Adiba
mengaduk-aduk isi cover bag itu, dan Nah! Adiba menemukan apa yang carinya. ia
hanya menggunakan bedak dan memakai secukupnya.
Setelah selesai
dari kegiatannya, Adiba membereskan semuanya tanpa ada yang meninggalkan bekas
sedikitpun. Adiba ingat jika yang punya kamar ini adalah tuan Wajah datar yang
terhormat itu.
Adiba kebingungan
ketika hendak membereskan baju seragam bekasnya tadi, kemudian ia mencari-cari
kantong bekas untuk tempat baju kotornya tetapi Hasilnya nihil.
Haduh adibaaa, mana adasi kantong keresek di tempat seperti ini sih.Tak sadar dia menepuk keningnya sendiri.
Tak kalah akal,
Adiba kemudian menyatukan baju yang tidak dipilihnya tadi kedalam cover bag
Peralatan kecantikan, dan cover bag kosong itu ia gunakan untuk seragam
kotornya.
Adiba keluar
kamar mandi sembari menenteng dua cover bag itu.
DEGGG
Baru saja kakinya melangkah keluar, dia sudah disuguhkan dengan wajah
menakutkan itu lagi.Tuan si wajah
datar itu sudah berada tepat di depannya dengan tangan dilipat di dada dengan
sorot mata tajamnya. Adiba menunduk karena lagi-lagi mendapatkan tatapan
tersebut.
Gibran menatap
Adiba lekat-lekat. Pria menatap Adiba dari ujung bawah hingga ujung atasnya.
Penampilannya kali ini sukses menarik perhatian matanya. Jika tadi gadi sini
hanya memakai segaram abu hingga terlihat cupu dan kanak-kanak, tapi sekrang
penampilannya lebih cocok dan enak dipandang.
Cantik.
Tak lama
kemudian
Hey apa yang kau fikirkan bodoh! dia hanya gadis licik. ingat itu! Gibran Memaki dirinya sendiri
"Keluarlah!" Ucapnya datar
kemudian membalikan badan tidak ingin melihat gadis itu lgi.
"iya tuan, terimakasih banyak" Menunduk
kemudian melangkah keluar melewati Gibran yang masih menyilangkan tangannya.
"Cihh, bahkan dia tidak meninggalkan barangnya
sedikitpun.” Bergumam kecil namun masih terdengar oleh Adiba
Tidak mau ambil pusing Adiba langsung berlalu
keluar menghampiri sekertaris Vino. "Biarkan saya yang membawanya nona" Ucap sekertaris Vino
menawarkan.
"Tidak perlu tuan, ini tidak berat ko. Terima kasih." Menjawab dengan
wajah yang berseri.
Sekertaris Vino
yang tak sengaja menangkap senyum itu langsung terpaku, senyuman di wajahnya
yang putih berseri itu sangat manis. Tubuhnya yang kecil dan akhlaknya yang baik
membuat Sekertaris Vino tersanjung.
Sekertaris Vino
menatap lekat wajah Adiba, namun seketika ia langsung menundukkan wajahnya
mengingat Adiba adalah calon Istri dari tuannya.
"Baiklah, mari nona."
Adiba dan
sekertaris Vino berjalan berdampingan menuju Lift, ketika terbuka sekertaris
Vino mempersilahkan Adiba memasuki tempat makan.
"Wahh, calon menantu mama cantik sekali"
Menghampiri Adiba dan langsung memeluknya. Mata Alexa menangkap benda yang di
tenteng menantunya kemudian mengambil alih cover itu tangannya dan
menyerahkannya kepada sekertaris Vino dengan tatapan tak kalah tajam dari
anaknya.
Suatu tindakan
protes, Beraninya kau menyuruh calon menantu Keluarga Adelard Wijaya
menentengnya sendiri! Kurang lebih seperti itu arti tatapan Alexa pada
Sekertaris Vino.
Hufttt Buah memang tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. salahkan
calon menantu anda yang baiknya keterlaluan ini nyonya!!. Batin Vino.
Alexa menuntun
Adiba duduk meja makan bundar yang sangat besar. Ada beberapa para pelayan yang
sedang menata makanan disana
Kenapa sebanyak ini makanannya, seperti mau ada pesta? tetapi kemana
semua penghuni rumah besar ini?.Batin Adiba heran menatap begitu banyaknya
makanan yang disediakan.
Adat kebiasaan
yang sangat jauh berbeda dengannya, Adiba terbiasa memakan makanan secara
ramai-ramai dalam satu wadah. Rasanya lebih nikmat dibandingkan jika harus
menikmatinya sendiri tanpa berbagi kepada orang lain.
Tak lama
kemudian, seorang pria dengan fashionnya yang sangat formal tiba, sangat pas
dengan badannya yang tegap dan bahu lebar. Wajahnya sangat terlihat segar,
bahkan rambutnya pun masih lerlihat sedikit basah bahkan air kecil
menetes-netes dari sudutnya.
Astagfirullahaladzim, datang lagi.
Ah ya! dia kan penghuni rumah ini adibaa!! wajar
saja kau selalu bertemu dengannya.
Tanpa menatap
siapapun, Gibran duduk dan meneguk air. Adiba khilaf, gadis itu menatap pria
yang dia katakana tua dengan lekat.
Masya allah. Gumamnya
dengan wajah yang berbinar-binar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Jili Ann
semangat 🥰🥰
2020-09-16
2