Setelah Adiba ikut masuk, Gibran menekan tombol
25. Seketika pintu lift langsung
menutup rapat. Hanya ada
mereka berdua di dalam lift tersebut, Adiba yang sadar akan bahaya melangkah mundur
hingga terbentur dinding.
"Patuhilah ucapanku
tadi, atau kau akan tahu akibatnya!"Melirik
sekilas kemudian kembali menatap depan.
"Iya
tuan." Jawab Adiba pelan.
Aku seperti habis tertangkap basah selingkuh
saja, lagipula apa salahku? Dokter itu hanya menolongku. Protes Adiba di dalam hati, lagi-lagi dia tidak berani mengungkapkan protesnya.
Ting. Pintu lift terbuka, Gibran melangkah lebar menuju ruangan
Ana adik kesayangannya. Dia sangat merasa bersalah terhadap Ana karena
sudah membunuh kekasihnya, tetapi apa yang dilakukan Darren tidaklah bisa di maafkan.
Darren sahabatnya dan juga kekasih
adiknya tega berkhinat dengan Shella.
Bagaimana jika Ana
mengetahui akulah pembunuhnya? Bagaimana perasaannya jika mengetahui
Darren telah berselingkuh dengan Shella. Persetan dengan semua ini!. Umpat Gibran, Ia muak dengan semuanya.
Didepan ruangan, sudah ada sekertaris Vino yang
menunggutuannya.
"Dimana ruangannya?" Tanya Gibran.
"Di sini, tuan." Jawab Vino menunjukan ruangan.
Gibran melangkah masuk diikuti Adiba, Adiba seperti anak
itik yang membuntuti induknya. Baru beberapa
langkah Gibran berbalik menatap Vino.
"Apa
kau sudah membereskannya." Tanya Gibran.
"Sudah
tuan muda, ia sekarang berada di Gudang markas" Jawab Sekertars Vino yang sudah mengerti arah pertanyaan tuannya.
Gibran pun melanjutkan langkah kakinya. melihat
mamanya sedang tidur disamping Ana,membuat hatinya sangat tersayat-sayat, ia
adalah orang yang tidak berguna ia tidak bisa melindungi orang-orang di
sekitarnya.
"Temani
mama! Jangan berani
melangkah keluar sejengkalpun tanpa seijinku!" Tatapannya penuh kepada Adiba yang
menunduk.
"Antar
aku kesana sekarang."Titah Gibran kepada sekertaris Vino
"Iya
tuan muda."
Gibran melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut, meninggalkan Adiba yang menatap kepergiannya.
Didalam mobil.
"Apa
yang kau lakukan kepada mayatnya?" Tanya Gibran kepada sekertaris Vino yang fokus
menyetir.
"Kita
sudah menguburnya, semua pengawal kita sudah menghapus jejaknya."
sekertaris Vino menjelaskan
"Apa
kita perlu membuangnya tuan?" Tanya sekertaris Vino yang melihat tuannya
hanya diam,
"Apa! sedikit saja kau menyentuhnya, kubunuh kau." Sarkas Gibran.
Sekertaris vino diam mendengar jawaban Gibran.
Dia sudah
mengkhianatimu tuan! Apalagi yang kau harapkan darinya? sudah ada nona Adiba yang jauh lebih
baik.
Geram sekertaris Vino
kepada Gibran yang berlebihan mencintai Shella yang menurutnya tidak wajar dan
lihatlah sekarang meski wanita itu telah berkhianat ia tetap membelanya.
20 menit melakukan perjalanan, tibalah mereka di Gudang
markas Gibran yang jauh dari kerumunan warga. Markas itu biasa ia gunakan untuk
menyekap para pengkhianat perusahaan. Langkah kakinya terhenti mendengar rintihan
suara Shella yang
berasal tidal jauh dari posisinya.
“Apa yang mereka
lakukan bodoh!” Mencengkram kerah kemeja sekertaris Vino dan
mendorongnya hingga terbentur keras dinding.
“Mereka hanya
memberinya sedikit pelajaran tuan muda, tenanglah dia sudah mengkhianatimu!” Jelas sekertaris Vino menyadarkan Gibran akan
tujuannya.
Gibran melepaskan cengkramandan mendorong tubuh Sekertaris Vino.
Ruangan gelap menyelimuti
tubuh Shella yang selama ini ia rindukan, Shella dikelilingi para pengawal
Gibran yang jumlahnya enam orang. Tubuh, kaki dan tangannya diikat erat dikursi
sedang mulutnya di bekam oleh kain. Gadis itu meronta ketika Gibran disana, air
matanya kian deras memohon agar Gibran sedikit iba padanya.
"Pergilah!"
Titah Gibran kepada pada pengawalnya.Para
pengawal itupun pergi satu persatu dari gudang tersebut tetapi tidak dengan
sekertaris Vino ia tetap berdiri disamping tuannya, berjaga mencegah jika
Gibran melakukan hal bodoh lagi.
Gibran berjongkok mensejajarkan posisinya
dengan Shella, kemudian membuka bekam
kain dari mulutnya.
"Hany.... hiks, hiks, hiks.Maafkan aku, Darren
menculikku dia memaksaku melakukannya. Kumohon maafkan aku, Aku mencintaimu."
Cih! dramamu sangat
mengagumkan wanita liar! Gumam
sekertaris Vino yang memang sangat tidak menyukai Shella. Sekertaris Vino sering mengirimkan utusannya
untuk menyelidiki gerak-gerik Shella tanpa sepengetahuan tuannya.
Betapa geramnya sekertaris
Vino ketika mengetahui bahwa Shella hanya menjadikan Gibran sebagai atm
berjalannya. Shella selalu berfoya-foya dan memamerkan semua koleksi barang branded
kepada teman-temannya. Tapi Vino kalah karena Gibran sendiri tidak
mempermasalahkan hal itu. Gibran memang
sangat memanjakan Shella apapun permintaannya, dia bahkan menanggung seluruh
keluarga gadis tercintanya tersebut.
Sekertaris Vino hanya diam
selama ini karena melihat cinta dan kebahagiaan dimata tuannya, tetapi ketika
Shella mulai berhubungan spesial dengan Darren yang merupakan kekasih dari adik
tuannya darahnya naik ia melaporkan semuanya kepada Gibran.
Gibran mengelap air mata Shella dengan ibu
jarinya, melihat gibran yang luluh akan tangisannya membuatnya semakin
bertingkah.
Shella mencium ibu jari Gibran secepat kilat.
Gibran yang menyadari akan hal itu segera mencengkram dagu Shella.
"Beraninya
kau mengkhianatiku!" Gigi-giginya
tercekat.
"Hiks,
hiks, sakit. Kamu jahat hany, sudah
kubilang dia menyekapku." Shella kembali menangis.
"Tapi
kenapa kau menahanku ketika aku ingin membunuhnya hah?"
Suaranya menggelegar bak petir di ruangan tersebut. Nyali Shella sedikit menciut mendengarnya.
"Aku
tidak ingin kau menjadi pembunuh hiks, hiks, hiks." Jelas Shella
Tak puas dengan jawaban Shella, Gibran berbalik hendak
pergi. Namun suara lirihan gadisnya sukses membuat hatinya ikut teriris. Jujur
saja, jauh di dalam lubuk hatinya dia sangat mencintai Shella. Namun
penghianatan yang dilakukannya membuat Gibran sangat kecewa.
"Hany
kumohon lepaskan aku, aku takut disini hiks, hiks, hiks."
Gibran masih ingat ketika dia
panik mendapati Shella menangis di pojokan kamar, gadi situ gemetar ketakutan karena
gelap dan petir yang menggelegar. Dan hal itu pula membuat Gibran harus
menemani Shella sampai pagi tiba. Juga awal dimana Gibran merasakan kehangatan tubuh
kekasihnya.
Ya hubungan mereka memang sudah sampai situ,
itulah yang membuat Gibran sangat
menyayangi Shella. Gibran sering mengajaknya menikah untuk mempertanggung
jawabkan semuanya. Namun
Shella selalu menolak dengan alasan masih ingin menimba ilmu hingga membuat Gibran merelakan kepergian Shella untuk menimba ilmu
di Universitas impiannya di Inggris.
Namun lain kenyataannya. Bukan menimba ilmu, Gibran malah mendengar kabar
jika ia tengah bersama seorang pria brengs*k disebuah villa.
"Lepaskan
dia!"
Seru Gibran kemudian
melenggang pergi, meninggalkan Sekertaris Vino yang kecewa akan keputusan
tuannya untuk melepaskan Shella. Sekertaris Vino mengira tuan Gibran akan
membunuhnya atau hanya sekedar membuangnya tetapi ia malah menyuruh untuk
melepaskannya begitu saja.
Cinta memang membuat
semua orang bodoh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Nurhayati Hattabe
sepasi tulisannya terllu jauh jadi agak kagok membacanya
2021-12-19
1
Aruna Zahrani
lihat saja nnt,org yg kau perjuangkan malah akan menusukmu dr belakang. dan disaat itut baru kau tau klo kau sdh menyia2kan permata demi kerikil jalanan
2021-11-16
0
Ummi Alfa
gibran emang dah dibutakan cinta.
2021-08-01
1