Jam pelajaran pertama akhirnya selesai, dan waktu yang di nanti-nantikan semua siswa pun datang. Ya, jam istirahat. Chaterine dan sahabat-sahabatnya langsung berjalan menuju kantin, tentunya mereka menjadi sorotan semua penghuni sekolah. Why ? Tentu karena semua sahabat-sahabat Chaterine dan Chaterine sendiri adalah most wanted di sekolah Budi Sakti. Otak pintar dan wajah yang luar biasa WOW membuat semua orang yang mengetahuinya akan terkagum-kagum, tetapi hal-hal baik tersebut tertutupi oleh kelakuan mereka yang bad.
Kini Chaterine and the geng sedang duduk di salah satu meja kosong di kantin yang memang sudah mereka klaim menjadi tempat mereka saat istirahat. Tidak boleh ada orang lain yang menduduki tempat ini selain mereka, jika ada yang berani harus berurusan dengan Chaterine and the geng tentunya.
"Kalian mau pesan apa ? Hari ini gue yang bayarin." Tanya Aditya berbaik hati.
"Tumben baik lo. Kesambet apa'an?" Ucap Chaterine.
" Kesambet bapak lo." Ketus Aditya.
"Kok lo bisa kesambet ayah gue, sih ? Perasaan, ayah Gilang lagi di luar kota." Tanya Chaterine polos.
"Heran gue. Kok gue bisa sahabatan sama orang yang gobloknya tidak bisa di kondisikan, ya ?" Tanya Flora yang mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagu layaknya orang yang tengah berpikir keras. Sahabat-sahabat Chaterine tergelak mendengar penuturan Flora yang menurut mereka sangat tepat.
"Ihh. Kalian jahat banget." Gerutu Chaterine.
"Emang iya." Jawab mereka serempak, yang tentunya membuat Chaterine semakin kesal.
"Udah-udah." Lerai Aditya. "Kalian jadinya mau mesan apa nih, gue mau ngambilin sekalian." Tambah Aditya.
"Gue es teh manis, sama baso aja deh." Ucap Chaterine pada Aditya.
"Kalau gue maunya es teh manis, sama baso juga." Jawab Siska.
"Si anying. Kan bisa langsung ngomong 'samain aja', kok ribet amat hidup lo." Tutur Riski.
"Serah gue dong." Jawab Siska.
"Yaudah makanannya samain aja semua, biar cepet." Ucap Raka yang yang langsung dibalas dua ancungan jempol milik Aditya. Ia kemudian bergegas meninggalkan sahabat-sahabatnya untuk memesan.
Langkah Aditya terhenti ketika mendengar panggilan dari ruang BK yang ditujukan kepada teman-temannya.
"Untuk siswa bernama Raka, Neter, Nuel, Krisman, dan Riski, segera bergegas ke ruang BK !" Panggilan tersebut membuat orang-orang melihat sang empunya nama.
"Kalian ngapain lagi emangnya ?" Flora yang mengerti jika sahabat-sahabatnya itu berbuat ulah lagi berinisiatif bertanya.
"Gue ama yang lain cuma ngintip adik kelas yang lagi ganti baju kok." Jawab Krisman merasa tak bersalah.
"Kok lo nggak ngajak gue. Padahal gue pengen lihat." Protes Hugo yang langsung dibalas jitakan dari sahabat ceweknya.
"Awww, sakit pala gue." Ringis Hugo yang tengah mengelus kepalanya yang terkena bencana.
"Siapa suruh mesum." Ketus Chaterine.
"Gue sebagai cowok wajar kalau mau lihat yang begituan. Atau, kalian pengen gue liatin sesama." Bela Hugo.
"Nggak usah liatin sesama ! Jijik gue !" Tutur Chaterine mendelik jijik.
"Eh, kalian duluan aja makannya, gue ama yang lain mau ke ruang BK dulu." Ujar Raka.
"Trus kalian makannya kapan ?" Tanya Aditya.
"Nyusul nanti." Kini Nuel yang angkat suara. Yang lain hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.
Neter, Nuel, Raka, Krisman dan Riski beranjak dari duduknya dan berjalan santai menuju ruang BK sambil bersenandung kecil. Masuk ruang BK adalah hal biasa bagi Chaterine dan sahabat-sahabatnya, toh setiap hari akan ada salah satu dari mereka yang masuk ruangan tersebut karena berbuat ulah lagi.
"Ngomong-ngomong, anak baru yang lo ceritain tadi datangnya kapan ?" Tanya Ayu.
Chelsy yang sudah siap-siap angkat suara terhenti aktivitasnya karena dirinya kalah cepat dengan Siska.
"Anak baru !? Kok gue baru dengar kalau ada anak baru !?" Tanya siska dengan ekspresi terkejutnya yang mirip monyet.
"Biasa aja kali. Pake teriak-teriak segala, Kek monyet aja lo." Sinis yang lain. "Lo tadi terlambat, jadi nggak sempet denger." Lanjut Kristin. Siska hanya ber oh-ria mendengar penjelasan sahabat-sahabatnya.
"Anak barunya kapan datang ?" Ulang Ayu bertanya hal yang sama.
"Dari kabar yang gue dengar sih, hari ini." Jawab Chelsy.
"Tapi, sampai sekarang gue nggak ada lihat anak baru. Lo bohong, ya ?" Kini Kristin yang berbicara.
"Suer, gue nggak bohong." Bela Chelsy. "Mungkin anak barunya datang pas jam pelajaran kedua palingan." Lanjutnya ketus.
"Awas lo kalau bohong." Ancam Sika. Chelsy yang mendengarnya memutar bola matanya malas. Lebih baik ia tidak usah bercerita tadi, jika ujungnya dirinya diancam oleh sahabat-sahabatnya.
"Makanan datang !" Aditya kini sedang menaruh pesanan sahabat-sahabatnya ke atas meja dibantu bi Siti, pedagang baso langganan mereka. Setelah makanan selesai di tata, Chaterine dan yang lainnya langsung mencomot makanan dengan lahap, sesekali diselingi canda tawa yang bocah-bocah itu buat.
*****
Raka POV
Gue, Nuel, Krisman, dan Neter kini sudah sampai di ruang BK. Kami berempat duduk satu baris disalah satu sofa menghadap pak Haru yang kini menatap gue dkk dengan tajam. Ia terus menatap gue dan yang lainnya bergantian. Hingga mulai angkat suara.
" berapa kali bapak harus bilang untuk tidak berbuat ulah ?!" Ucap pak Haru sedikit berteriak.
"Udah sering. Bahkan setiap hari." Jawab Krisman merasa tak bersalah.
"Lagian kan, pak, kita cuma ngintip doang, nggak lebih." Lanjut Nuel.
Gue tertawa dalam hati melihat kelakuan sahabat gue yang terus-terusan melontarkan jawaban gila mereka, tentunya hal itu membuat pak Haru yang gue dan sahabat lainnya 'sayangi' marah.
"Kamu bilang ngintip doang ?!" Bentak pak Haru yang sedikit menekan kata terakhir.
"Ia, pak, maaf." Ucap Neter minta maaf.
Pak haru memijat kepalanya yang mungkin sakit karena menghadapi bocah-bocah nakal seperti kami.
"Sekarang kalian boleh keluar, dan jangan lupa menjalankan hukuman kalian." Usir pak Haru.
****
Gue dengan anak-anak yang tadi di panggil ke ruang BK kini berjalan menuju lapangan upacara untuk menjalankan hukuman yang tidak terlalu sulit bagi gue dan yang lainnya. 'Hanya' keliling lapangan upacara yang super duper luas selama 25 kali, lalu berdiri dibawakan terik matahari sampai istirahat tiba.
"Untung hukumannya gini doang, kalau disuruh bersihin toilet kan parah." Ucap Nuel yang kini mulai berlari mengikuti gue.
"Bener lo. Apalagi toilet cowok, kan bau banget." Tambah Krisman yang menambah kecepatannya agar hukuman pertamanya cepat selesai.
"Itu kan toilet cowok, kau disuruh bersih in toilet cewek kalian mau nggak." Tanya gue yang menampilkan seringai mesum.
"YA MAULAH !" Jawab yang lain serempak.
Sedetik kemudian keheningan melanda, semua saling tatap-menatap termasuk gue, dan - "HAHAHAHA." Tawa gue dan yang lainnya meledak. Gue gak habis pikir kok gue mau temanan bahkan sahabatan sama orang modelan kayak mereka. Tapi tidak bisa di pungkiri, gue sangat bahagia bisa hidup didampingi orang-orang seperti mereka.
Raka POV end
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nafi' thook
lucu lucu
2021-03-11
0
Bagus Effendik
aku hadir
2021-01-23
0
Sekapuk Berduri
like like
2021-01-18
0