Alfred merasa, kalau ia tidak ingin lagi menahan, apa yang ada dalam hatinya, untuk mengatakan kejujuran isi hatinya pada Aleena.
Sudah tiga tahun ia menahan rasa sakit hati, karena kebohongan yang Alan lakukan.
Kali ini ia tidak akan kehilangan lagi orang yang ia sukai.
Alfred mengambil sesuatu dari saku celananya, sebuah kotak kecil berwarna biru terang.
Perlahan ia pun bangkit dari duduknya, lalu melangkah ke hadapan Aleena, membuat Aleena terheran memandang Alfred.
Dan selanjutnya, Aleena terkejut melihat Alfred, perlahan berlutut dengan menumpukan satu lututnya ke lantai.
"Aku tadinya tidak memiliki harapan lagi, untuk bertemu dengan mu, ternyata lelaki brengsek yang telah menipumu, akhirnya menyerah untuk terus menyembunyikan mu dariku, jadi... aku tidak akan membiarkanmu, menghilang lagi dari pandangan mataku, aku ingin kamu ada selalu di dekatku, apakah kamu mau menikah dengan ku?"
Alfred membuka kotak kecil yang ia pegang, dan menyodorkannya ke hadapan Aleena.
Aleena semakin kaget, dengan apa yang di katakan Alfred, dan kotak kecil yang terbuka di hadapannya.
Mata Aleena menatap sebuah cincin, yang sangat cantik dalam kotak kecil tersebut.
Sebagian orang yang mengadakan pesta, di kolam renang itu memandang ke arah mereka.
Mereka mendekat untuk melihat momen Alfred melamar Aleena. Mereka memberi dukungan kepada Aleena, untuk menerima cincin lamaran Alfred.
Aleena tidak bisa bergerak di tempatnya, melihat Alfred berlutut melamarnya.
Baru saja ia di ceraikan Alan, dan tidak ia sangka Alfred kemudian melamarnya, untuk menikahinya.
Momen yang sangat manis di berikan Alfred, berbeda jauh dengan pernikahannya terdahulu.
Ia menikah dengan Alan, karena ia yang jatuh cinta pada pria itu, karena kebohongan yang Alan buat
Dan sekarang, akhirnya ia di lamar oleh orang yang seharusnya ia cintai.
Aleena menatap mata Alfred, yang tampak penuh harap padanya, menunggu ia mengatakan 'iya' dengan lamaran Alfred.
Sudut bibir Aleena perlahan bergerak, ia menyunggingkan senyuman hangat, menatap wajah Alfred yang penuh harap.
Aleena pun membulatkan hatinya. Ia telah menemukan siapa sebenarnya penolongnya.
Ia tahu Alfred pria miskin, tapi ia mengesampingkan satu hal itu. Ia tidak perduli semiskin apa pun Alfred.
Ia bisa membantu perekonomian mereka nanti, kalau ia menikah dengan Alfred.
Bukankah seharusnya seperti itu? sebagai pasangan suami istri, harus saling mendukung satu sama lain! pikir Aleena.
Tanpa ragu, Aleena pun menganggukkan kepalanya, setuju menikah dengan Alfred.
Melihat Aleena menganggukkan kepalanya, orang-orang yang menyaksikan, momen Alfred melamar Aleena, bertepuk tangan dengan riuhnya.
Mereka ikut senang melihat Aleena menerima Alfred.
Raut wajah Alfred, langsung terlihat begitu bahagia, dan senyumannya mengembang dengan lebar.
Ia pun menyematkan cincin tersebut, ke jemari manis Aleena dengan sedikit gugup.
Setelah cincin masuk ke jemari manis Aleena. Alfred kemudian, mengecup punggung tangan Aleena dengan lembut.
Kembali tepuk tangan terdengar begitu riuhnya, dari orang-orang yang melihat mereka.
Alfred kemudian bangkit dari berlututnya, lalu menarik Aleena untuk bangkit dari duduknya.
Aleena hampir saja menjerit kaget, tiba-tiba Alfred memeluknya, dan sampai mengangkat tubuh Aleena dalam pelukannya.
Alfred tertawa senang.
Aleena dalam pelukan Alfred jadi ikut tertawa juga, dan membalas pelukan Alfred.
"Apakah kamu mau, kalau hari ini kita mengurus surat nikah kita?" tanya Alfred penuh harap, setelah ia menurunkan Aleena dari pelukannya.
Aleena dengan yakin menganggukkan kepalanya, menyetujui apa yang diinginkan Alfred.
Ia sudah pernah menikah sekali, dengan pesta yang meriah karena permintaannya.
Di pernikahan ke duanya, ia merasa tidak perlu banyak permintaan, yang akan merepotkan Alfred.
Dengan Alfred sayang dan cinta padanya, itu sudah cukup baginya, karena ia tahu Alfred tidak sekaya Alan.
Jadi, ia tidak mau menjadi istri yang egois, memaksakan diri untuk mengadakan pesta, yang akan mengeluarkan banyak biaya.
Tidak berapa lama, mereka sudah berada di gedung sipil, untuk mengurus surat nikah mereka.
"Kita akan mengatur hari dan tanggal Pemberkatan, serta resepsi pernikahan kita, kamu katakan saja ingin resepsi gaya yang seperti apa, aku akan mengatur seseorang untuk melakukannya!" kata Alfred menggenggam tangan Aleena, saat mereka keluar dari gedung sipil.
"Tidak! aku tidak ingin menyusahkan kamu, cukup acara makan apa adanya saja, dan mengundang beberapa kerabat saja sudah cukup!" ujar Aleena tersenyum hangat.
Alfred terdiam mendengar apa yang di katakan Aleena.
Ia baru tersadar, kalau Aleena mengetahui ia adalah pria miskin, dan kesulitan ekonomi.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Salsa Billa
dunia halu nya othorr terlalu ketinggian thorr , kalau di agama islam mau ningkah lg harus nunggu hbs masa idah, tp kalau di agama lain mungkin gampang yaa
2025-01-26
3
Novi Herawati
klo selama Nikah belum pernah disentuh suami ga perlu nunggu masa iddah. ..belajar lagi yaaa mbak
2025-03-09
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
nikah gampang bgt baru menerima surat cerai langsung ke catatan sipil
2025-01-25
0