Part 4 - Aku yang dulu

Prolog

Saga adalah seorang pria yang hidup tertutup dan sebatang kara. Orang-orang yang tinggal di sekitar rumahnya tidak tahu awal mula bagaimana Saga bisa tinggal di sana.

Mereka hanya melihat Saga itu seorang pria lusuh dengan rambut sebahu yang menjalani hidupnya dalam kesunyian dan ketidakpedulian.

Sebenarnya, Saga adalah mantan narapidana anak. Saat berusia dua belas tahun, ia secara tidak sengaja mendorong teman sekelasnya dari atap sekolah hingga meninggal.

Saga yang dulunya tumbuh dalam keluarga yang kaya raya, dan berkehidupan mewah membuatnya mudah menindas orang lain. Ia tidak pernah menyangka bahwa suatu hari, tindakan sembrono itu akan membawa malapetaka besar dalam hidupnya.

Kecelakaan yang menyebabkan teman sekelasnya jatuh dari atap sekolah menjadi awal mula dari penderitaan Saga. Tekanan dari berbagai pihak, terutama serangan terhadap orang tuanya yang dipermalukan di depan publik, membuat Saga terpuruk dan trauma.

Di tambah, ia harus menjalani hukuman penjara anak selama lima tahun, merasakan dinginnya dinding penjara dan kerasnya kehidupan di balik jeruji.

Setelah keluar dari penjara, Saga tidak ingin tinggal bersama orang tuanya lagi. Ia merasa tidak pantas untuk kembali ke kehidupan mereka yang mewah dan nyaman.

Dengan beban masa lalu yang terus menghantuinya, Saga memilih kabur dan mencari jalan hidupnya sendiri. Ia menjauh dari segala kenangan buruk dan berusaha membangun kehidupan yang baru tanpa harus menghadapi tatapan kebencian dan rasa bersalah.

Saga memilih untuk hidup di pinggiran kota, jauh dari keramaian dan orang-orang yang mungkin mengenalnya.

Ia tinggal di sebuah rumah kecil yang terabaikan, dengan dinding-dinding yang mulai mengelupas dan halaman yang ditumbuhi rumput liar. Kehidupan yang keras dan penuh perjuangan membuatnya menjadi sosok yang terlihat tidak terurus dan tidak peduli pada sekitar.

Setiap hari, Saga mencari cara untuk bertahan hidup. Ia bekerja serabutan, melakukan pekerjaan kasar yang tidak memerlukan banyak interaksi dengan orang lain.

Kadang-kadang, ia memotong kayu di hutan, memulung barang-barang bekas, atau memancing di sungai kecil dekat rumahnya. Meski hidup dalam kesulitan, Saga merasa lebih baik daripada harus kembali ke kehidupan lamanya yang penuh dengan tekanan dan rasa bersalah.

Orang-orang di sekitar rumahnya melihat Saga sebagai sosok yang misterius dan menakutkan. Mereka tidak tahu bahwa di balik penampilan kasarnya, Saga merupakan anak dari keluarga kaya raya yang menyimpan luka mendalam dari masa lalunya.

Namun, ia selalu membatasi diri, tidak ingin bergaul dengan siapa pun, karena takut akan menyakiti orang lain lagi.

______________

Keesokan harinya, Lea berdiri di depan bak air dengan wajah cemberut. Air dingin yang mengisi bak itu membuatnya menggigil.

"Paman, airnya terlalu dingin, apa bisa dihangatkan?," tanya Lea dengan polosnya, dan dengan suara yang sedikit gemetar.

Saga menatap Lea sejenak dengan tatapan dingin. Dalam hatinya, ia bergumam, "Apa dia pikir sedang tinggal di rumah mewahnya? Merepotkan sekali."

"Hanya ada air dingin, mandilah dengan cepat," ucap Saga singkat lalu beranjak pergi, meninggalkan Lea yang masih menatapnya dengan kecewa.

Saga mulai menyiapkan beberapa peralatan untuk pekerjaannya hari itu. Ia mengatur kapak dan gergaji di tempatnya, memastikan semuanya siap.

Namun, saat hendak keluar rumah, bayangan masa lalu melintas di benaknya sehingga menghentikan langkahnya.

***

"Mama, Saga mau mandi pakai air hangat," rengek Saga kecil ketika seusia Lea, dengan wajah manja.

"Saga sayang... Pake air dingin aja ya... Gak baik jika keseringan mandi pakai air hangat," balas sang ibu dengan lembut, mencoba menenangkan anaknya yang mulai protes.

"Pokoknya Saga mau pakai air hangat," balas Saga kecil dengan nada semakin protes dan merengek lebih keras.

Dengan senyum lembut di wajahnya, sang ibu pun akhirnya menyerah dan menyiapkan air hangat untuk Saga kecil. Dengan wajah yang puas, Saga pun masuk ke dalam bak mandi dengan air hangat yang ia minta.

***

Kembali ke masa kini, Saga menyadari betapa berbedanya hidupnya sekarang. Dahulu, ia adalah anak yang manja dan selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Kini, ia harus berjuang sendirian, jauh dari kenyamanan dan kemewahan yang pernah ia rasakan.

Saga menghela napas panjang dan mencoba menyingkirkan bayangan masa lalu itu. Ia melangkah keluar rumah dan mulai menyalakan mesin mobil.

Beberapa saat kemudian, Saga kembali ke rumah untuk mengambil sesuatu. Ia melihat Lea masih berdiri di depan bak air dan belum mandi, dengan wajah yang tampak lebih pucat karena udara dingin pagi itu.

Saga mendekat lalu menatap Lea sejenak. "Kalau kamu tidak mandi, kamu akan kedinginan dan sakit," katanya dengan nada lebih lembut, meski tetap terdengar dingin.

Lea pun mengangguk pelan dan merasa sedikit terhibur dengan perhatian kecil dari Saga. "Baik, paman."

Selanjutnya, Saga beranjak ke dapur lalu mengambil panci besar dan mengisinya dengan air. Ia menyalakan kompor dan memanaskan air itu.

Saat air mulai mendidih, ia mencampurnya dengan air dingin di bak mandi hingga membuat airnya lebih hangat.

Lea menatap air di bak mandi dengan senyum kecil dan berbinar. "Terima kasih, paman," ucapnya dengan tulus. Sedangkan Saga hanya mengangguk singkat, lalu kembali ke pekerjaannya.

Beberapa saat kemudian...

"Paman! Paman! Baju Lea mana?," teriak gadis kecil itu dengan suara nyaring sehingga mengagetkan Saga yang sedang sibuk di dapur.

"Kenapa teriak?," tanya Saga dengan nada dingin seraya menghampiri kamar mandi.

"Baju Lea mana?," tanya Lea kembali.

"Pakai saja baju yang tadi," balasnya mudah, seolah itu adalah solusi yang paling logis.

"Masa pakai baju tadi, Paman, kan kotor," keluh Lea dengan bibirnya yang mengerucut.

"Di sini tidak ada baju anak kecil," jawab Saga seraya beranjak ke dapur kembali karena tidak ingin memperpanjang percakapan.

"Kalau tidak ada baju kan harusnya beli, biasanya mama juga sering beli baju buat Lea," gerutu Lea, dengan suara yang mulai merendah seiring dengan perasaan kecewanya.

Lea memegang bajunya lagi dan menatapnya sejenak. "Apa boleh pakai baju ini lagi? Kan kotor," ujarnya lirih, nyaris berbisik.

Namun, meski dengan perasaan tidak nyaman, Lea terpaksa memakai baju satu-satunya itu dan merapikan dirinya sebisanya. Ia melangkah keluar kamar mandi dengan langkah kecil, lalu mendekati Saga yang sedang duduk di meja makan.

"Paman, tolong sisirin rambut Lea," pinta Lea dengan polos, menatap Saga dengan mata besar dan belo yang penuh harap.

Saga terdiam sejenak, memandangi Lea yang berdiri di depannya dengan baju yang kotor dan rambut yang acak-acakan. Perlahan, ia mengambil sisir dari meja dan mulai menyisir rambut Lea dengan hati-hati.

Lea duduk diam, merasakan sentuhan lembut pada rambutnya. Meskipun Saga tidak pernah menunjukkan rasa peduli dengan cara yang jelas, saat ini Lea merasakan ada kehangatan yang mengalir melalui setiap gerakan Saga.

"Lea," panggil Saga pelan setelah selesai menyisir rambut gadis kecil itu. "Namamu Lea, bukan?" tanyanya.

"Iya, Paman," jawab Lea, matanya bersinar dengan bersemangat.

"Siapa nama ayah dan ibumu?" tanya Saga lagi.

"Papa Lea namanya Papa Evan, kalau mama Lea namanya Mama Deisy," jawab Lea dengan bangga juga dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

Saga mendengarkan Lea berceloteh tentang kedua orang tuanya. Ia merasakan sejumput nostalgia tentang keluarga yang pernah ia miliki. Lea melanjutkan celotehannya yang membandingkan penampilan ayahnya dengan Saga.

Episodes
1 Part 1 - Penculikan
2 Part 2 - Tersesat
3 Part 3 - Azalea & Saga
4 Part 4 - Aku yang dulu
5 Part 5 - Incaran
6 Part 6 - Preman jahat
7 Part 7 - Anak jalanan
8 Part 8 - Menyelamatkan lagi
9 Part 9 - Menjadi dekat
10 Part 10 - Tuna wisma
11 Part 11 - Hikmah
12 Part 12 - Remaja
13 Part 13 - Perundungan
14 Part 14 - Tampil beda
15 Part 15 - Beranjak dewasa
16 Part 16 - 'I Love You, Paman'
17 Part 17 - Labil
18 Part 18 - Masih labil
19 Part 19 - Masa puber
20 Part 20 - Fall in Love
21 Part 21 - Fall in LOVE
22 Part 22 - Perjalanan ke bukit
23 Part 23 - So sweet? No!
24 Part 24 - Setelah patah hati
25 Part 25 - Menutup hati
26 Part 26 - Saga or Saka?
27 Part 27 - Cemburu ya...???
28 Part 28 - Lea & Saka
29 Part 29 - Berselisih
30 Part 30 - Memaksakan diri?
31 Part 31 - Hujan
32 Part 32 - Paman jahat!
33 Part 33 - Kabar burung
34 Part 34 - Kenapa sesakit ini?
35 Part 35 - Apa kamu tau?
36 Part 36 - Momentum
37 Part 37 - Tolong aku...
38 Part 38 - Kantor polisi
39 Part 39 - Baper deh...
40 Part 40 - Orang tua Lea
41 Part 41 - 'Singanya' bangun tuh, Ups!
42 Part 42 - Mengharukan
43 Part 43 - Ya ampun! Sampai lupa
44 Part 44 - Paman Saga
45 Part 45 - Saingan nih, he he
46 Part 46 - Insting
47 Part 47 - Rumah Saga
48 Part 48 - Pertemuan
49 Part 49 - Skakmat
50 Part 50 - Putuslah.
51 Part 51 - Cara terbaik?
52 Part 52 - Peran Ayah
53 Part 53 - Terkekang
54 Part 54 - Kandas?
55 Part 55 - Menghilangkan jejak
56 Part 56 - Di campakkan
57 Part 57 - Dalang nya...
58 Part 58 - Flashback
59 Part 59 - Hampir celaka
60 Part 60 - Janji?
61 Part 61 - First kiss
62 Part 62 - Cup
63 Part 63 - Tenanglah, ada aku
64 Part 64 - Deg deg! Deg deg!
65 Part 65 - Di laporkan hilang
66 Part 66 - Di Bawah Hujan
67 Part 67 - Warning
68 Part 68 - Tamu tak di undang
69 Part 69 - Debat
70 Part 70 - Cinta dan pengorbanan
71 Pengumuman Spesial!
72 Part 72 - Kantor polisi
73 Part 73 - Selamat tinggal
74 Part 74 - Menghindar walau pahit
75 Part 75 - Kecelakaan
76 Part 76 - Lembaran baru
77 Part 77 - Comeback
78 Part 78 - Mungkinkah?
79 Part 79 - Tiga tahun yang lalu...
80 Part 80 - Kenyataan
81 Part 81 - Undangan pesta
82 Part 82 - Saga kah?
83 Part 83 - Bertunangan
84 Part 84 - Ironi
85 Part 85 - Setelah kecelakaan itu
86 Part 86 - Dansa
87 Part 87 - Tidak mengingatnya
88 Part 88 - Ada apa, Pah?
89 Part 89 - Orang asing
90 Part 90 - Terungkap
91 Part 91 - Kebenaran
92 Part 92 - Dilema Saka
93 Part 93 - Suatu hari
94 Part 94 - Kilatan masa lalu
95 Part 95 - Penasaran
96 Part 96 - Darah dagingku?
97 Part 97 - Teman lama
98 Part 98 - Sudah tahu
99 Part 99 - Masa lalu VS Masa depan
100 Part 100 - Dilema
101 Part 101 - Rencana lain
102 Part 102 - Tes DNA
103 Part 103 - Manipulasi
104 Part 104 - Inikah akhirnya?
105 Part 105 - Lea mohon....
106 Part 106 - Satu Minggu Sebelumnya
107 Part 107 - Perjuangan
108 Part 108 - Hore!! Ingatan Saga kembali!
109 Part 109 - Kangen-kangenan
110 Part 110 - Di rumah sakit
111 Part 111 - Cucuku
112 Part 112 - Menikah
113 Part 113 - Happy ending
114 Tamat & Terima kasih
115 Will & Love
116 Novel baru, PULAU ANGKER
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Part 1 - Penculikan
2
Part 2 - Tersesat
3
Part 3 - Azalea & Saga
4
Part 4 - Aku yang dulu
5
Part 5 - Incaran
6
Part 6 - Preman jahat
7
Part 7 - Anak jalanan
8
Part 8 - Menyelamatkan lagi
9
Part 9 - Menjadi dekat
10
Part 10 - Tuna wisma
11
Part 11 - Hikmah
12
Part 12 - Remaja
13
Part 13 - Perundungan
14
Part 14 - Tampil beda
15
Part 15 - Beranjak dewasa
16
Part 16 - 'I Love You, Paman'
17
Part 17 - Labil
18
Part 18 - Masih labil
19
Part 19 - Masa puber
20
Part 20 - Fall in Love
21
Part 21 - Fall in LOVE
22
Part 22 - Perjalanan ke bukit
23
Part 23 - So sweet? No!
24
Part 24 - Setelah patah hati
25
Part 25 - Menutup hati
26
Part 26 - Saga or Saka?
27
Part 27 - Cemburu ya...???
28
Part 28 - Lea & Saka
29
Part 29 - Berselisih
30
Part 30 - Memaksakan diri?
31
Part 31 - Hujan
32
Part 32 - Paman jahat!
33
Part 33 - Kabar burung
34
Part 34 - Kenapa sesakit ini?
35
Part 35 - Apa kamu tau?
36
Part 36 - Momentum
37
Part 37 - Tolong aku...
38
Part 38 - Kantor polisi
39
Part 39 - Baper deh...
40
Part 40 - Orang tua Lea
41
Part 41 - 'Singanya' bangun tuh, Ups!
42
Part 42 - Mengharukan
43
Part 43 - Ya ampun! Sampai lupa
44
Part 44 - Paman Saga
45
Part 45 - Saingan nih, he he
46
Part 46 - Insting
47
Part 47 - Rumah Saga
48
Part 48 - Pertemuan
49
Part 49 - Skakmat
50
Part 50 - Putuslah.
51
Part 51 - Cara terbaik?
52
Part 52 - Peran Ayah
53
Part 53 - Terkekang
54
Part 54 - Kandas?
55
Part 55 - Menghilangkan jejak
56
Part 56 - Di campakkan
57
Part 57 - Dalang nya...
58
Part 58 - Flashback
59
Part 59 - Hampir celaka
60
Part 60 - Janji?
61
Part 61 - First kiss
62
Part 62 - Cup
63
Part 63 - Tenanglah, ada aku
64
Part 64 - Deg deg! Deg deg!
65
Part 65 - Di laporkan hilang
66
Part 66 - Di Bawah Hujan
67
Part 67 - Warning
68
Part 68 - Tamu tak di undang
69
Part 69 - Debat
70
Part 70 - Cinta dan pengorbanan
71
Pengumuman Spesial!
72
Part 72 - Kantor polisi
73
Part 73 - Selamat tinggal
74
Part 74 - Menghindar walau pahit
75
Part 75 - Kecelakaan
76
Part 76 - Lembaran baru
77
Part 77 - Comeback
78
Part 78 - Mungkinkah?
79
Part 79 - Tiga tahun yang lalu...
80
Part 80 - Kenyataan
81
Part 81 - Undangan pesta
82
Part 82 - Saga kah?
83
Part 83 - Bertunangan
84
Part 84 - Ironi
85
Part 85 - Setelah kecelakaan itu
86
Part 86 - Dansa
87
Part 87 - Tidak mengingatnya
88
Part 88 - Ada apa, Pah?
89
Part 89 - Orang asing
90
Part 90 - Terungkap
91
Part 91 - Kebenaran
92
Part 92 - Dilema Saka
93
Part 93 - Suatu hari
94
Part 94 - Kilatan masa lalu
95
Part 95 - Penasaran
96
Part 96 - Darah dagingku?
97
Part 97 - Teman lama
98
Part 98 - Sudah tahu
99
Part 99 - Masa lalu VS Masa depan
100
Part 100 - Dilema
101
Part 101 - Rencana lain
102
Part 102 - Tes DNA
103
Part 103 - Manipulasi
104
Part 104 - Inikah akhirnya?
105
Part 105 - Lea mohon....
106
Part 106 - Satu Minggu Sebelumnya
107
Part 107 - Perjuangan
108
Part 108 - Hore!! Ingatan Saga kembali!
109
Part 109 - Kangen-kangenan
110
Part 110 - Di rumah sakit
111
Part 111 - Cucuku
112
Part 112 - Menikah
113
Part 113 - Happy ending
114
Tamat & Terima kasih
115
Will & Love
116
Novel baru, PULAU ANGKER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!