kurang beruntung

Keheningan terjadi dimalam itu. setelah kembali ke toko, Hisa duduk dengan tenang di kursi dan berhadapan dengan temannya Caine dimeja depan, seperti tersangka pembunuhan yang diadili oleh hakim. perut Hisa keroncongan tapi dia tidak mampu berjalan kedapur untuk memasak makanannya sendiri.

Sebab ada sepasang mata hijau dingin bak mata serigala buas tengah menatapnya.

"apa yang membawa mu kemari?"

Setelah sekian lama terdiam, Hisa akhirnya mampu bersuara walau kata-kata yang dia pilih awalnya bukan yang ingin dia katakan.

Mata hijau itu bergerak, lalu hidungnya mendengus. Tubuhnya bergerak untuk duduk tegak. Hisa seketika merinding dan lehernya memendek ketakutan.

"apa yang membawa ku kemari? Seharusnya kau sudah tahu akan hal itu Hisa....hutang harus dibayarkan"

Selain ayahnya, orang kedua yang paling ditakuti Hisa adalah Caine. Caine sudah seperti kakaknya sendiri yang membuatnya sering merampok barangnya tanpa izin namun dia sering lupa kalau Caine saat marah itu sangat menakutkan, dan satu lagi dia tidak suka barangnya dicuri.

'aku berjanji tidak akan mencuri barangnya lagi, aku akan memotong tanganku dalam mimpiku nanti...'

Dia bersumpah penuh omong kosong dalam hati sambil menundukkan kepala.

"apakah botolnya berguna?" Caine bertanya dengan nada yang sangat lembut yang seketika membuat Hisa mendongakkan kepala lalu dia tersenyum sumringah.

"ya...ya itu sangat berguna, anomali jelek itu seketika tersedot dan boom seperti bom dia menghilang bersama pecahan botol. Namun anomali itu bisa mengeluarkan jarum yang sangat beracun, aku cukup lengah dan terkena satu di awal dan...dan—"

Suaranya mengecil di ujung kalimat, Dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena Caine sama sekali tidak tersenyum.

BRAK–!!

Wajah Hisa seketika memucat saat Caine mengebrak meja, dia mencengkram ujung kemejanya dengan erat dan berdoa dalam hati Caine bisa berbaik hati padanya.

"aku membelinya dengan uang ku sendiri, cukup sulit mencarinya dan aku hanya mendapat tiga botol berkualitas tinggi dalam waktu enam bulan dimana sekarang persediaan kristal sihir embun biru untuk campuran bahan dalam membuat botol tingkat tinggi itu mulai menipis. Dimana kompensasi untuk ku Hisa....aku tidak menginginkan uang atau benda lain, aku hanya menginginkan botol itu dalam keadaan utuh."

Suaranya bagai geraman hewan buas ditelinga Hisa, sangat menakutkan.

Dimana dia akan mencarinya, apalagi botol yang sudah dia gunakan memiliki campuran kristal sihir embun biru  yang mana pembentukannya dilakukan secara alami oleh alam tanpa campuran tangan manusia yang berarti persediaannya tidak banyak.

Hisa menjawab, suaranya seperti tikus yang terjepit.

"aku...aku minta maaf...aku..aku akan menggantinya dengan batu yang berkualitas sama, aku tidak bisa mencari yang serupa jadi aku akan memberimu yang lain ya?"

Apakah Caine menarik umpannya?

Tentu saja tidak!!

Sebagai seorang ahli pedang dengan reputasi terbaik, dia sering diminta untuk menangani banyak sekali permintaan. Baik memburu binatang liar, menangani monster iblis, atau mengatasi Dabael. Namun sebagai seorang petualang dengan banyak kasus yang sibuk, itu berarti nyawanya bisa saja terancam.

Segala macam barang berkualitas penunjang hidup dia dapatkan dari hasil jerih payahnya, tapi dihadapkan oleh seorang pencuri yang sudah terlalu sering dia abaikan dia merasa agak sedikit marah.

Caine menatap tajam Hisa yang kini meringkuk seperti tikus malang didepan predator.

Beberapa menit kemudian dia menghela napas.

Sudahlah anggap saja dia tengah sial.

"aku akan mengambil batu sihir tingkat atas milikmu sebagai kompensasi. Dan ku ingatkan sekali lagi, jangan menipu barang seseorang atau kalau tidak....."

Hisa segera mengangguk seperti ayam yang mematuk beras, dia bisa merasakan ancaman di kalimat terakhir Caine sebelum dia pergi membawa sekantong besar berisi seratus batu sihir tingkat atas milik Hisa.

Hisa dibangunkan dari keadaan termenung oleh perutnya yang protes. Dia segera berdiri menuju dapur dan memasak seadanya. Dia makan dengan lahap seperti hantu kelaparan.

Setelah selesai makan, saat dia akan menuju kamar tidurnya Hisa mendengar bunyi keras sesuatu jatuh dari atas rak penyimpanan di dapur, lalu meongan kucing serta usapan lembut bulu di kakinya segera membangkitkan rasa kesal.

"kucing bodoh, saat tuan mu dalam kesulitan kau malah menghilang sangat cepat."

Caramel segera bersuara, dengan memelas dia memutar badannya di sekitar kaki Hisa mencoba menarik simpatinya.

"aku minta maaf...kakak Caine cukup menakutkan tadi...wajahnya menghitam seperti badai...aku hanya seekor kucing yang dapat berbicara, tidak bisa membantu mu apapun"

Heh, siapa yang percaya itu!

Hisa mengomel didalam hatinya tapi wajahnya datar di permukaan, dia memutuskan untuk tidak memaafkan Caramel.

Dia mengambil langkah besar, telinganya nampak gemetar disetiap langkah kesalnya.

Tetapi saat akan membuka pintu kamarnya, dia tiba-tiba merasakan perasaan dingin dan perih yang tajam menusuk wajah sebelah kanannya yang mana terdapat luka gores akibat serangan anomali tadi. Rasa dinginnya seperti tengah di tusuk ribuan jarum es dan di siram air garam secara bersamaan membuatnya tidak mampu menahan desisan sakit.

Seharusnya lukanya sudah sembuh, sebagai seorang elf dengan kekuatan kayu tingkat penyembuhan dirinya termasuk tinggi, namun luka kecil itu mampu membuatnya merasakan sakit. Dia bisa merasakan cairan hangat berbau amis kembali menetes dengan santainya di pipinya, membuat kulit putih itu ternoda warna merah darah.

Ini sama sekali bukan serangan Dabael biasa!!

Sebagai elf yang telah hidup selama 78 tahun dia sangat mengenal segala jenis bentuk Dabael baik yang lemah maupun setingkat lebih kuat darinya, serangan mereka tidak akan dapat menyebabkan kerusakan parah pada tubuh elf  yang sudah mempunyai kekuatan penyembuhan alami.

kecuali yang menyerangnya kali ini bukan Dabael biasa, namun yang dua kali lipat lebih tinggi dari level kekuatannya. Mengingat dia sama sekali tidak merasakan energi sihir pada bola giok yang menyegelnya yang membuatnya lengah dan mendapat serangan.

Jarumnya memiliki jejak zat korosi pantas saja lukanya tidak segera sembuh.

Wajahnya! Wajahnya yang tampan!! Ah itu akan rusak.

Caramel segera memperhatikan ada yang tidak beres pada Hisa. Dia datang dengan cepat dan bertanya dengan khawatir.

"ada apa? Kau tampak pucat....apakah kau terluka...wajah mu berdarah!!"

Hisa memang pucat sekarang, selain rasa dingin yang mulai terasa di seluruh tubuhnya, darahnya mulai terkuras tanpa ada tanda-tanda berhenti. Sihir penyembuhannya tidak berhenti bekerja namun tetap tidak bisa menyembuhkan luka sekecil itu.

Napasnya mulai cepat, disertai embun beku yang keluar dari mulutnya seolah dia tengah berada di musim dingin. Dia sedikit demi sedikit berlutut, kepalanya pusing karena dingin. Dia secara psikologis merasakan dingin namun tubuhnya mulai memerah dan panas yang menandakan demam.

Sebelum pandangannya gelap, dia berbicara pada caramel dengan nada lemah.

"caramel...lukanya...jangan biarkan itu melukai wajah tampanku"

"Siapa yang masih memikirkan wajahnya ketika mereka sedang sekarat!!" Caramel berteriak marah, namun segera mulai panik melihat Hisa tidak menunjukkan tanda-tanda bangun. Dia bisa meraskan demamnya mulai meninggi dari napasnya yang panas.

Dia semakin panik saat darah diwajah Hisa semakin banyak keluar merembes kelantai setetes demi tetes yang membuat tubuh putih elf remaja ini tampak seperti mati.

 Dia berputar dengan gelisah sebelum mengingat bahwa Caine sepertinya belum lama pergi, dia mungkin masih bisa menyusul.

'tunggu Hisa, aku akan membawakan mu seorang  penyelamat'

Dia melompati tubuh Hisa yang sudah pingsan dan dengan lihai membuka kenop pintu. Dia berlari kencang di jalan yang sepi dan melompati atap rumah agar memudahkannya mencari Caine.

Caramel mencari lama sekali, mungkin sekitar 1 kilometer dari toko sebelum dia melihat sosok Caine yang berjalan santai di persimpangan jalan.

'Caine, syukurlah!'

Matanya bersinar terang, dia melompat turun lalu berlari kencang menuju kaki Caine.

'tung..tunggu..tunggu ah!!'

Caramel terlalu cepat berlari menyebabkan salah satu cakarnya terlipat membuat dia berguling seperti bola dan menabrak tembok hingga matanya berputar.

Caine berhenti sejenak, dia menatap ke bawah di mana kucing itu terlentang kesakitan sambil mengeong keras, mungkin kepalanya terbentur yang membuatnya pusing.

Dia memperhatikan lama kucing konyol itu dan baru menyadari warna putih bertelinga hitam unik itu adalah kucing Hisa.

Dia heran mengapa kucing itu ada disini daripada bermalas-malasan di toko.

Caine segera membantunya dan mengendongnya sambil mengusap kepala Caramel.

"mengapa kau ada di sini? Dimana Hisa?"

Dia bertanya dengan santai tapi kucing itu menanggapinya dengan panik.

"Hisa...dia dia demam, dia berdarah sangat banyak...lalu tiba-tiba terjatuh didepan pintu kamarnya. Aku awalnya mengira dia hanya tergores sesuatu tapi tubuhnya mulai panas dan dia mulai menggumamkan hal aneh-aneh" ujar Caramel dengan panik. Dia tidak mengatakan perkataan Hisa yang menyuruhnya melindungi wajahnya karena itu sangat memalukan.

Caine segera mengerutkan kening, dia berlari cepat bahkan tidak sampai lima menit, dia masuk dari pintu yang tidak tertutup setelah Caramel keluar dengan panik, dia masuk kedalam dan melihat tubuh Hisa tergeletak dengan darah yang semakin banyak. Lukanya hanya selebar seutas benang namun darah yang keluar seperti luka parah tebasan pedang.

Ini sangat tidak masuk akal. Caine sama sekali tidak merilekskan wajahnya.

Caine segera mendekat dan merasakan tubuh Hisa sangat panas, wajahnya memerah dan napasnya sedikit tercekat. Dia segera mengendong Hisa dan menggunakan sihir teleportasi menuju kota Gazbie. Kota tetangga yang bersebelahan dengan kota tempat Hisa tinggal.

Caramel menatap kepergian mereka berdua dengan khawatir sebelum menutup pintu toko sambil menunggu kabar Hisa.

...***...

"apakah ramuan itu sudah di isi? Jangan lupa mengemas obat pesanan untuk Tuan kota, pelayannya akan mendapatkannya nanti"

Sebuah bangunan besar yang tampaknya adalah toko obat sedikit sibuk malam ini, magang dan tabib berkeliaran sambil melayani pasien yang datang. Jika itu manusia biasa yang sakit mereka akan memberikan rempah obat biasa atau langsung mengobatinya dengan sihir penyembuh. Namun jika ada manusia atau ras lain yang memiliki kekuatan sihir dan terluka sedikit parah, mereka akan memberikan ramuan spiritual dengan nilai sihir sebagai gantinya.

Seorang dokter wanita tua bermata hijau terang yang bertanggung jawab atas bangunan ini tengah sibuk mencatat berbagai ramuan serta resep baru di buku cacatannya. Dia sesekali akan berkomentar ketika dokter magang tengah kesulitan dalam tugasnya dan membutuhkan bantuannya.

"Dimana dokter Jian?"

Bangunan itu segera sunyi saat suara berat khas pria terdengar, beberapa kepala mendongak dan menatap pria kekar tengah mengendong seorang pemuda lemah di punggungnya dengan bercak darah dibahunya yang terlihat masih segar.

Dokter wanita itu, Dokter Jian yang tengah sibuk dengan perbukuan segera mendongak, lalu berdiri dengan cemas saat melihat anaknya tengah mengendong seseorang yang dia kenal.

"Ada apa dengan Hisa?"

Hisa adalah satu-satunya teman bermain Caine anaknya saat dia masih kecil, Jian sudah menganggapnya seperti anak sendiri walau umur mereka terpaut jauh lebih tua Hisa, tapi tetap saja dalam dunia elf dia(Hisa) termasuk muda.

Melihatnya terbaring lemah di punggung Caine membuat dokter Jian khawatir.

Caine menggelengkan kepala, dia juga tidak tahu. Dia sudah menemukannya tergeletak pingsan di depan kamarnya tanpa tahu penyebabnya.

Perawatan segera dilakukan, Hisa diletakkan di kamar yang cukup bersih dan ditangani secara pribadi oleh dokter Jian.

beberapa menit kemudian, demam Hisa mulai turun walau wajahnya masih sedikit merah namun napasnya tidak lagi kesulitan seperti tadi.

darah yang keluar dari luka di pipinya juga dengan cepat berhenti setelah dokter Jian memberikan ramuan tingkat tinggi dengan efek menghentikan pendarahan yang lumayan langka.

Dia menutup Hisa dengan selimut dan mengusap wajahnya dengan lembut seperti melihat anaknya sendiri.

Setelah merasa bahwa Hisa sudah keluar dari bahaya, dokter Jian keluar dan menemui Caine yang tengah membantu para dokter magang menyusun ramuan obat. Dia sudah terbilang cukup mahir dalam melakukan ini sebab sudah dari kecil dia mengikuti dokter Jian ke toko ini.

Dokter Jian menepuk pundak Caine dan menyuruhnya duduk di ruangan terdalam, ruang kerja dokter Jian.

"aku merasakan ada energi sihir gelap pada tubuh Hisa yang sering ada pada tubuh Dabael tingkat tinggi, walau aku sudah mengeluarkan sebagian energi yang tersebar pada tubuhnya tapi tubuhnya akan melemah sekitar tiga bulan karena teknik penyembuhan dirinya tidak bekerja."

Dia menghela napas tidak berdaya, lalu menatap anaknya dengan tatapan menyelidik.

"ada apa dengan dia, bagaimana dia mendapatkan energi sihir gelap sebesar itu...apakah dia bertindak ceroboh lagi?"

Lagi. yang berarti cedera seperti ini sudah berkali-kali terjadi.

Caine mengangguk lalu dia menjawab dengan jujur: "aku menemukannya tengah bertarung dengan Dabael yang memiliki bentuk seperti cairan awalnya aku ingin membantu tapi dia dengan cepat menyelesaikannya, dia berkata bahwa dia sempat tergores dengan jarum yang dilemparkan makhluk itu namun tidak menemukan ada yang aneh. Tidak berselang lama ketika aku pergi dari tokonya dia sudah pingsan dengan demam tinggi."

Jian segera mengangguk mengerti. Dabael adalah makhluk yang tidak dapat mereka prediksi, mereka hanya dapat mendeteksinya ketika mereka sudah menginfeksi target mereka yang mana sangat merugikan banyak ras yang tinggal di bumi.

 Serangan mereka mungkin masih bisa di obati namun untuk kasus Dabael dengan energi sihir setingkat raja mereka masih memerlukan beberapa penelitian.

"untuk saat ini biarkan Hisa menginap....kau jaga Caramel beberapa hari kedepan aku takut dia akan kesepian."

Caine mendengus setuju.

"baik ibu"

Setelah itu dia pergi dengan langkah mantap dan menghilang dengan sihir teleportasi.

Jian menatapnya lama ditempat dia menghilang sebelum kembali mengurusi pekerjaannya.

"Hari ini akan sangat sibuk"

Terpopuler

Comments

Daisy

Daisy

Empati kuat!

2024-08-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!