"Ayo kita pulang!"
Suara Gibran
mengejutkan Adiba yang masih melamun.
Pria ini? kenapa masih disini?bukannya dia pergi tadi?apa tadi katanya?
dia mengajakku pulang? kemana?hey tuan wajah datar, aku punya rumah
sendiri.
Gerutu Adiba menatap
wajah Gibran yang menjulang tinggi di sampingnya.
kesal ajakannya
tak kunjung di jawab, lagi-lagi Gibran meraih tangan Adiba dan menariknya
menuju mobil.
Hey tuan, kenapa anda sangat irit sekali berbicara?
Eh, apa ini? suka
sekali menarik tanganku! aku bisa jalan sendiri. Batin Adiba lagi
"Maaf, lepaskan tuan. saya bisa bangun dan berjalan sendiri."
menepis tangan Gibran
"Terimakasih atas tawarannya. tapi saya bisa pulang sendiri, rumah sayapun
tidak jauh dari sini"
"Kita pulang kerumah utama, mama menunggumu"
Berlalu meninggalkan Adiba yang masih mematung ditempatnya.
Ish ada ya
orang sepertimu.
Tanpa bertanya
lagi Adiba mengikuti langkah Gibran menuju mobil. ia tidak ingin membuat kecewa
tante Alexa yang sudah berbaik hati memberikan pekerjaan ayahnya dulu.
***
"Assalamualaikum." Adiba
mengucapkan salam sebelum melewati pintu.
"Wa'alaikum salam, sayang...!." Kedatangan Adiba
disambut pelukan oleh Alexa hingga mengacuhkan putranya sendiri.
Malas melihat
drama sang mama, Gibran melangkah berlalu dari tempat itu.
"Kamu ganti baju dulu ya, setelah itu kita
makan berasama" Ucap Alexa sembari memegang pipi Adiba yang sangat
lembut menurut Alexa.
"Tapi tan, Adiba tidak membawa baju"
Ujar Adiba polos, dia tidak membawa baju sehelaipun gara-gara pria tua itu. Oh
astagfirullah! Sabar Adiba. Memegangi ujung baju seragam yang sedari tadi
dipakainya.
Alexa menatap
lekat Adiba seraya berkata "Jangan
panggil tante dong, mama kan calon mertua kamu. panggil mama ya."
Ujar Alexa lembut.
"Iyah tan, e-ehh ma" Jawab Adiba
gugup
"Hmm,,, Gadis manis," Ujar Alexa tersenyum.
"Bajunya sudah mama siapin di kamar tadi, kamu
ganti baju dulu ya, Vin antar nona Adiba ke kamar Gibran" Titah
Alexa kepada sekertaris Vino yang sedang berdiri tak jauh darinya.
"Siap nyonya, mari nona." Sekertaris Vino mempersilahkan.
Adiba mengikuti
langkah sekertaris Vino disampingnya.
ni rumah apa apartement? kenapa
mesti ada lift segala? Mata Adiba menangkap ruangan yang luas.
"Silahkan nona" Sekertaris vino
mempersilahkan ketika lift dibuka.
"Terima
kasih" Ucap Adiba sopan, Aekertaris Vino hanya menjawabnya dengan
senyuman.
Adiba
melangkahkan kakinya dengan ragu ia menoleh kebelakang melihat sekertaris Vino
yang tersenyum padanya menunjukkan iya itu adalah kamar yang dimaksud.
Tok,,, tok,,,,
tok
"Assalamualaikum" salam Adiba
dengan ragu
ceklek,
Pintu terbuka,
"Mau apa lagi?" Bertanya dengan
wajah khasnya yang super datar.
Adiba
menundukan wajahnya yang merah, betapa malunya dia ternyata telah mengetuk
pintu kamar seorang pria yang sama sekali bukan mahramnya
Astagfirullah Adiba, kenapa bisa berada di posisi seperti ini si. Batin Adiba
Tak kunjung
dijawab, Gibran menatap sekertaria Vino meminta jawaban dari pertanyaannya.
"Nyonya besar menyuruh nona berganti baju yang
sudah disediakan di kamar anda tuan muda" Jawab sekertaris Vino
yang sudah mengerti tatapan Gibran.
Shitt pantas saja ada baju wanita di atas ranjangku.Suara kecil Gibran yang tidak tersengar oleh
Adiba.
"Masuklah, jangan sentuh apapun!"
Berbicara penuh
penekanan dan langsung berlalu menghampiri sekertaris Vino
"Iya tuan." Jawab Adiba
takut-takut, suara pria tua itu selalu menggelegar seperti petir.
Adiba langsung
melangkah masuk dengan kaki yang sudah gemeteran sedari tadi. Secepat kilat ia
menyambar 2 cover bag yang berisi baju, hijab dan peralatan kecantikan yang
sudah tersedia di atas ranjang kemudian masuk ke kamar mandi dan menguncinya.
Di dalam kamar
mandi, gadis tersebut membuka hijab putihnya dan mulai membersihkan seluruh
badannya. Setelah selesai, ia membuka cover bag pertama yang berisi 2 baju.
baju muslimah berwarna Hitam dipadukan dengan warna putih ditambah pernik bunga
di juntaian bawah yang membuat sempurna baju tersebut, dan baju kedua berwana
full pitch dipadukan dengan tali pita dipinggangnya.
Masya Allah, bajunya indah-indah sekali. Gumam Adiba
Adiba memilih
baju muslim berwarna hitam itu dengan hijab yang senada dengannya, kemudian ia
membuka cover bag kedua yang berisi peralatan kecantikan.
Kenapa banyak sekali. Hmm, Aku tidak membutuhkan ini tante.Selain tidak
pernah memakainya, aku juga tidak mahir menggunakannya.Gumam Adiba diiringi tawa kecil mengingat
dirinya yang tidak bisa berdandan dan mengingat kejadian aneh itu.
Kejadian dimana
Adiba hendak mengikuti lomba Pidato Tingkat Kabupaten, karena ingin melihat
sahabatnya tampil cantik. Adiba pernah di paksa rias oleh semua teman-teman
sekamarnya. Mereka melakukan hal itu karna mereka tau Adiba adalah type
perempuan yang tidak suka berdandan dan selalu tampil seadanya.
Tapi hasil rias
MUA dadakan alias teman-temannya itu membuahkan hasil. Selain Pidatonya yang
bagus dan menarik Adiba tampil dengan sangat cantik dan anggun yang membuat
para juri terpukau.
Adiba
mengaduk-aduk isi cover bag itu, dan Nah! Adiba menemukan apa yang carinya. ia
hanya menggunakan bedak dan memakai secukupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Reny Yuliana
mana foto dan gmbar dr pemainnya ini tujukan semua visualy
2020-10-25
4
Jili Ann
semangat
2020-09-16
4