Aku dan Arjuna

Althaf melihat ke arah mereka pergi. Meski kini bayangan mereka sudah semakin menjauh, sebelum akhirnya benar-benar tidak terlihat lagi oleh Althaf.Setelah mereka pergi Althaf tetap bertahan di sana, meski Hari sudah semakin sore.

Terlihat matahari mulai meredupkan sinarnya yang cerah, dan kini berganti dengan kegelapan yang datang.

Tempat ini terasa sangat sunyi ketika malam tiba.

kini Althaf duduk bersandar pada pohon besar di sebelahnya.

Dahannya yang rindang, dengan daun-daunan yang menjuntai, menyembunyikan anak remaja itu dari pandangan orang-orang di sekitarnya

Apa yang terjadi hari ini kembali terlintas di ingatannya.

Sudah tiga hari Ayahnya pergi mengurus bisnisnya di luar kota sana. dan meningalkan Althaf hanya dengan ibu dan kakaknya

.............

Pagi tadi Arjuna berdebat dengan ibunya,, Samar-samar aku mendengar perbincangan mereka, Karena letak kamarku berasa tepat di sebelah kamar Arjuna.

'Ibu menanyakan apa yang telah di lakukan anak kesayangannya,, Hal itu sampai membuat Kepala sekolah memanggilnya.

"Cepat katakan pada ibu,, Apa yang kau lakukan?.

" Kita selamat hari ini.

"Hanya karena Ayah sedang tidak di rumah. Kau tau apa yang akan terjadi jika ayahmu tau?

" Ya Tuhan.....

"Kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana jika Ayah mengetahui ini,,

" Ibu tidak tau harus berbuat apa sekarang.

Suara ibu terdengar semakin keras,Pertanda dia benar-benar murka saat itu. tapi itu tak berlangsung lama, karena mungkin saja saat itu Arjuna sudah mengatakan apa kesalahannya, Apa yg dia lakukan sampai sampai membuat ibu harus datang memenuhi panggilan dari sekolah.

Aku bersikap seolah-olah tak mendengar apapun dan melakukan rutinitas ku seperti biasa,Saat aku sudah siap dengan seragam sekolah ku. Aku bergegas keluar kamar dan berjalan menyusuri anak tangga menuju lantai dasar untuk sarapan bersama.

Disaat yang sama ibu keluar dari kamar Arjuna dengan tergesa-gesa.

Ibu berjalan ke arahku.Aku memperlambat langkah kakiku, sampai akhirnya ibu tepat berada di samping ku.

"Selamat pagi Ibu "

Aku menyapanya dengan ramah

Aku berharap sapaan ku bisa sedikit membuat hati ibu menjadi tenang. Ternyata harapanku sia-sia. Dan ibu terus berlalu meninggalkanku yang kecewa.

Lima menit sudah berlalu. Aku telah selesai dengan sarapan pagi ku.

Meski yang sarapan hanya aku seorang diri.

Tapi Di meja makan yang luas ini tetap tersaji dengan berbagai macam hidangan yang di masak oleh juru masak terbaik.

"Aku sudah selesai"

Seperti biasa seorang pria dewasa dengan tubuh tegap datang menghampiriku dan membantu membawakan tas sekolah ku.

"Silahkan tuan muda _ saya akan mengantar anda ke sekolah" Ucapnya tegas. Dia berjalan menggiring ku menuju pintu

Mobil mewah kami melaju membelah keramaian kota. Hingga akhirnya menepi di depan halaman bangunan sekolah yang sangat megah.

...............

Sepulangnya dari sekolah. aku melihat mobil petugas kepolisian terparkir di halaman rumah. Dengan perasaan gelisah aku bergegas masuk, karena tidak seperti biasa mereka datang saat ayah tidak ada di rumah. begitu masuk aku mendapati beberapa orang petugas yang sering datang ke rumah, biasa mereka datang untuk menemui Ayah di paviliun belakang,

Tapi bukan Ayah yang tengah berbincang dengan mereka saat itu Melainkan Ibu.

Tanpa sengaja mata ku dan ibu saling bertemu

Raut wajah ibu yang sebelumnya terlihat baik-baik saja kini berubah setelah melihat kehadiranku, kemudian ibu memalingkan wajahnya melihat ke arah Doni salah satu orang yang selalu berdiri di belakang ibu.

"Don. _ Kenapa kau hanya diam Cepat bawa anak itu pergi"

Ibu memerintahkan salah seorang bawahannya untuk memastikan aku tidak akan mendengar apapun perbincangan mereka, Ya aku sudah tau, karena ini bukan kali pertama ibu memperlakukan ku seperti orang asing. Dia memintaku segera masuk ke dalam kamar.

Sesampainya di kamar aku mengganti pakaianku dan kembali belajar.

Yaa... Hanya dengan belajar aku akan menjadi lebih cerdas, dan Ayah akan selalu menyayangiku itu yang selalu aku tanamkan di pikirku.

Waktu yang ku habiskan setiap harinya memang hanya untuk belajar belajar dan belajar.

Sekitar pukul satu siang Ibu masuk ke dalam kamarku,,. "Ibuu" Suaraku keluar begitu saja saat melihat kehadirannya.

Setelah menutup pintu dengan sempurna Ibu berjalan semakin mendekat ke arahku, Sampai akhirnya dia duduk tepat di sampingku

"Kau selalu menjadi anak ibu yang paling pintar,, Althaf anakku". Ibu berkata dengan lembut bahkan senyum tipis terlihat di wajah cantiknya. Dia juga sempat mengusap halus rambut di kepalaku.

" Apa ibu senang karena aku berhasil mendapatkan nilai terbaik di ujian kali ini?

Ibu kembali tersenyum, Rasanya seperti ini tidak nyata melihat ibu tersenyum ramah kepadaku saat Ayah tidak ada di rumah.

Selama ini ibu memang selalu tersenyum dan bersikap ramah padaku. Tapi itu hanya terjadi saat ada Ayah di antara kami.

Kali ini sikap ibu yang tidak biasa kembali terjadi, dia menarik tanganku dan di genggamnya. Dia meletakan tangan kami pada pangkuannya, tangan ibu yang halus terasa hangat, Aku sangat menyukai moment ini. Sampai rasanya aku tidak ingin ibu melepaskan tangannya. Mungkin aku terlihat kekanak-kanakan sekali.

"Andai saja Althaf tidak pernah hadir. " Kini ibu berkata pelan.

Aku yang selalu merasakan sikap ibu yang dingin padaku, rasanya sudah terbiasa dengan ucapannya saat ini, meski genggaman tangannya terasa hangat. Hanya saja rasanya kali ini sorot matanya berbeda.

" Apa ibu tidak senang aku lahir?.

pertanyaan yang selalu ku simpan rapat, tapi juga pertanyaan yang selalu ku ingin dengar jawabannya.

"Jujur saja..

" Tidak ada seorang wanita pun yang akan senang,. jika dia harus merawat dan mencintai anak yang lahir dari perempuan lain bersama suaminya. " Ibu melanjutkan kata-katanya

Aku bukan anak yang bodoh sampai tidak memahami arti ucapannya.

Ternyata sikapnya yang acuh dan dingin selama ini memiliki alasan..

Hanya saja, Aku benar-benar belum siap menerima kebenarannya.

"Apa yang ibu katakan.?

Tanpa ku sadari aku bertanya dengan suara yang tinggi, Seolah ingin menyangkal perkataannya saat ini. Aku benar-benar tidak ingin mendengar perkataannya itu. Aku berharap ini hanya karena ibu yang sedang kesal saja dan melampiaskan kekesalannya padaku.

Tapi ternyata itu sebuah fakta

Mataku kini mulai terasa panas,Dan air bening mulai mengalir dari sana tanpa seijin dariku.

Aku yang selalu berusaha Terlihat kuat dan baik-baik saja, ternyata tidak bisa membohongi perasaanku. Hatiku sakit mendengar apa yang ibu ucapkan, meski itu sebuah kebenaran.

.

.

."Anak Malang suamiku "

Episodes
1 pohon beringin
2 Aku dan Arjuna
3 Seorang pembunuh
4 Bersembunyi
5 kotak musik
6 Box dari Indriana
7 Surat
8 Pembalasan di mulai
9 Saputangan yang hilang
10 Rakan
11 Teman dekat Rania
12 Kennat namanya
13 Hadiah Untuk Rania
14 Hari jumat Pagi
15 Perjalanan Rakan
16 Terjadi kecelakaan
17 Suite room
18 Malam pertama
19 Berkuda bersama
20 Makan Malam bersama
21 Dokter muda
22 Menggantikan Bajunya
23 Gundukan sekecil itu?
24 Dalang meninggalnya Rakan
25 Cara menambah ukuran
26 Kanker lambung
27 Apa hubungan Rania dan Kennat?
28 Kekacauan di pagi hari
29 Pergi begitu saja?
30 Mobil siapa itu?
31 Nahh lo ketauan ngintip
32 Mungkin saja wanita yang Anda cari sudah menikah?
33 Ternyata kau punya Sisi menggemaskan.
34 Tidur dengan jubah mandi? (Gak bahaya ta?)
35 Memiliki anak?
36 Bertemu
37 Aku mau bekerja
38 Apa pekerjaan ini melelahkan?
39 Ingin saling memiliki
40 Rania, Tunggu aku!
41 Teman busuk
42 Dia perempuan Cantik
43 Mari kita menikah
44 Ada apa denganmu?
45 Kenapa tidak datang?
46 Althaf ngintip
47 Al lo jahatt banget
48 Aku tidak bisa bersamamu
49 Kenangan indah
50 Salah paham
51 Tawaran kerjasama
52 Bertemu kakek
53 Tolong jaga Rania
54 Apa yang kamu lakukan?
55 Rania ketakutan
56 Bagaimana kabarnya?
57 Aku menginginkan semuanya termasuk dirimu
58 Pernikahan
59 Malam pengantin
60 Aku seorang monster?
61 Mencari Kennat
62 Janji Althaf pada Rakan
63 Kamu ketahuan
64 Althaf yang menyedihkan
65 Merawat Anak istriku?
66 Hari perayaan
67 Althaf cemburu
68 Suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja
69 Apa yang di lakukan Althaf?
70 Ceraikan Aku
71 Ternyata bukan dia orangnya
72 Bunuh Althaf
73 Apa yang terjadi pada kalian?
74 Keinginan Rania
75 Perselingkuhan yang menggemparkan
76 Semua sudah berakhir
77 Daging buruan
78 Cindy ketahuan
79 Aku yang terburuk
80 Jendela dan hati yang hancur
81 Janji Althaf, untuk membawanya kembali
82 Hukuman untuk anak haram
83 Bertemu Rania
84 Tolong selamatkan Althaf
85 Syukurlah kau Selamat
86 Tuan Darma Drop
87 Hiduplah dengan bahagia
88 Pemakaman Tuan Darma
89 Rasa buah Cherry
90 Makan bersama
91 Apa aku boleh memegang tanganmu?
92 Tertangkap
Episodes

Updated 92 Episodes

1
pohon beringin
2
Aku dan Arjuna
3
Seorang pembunuh
4
Bersembunyi
5
kotak musik
6
Box dari Indriana
7
Surat
8
Pembalasan di mulai
9
Saputangan yang hilang
10
Rakan
11
Teman dekat Rania
12
Kennat namanya
13
Hadiah Untuk Rania
14
Hari jumat Pagi
15
Perjalanan Rakan
16
Terjadi kecelakaan
17
Suite room
18
Malam pertama
19
Berkuda bersama
20
Makan Malam bersama
21
Dokter muda
22
Menggantikan Bajunya
23
Gundukan sekecil itu?
24
Dalang meninggalnya Rakan
25
Cara menambah ukuran
26
Kanker lambung
27
Apa hubungan Rania dan Kennat?
28
Kekacauan di pagi hari
29
Pergi begitu saja?
30
Mobil siapa itu?
31
Nahh lo ketauan ngintip
32
Mungkin saja wanita yang Anda cari sudah menikah?
33
Ternyata kau punya Sisi menggemaskan.
34
Tidur dengan jubah mandi? (Gak bahaya ta?)
35
Memiliki anak?
36
Bertemu
37
Aku mau bekerja
38
Apa pekerjaan ini melelahkan?
39
Ingin saling memiliki
40
Rania, Tunggu aku!
41
Teman busuk
42
Dia perempuan Cantik
43
Mari kita menikah
44
Ada apa denganmu?
45
Kenapa tidak datang?
46
Althaf ngintip
47
Al lo jahatt banget
48
Aku tidak bisa bersamamu
49
Kenangan indah
50
Salah paham
51
Tawaran kerjasama
52
Bertemu kakek
53
Tolong jaga Rania
54
Apa yang kamu lakukan?
55
Rania ketakutan
56
Bagaimana kabarnya?
57
Aku menginginkan semuanya termasuk dirimu
58
Pernikahan
59
Malam pengantin
60
Aku seorang monster?
61
Mencari Kennat
62
Janji Althaf pada Rakan
63
Kamu ketahuan
64
Althaf yang menyedihkan
65
Merawat Anak istriku?
66
Hari perayaan
67
Althaf cemburu
68
Suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja
69
Apa yang di lakukan Althaf?
70
Ceraikan Aku
71
Ternyata bukan dia orangnya
72
Bunuh Althaf
73
Apa yang terjadi pada kalian?
74
Keinginan Rania
75
Perselingkuhan yang menggemparkan
76
Semua sudah berakhir
77
Daging buruan
78
Cindy ketahuan
79
Aku yang terburuk
80
Jendela dan hati yang hancur
81
Janji Althaf, untuk membawanya kembali
82
Hukuman untuk anak haram
83
Bertemu Rania
84
Tolong selamatkan Althaf
85
Syukurlah kau Selamat
86
Tuan Darma Drop
87
Hiduplah dengan bahagia
88
Pemakaman Tuan Darma
89
Rasa buah Cherry
90
Makan bersama
91
Apa aku boleh memegang tanganmu?
92
Tertangkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!