Panas Dingin

Beberapa waktu telah berlalu. Baby dan Nikki malah selalu sering bertemu .Meskipun semuanya tak pernah di rencanakan oleh keduanya dalam waktu yang sama. Namun, semua itu mengalir secara alami begitu saja.

Seperti hari ini setelah pulang dari kampus. Baby menyempatkan diri dulu, untuk mampir di sebuah supermarket yang satu arah dengan rumahnya.

Gadis cantik itu masuk kedalam supermarket. Dengan langkah anggunnya. Ia mencari cemilan favorit yang biasanya selalu ia bawa kemana pun  ia pergi. Bahkan, baginya sehari saja tanpa cemilan itu, seperti ada yang kurang.

Setelah mendapat apa yang ia inginkan. Baby pun segera pergi ke arah kasir ,untuk membayar semua barang yang ia beli barusan. Saat ia masih menunggu kasir sedang menghitung barang belanjaannya. Baby melihat seorang gadis remaja sedang memasang wajah muramnya. Dan tampak lesu saat barang yang ia cari ternyata tidak ada.

"Mbak, Coklat yang bisa aku beli mana ya? ". Tanya nya pada pramuniaga supermarket itu.

"Wah, stoknya sedang kosong, tadi udah di borong orang semua".

"Yah... ". Gadis remaja itu berjalan gontai keluar dari supermarket. Semua gerak geriknya selalu di perhatikan oleh Baby.

Wajah gadis remaja itu menyita perhatian Baby. Dimana, Baby sangat kagum akan kecantikan yang remaja itu miliki. Bahkan, untuk ukuran remaja seperti nya gadis itu terlihat sangat sempurna.

"Kedua orang tuanya, pasti cantik dan tampan". Guman Baby menarik sudut bibir nya penuh kekaguman.

“Baru anak SMA saja, bodynya udah bagus banget lagi" Baby terus bergumam, memuji penampilan gadis remaja yang malah duduk di depan supermarket sana.

Baby keluar setelah semua belanjaannya selesai di hitung. Dan saat ia keluar, Baby masih terus memperhatikan gadis remaja tadi, yang duduk di depan supermarket di sebuah kursi yang memang di sediakan di sana sambil memainkan ponselnya.

Baby merogoh isi kantong kreseknya. Dan mengambil tiga batang coklat. Yang tadi sempat gadis remaja itu cari. Karena semua sisa coklat di dalam sana telah Baby borong semuanya.

"Nih buat kamu!". Baby menyodorkan tiga batang coklat dengan bungkus bewarna ungu itu. Pada sang gadis remaja tersebut.

"Ambil saja!!. Bukankah tadi, kamu cari ini kan? ". Ucap Baby lagi sambil tersenyum.

" Tapi—?"

Gadis remaja itu tampak ragu. Meskipun sebenarnya ia senang sekali. Bisa makan cemilan itu saat ini. Sambil menunggu mobil jemputan nya untuk pulang ke rumah.

"Gak papa, punyaku masih ada nih". Baby menunjukkan kantong kreseknya. Membuat gadis itu tersenyum. Dan mau menerima pemberian Baby

"Terimakasih kak!".

Baby tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Lalu Baby malah ikut bergabung duduk di samping gadis remaja itu.

"Kenapa gak langsung pulang saja?. Kok malah mampir kesini? ". Basa- basi Baby bertanya pada gadis remaja itu.

"Lagi tungguin Papi, soalnya sopir yang biasa jemput lagi gak masuk kerja hari ini kak".

"Memang rumah kamu dimana?".

"Di jalan xx". Jawabnya sambil mulai mengunyah coklat yang tadi di berikan oleh Baby.

Baby menautkan kedua alisnya, karena rupanya mereka malah satu arah untuk pulang, dengan senyum ramah dan tulus Baby akhirnya mulai membuka mulutnya kembali.

"Gimana kalau kakak anterin aja pulangnya?. Soalnya satu arah kok sama rumah kaka". Tawar Baby sambil tersenyum.

Gadis remaja itu tampak sedikit berpikir. Sambil kembali menatap layar ponselnya.

“Tapi, Papi bilang tidak boleh masuk mobil orang asing kak!" jawabnya sangat sopan dan pelan.

"Kamu telpon aja dulu Papinya!. Biar kamu pulang nya bareng kakak saja, kalau papi kasih izin!" saran Baby yang tak bermaksud apa-apa pada gadis manis itu.

Ia hanya kasihan saja, karena dulu nasibnya hampir sama dengan sang gadis ini. Yang mana harus selalu menunggu sopir ataupun papa nya buat antar jemput sekolah. Apalagi, jika sang papa sibuk di perusahaan maka ia akan sering pulang terlambat.

“Kakak pulang aja duluan!. Aku—”

“Kamu yakin?. Nanti kalau Papi kamu sibuk gimana?. Kamu bakalan lama disini loh, mana lagi trik banget lagi" bujuk Baby sambil tersenyum.

“Kalau kamu takut sama kakak, nih kartu identitas kakak!. kamu boleh lihat dan baca sendiri!" ujar Baby sambil menyodorkan kartu mahasiswa nya.

“Kakak udah kuliah?" tanya sang gadis sedikit terkejut. Anggukan kepala Baby membuatnya tersenyum malu.

“Aku pikir kakak masih SMA juga, tebakanku masih kelas dua belas" serunya sambil terkekeh. Dan, sontak saja Baby ikutan terkekeh geli.

“Memangnya wajah kakak masih Abg banget ya?"

“Hog oh kak, baby face!" jawab sang gadis sambil tertawa. Ia tanpa sadar bisa tertawa lepas begini dengan orang asing yang baru saja ia kenal. Padahal, gadis itu sedikit introvert.

“Yaudah sana, telepon dulu papi nya!"

Gadis menganggukkan kepalan, dan mulai menghuhungi nomor papinya, Tapi sudah mencoba beberapa kali tetap saja tak ada jawaban. Bahkan, ia sudah mengirim pesan juga. Hasilnya tetap nihil.

“Bagaimana?"

“Papi seperti nya masih banyak pekerjaan, kak" lirih gadis itu dengan sedikit lesu.

“Ayo pulang!. Biar kakak yang anterin kamu!" ajak Baby sambil meraih tangan sang gadis cantik itu. Membuat gadis remaja itu pun ikut beranjak dari kursinya.

"Oh ya , Mentari kamu sekolah di SMA xx ya?" Tanya baby ketika mereka sudah masuk kedalam mobil mewah sana.

" Loh kok kakak tahu, Namaku?"

Baby tersenyum sambil melirik papan nama di baju sekolah gadis itu. Membuat gadis bernama Mentari itu langsung tersenyum paham.

“Ah, iya kak" sahutnya tersenyum lepas.

Baby tak tahu kenapa, ia malah begitu peduli dengan Mentari, padahal sebenarnya arah rumah mereka berdua tak searah. Dulu memang pernah Baby sempat tinggal di sana karena papa nya sering keluar kota. Makanya, Baby sering menginap di perumahan art nya daripada di rumah dia sendiri.

"Kakak anak kuliahnya semester berapa sih? ". Tanya Mentari memperhatikan penampilan Baby.

"Dua semester lagi selesai ". Jawab Baby masih dengan senyum di bibir nya. Membuat Mentari manggut- manggut paham.

Keduanya pun terlibat obrolan santai. Sepanjang perjalanan menuju arah rumah Mentari. Tanpa Baby sadari, jika mentari adalah anak dari pria yang sudah tidur dengannya. Dan bahkan, saat ini Baby sedang berusaha untuk mengambil hati pria itu. Karena waktunya tinggal dua bulan setengah lagi.

Namun, Sampai saat ini Nikki masih saja menunjukkan sikap dingin dan datarnya. Tetapi, bukan Baby namanya jika dia mudah menyerah begitu saja.

*****

Nikki segera bergegas meninggalkan kantor. Setelah ia selesai vicon di ruangan rapat. Beserta para perwira lainnya, pria itu akan lansung pulang kerumah untuk memastikan putrinya benar- benar sudah di rumah. Sesuai dengan pesan yang Mentari kirimkan tadi. Karena sampai saat ini panggilan nya tak kunjung di angkat oleh Mentari. Sementara, art nya pun tak bisa di hubungi.

Setelah mengendarai mobilnya hampir lima belas menit. Akhirnya Nikki tiba di kediaman nya. Namun, dahinya mengkerut saat ia melihat mobil yang sangat ia kenal. Bahkan flat mobilnya pun sama, dimana saat ini malah terparkir di halaman depan rumahnya.

Nikki melangkah kan kakinya lebar. Untuk memastikan jika yang ia tebak itu salah. Namun, saat ia baru melangkah masuk. Nikki sudah mendengar gelak tawa dari dalam ruangan keluarga sana.

"Bapak—"

Nikki mengangkat tangannya. Agar asisten rumah tangga nya tetap diam. Dan langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Nikki semakin was-was saja, saat ia mulai mendengar suara gadis yang sangat ia kenal semakin jelas di telinganya.

"Papi... —". Mentari langsung memanggil Nikki saat papinya akan beranjak kabur. Sebelum gadis itu melihat nya ada di rumah ini.

" Haisss... Sial". Batin Nikki yang mengurung kan niatnya untuk kabur dari hadapan kedua gadis beda usia itu.

Namun, Baby yang sedang duduk malah mengulas senyum manisnya. Dan sudah bisa Nikki tebak, jika sejak tadi, pasti Baby sudah mengetahui kalau dirinya adalah pemilik rumah ini.

"Hai Mas". Sapa Baby dengan wajah santai nya. Membuat Mentari langsung menatap wajah Baby dan juga Papinya secara bergantian.

"Kakak kenal sama Papi? ". Tanya Mentari mulai curiga.

Nikki menatap Baby dengan tatapan tajamnya. Namun, Yang di tatap hanya memasang wajah tanpa dosa saja. Dan itu semakin membuat Mentari semakin curiga dengan sikap Papinya saat ini.

" Tari, Bukannya sebentar lagi kamu ada les?. Buruan siap-siap!. Biar nanti sekalian Papi antar, karena Papi juga masih banyak pekerjaan di kantor ". Nikki mulai mengalihkan pembicaraan nya. Agar putrinya tidak bertanya secara mendetail antara dirinya dan juga Baby.

Gadis remaja itu pun hanya menganggukkan kepala. Meskipun ia sebenarnya masih penasaran dengan sikap dua orang yang ada di hadapan nya saat ini. Setelah pamit dengan Baby, Mentari pun langsung melangkah pergi dari ruangan keluarga masuk kedalam kamarnya.

Sekarang giliran Nikki yang mulai mengintimidasi Baby. Setelah kepergian putrinya tadi. "Kenapa melibatkan Mentari? ". Tanya Nikki dengan raut wajah sedikit kesalnya.

Baby menautkan kedua alisnya bingung. Karena ia awalnya tidak tahu menahu. Jika Mentari adalah putri om duda . Yang selama ini selalu menghangatkan tubuhnya dan mengajarinya akan hal-hal berbau kenikmatan.

Baby melangkah mendekati Nikki. Dimana pria itu saat ini masih saja berdiri di depan pintu tanpa ingin mendekati nya terlebih dahulu.

“Om, aku tidak tau sama sekali jika Mentari adalah anak Om!.Tapi, sepertinya Tuhan udah nunjukin jalan kebaikan untuk kita berdua". Baby malah terlihat menggodanya.

"Jangan aneh-aneh kamu! ". Sentak Nikki yang malah tersulut emosinya.

Namun, Nikki langsung mengusap wajahnya kasar  . Saat ia ingat akan sesuatu hal. Pria itu kini bicara mulai sedikit pelan.

"Tolong Baby.Jangan bicara macam-macam dengan Tari!. Apalagi tentang hubungan kita selama ini! ". Ujar Nikki sedikit memohon.

Baby malah terkekeh saat ia mendengar kata hubungan. Yang keluar dari mulut Nikki.

"Baiklah, aku tidak akan mengatakan hal apapun dengan putri sambungku itu! ".

"KAU! ?". Nikki tak habis pikir, akan sikap Baby saat ini. Gadis itu terlalu binal dan bar-bar. Sehingga ia juga tak mengerti sedikitpun akan kekesalan yang ia rasakan saat ini.

Brakkk...

Baby mendorong tubuh kekar Nikki. Hingga pria itu terbentur pintu ruangan keluarga. Tak hanya itu, tatapan Baby begitu sangat menggoda. Membuat jakun Nikki dibuat turun naik, belahan melon Baby malah menyembul keluar. Saat kancing kemejanya terbuka akan himpitan kedua buah melon itu. Nikki menelan salivanya sedikit susah, kala melihat pemandangan indah nan menggoda tersebut.

"Aku tunggu di Apartemen, tempat biasa!.Jangan lama- lama om! ". Ucap Baby dengan senyum menggoda dibibir nya.

Lalu gadis itu kembali mendekat kan bibirnya . Tepat di depan telinga Nikki. Meskipun ia harus sedikit berjinjit untuk bisa membisikkan sebuah kalimat.

"Karena aku sudah tidak tahan lagi! ". Bisiknya dengan nada suara penuh goadaan.

Setelah mengatakan hal itu. Baby langsung beranjak pergi. Dan meninggalkan Nikki begitu saja, tatapan Nikki hanya dingin. Tapi, siapa tahu jika saat ini Nikki sudah panas dingin lagi akan sikap dan kelakuan Baby tadi.

Terpopuler

Comments

Nophi_Yhulia27

Nophi_Yhulia27

Beda alur y kak dg dseblah 🙏

2024-09-02

0

Bhiwie

Bhiwie

udah baca cerita ini sampe habis di aplikasi sebelah, tapi ttp mau baca juga disini😁

2024-09-01

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

jiaah sok jaim om nya padahal udah ngebet sama baby

2024-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2 Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3 Di buat Pusing
4 Merubah Penampilan
5 Tepat Sasaran
6 Gas Terus
7 Kesayangan Om Duda
8 Panas Dingin
9 Om!?
10 Calon Pasangan Somplak
11 Bab 11 Tamu Jauh
12 Rahasia Keluarga Baby
13 Kekecewaan Baby
14 Tebakan Papa
15 Lamaran Dadakan
16 Berjalan Lancar
17 Ujung-ujungnya Malah Lubang
18 Bikin Anak!
19 Rubah Betina
20 Kesedihan
21 Berduka
22 Pemakaman
23 Istri Mesum
24 Somplak
25 Pesona Pengantin Baru
26 Tenaga Kuda
27 Di anterin Paksu
28 Mendadak di Akui
29 Istri Somplak Vs Suami Mesum
30 Tanpa Rem
31 Gara-gara Es Krim
32 Kekacauan Di Rumah Gunawan
33 Istri Sembrono Nikki
34 Jatuh Pingsan
35 Mulai Romantis
36 Kelakuan Bumil
37 Kelakuan Bumil
38 Mantan Sudah Basi
39 Tak Terduga
40 Mandi Bersama
41 Dekapan Hangat Suami matang Ku
42 Baru Keluar Sebentar Saja
43 Ada Maunya
44 Masuk Rumah Sakit Kembali
45 Rumah Sakit Kembali
46 Tak Tahu Malu
47 Bersenda Gurau
48 Gagal Mengurus Skripsi
49 Bagai Seorang Detektif Saja
50 Terpojok
51 Makan Siang Berdua
52 Rahasia Tersembunyi Maya
53 Sindiran buat Nikki
54 Pulang Ke Jakarta
55 Kumpul Keluarga
56 Kejutan
57 Olahraga di rumah Baru
58 Berita Duka
59 Musibah Tak Berbau
60 Koma
61 Jeritan Tengah Malam
62 Gagal gara-gara ibu mertua
63 Mengulang Lagi
64 Rumah Baru
65 Serangan di Jalan
66 Cotehan di Pagi Hari
67 Menghadiri Pesta
68 Rumah Sakit
69 Kedatangan Maya
70 Bunda Yang Serba Bisa
71 Hanya Diam!
72 Keinginan Tari
73 Kepergok Om Dave
74 Kesempatan Bagus!
75 Tak Mau Kalah
76 Niat Baik
77 Kegugupan Tari
78 Keponakan Nikki
79 Hubungan Diam-Diam
80 Trauma Lama Dave
81 Rumah Sakit
82 Ibu Sambung Yang Langka
83 Penampilan Baru Tari
84 Hanya Pura-pura
85 Kekesalan Tari
86 Mati Rasa
87 Semakin Harmonis
88 Ponsel Berendam
89 Kembali Ke Jakarta
90 Kepergok sepupu
91 Cinta Ugal-ugalan Dave
92 Kembalinya Masa Lalu Dave
93 Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94 Godaan Yasmine
95 Kemurkaan Nikki
96 Jebakan Untuk Dave
97 Ada yang terlewat kan
98 Salah Orang
99 Panas Sendiri
100 Calon Papi Mertua
101 Jemput Pacar
102 Misi Awal Dave
103 103 Mata-mata papi Mertua
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2
Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3
Di buat Pusing
4
Merubah Penampilan
5
Tepat Sasaran
6
Gas Terus
7
Kesayangan Om Duda
8
Panas Dingin
9
Om!?
10
Calon Pasangan Somplak
11
Bab 11 Tamu Jauh
12
Rahasia Keluarga Baby
13
Kekecewaan Baby
14
Tebakan Papa
15
Lamaran Dadakan
16
Berjalan Lancar
17
Ujung-ujungnya Malah Lubang
18
Bikin Anak!
19
Rubah Betina
20
Kesedihan
21
Berduka
22
Pemakaman
23
Istri Mesum
24
Somplak
25
Pesona Pengantin Baru
26
Tenaga Kuda
27
Di anterin Paksu
28
Mendadak di Akui
29
Istri Somplak Vs Suami Mesum
30
Tanpa Rem
31
Gara-gara Es Krim
32
Kekacauan Di Rumah Gunawan
33
Istri Sembrono Nikki
34
Jatuh Pingsan
35
Mulai Romantis
36
Kelakuan Bumil
37
Kelakuan Bumil
38
Mantan Sudah Basi
39
Tak Terduga
40
Mandi Bersama
41
Dekapan Hangat Suami matang Ku
42
Baru Keluar Sebentar Saja
43
Ada Maunya
44
Masuk Rumah Sakit Kembali
45
Rumah Sakit Kembali
46
Tak Tahu Malu
47
Bersenda Gurau
48
Gagal Mengurus Skripsi
49
Bagai Seorang Detektif Saja
50
Terpojok
51
Makan Siang Berdua
52
Rahasia Tersembunyi Maya
53
Sindiran buat Nikki
54
Pulang Ke Jakarta
55
Kumpul Keluarga
56
Kejutan
57
Olahraga di rumah Baru
58
Berita Duka
59
Musibah Tak Berbau
60
Koma
61
Jeritan Tengah Malam
62
Gagal gara-gara ibu mertua
63
Mengulang Lagi
64
Rumah Baru
65
Serangan di Jalan
66
Cotehan di Pagi Hari
67
Menghadiri Pesta
68
Rumah Sakit
69
Kedatangan Maya
70
Bunda Yang Serba Bisa
71
Hanya Diam!
72
Keinginan Tari
73
Kepergok Om Dave
74
Kesempatan Bagus!
75
Tak Mau Kalah
76
Niat Baik
77
Kegugupan Tari
78
Keponakan Nikki
79
Hubungan Diam-Diam
80
Trauma Lama Dave
81
Rumah Sakit
82
Ibu Sambung Yang Langka
83
Penampilan Baru Tari
84
Hanya Pura-pura
85
Kekesalan Tari
86
Mati Rasa
87
Semakin Harmonis
88
Ponsel Berendam
89
Kembali Ke Jakarta
90
Kepergok sepupu
91
Cinta Ugal-ugalan Dave
92
Kembalinya Masa Lalu Dave
93
Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94
Godaan Yasmine
95
Kemurkaan Nikki
96
Jebakan Untuk Dave
97
Ada yang terlewat kan
98
Salah Orang
99
Panas Sendiri
100
Calon Papi Mertua
101
Jemput Pacar
102
Misi Awal Dave
103
103 Mata-mata papi Mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!