Bab 18. Merasa Bersalah

"Ngga tau ah! Saya mau masuk! lepasin tangan saya!" suara Hana terdengar makin keras, napas nya naik turun.

"Hei hana.. Kamu kenapa Hana.., kenapa marah sekali sama saya? Saya datang kesini untuk temani kamu sampai bapak pulang. Bapak sudah coba menghubungi Gita, tapi Gita juga sedang ada janji katanya." jelas pak Arman.

Hana terlihat begitu emosi, mata nya pun memerah seperti ingin menangis. Nafasnya masih tersengal- sengal.

"Saya tidak bermaksud mengganggu kamu, jika kamu ingin masuk silahkan.. Ini saya bawakan makan malam untuk kamu, di makan dulu sebelum tidur biar tidak masuk angin" kata pak Arman sambil menjulurkan goodie bag berisi makanan.

Tapi Hana tak kunjung mengambil nya.

"Kamu kenapa Hana? Ada yang bikin kamu marah?" tanya Arman lagi.

"IYA ITU KAMU!" jawab nya ketus.

"Saya kan sudah tidak mengganggu kamu dari kemarin.. kenapa kamu malah semakin marah sekarang?"

Hana pun juga bingung kenapa ia menjadi semakin marah, padahal pak Arman juga sudah tidak mengganggu nya.

Hana terpaku, begitupun pak Arman masih mematung dengan goodie bag di tangan nya.

"Pulang saja sana pak, saya bisa sendiri!" jawab Hana.

"Saya ngga akan pulang sebelum bapak datang" jawab nya.

Hana tak perduli dengan kata - kata yang keluar dari mulut Arman, ia masuk dan menutup pintu tanpa membawa makanan yang di beli oleh Arman.

Pak Arman pun merasa sedih dengan tingkah laku Hana. Semakin ia mendekat, Hana malah semakin menjauh bahkan Hana menjadi mudah emosi.

Tapi pak Arman adalah orang yang amanah, ia masih setia menjaga Hana dirumah, sampai bapak pulang.

Jam terus berputar menunjukkan pukul 09:00 malam, dan udara di luar terasa semakin dingin.

"Duh tumben dingin banget. Lupa bawa jaket lagi, kaya nya bakal turun hujan deh hawa nya beda." Gumam nya sambil melipat kedua tangan nya.

Tak berapa lama, benar saja hujan turun begitu deras dan lebat di sertai petir.

"Duarrr!!" suara petir menggelegar.

"Duarr!!" petir kembali menyambar untuk kedua kali.

"Wah benar kan hujan.." gumam Arman.

Karena hujan lebat yang datang secara tiba -tiba, pak Arman buru - buru memindahkan kursi ke dekat jendela, yang tadinya terletak di dekat talang air yang mengalir.

"Pindahin aja deh, dari pada saya kuyup kalau duduk di sini" Arman.

Dari dalam rumah, Hana juga kaget dengan suara petir yang menggelegar.

Ia berjalan ke arah luar, berniat ingin melihat seberapa lebat hujan itu.

Tapi Hana terkejut, di luar ternyata masih ada pak Arman yang sedang menggigil dengan sehelai kaos yang di pakai nya.

"Hah! Ternyata belum pulang, ya Ampun kasian banget dia kedinginan!" ucap nya.

Hana berniat ingin menawarkan pak Arman untuk masuk kerumah, tapi Hana takut Arman malah macam - macam nanti nya karena mereka hanya berdua.

Jadi Hana memilih untuk membiarkan pak Arman kedinginan di luar.

Hana kembali menutup hordeng nya, dan kembali masuk ke kamar.

"Kejam kah aku ini? Mengapa aku menjadi begitu tidak suka dengan pak Arman ya!" gumam nya dalam hati.

Ada rasa bersalah dan khawatir walaupun hanya sedikit.

"Ah ya sudahlah biar kan saja!"

Hana benar - benar cuek saat itu, sampai - sampai ia tertidur pulas di temani suara hujan.

Sampai menjelang subuh, perut Hana yang keroncongan membuat Hana terbangun.

"Duh lapar" Hana mengambil ponsel nya.

Di lihatnya sudah pukul 04.00 pagi.

"Dikit lagi subuh" katanya sambil berjalan ke arah dapur untuk mencari sesuatu yang bisa di makan.

Hana mengambil toples biskuit dan membawa nya ke ruang tamu.

Sekejap Hana teringat bapak.

Hana menaruh toples di atas meja dan berjalan ke arah kamar bapak.

Setelah membuka pintu kamar bapak Hana kaget, kamar kosong dan kasur masih sangat rapi seperti belum di pakai tidur oleh bapak.

"Loh kosong, apa bapak belum pulang?" pekiknya.

Hana buru - buru membuka jendela, ternyata benar pak Arman masih berada di luar dan tertidur di atas kursi.

Hana kembali ke kamar untuk mengambil ponsel nya.

Segera ia menelfon kontak bapak di ponsel nya.

*Berdering.

"Halo pak" Hana.

"Halo nak? Sudah bangun kah? maaf bapak baru mau pulang karena teman bapak ada yang kecelakaan semalam, jadi pulang lembur bapak langsung mengantarkan teman bapak ke rumah sakit" bapak langsung menjelaskan panjang lebar.

Hana masih terdiam, Hana merasa bersalah sudah membiarkan pak Arman terjaga di luar dengan hujan lebat semalam.

"Halo nak, bapak juga mau sampai kok ini sudah masuk ke komplek, halo Hana?" ucap bapak.

Karena jarak yang sudah dekat, bapak mematikan ponsel nya tanpa menunggu jawaban dari Hana.

Hana termenung di dekat jendela, menunggu bapak datang.

Benar saja bapak datang tidak begitu lama dari setelah menutup telfon tadi.

Hana mengintip di sela - sela jendela.

Terlihat bapak begitu panik melihat pak Arman yang tertidur di luar dengan baju yang setengah basah.

"Astaghfirullah, kok basah begini" bapak kaget saat menghampiri pak Arman dari jarak yang dekat.

Bapak langsung membuka kunci rumah.

Saat bapak masuk, Hana sedang duduk di kursi tamu.

"Hana! apa - apaan sih kamu! Kenapa sampai tidur di luar dengan baju yang basah!" bapak datang langsung mencerca Hana.

Hana hanya terdiam.

"Jangan seperti tidak pernah di ajarkan sopan santun sama orang tua!" kata bapak lagi.

"Kalau di suruh masuk kan juga bukan muhrim pak" jawab Hana.

"Ya kan dia bisa tidur di sofa. Tidak perlu satu kamar! Karena bapak yakin dia orang baik dan tidak akan macam- macam sama kamu!" ucap bapak yang terlihat begitu lelah di tambah kesal.

"Bapak sudah menghubungi orang - orang yang sekiranya bisa di minta bantuan untuk menjaga kamu! Tapi semua nya tidak bisa!"

Hana hanya menelan ludah nya, Hana tidak bisa berkata- kata, apalagi melawan bapak.

Saat kejadian bapak marah tersebut sepertinya membangunkan pak Arman, karena suara bapak agak keras.

Suara bangku yang bergerak membuat Bapak menghentikan amarah nya, dan menemui pak Arman ke teras.

"Arman maaf kan Hana ya, saya minta maaf sekali, sampai tidur di luar begini mana hujan lagi" kata bapak memelas.

"Gak apa -apa pak, jangan marah lagi sama Hana. Memang saya yang tidak ingin masuk semalam. Oiya pak sesuai janji saya, saya akan pulang kalau bapak sudah kembali"

Pak Malik begitu cemas melihat keadaan Arman yang terlihat agak pucat.

Arman pun bersalaman, dan memberi sapaan pada Hana.

"Hana, saya pulang dulu ya.. " ucap nya.

Hana masih diam membisu, Hana hanya memandang Arman dengan rasa bersalah.

"Maaf kan saya ya Arman, jika tau begini saya tidak akan meminta tolong kepada kamu untuk menjaga Hana" kata bapak lagi memelas.

Bapak seperti marah campur malu di hadapan Arman.

Terpopuler

Comments

Lies Atikah

Lies Atikah

mangkanya kalau suka jangan terlalu di perlhat kan so dibutuh kan apa lagi di kejar jadi jual mahal cinta sih cinta tapi jangan jadi bodoh

2025-02-21

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Gila nih cewek kejam banget,gak tau terimakasih lagi..kesel aku Lama'..

2025-03-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkwkw ketahuan tuh..Gengsi aja digedein..

2025-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lagi - Lagi Maju Ke Depan
2 Bab 2. Di Hadang Pak Arman!
3 Bab 3. Seperti Ada Rahasia
4 Bab 4. Hana Penasaran
5 Bab 5. Titipan Ibu
6 Bab 6. Hari Paling Buruk
7 Bab 7. Kesedihan Yang Mendalam
8 Bab 8. Pemakaman Ibu
9 Bab 9. Gita Mencoba Menghibur
10 Bab 10. Mulai Terasa Sunyi
11 Bab 11. Bertemu Dengan Dia
12 Bab 12. Maukah Kamu Jadi Istriku?
13 Bab 13. Misi Pertama Berhasil
14 Bab 14. Demi Merebut Hati Hana
15 Bab 15. Misi Kedua
16 Bab 16. Gita Bisa Menjadi Jembatan
17 Bab 17. Galau Dadakan!
18 Bab 18. Merasa Bersalah
19 Bab 19. Kemana Dia?
20 Bab 20. Mungkin Jodoh?
21 Bab 21. Arman Kembali Mengatakan Cinta
22 Bab 22. Meski Gagal, Tapi Malam Ini Penuh Kenangan.
23 Bab 23. Bapak Jatuh Sakit.
24 Bab 24. Rawat Inap
25 Bab 25. Rembukan Dadakan
26 Bab 26. Hadiah Dadakan Untuk Hana
27 Bab 27. Curhatan Sahabat Lama.
28 Bab 28. Kata - Kata Gita Menyentuh Hati.
29 Bab 29. Apakah Hana Berbohong?
30 Bab 30. Akhirnya Cincin Itu Terpasang.
31 Bab 31. Kedua Orang Tua Arman Menjenguk Bapak.
32 Bab 32. Canggung!
33 Bab 33. Ternyata Mami Manda Tau Sifat Hana.
34 Bab 34. Bingkisan Yang Banyak!
35 Bab 35. Mau kah Kau Jadi Istriku?
36 Bab 36. Persiapan Acara
37 Bab 37. Senang nya Punya Mertua Kaya!
38 Bab 38. Pertunangan
39 Bab 39. Persiapan Menuju Pelaminan
40 Bab 40. Calon Penghuni Rumah Baru!
41 Bab 41. Hana dan Arman Bertemu Seseorang
42 Bab 42. Ujian Menjelang Pernikahan
43 Bab 43. Fitting Baju Pengantin
44 Bab 44. Pernikahan Itu Tiba
45 Bab 45. Malam Pertama
46 Bab. Resign?
47 Bab 47. Hari pertama jadi istri mantan guru
48 Bab 48. Remon!
49 Bab 49. PT. Arya Guna Group
50 Bab 50. Gita main berkunjung ke rumah mewah Hana
51 Bab 51. Hana Sumringah
52 Bab 52. Reno.
53 Bab 53. Mencoba bicara..
54 Bab 54. Apakah Arman marah?
55 Bab 55. Pemikiran yang tak searah.
56 Bab 56. Pasar Malam.
57 Bab 57. Hana kenapa?
58 Bab 58. Rumah sakit.
59 Bab 59. "Mas aku mau di peluk" ucap Hana.
60 Bab 60. Mami Tiba - Tiba Datang
61 Bab 61. Hasil Tespek Kedua
62 Bab 62. Arman menghela nafas panjang!
63 Bab 63. Kalau menurut bapak?
64 Bab 64. RSIA Riang Pelita
65 Bab 65. Kantung janin.
66 Bab 66. Nina malah tertidur.
67 Bab 67. Hana Malah Ketiduran!
68 Bab 68. Rezeki mba Pur!
69 Bab 69. Gita menangis haru!
70 Bab 70. Satu bulan kemudian.
71 Bab 71. Kontrol Kembali.
72 Bab 72.Usia kehamilan 7 Minggu.
73 Bab 73. Gaji Bu sari.
74 Bab 74. Acara 4 Bulanan.
75 Bab 75. Hana semakin manja!
76 Bab 76. Lunglai di atas ranjang.
77 Bab 77. Berat Badan yang Baim drastis!
78 Bab 78. Menghindari sesuatu.
79 Bab 79. Mulai berbelanja.
80 Bab 80. Minggu ke 38!
81 BAB 81. Melahirkan Normal?
82 Bab 82. Arsyana Dhatu Arman.
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Lagi - Lagi Maju Ke Depan
2
Bab 2. Di Hadang Pak Arman!
3
Bab 3. Seperti Ada Rahasia
4
Bab 4. Hana Penasaran
5
Bab 5. Titipan Ibu
6
Bab 6. Hari Paling Buruk
7
Bab 7. Kesedihan Yang Mendalam
8
Bab 8. Pemakaman Ibu
9
Bab 9. Gita Mencoba Menghibur
10
Bab 10. Mulai Terasa Sunyi
11
Bab 11. Bertemu Dengan Dia
12
Bab 12. Maukah Kamu Jadi Istriku?
13
Bab 13. Misi Pertama Berhasil
14
Bab 14. Demi Merebut Hati Hana
15
Bab 15. Misi Kedua
16
Bab 16. Gita Bisa Menjadi Jembatan
17
Bab 17. Galau Dadakan!
18
Bab 18. Merasa Bersalah
19
Bab 19. Kemana Dia?
20
Bab 20. Mungkin Jodoh?
21
Bab 21. Arman Kembali Mengatakan Cinta
22
Bab 22. Meski Gagal, Tapi Malam Ini Penuh Kenangan.
23
Bab 23. Bapak Jatuh Sakit.
24
Bab 24. Rawat Inap
25
Bab 25. Rembukan Dadakan
26
Bab 26. Hadiah Dadakan Untuk Hana
27
Bab 27. Curhatan Sahabat Lama.
28
Bab 28. Kata - Kata Gita Menyentuh Hati.
29
Bab 29. Apakah Hana Berbohong?
30
Bab 30. Akhirnya Cincin Itu Terpasang.
31
Bab 31. Kedua Orang Tua Arman Menjenguk Bapak.
32
Bab 32. Canggung!
33
Bab 33. Ternyata Mami Manda Tau Sifat Hana.
34
Bab 34. Bingkisan Yang Banyak!
35
Bab 35. Mau kah Kau Jadi Istriku?
36
Bab 36. Persiapan Acara
37
Bab 37. Senang nya Punya Mertua Kaya!
38
Bab 38. Pertunangan
39
Bab 39. Persiapan Menuju Pelaminan
40
Bab 40. Calon Penghuni Rumah Baru!
41
Bab 41. Hana dan Arman Bertemu Seseorang
42
Bab 42. Ujian Menjelang Pernikahan
43
Bab 43. Fitting Baju Pengantin
44
Bab 44. Pernikahan Itu Tiba
45
Bab 45. Malam Pertama
46
Bab. Resign?
47
Bab 47. Hari pertama jadi istri mantan guru
48
Bab 48. Remon!
49
Bab 49. PT. Arya Guna Group
50
Bab 50. Gita main berkunjung ke rumah mewah Hana
51
Bab 51. Hana Sumringah
52
Bab 52. Reno.
53
Bab 53. Mencoba bicara..
54
Bab 54. Apakah Arman marah?
55
Bab 55. Pemikiran yang tak searah.
56
Bab 56. Pasar Malam.
57
Bab 57. Hana kenapa?
58
Bab 58. Rumah sakit.
59
Bab 59. "Mas aku mau di peluk" ucap Hana.
60
Bab 60. Mami Tiba - Tiba Datang
61
Bab 61. Hasil Tespek Kedua
62
Bab 62. Arman menghela nafas panjang!
63
Bab 63. Kalau menurut bapak?
64
Bab 64. RSIA Riang Pelita
65
Bab 65. Kantung janin.
66
Bab 66. Nina malah tertidur.
67
Bab 67. Hana Malah Ketiduran!
68
Bab 68. Rezeki mba Pur!
69
Bab 69. Gita menangis haru!
70
Bab 70. Satu bulan kemudian.
71
Bab 71. Kontrol Kembali.
72
Bab 72.Usia kehamilan 7 Minggu.
73
Bab 73. Gaji Bu sari.
74
Bab 74. Acara 4 Bulanan.
75
Bab 75. Hana semakin manja!
76
Bab 76. Lunglai di atas ranjang.
77
Bab 77. Berat Badan yang Baim drastis!
78
Bab 78. Menghindari sesuatu.
79
Bab 79. Mulai berbelanja.
80
Bab 80. Minggu ke 38!
81
BAB 81. Melahirkan Normal?
82
Bab 82. Arsyana Dhatu Arman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!