Setelah tenang, Alexa melepaskan pelukan tersebut.
"Ma? bolehkan Adiba pamit undur diri.
Adiba belum menjalankan sholat isya."
Berbicara setelah melihat jam yang terpasang di dinding sudah menunjukan pukul 19:00 WIB.
"Iya sayang, silahkan.
mama juga boleh ikut kan?"
Jujur saja sudah lama Alexa tidak menjalankan perintah Tuhan yang menurutnya tidak adil kepadanya karena telah mengambil suami tercintanya dan membuatnya enggan melaksanakan kewajibannya itu, ia menyibukan dirinya dengan dunia designernya .
"Silahakan ma, boleh ko"
Menjawab dengan wajah tersenyum
Alexa menuntut Adiba ke kamar tamu. Luas dan khas elegan nya tak kalah dengan kamar yang di pakainya ketika mengganti pakaian, meski masih kalah luas dari kamar itu.
"Sebelum ujian tiba, Adiba tinggal disini ya,
semua keperluan kamu sudah mama siapkan. mulai dari baju dan hijab ada di ruang ganti sebelah sana."
Menunjuk ruang kecil yang berada di sudut sebelah kanan.
"Dan buku-buku untukmu belajar ada di sebelah sana."
Menunjuk Rak buku didekat Tv besar yang di depannya sudah tersedia sofa yang letaknya tak jauh dari kasur.
"Mengapa merepotkan sekali?.
Tidak usah ma terimakasih banyak, Adiba tinggal dirumah ayah saja."
Menolak dengan sehalus mungkin tidak ingin melukai hatinya.
Alexa menundukkan kepala berpura-pura marajuk dengan wajah yang sangat menyedihkan. Hal itu sukses membuat Adiba merasa bersalah.
"Baiklah, Adiba akan tinggal disini bersama mama."
Meraih tangan Alexa dan menggenggamnya.
-Maafkan mama sayang, mama hanya ingin kamu disamping mama dengan begitu mama bisa memastikan kamu baik-baik saja. Batin Alexa.
"Benarkah?"
Memasang puple eyes nya, seolah-seolah seorang anak yang sedang meminta jajan kepada ibunya.
Adiba tersenyum melihat tingkah calon mertuanya yang seperti kekanak-kanakan ini.
"Haha,, iya mamaku yang cantik dan menggemaskan."
Tawa Adiba pecah ketika Alexa terus saja menggodanya dengan mata aneh itu dan mengedip-ngedipkannya, ia menyentuh pipi Alexa yang tak kalah putih darinya.
Alexa tersenyum bahagia melihat tawa gadis di depannya ini, ia seakan mendapatkan kembali sahabat lamanya.
"Ya sudah, ayo kita sholat!." Ajak Alexa.
Kemudian mereka sholat berjamaah dengan diimami Adiba, setelah melewati berdebatan dan drama kecil yang di buat Calon mertuanya membuat Adiba mengalah dan menjadi Imam sholat.
Di kejauhan, tampak seorang pria bertubuh tegap dan berotot yang sangat terlihat karena ia memakai kaos polos tipis berwarna abu dan celana bahan pendek berwarna hitam.
Ia tersenyum melihat kebahagiaan sang mama yang sudah lama tak dilihatnya semenjak kepergian Ayah.
Kemudian ia segera melangkah pergi menjauhi kamar tamu tersebut sebelum penghuni kamar menyadarinya.
Ia turun kelantai dasar dan duduk di ruang keluarga. Sudah ada sekertaris Vino yang sedang duduk di sofa.
Sekertaris Vino berdiri lalu membungkukan badannya setelah melihat kedatangan Gibran.
"Ini data detail yang anda minta tuan"
Memberi amplop coklat berukuran besar di tangannya.
Gibran membuka amplop itu
Tersungging senyuman di bibirnya ketika melihat foto Adiba yang menurutnya lucu. Wajahnya yang putih, rambutnya yang hitam tebal terurai dengan tersenyum memperlihatkan gigi-gigi putihnya yang membuatnya sangat menggemaskan.
Kemudian Gibran kembuka lembaran selanjutnya yang merupakan daftar prestasi Adiba mulai dari juara kelas yang selalu menjadi terdepan, juara MTQ, juara Pidato bahasa arab, Karya seni kaligrafi dan masih banyak lagi.
-Kufikir gadis licik dan terlihat polos itu tidak sepintar ini. Batin Gibran.
Gibran cukup mengagumi kecerdasan Adiba yang hanya hidup di Astrama bisa mencetak prestasi sebanyak ini. Pandangannya pun sedikit berubah ketika mendengar suara merdu lantunan ayat suci Al-qur'an yang keluar dari mulut Adiba.
Jalankan untuk membaca Al-qur'an dengan irama semerdu itu hanya untuk membaca biasa saja ia tak mampu melakukannya. Ia memang Lulusan S3 Bisnis di Universitas bergengsi di Inggris yang sehari-harinya menggunakan bahasa pokok disana dan disibukan dengan materi bisnis. Jadi, tidak heran jika ia tidak mampu dalam hal yang dilakukan Adiba seperti ini.
Matanya membulat ketika melihat lembaran selanjutnya yang tertera nama kekasih Adiba lengkap dengan data-datanya, Mohammed Daffa Al-Habsyi.
-Cihh Punya kekasih juga rupanya.
Ternyata,,,, cintamu pada harta lebih besar dibandingkan dengan kekasihmu.
Tersenyum sinis mengenggam kertas itu lebih erat.
Gibran tetap melanjutkan membuka lembaran selanjutnya yang memuat tentang Riwayat pendidikan, kisah perjalanan hidup dan lain sebagainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Aruna Zahrani
pasti yg gibran liat d ruang guru waktu jemput adiba adl karya adiba
2021-11-16
0
Ummi Alfa
gibran...... pikiran kamu picik banget sih! kaya ndak berpendidikan aza.
2021-08-01
2
Jusmiati
Gibran... klau enggak kenal orang dan tdk mengenai sifat nya jangan sok tau menilai orang, heee nyebelin....😔😔😔😔😔
2021-04-06
2