om Duda
8
Panas Dingin
9
Om!?
10
Calon Pasangan Somplak
11
Bab 11 Tamu Jauh
12
Rahasia Keluarga Baby
13
Kekecewaan Baby
14
Tebakan Papa
15
Lamaran Dadakan
16
Berjalan Lancar
17
Ujung-ujungnya Malah Lubang
18
Bikin Anak!
19
Rubah Betina
20
Kesedihan
21
Berduka
22
Pemakaman
23
Istri Mesum
24
Somplak
25
Pesona Pengantin Baru
26
Tenaga Kuda
27
Di anterin Paksu
28
Mendadak di Akui
29
Istri Somplak Vs Suami Mesum
30
Tanpa Rem
31
Gara-gara Es Krim
32
Kekacauan Di Rumah Gunawan
33
Istri Sembrono Nikki
34
Jatuh Pingsan
35
Mulai Romantis
36
Kelakuan Bumil
37
Kelakuan Bumil
38
Mantan Sudah Basi
39
Tak Terduga
40
Mandi Bersama
41
Dekapan Hangat Suami matang Ku
42
Baru Keluar Sebentar Saja
43
Ada Maunya
44
Masuk Rumah Sakit Kembali
45
Rumah Sakit Kembali
46
Tak Tahu Malu
47
Bersenda Gurau
48
Gagal Mengurus Skripsi
49
Bagai Seorang Detektif Saja
50
Terpojok
51
Makan Siang Berdua
52
Rahasia Tersembunyi Maya
53
Sindiran buat Nikki
54
Pulang Ke Jakarta
55
Kumpul Keluarga
56
Kejutan
57
Olahraga di rumah Baru
58
Berita Duka
59
Musibah Tak Berbau
60
Koma
61
Jeritan Tengah Malam
62
Gagal gara-gara ibu mertua
63
Mengulang Lagi
64
Rumah Baru
65
Serangan di Jalan
66
Cotehan di Pagi Hari
67
Menghadiri Pesta
68
Rumah Sakit
69
Kedatangan Maya
70
Bunda Yang Serba Bisa
71
Hanya Diam!
72
Keinginan Tari
73
Kepergok Om Dave
74
Kesempatan Bagus!
75
Tak Mau Kalah
76
Niat Baik
77
Kegugupan Tari
78
Keponakan Nikki
79
Hubungan Diam-Diam
80
Trauma Lama Dave
81
Rumah Sakit
82
Ibu Sambung Yang Langka
83
Penampilan Baru Tari
84
Hanya Pura-pura
85
Kekesalan Tari
86
Mati Rasa
87
Semakin Harmonis
88
Ponsel Berendam
89
Kembali Ke Jakarta
90
Kepergok sepupu
91
Cinta Ugal-ugalan Dave
92
Kembalinya Masa Lalu Dave
93
Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94
Godaan Yasmine
95
Kemurkaan Nikki
96
Jebakan Untuk Dave
97
Ada yang terlewat kan
98
Salah Orang
99
Panas Sendiri
100
Calon Papi Mertua
101
Jemput Pacar
102
Misi Awal Dave
103
103 Mata-mata papi Mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!