Perselisihan Brian dengan Teman-teman Violetta

Bab 2

“Oh...,” Bob mendesis panjang sambil melihat Brian mencorat-coret buku notes itu. Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin ditanyakannya pada Brian, karena ia merasa Brian adalah sosok yang misterius. Tapi melihat sikap Brian yang seolah tidak suka kalau orang mengorek data-data tentang dirinya, membuat Bob jadi terdiam. Akhirnya mereka hanya saling membisu dan mencatat jadwal pelajaran yang ditulis oleh Ibu guru tadi di papan tulis.

Violetta yang duduk di dekat Brian, hanya dipisahkan oleh sebuah lorong kecil sebagai jalan, tidak mampu menyembunyikan keingintahuannya tentang Brian. Walaupun tangannya mencatat jadwal pelajaran di papan tulis, tapi pikirannya tidak ke situ, karena ia terus memasang telinga sejak tadi, mendengarkan percakapan singkat antara Bob dan Brian barusan.

Mata Violetta melirik buku notes kecil berwarna ungu yang dipakai Brian. Ungu sama dengan Violet? Kenapa kebetulan sekali sama dengan namanya? Dan bolpoin berwarna hitam pekat dengan tinta hitam yang dipakai Brian untuk mencorat-coret buku notes ungu itu...?

Ah, Violetta cepat-cepat membuang pikirannya yang tidak-tidak. Dia dan Brian bahkan belum sempat kenalan. Apakah setelah melihat Brian untuk pertama kali tadi, sudah membuatnya terobsesi, jadi apapun tindak-tanduk Brian membuatnya penasaran?

Sebuah suara khas menyadarkan lamunannya. “Papan tulisnya di depan, Nona, bukan di samping...,” entah mengapa Brian seperti tahu jalan pikirannya. Ia menolehkan kepalanya ke samping, tersenyum pada Violetta yang ketahuan sedang menatapi dirinya.

Violetta merasa malu setelah kepergok terus mencuri lihat pada Brian sejak tadi. Ditundukkannya kepalanya dengan wajah bersemu merah jingga.

“Kenalkan, aku Brian,” Brian berusaha membantu Violetta mengatasi rasa salah tingkahnya.

Violetta mengangkat kepalanya, melihat uluran tangan Brian. Ia merasa sangsi, tapi setelah Brian mengangguk dan tersenyum ramah padanya, barulah Violetta merasa lega dan menyambut uluran tangan Brian.

“Namaku Violetta, senang berkenalan denganmu!”

“Sama-sama!” Brian membalas. Setelah itu Brian kembali lagi melihat ke papan tulis dan menekuni tulisannya.

Violetta juga sibuk menyalin dan kali ini ia tidak berani lagi mencuri lihat karena takut akan ketahuan. Walaupun dalam hatinya sangat tersiksa karena ia sudah ingin secepatnya bisa mengenal Brian lebih dekat. Rasanya pasti bangga sekali, bila bisa berjalan bersama dengan Brian yang gagah, tampan, atletis, sempurna fisiknya bak seorang pangeran itu, lain sekali bila dibandingkan dengan semua teman lelaki yang pernah dikenalnya selama ini.

“Violet!” suara Josh yang duduk di sampingnya, membuyarkan khayalan Violetta.

“Apaa...?!” sahut Violetta kaget, merasa sebal karena khayalannya terganggu.

“Sebaiknya kau jangan dekat-dekat dengan Brian,” Josh memperkecil suaranya sampai volume yang terkecil, volume yang hanya bisa didengar oleh Violetta seorang yang duduk di sampingnya, sedangkan Brian yang duduk agak jauhan, tidak mungkin bisa mendengarnya.

“Memangnya kenapa?” tanya Violetta heran.

“Apa kau tidak melihat sorot matanya tadi, sewaktu di depan kelas? Begitu dingin dan misterius, seolah menyimpan suatu rahasia. Tapi begitu melihat dan berbicara denganmu, sorot matanya tiba-tiba bisa berubah drastis menjadi ramah, seperti disengaja untuk menarik simpatimu. Orang seperti ini pasti memiliki maksud jahat. Sebaiknya kau berhati-hati!”

“Akh! Kau jangan mengada-ada, Josh!” ujar Violetta bertambah sebal. “Aku tahu maksudmu! Kau tidak ingin aku berdekatan dengan Brian karena kau takut tersaingi bukan? Biar kuberitahu ya, Josh, kau itu bukan tipeku, dan kau juga tak bakalan bisa menyaingi Brian. Jadi jangan bicara yang tidak-tidak tentangnya, okey?”

“Tapi aku benar mengkhawatirkanmu, Violet! Aku punya prasangka buruk terhadap Brian. Biasanya prasangka dan firasatku itu kebanyakan benar lho!”

“Seandainya prasangkamu itu benar pun, aku tidak takut! Karena mulai detik ini aku sudah bertekad untuk mendapatkannya, puas?!” tegas suara Violetta bersamaan dengan tangannya yang menyelesaikan salinan di papan tulis. Dihempaskannya bolpoin di tangannya ke atas meja dengan kasar, lalu membuang muka ke samping. Eh..., malah tatapannya bertemu dengan mata Brian yang entah sejak kapan sudah mengawasinya.

Rona wajah Violetta langsung memerah. Semula hendak marah jadi merasa malu. Apakah Brian mendengar kata-katanya barusan? Mungkinkah volume suaranya jadi agak keras karena emosi tadi? Gawat, berarti Brian sudah mendengar percakapannya dengan Josh tadi?

“Ada yang membuatmu tidak senang?” pertanyaan Brian yang spontan membuat Violetta terhenyak.

“Ah, tidak...!” Violetta menjawab gugup. Dengan cepat ia menyembunyikan wajahnya yang sedang bersemu merah dari pandangan Brian. Sorot mata Brian begitu tajam dirasakannya, seolah-olah ingin mengoyaki isi hatinya. Apakah dikarenakan Brian mendengar kata-kata Josh tadi, dan sekarang ia merasa marah? Salah mereka juga, kenapa harus bicara hal seperti ini di saat Brian ada di dekat mereka?

“Kalau ada yang sengaja membuatmu marah, sudah seharusnya diberi pelajaran,” ucap Brian seenaknya.

Josh yang merasa tersindir oleh kata-kata Brian, spontan bangkit dari duduknya, sorot matanya tak senang menatap Brian dan suaranya terdengar keras, “Hati-hati kalau bicara ya! Kau ini orang baru! Sombong sekali!”

Brian tersenyum dikit, dingin dan sinis.

Melihat reaksi Brian itu, Josh bertambah emosi. “Memangnya kamu hebat...!”

“Sudahlah, Josh..., sudah...!” Violetta menarik tangan Josh supaya duduk kembali. Mata Violetta yang menatap Josh seolah memerintahkannya untuk tidak lagi bertikai.

“Iya Josh, jangan galak-galak!” timpuk seorang siswa laki-laki yang duduk di depan Violetta. Ucapannya yang bernada lucu itu spontan membuat beberapa orang siswa yang duduk di sekitar situ tertawa.

“Benar, Josh, tidak ada yang ingin berebutan Violetta denganmu!” seorang siswa perempuan ikut menimpali, seolah ingin memanasi Josh.

“Iya Josh, aku mendukungmu. Kalau ada yang sengaja ingin berebutan Violetta denganmu, sudah seharusnya diberi pelajaran,” kata-kata Brian dibalikkan kembali oleh salah seorang siswa laki-laki yang duduk di depan Josh.

Brian melihatnya sekilas. Siswa laki-laki yang duduk di depan Josh itu bertubuh tinggi besar dan bersikap menantang. Nada suaranya terdengar mengancam. Ia adalah Ted, teman sekelompok Josh. Jadi sudah tentu ia membela Josh.

“Sudah! Sudah! Sudah cukup belum?!” nada suara Violetta terdengar agak marah.

Beberapa orang siswa memang sedang memperhatikan mereka, seolah ingin mengetahui kelanjutan pertikaian itu. Kebetulan guru yang mencatat jadwal pelajaran di papan tulis tadi sedang keluar kelas, jadi mereka lebih bebas.

“Kalian semua puas, sudah memberikan kesan tidak baik terhadap seorang siswa baru, ha?! Ini baru hari pertama baginya, bagaimana nanti ia bisa melanjutkan belajar kalau sikap kalian seperti ini?” Violetta memandangi mereka satu persatu. Sorot matanya menyiratkan kemarahan. Beberapa orang siswa membuang muka, yang lainnya terdiam.

“Josh, Ted,” Violetta menyebut kedua nama itu dan menatap mereka tajam. “Aku ingin kalian berdua mnta maaf pada Brian, sekarang juga!”

“Apa...?!” Josh hendak protes.

“Kalau kau tidak minta maaf sekarang, Josh, maka nanti jangan berharap bisa menjadi temanku lagi,” ancam Violetta.

Josh menggigit bibir. Dipandanginya Brian yang sedang menunduk tapi di bibirnya tersembunyi seulas senyum. Senyum kemenangan dari orang yang benar-benar licik! Pikir Josh merasa muak. Seandainya diancam dengan pisau pun ia tak bakalan mau minta maaf. Tapi ini diancam dengan kata-kata Violetta, wanita yang sudah lama diincarnya, yang dikaguminya selama ini, dan ia tidak mau lagi berteman dengannya hanya gara-gara seorang siswa baru? Akh! Dengan terpaksa Josh harus menjilat kata-kata makiannya kembali.

“Aku minta maaf!” ucap Josh, berat dan ketus.

“Begitukah caramu minta maaf?” Violetta meliriknya marah.

“Okey, aku minta maaf, Brian..., puas?” Josh mengulangi ucapannya dengan jengkel.

Violetta melirik Ted. “Giliranmu, Ted!” perintahnya.

Ted membungkam mulutnya, hatinya terasa berat. Tapi setelah mellihat Josh memberi isyarat padanya untuk meminta maaf, barulah Ted membuka mulut. “Aku minta maaf,” ucapnya pelan.

Violetta menarik nafas lega. “Nah, kalian semua sudah dengar kan?”

“Sudah...!” jawab para siswa yang duduk di sekitar situ yang sedari tadi memperhatikan mereka.

“Brian...?” Violetta menatap Brian yang sedang memainkan bolpoinnya.

“Ya...!” Brian hanya mengangguk kecil. Ia tersenyum sedikit pada Violetta. Senyumannya itu terasa amat melegakan hati Violetta. Entah mengapa, Violetta amat takut Brian akan tersinggung, apalagi bila gara-garanya.

* * *

Terpopuler

Comments

Mommy Gyo

Mommy Gyo

,3 like hadir thor semangat

2021-08-02

1

Whiteyellow

Whiteyellow

semangat

2021-03-28

1

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

❤️❤️❤️

2021-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 Sinopsis
2 Murid Baru Brian-Richie di Sekolah Clarissa-Violetta
3 Perselisihan Brian dengan Teman-teman Violetta
4 Perkenalan Pertama Brian-Clarissa
5 Pertengkaran Brian-Clarissa di Kantin
6 Brian Menyebabkan Pertengkaran Clarissa-Violetta
7 Angela dengan 2 Putrinya, Clarissa-Violetta di Meja Makan
8 Telepon dari Raven, Papa Clarissa-Violetta
9 Angela Menemui Clarissa di Kamar
10 Angela Bercerita tentang Masa Lalu Raven
11 Ma'am dengan 2 Anak Asuh, Brian-Richie
12 Ma'am Mendengar Rencana Brian
13 Hasutan Ma'am pada Brian
14 Pertandingan Sepakbola di Sekolah
15 Violetta Lebih Memilih Brian daripada Josh
16 Violetta Memapah Brian yang Terluka
17 Brian dan Violetta di Dalam Kelas
18 Brian Membuat Violetta Menangis
19 Brian Curiga Richie Menyukai Violetta
20 Richie Menjumpai Violetta
21 Clarissa Dibonceng Richie Mencari Brian ke Rumahnya
22 Clarissa Berjumpa Brian di Rumahnya
23 Brian Menolong Clarissa yang Digigit Ular
24 Clarissa di Kamar Brian
25 Cerita Ma'am pada Clarissa
26 Richie Mengantar Clarissa Pulang
27 Violetta dan Brian ke Sekolah Lagi
28 Brian Dijebak Komplotan Josh
29 Brian Diselamatkan Violetta
30 Violetta Mengantar Brian Pulang
31 Violetta Melabrak Josh yang Mencelakai Brian
32 Violetta ke Rumah Brian Lagi
33 Pembalasan Brian pada Komplotan Josh
34 Clarissa Memergoki Papanya dengan Seorang Wanita
35 Clarissa Mencari Brian ke Rumahnya
36 Clarissa Mengetahui Rahasia Rencana Brian
37 Violetta Menyerah pada Brian
38 Richie Mengetahui Perbuatan Brian
39 Richie Memancing Clarissa ke Rumahnya
40 Clarissa Menjadi Korban Richie
41 Brian Mengetahui Perbuatan Richie
42 Brian Membuat Perhitungan dengan Richie
43 Brian Mencari Clarissa ke Rumahnya
44 Brian Bertemu Raven-Musuh Besarnya
45 Brian Bertunangan dengan Clarissa
46 Raven Mulai Curiga pada Brian
47 Clarissa Mengetahui Brian Putra dari Kekasih Papanya
48 Brian Mencari Claire, Sang Mama
49 Pembalasan Dendam 20 Tahun Lalu
50 Claire dan Clarissa Tertembak
51 Clarissa Menemukan Brian yang Hilang 5 Tahun Lalu
52 Season 2-Brian Kembali ke Rumah
53 Season 2-Clarissa Membawa Brian ke Kamar
54 Season 2-Clarissa Membangunkan Singa yang Tertidur Sekian Lama
55 Season 2-Violetta Memergoki Brian dan Clarissa
56 Season 2-Brian dan Clarissa Turun ke Bawah
57 Season 2-Menunggu Kepulangan Raven-Claire-Angela
58 Season 2-Brian dan Clarissa Memangku Gary Kecil
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Sinopsis
2
Murid Baru Brian-Richie di Sekolah Clarissa-Violetta
3
Perselisihan Brian dengan Teman-teman Violetta
4
Perkenalan Pertama Brian-Clarissa
5
Pertengkaran Brian-Clarissa di Kantin
6
Brian Menyebabkan Pertengkaran Clarissa-Violetta
7
Angela dengan 2 Putrinya, Clarissa-Violetta di Meja Makan
8
Telepon dari Raven, Papa Clarissa-Violetta
9
Angela Menemui Clarissa di Kamar
10
Angela Bercerita tentang Masa Lalu Raven
11
Ma'am dengan 2 Anak Asuh, Brian-Richie
12
Ma'am Mendengar Rencana Brian
13
Hasutan Ma'am pada Brian
14
Pertandingan Sepakbola di Sekolah
15
Violetta Lebih Memilih Brian daripada Josh
16
Violetta Memapah Brian yang Terluka
17
Brian dan Violetta di Dalam Kelas
18
Brian Membuat Violetta Menangis
19
Brian Curiga Richie Menyukai Violetta
20
Richie Menjumpai Violetta
21
Clarissa Dibonceng Richie Mencari Brian ke Rumahnya
22
Clarissa Berjumpa Brian di Rumahnya
23
Brian Menolong Clarissa yang Digigit Ular
24
Clarissa di Kamar Brian
25
Cerita Ma'am pada Clarissa
26
Richie Mengantar Clarissa Pulang
27
Violetta dan Brian ke Sekolah Lagi
28
Brian Dijebak Komplotan Josh
29
Brian Diselamatkan Violetta
30
Violetta Mengantar Brian Pulang
31
Violetta Melabrak Josh yang Mencelakai Brian
32
Violetta ke Rumah Brian Lagi
33
Pembalasan Brian pada Komplotan Josh
34
Clarissa Memergoki Papanya dengan Seorang Wanita
35
Clarissa Mencari Brian ke Rumahnya
36
Clarissa Mengetahui Rahasia Rencana Brian
37
Violetta Menyerah pada Brian
38
Richie Mengetahui Perbuatan Brian
39
Richie Memancing Clarissa ke Rumahnya
40
Clarissa Menjadi Korban Richie
41
Brian Mengetahui Perbuatan Richie
42
Brian Membuat Perhitungan dengan Richie
43
Brian Mencari Clarissa ke Rumahnya
44
Brian Bertemu Raven-Musuh Besarnya
45
Brian Bertunangan dengan Clarissa
46
Raven Mulai Curiga pada Brian
47
Clarissa Mengetahui Brian Putra dari Kekasih Papanya
48
Brian Mencari Claire, Sang Mama
49
Pembalasan Dendam 20 Tahun Lalu
50
Claire dan Clarissa Tertembak
51
Clarissa Menemukan Brian yang Hilang 5 Tahun Lalu
52
Season 2-Brian Kembali ke Rumah
53
Season 2-Clarissa Membawa Brian ke Kamar
54
Season 2-Clarissa Membangunkan Singa yang Tertidur Sekian Lama
55
Season 2-Violetta Memergoki Brian dan Clarissa
56
Season 2-Brian dan Clarissa Turun ke Bawah
57
Season 2-Menunggu Kepulangan Raven-Claire-Angela
58
Season 2-Brian dan Clarissa Memangku Gary Kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!