Di waktu yang
sama di kamar Gibran
Adiba membuka
matanya perlahan, tampak langit-langit putih di atasnya. Kemudian secara perlahan
ia memposisikan dirinya untuk bangun. Beberapa kali Adiba mengerjap guna
mengembalikan kesadarannya. Adiba melihat ruangan kamar yang begitu indah dan
luas. Saking luasnya, kamar itu 5 kali lipat lebih luas dari kamar astrama yang
ia tinggali.
Kamar yang
berdominan dengan warna hitam yang elegan itu dipenuhi dengan barang-barang
mewah.
"Dimana ini?"
mengerjapkan
matanya beberapa kali untuk memastikan penglihatannya. kemudian ia menepuk
pipinya sendiri
“Auw.”
Perlahan Adiba
bangun dari kasur empuk itu dengan memegangi kepalanya yang masih terasa
pusing. Kemudian melangkah kearah pintu hendak keluar, namun seketika
ingatannya kembali pulih, tubuhnya ambruk di bibir pintu ketika kembali ingat
sang ayah
"Hiks, hiks, hiks. Ayah! Adiba takut, adiba
ingin ikut bersama ayah!"
Gadis tersebut
menenggelamkan wajah di sela kakinya serta menutupnya dengan tangannya yang
kecil.
Tap, tap, tap.
Terdengar suara derap langkah. Alexa mempercepat langkahnya ketika melihat seorang gadis
berpakaian putih abu lengkap dengan hijabnya sedang meringkuk di depan pintu
kamar.
"Sayang, kamu kenapa?." Merangkul
bahu Adiba
"Maaf, tante siapa?"
Mendongkakkan
kepala melihat siapa yang merangkulnya.
"Ah ya, perkenalkan tante Alexa, tante sahabat
orang tuamu. Kamu jangan bersedih ya, ada tante disini." Alexa
memperkenalkan diri.
"Sahabat orang tuaku?" Bertanya
keheranan, karena ia tidak pernah melihatnya selama ini.
"iya, kamu ingat? ketika kamu menangis sendiri
dirumahmu, kemudian tante datang memberimu kalung merah?." Alexa menatap wajah cantik Adiba yang
kebingungan.
Adiba berfikir
keras, kemudian dia mendapatkan jawabannya. Dia memang pernah menerima kalung
dari seorang wanita ketika ia menangis dulu karna di tinggal ibunya, dan kalung
itu masih ia pakai sampai sekarang sebagai tanda terimakasihnya.
Adiba
menganggukkan kepalanya.
"Iya, itu tante sayang. kamu jangan sedih lagi ya, kamu tidak sendiri
lagi, ada tante disini kamu bisa memanggil tante mama" Memberi
senyuman kemudian memeluknya
Tangis Adiba
pecah ketika mendengar kata ‘Sendiri’ karena memang ia tidak mempunyai siapapun lagi selain ayah tercintanya setelah
kepergian sang ibu.
"Hiks, hiks, hiks. Kenapa ayah ninggalin
Adiba, padahal ayah sudah
berjanji akan menemani Adiba wisuda nanti."
Ujar Adiba
sambil membalas pelukan Alexa dengan sangat erat menandakan ia sangat butuh
seseorang untuk mendapatkan perlindungan baru.
Tidak pernah
terbayang di fikirannya sang ayah pun akan pergi meninggalkannya yang bahkan ia
sendiri belum bisa membuat bangga sang ayah. Tak pernah terbayang jika ia harus
menjalani hidup sebatang kara dan melakukan prosesi wisuda sendiri tanpa wali.
Tak terasa
tetesan air mata Alexa pun turun mendengar keluhan anak sahabatnya ini. ia
merasa sangat berdosa kepada gadis ini.
"Ayah Adiba sakit, beliau berpesan agar Adiba
hidup bersama tante setelah wisuda nanti dan menikah dengan anak tante. Kamu mau kan?” Melepaskan pelukan
kemudian meraih pipi putih Adiba
Adiba menatap
wajah Alexa lekat.
"Menikah tante? "
bertanya dengan
suara lirihnya, pasalnya bukan hal itu yang diinginkan Adiba. Adiba ingin
melanjutkan pendidikannya. Alexa mengangguk manis.
"Benarkah ayah berpesan seperti itu?"
Alexa kembali
menganggukkan kepalanya.
Fikiran Adiba
berputar secara langsung, kenapa ayah menyuruhku menikahi anak tante ini? aku
bahkan belum menyelesaikan pendidikanku.
Kenapa ayah
menyuruhku menikahi pria yang sama sekali tidak aku kenal? Tapi… Adiba yakin
tidak akan ada orang tua yang menjerumuskan anaknya, bukan? Adiba yakin
keputusan dan amanat terakhir sang ayah pasti yang terbaik untuknya. ia harus
menjalaninya meski ia harus mengorbankan hatinya yang sudah terukir nama orang
lain disana. ia harus melakukannya sebagai bakti terakhir kepada sang ayah.
Adiba terus
meneguhkan hatinya dengan pemikiran-pemikitan positif.
"Tapi tante, Adiba belum menyelesaikan
pendidikan Adiba." Adiba mencoba menjelaskan kondisinya sekarang.
Mendengar hal
itu membuat Alexa tersenyum, diluar dari dugaannya. Adiba akan menolak
pernikahan yang sama sekali tidak pernah dia fikirkan sebelumnya, gadis ini
bahkan tidak bertanya siapa calon suaminya. Adiba malah menanyakan perihal
pendidikannya.
"Kamu bisa menyelesaikan pendidikanmu terlebih
dahulu sayang"
Tersenyum
kemudian mengecup lembut kening adiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Yani
Adiba usia 21 masa masih putih abu"
2023-01-02
0
Jili Ann
maju terus
2020-09-16
5