Adiba pergi
meninggalkan ruangan tersebut dengan sejuta pertanyaan di fikirannya.
Siapa dia?kenapa mengaku-ngaku sebagai calon suamiku? Jalankan calon suami aku bahkan tidak
mengenalnya. ehh sebentar dia mau membawaku kemana?
Menatap pundak
lebar yang sedari tadi memunggunginya.
aaaaaa jangan-jangan dia orang gila, tapi
dari wajah dan cara berpakaiannya tidak mungkind ia orang gila. Tidak mungkin ada Orang gila setampan dia,
kan?
Banyak
pertanyaan di benak Adiba, Ia berlari mengejar pria itu mengimbangi langkahnya
yang lebar, meninggalkan Aisyah yang masih berdiri ditempatnya.
Disana tampak
dua orang pria berpakaian sangat formal kemudian menghampirinya.
"Permisi tuan, maaf anda siapa? mengapa mengaku-ngaku sebagai calon suamiku?”
Menatap pria tadi dan langsung menunduk karena melihat tatapan tajamnya.
"Perkenalkan nona, beliau Tuan Muda Gibran."
Pria disampingnya memperkenalkan.
Ya, dia adalah
Gibran Adelard Wijaya, putra dari Mahendra Adelard Wijaya dan Alexa Adelard
Wijaya, Lulusan S3 di universitas yang sangat bergengsi di Inggris. Keluarga
Adelard Wijaya memiliki banyak perusaan di bidang Pertambangan emas dan minyak
dan puluhan anak perusahaan di bidang properti, perhotelan dan mall yang
tersebar berbagai belahan dunia.
Ayahnya
Mahendra Wijaya sudah meninggal 2 tahun silam. ia mewarisi semua aset keluarga
secara utuh atas nama Gibran. Awalnya Gibran menolak menerima kekayaan ayahnya
tersebut, dia ingin hidup mandiri dengan penghasilan atas kerja kerasnya
sendiri. Tetapi dengan sejuta rayuan dan drama sang mama akhirnya dengan berat
hati Gibran menerimanya.
"Tuan Muda Gibran?" Memberanikan
diri menelisik wajahnya.
"Kita langsung berangkat saja Vin."
Meraih tangan Adiba dan mengabaikan pertanyaannya, menariknya keluar menuju
tempat parkiran.
Mata Adiba
seakan mau keluar melihat tangannya disentuh. Refleks ia menepis tangan Gibran,
kulitnya yang telah bersentuhan dengan yang bukan mahram membuat Adiba merasa
bersalah.
"Kemana? tapi saya belum memberesken baju dan
buku-buku saya tuan."
Gibran menyorot
tajam, sifat gadis itu membuat wajahnya merah.Beraninya gadis ini menentang
hingga menepis tangannya. Banyak perempuan diluaran sana yang menginginkan
disentuh olen seorang Gibran Adelard Wijaya. Mereka melakukan banyak cara untuk
mendapat perhatiannya dan Gibran hanya menganggapnya angin berlalu. tetapi ini?
Gadis kecil yang cupu ini beraninya ia menolakku.
"Tidak perlu nona, kita hanya pergi sebentar. Semua orang sudah menunggu"
awab sekertaris Vino inisiatif ketika melihat
wajah tuan mudanya yang sudah merah menahan amarah karena sikap gadis itu.
Gibran kembali
meraih tangan Adiba dan mencengramnya dengan sangat kuat dan menariknya.
"Maaf tuan, tolong lepaskan tanganku. kita bukan mahram."
Lirih adiba
dengan mata yang sudah berkaca-kaca, cengkraman di tangannya terlalu kuat.
Mendengar
perkataan Adiba, Gibran langsung melepaskan cengkraman itu. Menatap gadi situ
tajam kemudian berlalu meninggalkan Adiba dan sekertaris Vino. Adiba
menggenggam lengannya. Lengan kecil nan putih itu kini sudah berubah menjadi
kemerahan.
"Silahkan nona, kita hanya akan mengantar anda"
sekertaris Vino
merentangkan tangan kanannya memberi pentunjuk jalan.
Adiba melangkah
menuju arah yang di tunjuk, diikuti dengan sekertaris Vino di sampingnya. Setiba
di parkiran, Gibran menunggu di depan pintu mobil sport mewah berwarna hitam
yang sudah terbuka.
"Masuklah" Menatap wajah adiba
sekilas lalu memalingkan pandangannya ka arah lain dengan wajah datarnya.
"Tapi anda mau membawa saya kemana?"
Tangan Adiba
menyangga pada pintu mobil masih tidak ingin masuk.
"Tidak usah banyak bertanya!" Menjawab
dengan wajah datar.
"Saya tidak akan masuk sebelum anda menjawab
pertanyaan saya!" Suara Adiba sedikit meninggi karna kesal pertanyaanya
tak kunjung dijawab.
"Orang tuamu meninggal, kita ditunggu
dipemakaman sekarang!"
Menjawab dengan suara tak kalah meninggi, Gibran tidak suka mendengar seseorang
menentang setiap ucapannya apalagi membentaknya.
"Apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Yani
Menarik
2023-01-02
0
Aruna Zahrani
seenteng itu ngomong/kasih tau berita duka? gilasih tuh org,g pny perasaan bgt
2021-11-16
1
Rosdiana Niken
masih nyimak
2021-07-09
1