Gibran tak kunjung melajukan kembali mobilnya,
ia malah menoleh menatap Adiba yang masih menunduk. Melihat pipi Adiba yang sudah memerah seperti
kepiting rebus membuatnya tertawa sinis.
Payah! Hanya seperti itu saja sampai gemetar. Tanpa sadar senyum penuh kemenangan mengembang diwajahnya yang
tampan karena berhasil
menjahiliAdiba.
Menyadari dirinya sedang di perhatikanAdibamenutup
wajahnya dengan kedua tangannya.
Lihatlah! dia pasti sedang
menertawakanku. Geram Adiba karena ulah
Gibran membuat jantungnya berdetak cepat.
"Maaf
tuan, jika anda tidak menyetujui pernikahan ini. saya akan berbicara
kepada mama untuk membatalkan semuanya." Adiba berupaya mencairkan suasana yang tegang melihat
tatapan tajam Gibran. Namun bukan
membuat Gibran senang, tapi hal itu malah membuat Gibran semakin marah.
Rahang kokohnya mengeras, tangannya mengepal keras pada stir mobil.
Gibran memang tidak menginginkan pernikahan sialan ini tetapi ia
juga tidak ingin membuat mamanya bersedih lagi dan membuatnya semakin bersalah.
Kematian sang Ayah dan tewasnya Ahmad karena ulahnya belum lagi sekarang Ana
kecelakaan yang membuatnya bersedih. Haruskan ia menambah kesedihan Alexa lagi dengan
membatalkan pernikahan ini.
Tidak!Itu tidak akan
kulakukan.
"Apa?
beraninya kau mengatakan hal itu!!" Secepat kilat Gibran meraih pundak adiba yang
kecil dan mencengkramnya kuat membuat Adiba meringis kesakitan.
Mendengar ringisan Adiba membuat Gibran mengingat
pesan sang Mama untuk menjaga Adiba. Meski kesal, Gibran tetap melepaskan cengkramannya. Ia beralih menyentuh
pipi Adiba yang lembut, wajahnya ia dekatkan ke telinga Adiba yang terpejam sedari tadi Gibran bergerak
mendekatinya.
"Bukankah
kau ingin menjalankan amanat ayah mu hm.” Lagi-lagi perlakuan Gibran membuat detak
jantung Adiba berdegup sangat kencang ditambahhembusan nafas Gibran membuat tubuh Adiba
semakin menegang.
Gibran mendekatkan wajah mereka, mendaratkan bibirnya ke bibir ranum Adiba. dan ...
CUP
"Jadilah
istri yang baik" Ucap Gibran sekilas dan langsung memposisikan dirinya kembali. Duduk di belakang kemudi dan melanjukan mobil tanpa ucap.
Adiba membulatkan mata, tidak percaya dengan baru saja terjadi.
Aaaaaa anda sudah mencuri bibir
suciku tuan! bahkan sebelum kita
menikah!!! Ya Allah maafkan aku. Batin Adiba menjerit, kemudian seluruh wajah dengan
tangannya. Melihat wajah Gibran adalah hal yang paling dijauhi sekarang. Sama hal nya dengan Gibran, pria berkulit putih itu yang sedang memaki dirinya sendirisekarang.
Shittt bodoh! apa kau
lakukan? Gadis cupu itu pasti berfikir kau menyukainya. Hei jantung! kenapa kau gila?
ingatlah ada Shella dihatimu!!! Maki Gibran kepada dirinya
sendiri. Hal yang dilakukan tadi membuat dia kesal dibuatnya, jantungnya
berdegup sangat kencang seperti orang sedang berlari maraton.
Tak ada pembicaraan setelah itu, setelah kejadian tadi membuat suasana semakin canggung. Mereka hanyut di dalam fikiran mereka masing-masing tanpa ada yang
berani menatapnya satu sama lain.
Setelah lama berada dalam suasana keheningan
dan kecanggungan, tibalah kendaraan mereka di RS yang di tuju. Gibran langsung keluar,meninggalkan
Adiba di dalam mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Dimana ini? kenapa
dia membawaku ke RS? Hey
pencuri, tunggulah! kau bahkan tidak mengatakan apapun. Menyebalkan!. Ingin sekali Adiba memaki pria pencuri tampan itu, namun sayang nyalinya hanya
sebesar biji salak saat ini. Hanya dengan tatapan saja, pria itu mampu
mencabikcabik ketenangan Adiba.
Gadi itu segera bergegas keluar
dan berlari mengikuti Gibran yang sudah tertinggal beberapa meter. Namun tiba-tiba ...
Bugh!
“Auw!”
Karena
terlalu fokus pada Gibran membuat Adiba tidak menyadari ada orang yang juga
melintas di hadapannya. Tubuhnya bertabrakan
dengan seorang pria tegap membuat bokongnya mencium manis permukaan lantai.
Tetapi tidak dengan pria tertubuh tegap itu, dia hanya kehilangan keseimbangan
dan terlambat menahan Adiba.
"Maaf,
maaf. Maafkan saya nona." Ucap pria itu sambil membantu Adiba yang hendak
berdiri dan meraih tangannya.
“Apa anda baik-baik saja.”
Tanyanya lagi, matanya menatap lekat wajah Adiba seperti mengingat sesuatu.
"Iya, saya tidak apa-apa kok Dok, saya yang salah tidak melihat jalan. Tolong
maafkan saya" Ucap Adibasopan. Matanya menangkap
alat yang menggantung dilehernya.
"Benar tidak apa-apa? siapa
namamu gadis manis?" Tanya Dokter itu yang masih menggenggam tangan
kecil Adiba.
***
Dua orang pengawal
membungkuk ketika sang pemilik Rumah Sakit memasuki lift khusus orang-orang tertentu.
Gibran mengabaikan, adegan di mobil tadi terus saja mengulang hingga membuatnya
kesal. Gibran menahan pintu lift ketika melihat tangan Adiba di gengam oleh
orang yang sangat dikenalnya.
Mata nya menajam melihat
tangan Rino menyentuh sesuatu miliknya. ya, yang ditabrak Adiba adalah dokter Rino sahabat
sialannya.
Melihat tatapan tajam Gibran dari kejauhan
membuat Adiba menepis tangan Dokter Rino dan langsung berlari menghampiri
Gibran. Dokter Rino
menatap kepergian Adiba dengan senyum manis, dan seketika senyuman itu hilang ketika
melihat tatapan elang Gibran yang tak jauh dari posisi Adiba.
Oh iya aku ingat, dia
gadis yang dikamar Gibran waktu itu. Haha lihatlah tatapan
matanya, Sepertinya dia sudah benar-benar terinfeksi virus bucin itu. Hahahah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Lienda nasution
kok gak ada rasa marahmu adiba Gibran kan bukan muhrim
2023-01-12
0
Aruna Zahrani
kerjain terus tuh sahabat lucknutmu rin... ampe dia ngaku ama perasaannya
2021-11-16
0
Ummi Alfa
gibran..... adiba di pegang sm orang aza ndak rela. sebenarnya sih kayanya dah ada rasa suka cuma gengsi aza. awas aza kl sampe kamu nyakitin adiba..
buat gibran bucin thor!!! sebucin2nya....
2021-08-01
1