Di kamar tamu tepatnya dilantai 2, Alexa dan
Adiba baru aja menyelesaikan peribadatan mereka. Tak lama kemudian, terdengar
suara dering dari atas kasur yang bersumber dari Handphone Alexa.
Alexa mempercepat gerakannya dan segera
menjawab telpon tersebut.
"Hallo?"Tanya
Alexa.
"Apa?! ia saya segera kesana." Jawab Alexa terkejut dan lansung
buru-buru mempercepat aktifitasnya.
"Mama
tinggal dulu ya, jika ada perlu apa-apa panggil pelayan atau Gibran." Titah Alexa sambil mengelus pucuk rambut Adiba.
"Iya
ma" Jawab Adiba memberi senyuman.
Meski penasaran dan ingin
bertanya, namun Adiba mengurungkan niatnya untuk bertanya hal apa yang terjadi
ketika Alexa langsung pergi berlari meninggalkan kamar.
Adiba mengganti bajunya
dengan baju tidur yang cukup tertutup tak lupa pula memakai hijabnya kemudian
beranjak menghampiri rak buku, dia berniat menghabiskan waktunya untuk membaca
malam ini. Ada banyak jenis buku yang tertata rapi disana. Adiba mengambil satu
buku yang sangat cocok baginya. Buku yang berjudul Bank soal Matematika dan cara penyelesaiannya.
Adiba memang siswa teladan yang baik. Tetapi dia sedikit kewalahan jika
harus menghadapi soal-soal matematika yang menurutnya sangat memakan waktu, gadis tersebut melangkah menghampir sofa yang letaknya tidak jauh dari Kasurdan duduk disana.
Baru beberapa halaman membaca buku.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, Adiba menoleh ka arah
pintu. Melihat Gibran yang datang, ia langsung berdiri memberi senyum sapaan. Tetapi Gibran mengabaikan sapaan Adiba, ia
terus melangkah mendekati Adiba dan membiarkan pintu tetap terbuka.
Melihat wajah dingin
Gibran membuat Adiba menunduk dan perlahan mundur diiringin dengan langkah
Gibran yang terus mendekat.
Mau apa tuan gila ini. Adiba mulai awas, matanya
melirik pintu mencari celah untuk kabur.
BRAK!!
Terus melangkah mundur
membuat Adiba tidak sadar jika dia sudah terpojokan, tubuhnya terbentur tembok tepat di samping
rak buku. Tubuh Adiba semakin gemetar, keringat bercucuran melihat
tatapan Gibran yang tajam, tubuh mereka semakin dekat. Adiba semakin ketakutan ketika kedua tangan Gibran mengukungnya. Ingin
sekali dia menginjak kaki pria ini dan lari, namun tubuhnya sudah berkhianat! Mereka
malah diam membeku, bahkan matanya tak bisa teralihkan dari wajah Gibran.
Gibran memiringkan wajahnya ke kanan. semakin
mendekat, kini hanya tinggal beberapa centi lagi bibir mereka bersentuhan.
Adiba memejamkan matanya dalam-dalam ketika Gibran semakin mendekatkan bibirmereka.
Namun
tiba, tiba. BUGH...!!
Adiba terkejut setengah hidup ketika Gibran menonjok dinding tepat di samping
wajahnya. Terlihat darah segar keluard ari buku-buku tangannya, Adiba semakin menunduk.
Ihh ni orang kenapasi?. Bergumam namun tidak berani mengeluarkan suara. Tatapan tajam Gibran sukses membuat nyali Adiba menciut.
"Apa
alasanmu menerima pernikahan ini?"
Lirih gibran, hembusan nafas lembut menyapu wajah Adiba.
“Saya hanya ingin
berbakti kepada ayah dengan menjalankan amanatnya tuan" Menjawab dengan wajah yang masih tertunduk.
"Cihh,
menjalankan amanat kau bilang! Kau bahkan sudah
mempunyai kekasih" Mengepal kuat dan membalikan badan.
Darimana dia bisa tau aku punya kekasih? eh sebentar, apa
maksud dia bertanya seperti itu? dia cemburu? hah gila
saja Adiba!!! dia bahkan baru mengenalmu tetapi kenapa dia
bertanya seperti itu, aaaa apa maksudnya pertanyaannya itu?
Adiba memilih diam dengan sejuta pertanyaan di kepalanya. Bibirnya
kelu, kemarahan Gibran membuat Adiba serba salah dan ketakutan.
"Jawab!" Bentak Gibran kembali menggebrak dinding
membuat Adiba terlonjak.
"Ss- saya akan berusaha untuk melupakannya tuan." Menjawab dengan suara
yang sudah terbata-bata.
Ucapan Adiba membuat Gibran
menautkan kedua alisnya, semudah itu? Aku bahkan butuh waktu lama untuk
melupakan Shella yang jelas-jelas berselingkuh. Apalagi jika kami berpisah
karena pernikahan bodoh ini. Mungkin aku tidak akan bisa melupakannya
sedikitpun.
“Auw tuan, sakit!” Lirih
Adiba ketika tangan kokoh Gibran mencengkram wajahnya. Pria itu mengarahkan
wajah Adiba gar menatapnya.
"Tepati ucapanmu! karena pernikahan ini, aku harus
kehilangan kekasihku dan kau pun harus merasakannya.” Mengabaikan keluhan
Adiba.
Adiba mengangguk pasrah,
rasanya sangat sakit.
Gibran melepas cengkraman itu kemudian pergi meninggalkan
Adiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
akhlak y minim s gibran kta S3 tpi klakuan sm orang yg tdk brpenddikan hrs y sdar dri dn baik sm s adiba yg bpk dh mati karn skp y yg buta krn cinta sm jalang
2022-08-21
0
Aruna Zahrani
wong gendeng. yg ada gara2 elu mergokin cewek lu yg selingkuh si adiba jd kehilangan ayahnya dan terpaksa hrs nikah ama elu. emang koq pendidikan g selalu sejalan ama otak
2021-11-16
1
Ummi Alfa
gibran..... jadi orang ndak ada lembut2nya sama wanita.
2021-08-01
1