Bab 11. Bertemu Dengan Dia

Setelah lulus dari SMK negeri 08 Jakarta, Hana di buat bimbang akan lanjut untuk bekerja atau kuliah saja tanpa bekerja.

Di satu sisi, kalau Hana memilih kuliah saja, ia kasian pada bapak. Bapak sudah mulai tua, masa harus terus membiayai Hana yang seharusnya sudah bisa mencari penghasilan sendiri.

Kalau tidak kuliah, Hana sangat menyayangkan kemampuan ilmunya.

Di penghujung sore, saat matahari mulai terbenam.

Hana duduk melamun di depan tanaman - tanaman ibu, yang kini beralih Hana yang merawatnya.

Semenjak ibu meninggal, Hana memang menjadi agak murung. Padahal sudah 1 tahun berlalu. Mungkin luka kehilangan ibu masih belum sembuh.

"Hana, sedang apa? Kok melamun.. mikirin apa nak?" Bapak datang menghampiri.

Hana menoleh ke arah bapak, wajahnya sangat tidak bersemangat, dan tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Hana.

"Kamu kenapa? Bingung ya mau kuliah atau kerja? Nilai mu kan bagus - bagus.. kamu juga bisa dapat beasiswa.. ayo lah nak! Bapak kan sudah bilang, kamu pilih saja kuliah mu, insyaallah bapak masih sanggup" bapak tersenyum sambil menunjuk ke arah mobil bapak yang terparkir.

Hana menurunkan tangannya yang sejak tadi dijadikan bantalan lamunan nya.

"Hmm bukan begitu pak, aku pingin kerja tapi sambil kuliah saja gimana pak?" Tanya hana.

"Boleh.. apapun yang positif bapak akan terus mendukung mu nak" kata bapak mencoba mensupport Hana.

Hana kembali memandang dengan tatapan kosong ke halaman di depan rumah.

"Bukan tidak ingin fokus kuliah. Hana takut bapak pergi meninggalkan Hana di saat mendadak, di saat Hana masih membutuhkan bapak.

Hana takut kejadian itu terulang kembali" gumam Hana dalam hati.

Suasana menjadi sunyi.. yang terdengar hanya suara daun bertiup angin.

Jam dinding menunjukkan pukul 18.00 wib.

Hana mencoba membuka ponsel, dan mencari lowongan kerja untuk fresh graduate school.

Berbeda dengan Gita, dari sejak hari kelulusan waktu itu, Gita sudah punya pilihan ke universitas mana dia akan melanjutkan pendidikan nya.

.....

1 bulan kemudian, Hana sudah diterima bekerja di sebuah perpustakaan menjadi admin.

Hari pertama Hana bekerja berjalan dengan lancar, teman kerja nya pun juga cepat akrab dengannya.

Bekerja 8 jam untuk hari pertama membuat Hana merasa kelelahan.

"Kayanya cari kafe untuk ngopi - ngopi dulu bisa kali yaa.." Hana membuka ponsel nya untuk meng-googling kafe kopi terdekat.

Hana menaiki angkutan umum untuk menuju ke kafe tersebut.

Sampainya di kafe tersebut, tak di sangka Hana bertemu dengan pak Arman.

Terlihat pak Arman sedang berkutat dengan laptopnya dan hanya ditemani oleh segelas es kopi.

"Loh itu kan pak Arman, lagi sendiri atau lagi nunggu orang yah?" Gumam Hana dalam hati.

Tapi Hana tak berani menyapa pak Arman. Hana juga jadi teringat rasa pede yang terlalu dulu kala waktu ada ibu.

"Hmmm... Gausah di sapa deh.. aku kan mau menenangkan pikiran, nanti kalau salah sapa dengan pak Arman malah jadi tambah mumet" ujar Hana sendirian.

Hana memesan kopi hangat, dan 2 buah donat coklat.

Hana mencari tempat duduk yang agak jauh dari kursi pak Arman, bahkan Hana duduk membelakangi meja pak Arman.

Hana mengambil sebuah tisyu basah untuk membersihkan jari jemarinya yang sejak tadi berkutat dengan laptop di kantor nya.

Dan akan segera menyantap donat coklat yang menggiurkan itu.

"Hana.." suara tak asing di dengarnya, suara yang berasal dari arah belakang.

Hana spontan menoleh. Ternyata benar itu suara pak Arman.

Tapi, Pak Arman bukan hanya menyapa, ia terlihat begitu kerepotan membawa es kopi, ransel dan laptop nya.

Hana yang merasa harus menolong detik itu, mau tidak mau Hana menawarkan pertolongan nya juga.

"Aduh pak sini saya bantu, maaf" tangan Hana dengan sigap menurunkan laptop pak Arman dan meletakkan nya di atas meja.

"Oh iya iya.. terimakasih manis.." kata pak Arman.

Hana mengernyitkan keningnya, benar - benar terdengar aneh di telinga Hana.

Hana tidak menyangka pak Arman malah pindah tempat duduk di meja Hana.

Setelah Hana bersalaman dengan pak Arman, Hana menjadi salah tingkah.

Ia bingung harus memulai percakapan dari mana.

"Duh kok malah di samperin sih" gumam nya dalam hati.

"Aku kan mau refreshing pikiran ku dengan donat ku yang unyu ini... Tapi kenapa jadi tegang begini..." Hana masih saja mengoceh saja dalam hatinya.

Padahal pak Arman terlihat sangat santai duduk di hadapannya Hana sambil berkutat dengan laptop nya.

Menit demi menit terus berputar, sudah hampir setengah jam Hana duduk diam membisu di hadapan pak Arman.

Begitupun pak Arman, tidak ada sepatah kata pun yang di bicarakan. Ia masih saja asik dengan laptopnya.

Sesekali mereka saling melirik dan saling melempar senyum.

"Hadeeeeh.. rasanya aku mau pindah kursi deh" gumam Hana tak berkesudahan.

Donat yang menggiurkan kan Hana mulai di sentuhnya. Dan sesekali menyeruput kopi yang sudah tidak hangat lagi.

"Hmmm enaknya donat ini.. andai tidak ada pak Arman, aku bisa menikmati donat ini sambil geleng-geleng kepala" katanya dalam hati.

Menit terus berputar..

"Oiya pak..

"Oya han...

Mereka berdua tertegun karena berbicara secara berbarengan.

Pak Arman yang melambaikan tangan nya, memberi tanda untuk Hana saja lebih dulu yang melanjutkan pembicaraannya.

Hana dengan senyum palsunya bertanya "bapak ngapain ngopi sendirian disini, lagi nunggu orang yak? Tapi kok ga dateng - dateng pak orang nya.." Kata Hana sangat frontal.

"Saya kan nunggu kamu" kata pak Arman berpaling dari layar laptop nya dan menatap Hana

"Hah? Nunggu saya? Saya aja pulang kerja pak.." kata Hana.

"Iya saya tau kok" kata pak Arman.

Hana di buatnya ke ge-eran. Tapi kali ini ia menganggap biasa saja.

Hana takut terkecoh seperti dulu dan menganggu visi - misi nya bekerja dan kuliah.

"Apa sih maksudnya? Random banget pak Arman ini" lagi - lagi Hana bergumam dalam hati.

Hana mencoba merogoh ponselnya, ia membuka aplikasi WA dan mencoba menghubungi Gita.

"Git, aku lagi ngopi ketemu pak Arman nih, niat ku mau merilekskan pikiran malah jadi tegang begini"

Tanda kirim sudah di klik.

Hana kembali memasukan ponselnya.

Tanpa basa - basi lagi Hana memilih untuk pergi dari kafe tersebut.

"Oiya pak, saya pamit pulang dulu ya... Takut di cari bapak." Hana mencoba bersaliman.

"Tunggu.. " pak Arman malah menahan tangan Hana yang akan berdiri.

"Donatnya aja belum habis.. masih sisa satu itu" kata pak Arman mengulur - ulur waktu.

Hana yang mencoba melepaskan tangan pak Arman pura - pura langsung mengambil donat dan kopinya untuk di take away.

"Ini mau di bawa pulang kok pak hehe, saya mau ke kasir dulu"

Hana terburu- buru menggendong tas ranselnya, membawa piring yang berisi donat dan kopi tersebut ke arah kasir.

Satu sisi Hana juga melihat pak Arman yang ikut - ikutan membereskan laptopnya dan berjalan mengikuti Hana ke arah kasir.

Terpopuler

Comments

Mega Prasetya

Mega Prasetya

nih kayaknya pak arman naksir sama hana deh

2025-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lagi - Lagi Maju Ke Depan
2 Bab 2. Di Hadang Pak Arman!
3 Bab 3. Seperti Ada Rahasia
4 Bab 4. Hana Penasaran
5 Bab 5. Titipan Ibu
6 Bab 6. Hari Paling Buruk
7 Bab 7. Kesedihan Yang Mendalam
8 Bab 8. Pemakaman Ibu
9 Bab 9. Gita Mencoba Menghibur
10 Bab 10. Mulai Terasa Sunyi
11 Bab 11. Bertemu Dengan Dia
12 Bab 12. Maukah Kamu Jadi Istriku?
13 Bab 13. Misi Pertama Berhasil
14 Bab 14. Demi Merebut Hati Hana
15 Bab 15. Misi Kedua
16 Bab 16. Gita Bisa Menjadi Jembatan
17 Bab 17. Galau Dadakan!
18 Bab 18. Merasa Bersalah
19 Bab 19. Kemana Dia?
20 Bab 20. Mungkin Jodoh?
21 Bab 21. Arman Kembali Mengatakan Cinta
22 Bab 22. Meski Gagal, Tapi Malam Ini Penuh Kenangan.
23 Bab 23. Bapak Jatuh Sakit.
24 Bab 24. Rawat Inap
25 Bab 25. Rembukan Dadakan
26 Bab 26. Hadiah Dadakan Untuk Hana
27 Bab 27. Curhatan Sahabat Lama.
28 Bab 28. Kata - Kata Gita Menyentuh Hati.
29 Bab 29. Apakah Hana Berbohong?
30 Bab 30. Akhirnya Cincin Itu Terpasang.
31 Bab 31. Kedua Orang Tua Arman Menjenguk Bapak.
32 Bab 32. Canggung!
33 Bab 33. Ternyata Mami Manda Tau Sifat Hana.
34 Bab 34. Bingkisan Yang Banyak!
35 Bab 35. Mau kah Kau Jadi Istriku?
36 Bab 36. Persiapan Acara
37 Bab 37. Senang nya Punya Mertua Kaya!
38 Bab 38. Pertunangan
39 Bab 39. Persiapan Menuju Pelaminan
40 Bab 40. Calon Penghuni Rumah Baru!
41 Bab 41. Hana dan Arman Bertemu Seseorang
42 Bab 42. Ujian Menjelang Pernikahan
43 Bab 43. Fitting Baju Pengantin
44 Bab 44. Pernikahan Itu Tiba
45 Bab 45. Malam Pertama
46 Bab. Resign?
47 Bab 47. Hari pertama jadi istri mantan guru
48 Bab 48. Remon!
49 Bab 49. PT. Arya Guna Group
50 Bab 50. Gita main berkunjung ke rumah mewah Hana
51 Bab 51. Hana Sumringah
52 Bab 52. Reno.
53 Bab 53. Mencoba bicara..
54 Bab 54. Apakah Arman marah?
55 Bab 55. Pemikiran yang tak searah.
56 Bab 56. Pasar Malam.
57 Bab 57. Hana kenapa?
58 Bab 58. Rumah sakit.
59 Bab 59. "Mas aku mau di peluk" ucap Hana.
60 Bab 60. Mami Tiba - Tiba Datang
61 Bab 61. Hasil Tespek Kedua
62 Bab 62. Arman menghela nafas panjang!
63 Bab 63. Kalau menurut bapak?
64 Bab 64. RSIA Riang Pelita
65 Bab 65. Kantung janin.
66 Bab 66. Nina malah tertidur.
67 Bab 67. Hana Malah Ketiduran!
68 Bab 68. Rezeki mba Pur!
69 Bab 69. Gita menangis haru!
70 Bab 70. Satu bulan kemudian.
71 Bab 71. Kontrol Kembali.
72 Bab 72.Usia kehamilan 7 Minggu.
73 Bab 73. Gaji Bu sari.
74 Bab 74. Acara 4 Bulanan.
75 Bab 75. Hana semakin manja!
76 Bab 76. Lunglai di atas ranjang.
77 Bab 77. Berat Badan yang Baim drastis!
78 Bab 78. Menghindari sesuatu.
79 Bab 79. Mulai berbelanja.
80 Bab 80. Minggu ke 38!
81 BAB 81. Melahirkan Normal?
82 Bab 82. Arsyana Dhatu Arman.
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Lagi - Lagi Maju Ke Depan
2
Bab 2. Di Hadang Pak Arman!
3
Bab 3. Seperti Ada Rahasia
4
Bab 4. Hana Penasaran
5
Bab 5. Titipan Ibu
6
Bab 6. Hari Paling Buruk
7
Bab 7. Kesedihan Yang Mendalam
8
Bab 8. Pemakaman Ibu
9
Bab 9. Gita Mencoba Menghibur
10
Bab 10. Mulai Terasa Sunyi
11
Bab 11. Bertemu Dengan Dia
12
Bab 12. Maukah Kamu Jadi Istriku?
13
Bab 13. Misi Pertama Berhasil
14
Bab 14. Demi Merebut Hati Hana
15
Bab 15. Misi Kedua
16
Bab 16. Gita Bisa Menjadi Jembatan
17
Bab 17. Galau Dadakan!
18
Bab 18. Merasa Bersalah
19
Bab 19. Kemana Dia?
20
Bab 20. Mungkin Jodoh?
21
Bab 21. Arman Kembali Mengatakan Cinta
22
Bab 22. Meski Gagal, Tapi Malam Ini Penuh Kenangan.
23
Bab 23. Bapak Jatuh Sakit.
24
Bab 24. Rawat Inap
25
Bab 25. Rembukan Dadakan
26
Bab 26. Hadiah Dadakan Untuk Hana
27
Bab 27. Curhatan Sahabat Lama.
28
Bab 28. Kata - Kata Gita Menyentuh Hati.
29
Bab 29. Apakah Hana Berbohong?
30
Bab 30. Akhirnya Cincin Itu Terpasang.
31
Bab 31. Kedua Orang Tua Arman Menjenguk Bapak.
32
Bab 32. Canggung!
33
Bab 33. Ternyata Mami Manda Tau Sifat Hana.
34
Bab 34. Bingkisan Yang Banyak!
35
Bab 35. Mau kah Kau Jadi Istriku?
36
Bab 36. Persiapan Acara
37
Bab 37. Senang nya Punya Mertua Kaya!
38
Bab 38. Pertunangan
39
Bab 39. Persiapan Menuju Pelaminan
40
Bab 40. Calon Penghuni Rumah Baru!
41
Bab 41. Hana dan Arman Bertemu Seseorang
42
Bab 42. Ujian Menjelang Pernikahan
43
Bab 43. Fitting Baju Pengantin
44
Bab 44. Pernikahan Itu Tiba
45
Bab 45. Malam Pertama
46
Bab. Resign?
47
Bab 47. Hari pertama jadi istri mantan guru
48
Bab 48. Remon!
49
Bab 49. PT. Arya Guna Group
50
Bab 50. Gita main berkunjung ke rumah mewah Hana
51
Bab 51. Hana Sumringah
52
Bab 52. Reno.
53
Bab 53. Mencoba bicara..
54
Bab 54. Apakah Arman marah?
55
Bab 55. Pemikiran yang tak searah.
56
Bab 56. Pasar Malam.
57
Bab 57. Hana kenapa?
58
Bab 58. Rumah sakit.
59
Bab 59. "Mas aku mau di peluk" ucap Hana.
60
Bab 60. Mami Tiba - Tiba Datang
61
Bab 61. Hasil Tespek Kedua
62
Bab 62. Arman menghela nafas panjang!
63
Bab 63. Kalau menurut bapak?
64
Bab 64. RSIA Riang Pelita
65
Bab 65. Kantung janin.
66
Bab 66. Nina malah tertidur.
67
Bab 67. Hana Malah Ketiduran!
68
Bab 68. Rezeki mba Pur!
69
Bab 69. Gita menangis haru!
70
Bab 70. Satu bulan kemudian.
71
Bab 71. Kontrol Kembali.
72
Bab 72.Usia kehamilan 7 Minggu.
73
Bab 73. Gaji Bu sari.
74
Bab 74. Acara 4 Bulanan.
75
Bab 75. Hana semakin manja!
76
Bab 76. Lunglai di atas ranjang.
77
Bab 77. Berat Badan yang Baim drastis!
78
Bab 78. Menghindari sesuatu.
79
Bab 79. Mulai berbelanja.
80
Bab 80. Minggu ke 38!
81
BAB 81. Melahirkan Normal?
82
Bab 82. Arsyana Dhatu Arman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!