12. Mantan.

Pagi itu Jessmine baru saja akan pergi bekerja, namun sebuah telepon masuk dari Demian.

“Ya, ada apa?“

“Akta cerai sudah keluar, kita harus bertemu untuk pertama kalinya sebagai mantan, bukan?“

Terdengar dari ujung telepon sana, suara Demian terdengar sarat akan amarah.

Kening Jessmine mengernyit mendengar suara Demian yang begitu kentara, selama proses perceraian dia belum membalaskan dendam nya pada Demian dan hanya fokus untuk berdiri sendiri dengan bekerja tanpa ingin merepotkan Sam.

Tetapi mengingat ucapan Sam malam itu, jika sudah berhasil menghancurkan bisnis-bisnis Demian, jadi ada kemungkinan Demian sedang marah pada dirinya karena lagi-lagi mantan suaminya itu dikalahkan oleh Sam.

“Sebaiknya kita tidak usah bertemu! Berikan akta cerai nya pada pengacara ku!“

“Kenapa kau tidak ingin bertemu? Apa si brengseek Sam melarang mu, atau laki-laki mainan baru mu dari keluarga Gu itu yang melarang? Lacurrrr...!!!“

Mendengar penghinaan dari Demian sontak amarah Jessmine terpancing, dia tadinya tidak ingin berurusan secara langsung dengan Demian. Jika pun harus membalaskan dendam, sebagian balas dendam nya sudah terpenuhi oleh Sam.

Dia hanya ingin Demian tidak berbuat semaunya lagi pada hidup nya, sebab sudah dipastikan di masa depan pun mantan suaminya itu akan terus mengganggunya.

“Dimana kau ingin bertemu?“ Akhirnya Jessmine mengiyakan.

“Akan ada mobil yang menjemput mu, kita akan makan malam untuk terakhir kalinya. Kau keberatan?“

“Oke!" jawab Jessmine dan sambungan pun terputus.

Jessmine menatap layar ponselnya, dia ragu untuk menelepon Sam agar menjaganya. Namun gegas ia menelepon Sam, untuk sekedar memberitahukan pertemuan dirinya dengan Demian.

Sayangnya mencoba beberapa kali, sambungan tidak terhubung.

“Aku kirim pesan saja.“

Hari itu pun segalanya berjalan seperti biasa, Jessmine bekerja dengan cekatan dan tentunya mendapatkan beberapa pesanan dari para kolektor.

.

.

Sementara di kamar Sam di Casino, laki-laki itu masih kesal sejak pagi Mei Lian tidak pergi. Karena pengaruh dari obat yang diberikan Dokter, setelah sarapan Sam kembali tertidur.

“Ini sudah siang, kenapa kau masih disini Mei? Jangan bilang kau ingin menjadi calon istriku yang baik, berubah menjadi perhatian karena aku sakit. Lagipula Dokter mengatakan aku hanya kecapean dan tangan ku terkena infeksi. Sekarang sudah baik-baik saja, pergilah!“ usir Sam.

“Hari ini aku akan menemanimu, kakek terus mendesak ku untuk bersama mu!“

“Kenapa?“

“Pernikahan kita tinggal dua minggu lagi, tapi ada pemberitaan tentang aku bersama Demian dan kau bersama Jessmine sejak semalam. Kakek bilang kita harus terlihat bersama, untuk meredam berita.“

“Dimana ponsel ku?“ Sam ingin memeriksa ucapan Mei Lian, namun dia baru sadar tidak melihat ponselnya sejak terbangun tadi pagi.

“Aku tidak tau!“ Mei Lian mengangkat bahu.

Sam turun dari ranjang, tubuhnya sudah lumayan lebih segar. Memanglah selama beberapa hari ini, dia terlalu fokus menghancurkan bisnis-bisnis Demian di beberapa tempat dengan menjebak beberapa Casino dan akhirnya polisi menggeledah Casino milik Demian karena laporan adanya narko-boy disana.

Beberapa hari ini Casino Demian ditutup oleh pihak berwajib, dan beberapa anak buah Demian ditangkap. Tentu saja ada uang dan kekuasaan Sam bermain disana, jika tidak polisi akan malas untuk memproses nya.

Sudah dipastikan Demian saat ini sedang murka pada Sam dan juga Jessmine. Karena Sam melakukan nya demi Jessmine meskipun demi dendam pribadi juga.

Sam keluar kamar mencari ponsel ke penjuru tempat, namun benda pipih pintar miliknya itu tidak terlihat dimana pun. “Sial! Dimana benda itu!“

Bibir Mei Lian tersenyum, dia mempunyai misi dari Demian. Beberapa berkas penting milik Sam pun sudah dia dapatkan saat Sam terus tertidur, Demian berjanji hanya akan menggunakan berkas itu untuk mengancam Sam agar tidak macam-macam lagi dengan bisnis Casino nya.

Bahkan Mei Lian diperintah untuk menahan Sam di Casino dan menyembunyikan ponsel laki-laki itu.

.

.

Malam hari sesuai janji, Jessmine menemui Demian untuk makan malam terakhir kalinya. Dia hanya memakai gaun sederhana, tak ingin berlebihan hanya untuk sekedar bertemu mantan.

Mobil jemputan milik Demian sudah datang, Jessmine gegas masuk. Mobil pun melaju pergi dari rumah Jessmine, sebenarnya wanita itu pun mempunyai misi.

Mobil berhenti di sebuah Villa, Jessmine menghela nafas karena dia pikir akan makan malam di restoran.

“Putar balik mobil nya, aku akan menelepon Bos mu agar bertemu di restoran.“

“Apa Anda pikir aku bodoh, mudah diperintah oleh Anda. Hanya perintah dari Bos yang saya turuti, silahkan turun!“

Jessmine menatap depan villa dengan wajah tak terbaca, sebelum turun dari mobil akhirnya dia menekan pesan darurat pada seseorang.

.

.

Di Casino miliknya, Wen baru saja memeriksa Casino. Dia sudah mendengar selentingan kabar jika Casino milik Demian sudah ditutup oleh pihak berwajib karena kedapatan narko-boy di dalam nya. Tentu saja dengan banyak uang yang meny-uap polisi atau dengan kekuasaan yang lebih tinggi dari Demian lah yang mampu menutup Casino hanya karena ada obat terla-rang itu.

Wen sudah mendapatkan semua informasi yang ada hubungan nya dengan Jessmine, tentang hubungan wanita itu dengan Sam yang tanpa status, bahkan hubungan Jessmine yang telah berakhir dengan Demian.

Wen adalah orang pintar, dia berasumsi jika Sam tengah membalaskan dendam pada Demian dengan menghancurkan bisnis Demian demi wanita yang dicintai Sam, yaitu Jessmine.

Ting!

Sebuah pesan masuk pada ponselnya, matanya terbelalak penuh dengan kecemasan.

“Demian, sialaaan! Tunggu aku Nona Jessmine...!“ Wen mencengkram ponselnya erat.

Dengan persiapan penuh, Wen sudah siap pergi ke tempat yang telah di Shareloc oleh Jessmine padanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***