Kesayangan Om Duda

Nikki menghentikan mobilnya, tepat di depan sebuah rumah mewah di kawasan elit kota tersebut. Baby pun segera bergegas turun dari mobil duda beranak satu itu. Karena gadis itu telah melihat mobil Papa nya sudah terparkir rapi di halaman depan rumah mewah dua lantai itu.

Tok... Tok...

Gadis itu mengetuk kaca jendela mobil tepat di samping Nikki. Karena, Baby telah turun lebih dulu. Nikki pun hanya berdiam diri saja di dalam mobilnya. Pria itu menurunkan kaca mobilnya.

"Gak usah mampir ya om!". Seloroh Baby saat Nikki telah menurunkan kaca jendela mobilnya.

Baby hanya tersenyum menggoda. Kala melihat dahi Nikki telah mengkerut sempurna akan ucapan nya barusan.

Baby tanpa malu malah langsung mengecup bibir Nikki. Membuat Nikki melotot tak percaya.

"Sampai ketemu besok, Om duda kesepian!". Baby mengedipkan sebelah matanya, dan langsung berlari dengan tawa di bibir nya.

"Sial". Nikki memukul setir mobilnya. Saat melihat Baby sudah masuk kedalam pagar rumah yang menjulang tinggi itu.

"Kenapa gue malah tak bisa berkutik begini, sih?. Dasar gadis binal!?". Guman Nikki merutuki kebodohannya sendiri.

Nikki bahkan hampir tak mengenali dirinya sendiri. Jiwa playernya seketika hilang, saat di depan Baby yang ada dalam otaknya hanya bayan- bayang kenikmatan bersama gadis muda itu. Yang usianya malah tak jauh beda dari putri nya sendiri, dan hanya berjarak tiga tahun saja. Karena ia memiliki seorang putri yang saat ini masih duduk di bangku kelas sepuluh SMA.

Nikki langsung bergegas pergi. Melajukan mobilnya untuk pulang kerumah. Karena seharian ini ia sibuk razia gabungan, dan juga menghabiskan waktunya bersama Baby, di rumahnya yang belum lama ini ia beli.

Drt... Drt...

Nikki melirik ponselnya yang tiba- tiba berdering. Saat ia sedang fokus menyetir, senyum pria itu terbit ketika melihat nama putrinya yang muncul memenuhi layar benda pipih itu.

"Ada apa sayang?. Papi sebentar lagi sampe rumah".

"Tari boleh titip sesuatu Pi? ". Tanya suara seorang gadis begitu lembutnya.

"Tentu saja sayang. Mau beli apa?. Hem?”

"Coklat ". Jawab nya dengan  terkekeh kecil.

"Sayang, kau itu sudah remaja tapi makin kesini malah semakin doyan aja makan coklatnya? ". Nikki menggoda putrinya, yang tidak bisa jauh dari cemilan itu. Beruntung nya sang putri rutin periksa gigi nya ke dokter. Kalau tidak mungkin ia sudah sering sakit gigi sejak dulu.

"Hihii... Ayolah pi!. Tari janji gak banyak-banyak kok". Mohon nya dengan senyum dibibirnya. Karena saat ini ia sedang melakukan panggilan video nya.

"Baiklah, Papi akan belikan. Sekarang tutup dulu ya telpon nya!. Karena Papi lagi nyetir".

"Oke Papi, I love you".

Tut... Tut... Tut...

Nikki menggeleng kan kepalanya. Sikap putrinya sangat mirip dengan mendiang istrinya. Bahkan, wajahnya semakin lama malah semakin mirip Almarhuma Luna. Hanya Tari harapan Nikki dan juga kekuatan nya selama ini. Bahkan, gadis remaja itu sampai saat ini belum pernah bertemu langsung dengan Mami nya.

Kesedihan mendalam pernah di alami pria itu. Hingga ia hampir putus asa. Jika saja bukan karena pesan yang ditulis dalam sebuah surat oleh istrinya. Mungkin Nikki tidak akan sekuat sekarang.

Tak mudah baginya untuk melupakan sosok Luna. Namun, Ia juga harus bertahan hidup demi membesarkan putrinya seorang. Buah cintanya dengan  mendiang sang istri.

"Anak kita sudah remaja honey. Seandainya saja kau masih hidup, mungkin aku akan jauh lebih  bahagia lagi". Guman Nikki yang sempat menghentikan mobilnya.

Air matanya selalu saja mengalir ketika ia mengingat momen bahagia bersama satu-satu nya wanita, yang sangat ia sayangi setelah Mommy dan adiknya.

"Uhhh... ". Helaan nafas yang begitu kasar. Selalu ia lakukan ketika pikiran nya kembali masuk dalam masa lalunya.

Nikki mengambil dompetnya. Dan membuka benda itu perlahan.

"Kau pasti melihat kelakuan ku sekarang bukan?. Aku tahu pasti kau kecewa saat ini. Karena aku malah sudah meniduri seorang gadis". Lirih Nikki sambil memegangi dompetnya. Dimana ia menyelipkan sebuah foto berukuran kecil disana, yaitu foto mendiang istrinya.

Tak mau terlalu larut dalam ingatannya lagi. Nikki kembali menginjak pedal gas mobilnya. Dan mulai melanjutkan perjalanan, untuk pulang kerumahnya.

Sedangkan di dalam rumah yang mewah. Baby saat ini tampak mengendap-endap. Untuk menghindari Papanya. Gadis itu malah memilih jalan belakang rumah sana. Daripada ia harus lewat depan, yang sudah pasti Papanya ada di ruang keluarga.

"Darimana saja, Baby? ".

Deg...

Baru saja ia berhasil membuka pintu belakang. Yang menuju ke arah dapur, bariton suara Papanya malah sudah menyapanya. Baby pun hanya nyengir kuda memperlihatkan deretan gigi rapi miliknya. Dan berjalan perlahan menghampiri papanya, Dimana saat ini tengah berdiri di depan pintu samping kulkas.

"Dari cuci kaki Pa". Jawab Baby berusaha tampak santai.

"Habis darimana?. Hem?. Sampe harus mengendap- endap seperti maling begitu?".

"Awww... Papa sakit. Nanti kalau telinga Baby lepas gimana dong? ". Baby memegangi telinganya yang di jewer oleh Papa nya barusan.

"Makanya jangan bohong sama Papa!. Jawab dulu dari mana? ". Tanya Pak Gunawan menatap wajah putrinya penuh curiga.

"Baby dari Mall pa". Jawab Baby nyengir kuda kembali memperlihatkan deretan gigi rapinya itu.

"Kenapa mobil kamu tadi di anterin sama pak polisi? ".

"Hah? ". Baby terlihat terkejut. Saat mendengar kata- kata Papanya.

Gunawan menatap putrinya kembali. Dan membuat Baby mulai memutar otaknya. Untuk mengarang cerita,agar ia tidak di curigai oleh Papa nya saat ini.

"Baby...!?”

"Oh itu, tadi mobil Baby pecah ban di tengah jalan Pa. Terus kebetulan jalan nya sepi banget. Eh gak sengaja ada mobil polisi yang lewat. Ya, Baby minta tolong aja sama polisi nya".

"Terus!".

"Baby naik taksi online Pa, Soalnya—"

"Udah sana mandi!.Kalau udah selesai segera turun!. Papa tunggu di meja makan!".

Baby pun hanya menganggukkan kepalanya saja. Meskipun ia sedikit bingung akan sikap Papa nya saat ini. Bisanya, Papa nya itu selalu bertanya secara detail. Namun, Kali ini Baby merasa ada yang aneh dengan Papanya sendiri. Tetapi, Ia setidaknya bisa lega,karena tak di interogasi secara detail.

Pak Gunawan pun sudah melangkah pergi. Meninggal putrinya yang masih saja berdiri di dapur itu.Sekarang yang akan kena amukan Baby adalah Nikki. Dan hal yang membuat Baby lebih bingung lagi. Kenapa Nikki bisa tahu alamat rumahnya.

"Awas saja om itu. Kenapa juga pake di anterin kerumah sih mobilnya? ". Guman Baby sedikit kesal.

" Baby...!".

" Ah, iya pa. Baby mandi dulu".

Gadis itu bergegas pergi, sebelum Papanya berubah pikiran lagi. Ia langsung ngacir mengarah ke tangga. Dimana kamarnya ada di lantai dua. Sedangkan Papanya hanya menarik sudut bibir nya saja. Wajah pria paruh baya itu tidak bisa dilihat sedang marah ataupun bahagia. Namun, Ia hanya memasang wajah datar yang khas.

*****

"Mentari, Papi pulang". Teriak Nikki sambil membawa kantong kresek bewarna putih di tangan  kanannya.

Seorang gadis remaja yang sangat cantik. Dengan rambut panjang terurai. Tampak berlari kecil menghampiri Nikki. Rumah yang cukup luas, hanya satu lantai itu adalah tempat tinggal Nikki, sejak ia di tugaskan di kota ini, rumah ini adalah rumah yang ia tempati pertama kalinya, bersama mendiang istrinya dulu.

Memang tidak begitu mewah, jika di banding kan dengan kediaman keluarga nya yang ada di Jakarta sana. Namun, cukup mewah untuk ukuran seorang perwira seperti dirinya.

Gadis remaja itu langsung mencium punggung tangan Papinya. Dan wajahnya pun selalu tersenyum kala ia menyambut kedatangan sang Papi.

"Mana pesanan Tari, Pi? ".

Nikki menyodorkan kantong Kresek nya. Dan membuat wajah Tari langsung berbinar. "Makasih Pi". Nikki pun hanya menganggukkan kepalanya saja. Sambil mengulas senyum smirk.

"Bibi udah pulang? ". Tanya Nikki sambil mengusap pucuk kepala Tari.

"Iya, anak bibi lagi sakit pi. Makanya bibi pulang lebih awal dari biasanya". Jawab Tari jujur.

"Jadi kamu belum makan? ". Tanya Nikki lagi pada putrinya.

Gadis remaja bernama Mentari itu hanya menggeleng kan kepalanya saja. Membuat Nikki membuang nafasnya pelan.

"Tari nungguin Papi pulang dulu. Gak enang makan sendiri Pi". Sahutnya sambil tersenyum.

"Baiklah, Nanti ngemil coklat nya!. Papi mandi dulu. Setelah itu kita makan malam bersama! ".

"Oke Papi".

“Kenapa, papi tidak menikah lagi saja?" seloroh putrinya sambil menatap sang papi, dimana Nikki sontak menghentikan langkah kaki untuk beranjak pergi.

“Mentari!”

“Biar papi tidak kesepian lagi!” ujar Mentari lagi sambil tersenyum. Terlihat jelas jika ia sangat tulus mengatakan nya.

“Jangan bicara aneh-aneh!. Papi mau mandi dulu!, nanti kamu malah kelaparan "

Gadis remaja bernama Mentari itu hanya menganggukkan kepala saja. Karena ia sudah tahu jawaban sang papi, jika ia membahas masalah ini.

Nikki pun langsung beranjak mengarah ke kamarnya. Sedangkan, Mentari menuju ke arah dapur. Sambil membawa kantong kresek yang tadi diberikan oleh Papinya.

“Mami adalah wanita yang sangat beruntung, dicintai secara tulus oleh pria seperti papi. Tapi, Tari mohon mi restui Papi jika suatu hari nanti Papi menemukan wanita baru yang bisa sayang secara tulus seperti Mami!. Bahkan, Tari rela di nomor duakan asalkan Papi bisa bahagia dengan pilihan hatinya!” doa Mentari begitu tulus untuk sang Papi.

Terpopuler

Comments

Arsyad Al Ghifari 🥰

Arsyad Al Ghifari 🥰

Luna dulu sakit apa ya lupa aku .🤔🤔

2024-08-08

0

Dien Elvina

Dien Elvina

Mentari calon mama baru mu lagi otw ..bentar lagi kamu akan tau papi mu lagi pdkt dgn Baby calon mamud 😂

2024-08-08

0

Sumawita

Sumawita

pasti mentari doa anak baik pasti di Kabul kan,

2024-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2 Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3 Di buat Pusing
4 Merubah Penampilan
5 Tepat Sasaran
6 Gas Terus
7 Kesayangan Om Duda
8 Panas Dingin
9 Om!?
10 Calon Pasangan Somplak
11 Bab 11 Tamu Jauh
12 Rahasia Keluarga Baby
13 Kekecewaan Baby
14 Tebakan Papa
15 Lamaran Dadakan
16 Berjalan Lancar
17 Ujung-ujungnya Malah Lubang
18 Bikin Anak!
19 Rubah Betina
20 Kesedihan
21 Berduka
22 Pemakaman
23 Istri Mesum
24 Somplak
25 Pesona Pengantin Baru
26 Tenaga Kuda
27 Di anterin Paksu
28 Mendadak di Akui
29 Istri Somplak Vs Suami Mesum
30 Tanpa Rem
31 Gara-gara Es Krim
32 Kekacauan Di Rumah Gunawan
33 Istri Sembrono Nikki
34 Jatuh Pingsan
35 Mulai Romantis
36 Kelakuan Bumil
37 Kelakuan Bumil
38 Mantan Sudah Basi
39 Tak Terduga
40 Mandi Bersama
41 Dekapan Hangat Suami matang Ku
42 Baru Keluar Sebentar Saja
43 Ada Maunya
44 Masuk Rumah Sakit Kembali
45 Rumah Sakit Kembali
46 Tak Tahu Malu
47 Bersenda Gurau
48 Gagal Mengurus Skripsi
49 Bagai Seorang Detektif Saja
50 Terpojok
51 Makan Siang Berdua
52 Rahasia Tersembunyi Maya
53 Sindiran buat Nikki
54 Pulang Ke Jakarta
55 Kumpul Keluarga
56 Kejutan
57 Olahraga di rumah Baru
58 Berita Duka
59 Musibah Tak Berbau
60 Koma
61 Jeritan Tengah Malam
62 Gagal gara-gara ibu mertua
63 Mengulang Lagi
64 Rumah Baru
65 Serangan di Jalan
66 Cotehan di Pagi Hari
67 Menghadiri Pesta
68 Rumah Sakit
69 Kedatangan Maya
70 Bunda Yang Serba Bisa
71 Hanya Diam!
72 Keinginan Tari
73 Kepergok Om Dave
74 Kesempatan Bagus!
75 Tak Mau Kalah
76 Niat Baik
77 Kegugupan Tari
78 Keponakan Nikki
79 Hubungan Diam-Diam
80 Trauma Lama Dave
81 Rumah Sakit
82 Ibu Sambung Yang Langka
83 Penampilan Baru Tari
84 Hanya Pura-pura
85 Kekesalan Tari
86 Mati Rasa
87 Semakin Harmonis
88 Ponsel Berendam
89 Kembali Ke Jakarta
90 Kepergok sepupu
91 Cinta Ugal-ugalan Dave
92 Kembalinya Masa Lalu Dave
93 Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94 Godaan Yasmine
95 Kemurkaan Nikki
96 Jebakan Untuk Dave
97 Ada yang terlewat kan
98 Salah Orang
99 Panas Sendiri
100 Calon Papi Mertua
101 Jemput Pacar
102 Misi Awal Dave
103 103 Mata-mata papi Mertua
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Bangkit nya Pemain ulung
2
Bab 2 Benar-benar Mati Muda
3
Di buat Pusing
4
Merubah Penampilan
5
Tepat Sasaran
6
Gas Terus
7
Kesayangan Om Duda
8
Panas Dingin
9
Om!?
10
Calon Pasangan Somplak
11
Bab 11 Tamu Jauh
12
Rahasia Keluarga Baby
13
Kekecewaan Baby
14
Tebakan Papa
15
Lamaran Dadakan
16
Berjalan Lancar
17
Ujung-ujungnya Malah Lubang
18
Bikin Anak!
19
Rubah Betina
20
Kesedihan
21
Berduka
22
Pemakaman
23
Istri Mesum
24
Somplak
25
Pesona Pengantin Baru
26
Tenaga Kuda
27
Di anterin Paksu
28
Mendadak di Akui
29
Istri Somplak Vs Suami Mesum
30
Tanpa Rem
31
Gara-gara Es Krim
32
Kekacauan Di Rumah Gunawan
33
Istri Sembrono Nikki
34
Jatuh Pingsan
35
Mulai Romantis
36
Kelakuan Bumil
37
Kelakuan Bumil
38
Mantan Sudah Basi
39
Tak Terduga
40
Mandi Bersama
41
Dekapan Hangat Suami matang Ku
42
Baru Keluar Sebentar Saja
43
Ada Maunya
44
Masuk Rumah Sakit Kembali
45
Rumah Sakit Kembali
46
Tak Tahu Malu
47
Bersenda Gurau
48
Gagal Mengurus Skripsi
49
Bagai Seorang Detektif Saja
50
Terpojok
51
Makan Siang Berdua
52
Rahasia Tersembunyi Maya
53
Sindiran buat Nikki
54
Pulang Ke Jakarta
55
Kumpul Keluarga
56
Kejutan
57
Olahraga di rumah Baru
58
Berita Duka
59
Musibah Tak Berbau
60
Koma
61
Jeritan Tengah Malam
62
Gagal gara-gara ibu mertua
63
Mengulang Lagi
64
Rumah Baru
65
Serangan di Jalan
66
Cotehan di Pagi Hari
67
Menghadiri Pesta
68
Rumah Sakit
69
Kedatangan Maya
70
Bunda Yang Serba Bisa
71
Hanya Diam!
72
Keinginan Tari
73
Kepergok Om Dave
74
Kesempatan Bagus!
75
Tak Mau Kalah
76
Niat Baik
77
Kegugupan Tari
78
Keponakan Nikki
79
Hubungan Diam-Diam
80
Trauma Lama Dave
81
Rumah Sakit
82
Ibu Sambung Yang Langka
83
Penampilan Baru Tari
84
Hanya Pura-pura
85
Kekesalan Tari
86
Mati Rasa
87
Semakin Harmonis
88
Ponsel Berendam
89
Kembali Ke Jakarta
90
Kepergok sepupu
91
Cinta Ugal-ugalan Dave
92
Kembalinya Masa Lalu Dave
93
Di Lema oleh Perasaan Sendiri
94
Godaan Yasmine
95
Kemurkaan Nikki
96
Jebakan Untuk Dave
97
Ada yang terlewat kan
98
Salah Orang
99
Panas Sendiri
100
Calon Papi Mertua
101
Jemput Pacar
102
Misi Awal Dave
103
103 Mata-mata papi Mertua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!