6. kesederhanaan

Farhan baru saja selesai melaksanakan salat magrib di masjid dekat kontrakannya tersebut, baru baru saja Farhan ingin pulang tiba-tiba saja ada seorang laki-laki paruh baya memanggil dirinya.

” Assalamualaikum nak.”

” Waalaikumsalam pak ustad. jawab Farhan sambil mencium tangan laki-laki paruh baya tersebut dengan sopan, kenapa Farhan bisa tahu kalau iya ustaz karena yang menjadi imam di mushola tersebut adalah laki-laki barubaya tersebut yang belum ia ketahui namanya.

” Kalau nggak salah lihat kamu ini sepertinya warga baru ya di sini,soalnya bapak baru pertama kali melihat kamu salat di sini.

” Benar itu pak ustad saya memang baru datang dari Jawa ke Jakarta,baru saja kemarin saya sampai dan saya tinggal tidak jauh dari sini di kontrakan di seberang jalan sana, dan salam kenal pak ustad nama saya Muhammad Farhan fahrezi. sambil memperkenalkan diri kepada imam masjid di situ, dengan senyuman ramah.

” Oh pantesan saja soalnya ngajak kamu masih asing di sini, oh ya jangan panggil ustadz ya,tapi panggil saja pak somat aja, seperti orang di sini memanggilnya.pada anak muda itu yang baru ia ketahui namanya.

” Baik bapak somat.”

” Oh iya, kalau apa boleh tahu kamu ke Jakarta Mau ngapain?lanjut pak somat

” Sebenarnya saya juga tidak kenapa tiba-tiba saja kota tujuan saya sampai di Jakarta, entah kenapa hati saya sampai jauh berkelana hingga ke sini.mungkin saya juga akan cari pekerjaan Abah selama saya tinggal di Jakarta, buat makan saya sehari-hari.

” Kalau kamu mau nak kamu bisa jadi marbot di masjid ini, untuk sementara waktu kamu sambil mencari pekerjaan lain, karena marbot yang biasa bersih-bersih dan menjaga masjid ini sedang pulang kampung untuk sementara waktu jadi masjid ini tidak ada yang ngurus,sebenarnya bukan nggak ada yang ngurus sih, ada warga sini mau gotong royong cuman ya palingan seminggu sekali apalagi kalau setiap salat yang berkumandang selalu Abah karena orang sini sibuk akan pekerjaan mereka masing-masing.gimana nak kamu mau tidak kalau tidak juga nggak apa-apa tambah tidak memaksakan. insya Allah nanti setiap bulan ada uang gaji buat kamu ya walaupun tidak besar sih. Tawar pak somat kepada Farhan karena Abah Solihin melihat Farhan sosok pemuda yang baik dan solehah, apalagi tadi ketika Farhan melantunkan ayat-ayat Alquran dengan suara yang indah didengar

” Beneran pak saya dipercaya mengurus masjid ini, dan menjadi Marbot di sini,kalau itu saya mau Abah.dengan senang Farhan pun tersenyum dan berdoa, Alhamdulillah ya Allah engkau memberikan aku pekerjaan yang hamba sukai walaupun bayar nanti besar tapi tambah ikhlas menjalaninya.batin Farhan sambil mengucapkan syukur, karena ada orang yang baik yang mau mempercayai dia dengan pekerjaan yang begitu baik,buat ia kerjakan.

” Yaudah kalo gitu bapak pulang dulu ya,nanti sholat isya kamu kumandangkan adzan ya nak farhan.sambil menepuk pundak Farhan, dengan senyuman khas pak Somat.

” Baik pa, insyaallah nanti saya akan mengumandangkan azan isya, Dan semoga saja dapat menarik warga sini, agar dapat melaksanakan salat di masjid kita ini ya.

” Insya Allah nak, karena memang belakangan ini masjid ini agak sepi karena kesibukan warga sini masing-masing yang mempunyai pekerjaan, jadi hanya satu dua yang berangkat untuk sholat di sini.

” Iya pak,amin.

” ya udah kalau gitu bapak pulang dulu ya Assalamualaikum.

” Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh hati-hati pak.

Dan setelah pak Somat pergi Farhan pun pulang ke kontrakan yang tidak jauh dari masjid tersebut untuk mengisi perutnya yang sudah bergrmuru menandakan cacing-cacing di perut Farhan sudah minta, Untung saja tadi pas habis beres-beres kontrakan Farhan membeli nasi dan lauk matang, karena tidak mungkin Farhan menunggu esok hari, untuk membeli perkakas untuk di kontrakannya, karena pastinya malam nya ia akan kelaparan.

lama kemudian Farhan pun sampai di kontrakannya, yang paling ujung, di situ kontrakannya ada 10 pintu dan Farhan mendapatkan paling ujung Karena itulah yang tersisa,namun tak jadi masalah untuk Farhan asalkan tempatnya nyaman, sudah cukup buat Farhan berteduh dari panas dan hujan.

....

” assalamualaikum, saat Farhan membuka pintu kontrakan tersebut,karena diwajibkan bagi setiap orang ketika membuka pintu walaupun tidak ada orang yang di dalam tetap harus mengucapkan salam.

meletakkan pecinya di atas meja tanpa melepaskan sarungnya dan mengambil nasi serta lauk yang tadi sore, Untung saja pemilik kontrakan menyediakan depot air minum, jadi tidak perlu susah-susah Farhan untuk membeli air minum lagi.

” bismillahirohmanirohim,allahumma bariklana fima rozakkana wakina azabannar amin.

setelah Farhan selesai membaca doa,Farhan pun makan dengan lauk yang ia beli tadi sore, untuk mengganjal perutnya hingga esok pagi.

walaupun makan dengan menu sederhana,Farhan sudah sangat bersyukur,karna masih banyak orang di luar sana yang masih kekurangan makanan.

” Alhamdulillah, akhirnya kenyang juga,dan setelah itu Farhan pun membuang bekas makanya di tempat sampah, lalu mengambil air minum lalu meminumnya.

Lalu Farhan melihat jam yang berada di handphone yang tersebut menunjukkan pukul 07.20 menit, itu tandanya sebentar lagi azan isya akan berkumandang dan ia harus cepat-cepat sampai di masjid untuk mengumandangkan adzan.

namun sebelum itu farhan mengambil air wudhu dulu di rumah,supaya sampai di masjid iya tidak lagi mengambil wudhu bisa langsung membunyikan adzan isya dengan cepat.

setelah selesai Rehan pun dengan cepat keluar dari rumah kontrakannya dan menguncinya dan berjalan menuju masjid yang tidak jauh dari tempat ia tinggal, Karena tempat tinggal Farhan berada di belakang sedangkan masjidnya berada di depan jadi tinggal jalan beberapa meter saja akan sampai tanpa harus menggunakan kendaraan.

sesampainya Farhan di masjid tersebut Farhan pun langsung menuju arah di mana tempat mengumandangkan adzan.

Allahu Akbar.

setelah itu punya Farhan mengumandangkan adzan dengan suara yang merdu seperti di masjid Nabawi, suara yang halus merdu siapapun yang mendengarnya akan merinding, karena memang Farhan selama di pesantren kyai Abdullah iya seorang hafiz Quran, dan seorang ustaz yang mengajar di pondok pesantren kyai Abdullah waktu itu, makanya suaranya bisa semerdu itu, karena Farhan pernah menjurai membaca Alquran dan memenangkan juara 1. membuat nama pesantren Al Islam bangga akan pencapaian yang Farhan berikan,itulah yang membuat sebagian ustadz yang berada di sana iri dengan pencapaian yang Farhan berikan apalagi kyai Abdullah begitu menyayangi dan membanggakan Farhan,tidak seperti ustaz dan ustazah yang lainnya, dan itulah salah satu yang membuat Farhan difitnah oleh orang dalam,padahal ia tidak pernah melakukan hal yang paling dibenci oleh Allah apalagi menambah dosa yang sangat besar.