chapter 4: pergi ke kota part 3

Arion terus berjalan bersama Evelyn di antara keramaian festival, berusaha menghilangkan perasaan tidak nyaman yang tadi sempat menghinggapinya. Kerumunan semakin padat, dan suara tawa serta musik yang meriah semakin menghidupkan suasana malam itu. Evelyn masih memeluk boneka beruang besar yang baru saja dimenangkannya, wajahnya penuh dengan kebahagiaan.

Namun, di dalam hati Arion, ada rasa cemas yang tak kunjung hilang. Pikiran tentang sub quest kedua—berdansa pada pukul 7 malam—terus menghantui. Arion bukanlah seseorang yang suka menarik perhatian, apalagi dalam penampilan perempuan seperti saat ini. Ia hanya berharap bisa menyelesaikan semuanya tanpa menimbulkan kekacauan.

'Hah..... Bagaimana bisa system sialan ini menyuruh ku untuk berdansa. Sedangkan aku sama sekali tidak tau caranya berdansa, sialan. '

Ketika mereka tiba di sebuah stan makanan yang menjual berbagai macam camilan manis, Evelyn berhenti tiba-tiba. "Kak Anna! Aku ingin mencoba itu!" serunya, menunjuk ke arah sekelompok anak-anak yang tengah menikmati kue berbentuk binatang.

Arion tersenyum lembut dan mengangguk. "Baiklah, tunggu sebentar di sini, ya. Aku akan membelikannya untukmu."

Saat Arion memesan kue untuk Evelyn, matanya tak sengaja menangkap sosok seseorang dari sudut matanya. Pria tampan dengan rambut coklat tua dan mata cerah berdiri agak jauh, menatap ke arahnya. Ada sesuatu yang mencurigakan pada cara pria itu memandangnya—seperti sedang menilai atau mempertimbangkan sesuatu.

Pria itu tersenyum tipis saat Arion menyadari keberadaannya, lalu berbalik dan menghilang di antara kerumunan. Arion merasa jantungnya berdegup lebih kencang.

‘Siapa itu? Apa dia ada hubungannya dengan sub quest kedua?’ pikirnya, masih memegang kue yang baru saja dibeli. Ada sesuatu yang membuat Arion merasa tidak nyaman, tapi dia memutuskan untuk tidak memberitahukan kekhawatirannya kepada Evelyn.

Arion kembali ke tempat Evelyn menunggunya. “Ini kuenya. Nikmati ya!” katanya sambil memberikan kue berbentuk kelinci itu. Evelyn bersorak dan mulai menikmati camilannya, sementara Arion terus berpikir tentang pria yang dilihatnya tadi.

'Entah kenapa ku merasakan sesuatu yang buruk terjadi... '

Waktu terus berjalan. Arion dan Evelyn mencoba beberapa permainan lagi, dan Arion berusaha semampunya untuk tetap fokus pada momen-momen kebersamaan mereka. Namun, setiap kali dia melihat jam, perasaan tegangnya semakin meningkat.

Pukul 7 malam semakin dekat, dan Arion merasa seperti dia sedang menuju sesuatu yang tidak terhindarkan.

Akhirnya, jarum jam menunjukkan pukul 6:45. Dia melirik Evelyn, yang tampaknya masih asyik dengan bonekanya. Dia tersenyum lembut ke arahnya. Walaupun dia belum sehari mengenal kedua adik barunya entah kenapa dia sudah merasa sangat terikat kepada mereka.

“Eve, apa kamu ingin melihat pertunjukan kembang api nanti?” tanya Arion dengan lembut ke arah Evelyn.

“Oh, tentu saja! Kak Anna, itu pasti akan sangat indah!” Evelyn berseri-seri dengan antusiasme yang murni.

Arion tersenyum. "Kalau begitu, kita akan menontonnya nanti."

Ketika pukul 6:55 tiba. Tiba-tiba, suara notifikasi terdengar, dan jendela sistem muncul lagi di hadapannya.

...꧁⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸༺⍤༻⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸꧂ ...

...Sub quest: ...

...1) bermain panahan bersama...

...Evelyn, dan dapatkan hadiah...

...Yang diinginkan Evelyn. ✅...

...2)Berdansa bersama orang yang...

...ditunjuk di festival pada pukul 7...

...malam. ...

...Waktu: 5 menit lagi. ...

...Hadiah: Skill baru. ...

...Kegagalan: Poin stat berkurang 10. ...

...(ㆁᴗㆁ✿) ...

...꧁⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸༺⍤༻⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸꧂ ...

'Argh! Kenapa harus sekarang?' Arion merutuk dalam hati. Dengan jendela sub quest itu yang sekarang terpampang jelas di hadapannya, dia tahu bahwa saatnya telah tiba.

“Eve,” Arion memanggil adiknya dengan lembut, “Bisakah kamu menunggu di sini sebentar? Kakak harus pergi sebentar, tapi kakak akan segera kembali.”

Evelyn tampak sedikit bingung. “Kenapa, Kak Anna? Mau ke mana?”

“Aku hanya perlu melakukan sesuatu. Tidak akan lama, kok.” Arion mencoba meyakinkan Evelyn dengan senyuman, meskipun di dalam hatinya, dia merasa jauh dari tenang.

Evelyn mengangguk pelan. “Baiklah, tapi jangan lama-lama, ya!”

Arion mengangguk dan dengan berat hati meninggalkan Evelyn sejenak, berjalan menuju tempat yang sedikit lebih terbuka di dekat pusat festival. Dia merasakan jantungnya berdetak kencang, mencoba untuk tetap tenang sambil mencari sosok yang dipilih oleh system sebagai partner berdansa nya.

Waktu menunjukkan pukul 6:59. Hanya beberapa detik lagi sebelum pukul 7. Arion merasakan keringat dingin di tengkuknya, dia terus berusaha mencari tanda-tanda dari orang yang harus dia temui.

'Oh ayolah, dimana orang yang harus ku ajak dansa itu. Kalau tidak status akan menjadi minus semua soal. '

Dan saat itu, tepat ketika lonceng kota berdentang menandakan pukul 7, Arion mendengar suara lembut di belakangnya.

“Permisi, bolehkah aku meminta satu dansa?”

Arion berbalik dan melihat pria yang sama, berdiri di depannya dengan seringai misterius di wajahnya. Pria itu mengulurkan tangannya, menunggu Arion untuk meraihnya.

Arion menelan ludah. 'Apakah ini... Orang yang dimaksud menjadi partner berdansa ku?'pikirnya.

...꧁⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸༺⍤༻⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸꧂...

...Yup...

...(⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)...

...⍢⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨༺༻⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍢...

'Sial'

Namun, sebelum Arion bisa memutuskan apa yang harus dilakukan, suara riang Evelyn tiba-tiba terdengar dari belakang.

“Kak Anna! Ayo berdansa!” Evelyn berdiri tak jauh dari mereka, melambai dengan semangat.

Arion terkejut melihat adiknya ada di sana, tetapi pria itu hanya tersenyum lebih lebar. "Sepertinya kamu tidak punya pilihan lain," ujarnya pelan, masih dengan tangan terulur.

Evelyn bertepuk tangan dengan gembira, “Ayo, Kak Anna! Kamu pasti akan terlihat sangat cantik!”

Meski ragu dan merasa canggung, Arion tahu bahwa dia tidak punya pilihan. Menolak bisa berarti kegagalan, dan itu bukanlah sesuatu yang bisa dia terima. Dengan hati-hati, dia menerima uluran tangan pria itu sementara Evelyn menonton dengan senyum lebar di wajahnya.

Mereka mulai berdansa perlahan di tengah keramaian, diiringi oleh musik lembut yang dimainkan di sekitar mereka. Meskipun Arion merasa canggung, pria itu memimpin dengan tenang, membuat Arion merasa sedikit lebih nyaman.

Namun, setiap langkah terasa seperti pertaruhan besar, terutama karena Arion masih mengenakan high heels yang tidak nyaman. Pria itu tampaknya menyadari kekhawatiran Arion dan berkata dengan nada lembut, "Kamu baik-baik saja. Tidak perlu takut. Nikmati saja momennya, kau hanya perlu mengikuti langkahku saja."

Meski dengan segala kecanggungannya, Arion mulai merasa sedikit lebih rileks, mengikuti irama dansa dengan perlahan. Dari sudut matanya, dia bisa melihat Evelyn yang menonton mereka dengan mata berbinar, memberikan semangat kepada Arion dari jauh.

Saat musik berakhir dan dansa mereka selesai, pria itu melepaskan genggaman tangan Arion dengan senyum lembut.

“Terima kasih untuk dansanya. Ini adalah sesuatu yang akan selalu kuingat,” katanya dengan seringai misterius, sebelum berbalik dan menghilang lagi di antara kerumunan.

Arion terdiam sejenak, masih mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Dia kemudian melihat jendela sistem muncul lagi di hadapannya.

...꧁⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸༺⍤༻⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸꧂ ...

...Sub quest selesai! ...

...Hadiah: Skill elegant step diperoleh. ...

...Kegagalan: dihapus ...

...(๑˃ᴗ˂) ...

...꧁⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸༺⍤༻⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸꧂ ...

'Argh... setidaknya sudah selesai.' Arion menghela napas panjang, merasa lega bahwa sub quest tersebut telah berakhir tanpa masalah lebih lanjut. Dia kemudian bergegas kembali ke tempat Evelyn menunggu, merasa sedikit lebih ringan meskipun masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Ketika dia sampai, Evelyn masih sibuk dengan bonekanya, tampak senang dan tidak terlalu memikirkan kesusahan kakaknya.

Arion kemudian menatap jendela system yang menampilkan skill baru yang di dapat nya, dan memutuskan untuk memeriksa penjelasan skill tersebut.

'Elegant step...ya... Mari kita lihat.'

Arion membuka jendela sistem dengan sedikit penasaran dan menemukan deskripsi singkat mengenai skill baru yang diperolehnya.

...꧁⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸༺⍤༻⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸꧂...

...Elegant Step (B): ...

...Deskripsi: Skill ini memungkinkan pengguna untuk bergerak dengan lincah dan anggun, meningkatkan kemampuan dalam aktivitas yang melibatkan gerakan halus, seperti menari, bertarung dalam ruang terbatas, atau menghindari serangan dengan elegan. ...

...Efek: ...

...- +15% kecepatan gerak saat menghindar. ...

...- +10% ketepatan langkah dalam pertarungan jarak dekat. ...

...- Penggunaan stamina berkurang saat bergerak dalam mode stealth atau gerakan anggun lainnya....

...⍢⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨༺༻⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍢...

'... Ternyata skill ini cukup berguna, meski cara mendapatkannya sangat merepotkan,' pikir Arion, sedikit lebih tenang setelah memahami kegunaan skill yang diperolehnya.

Sambil menutup jendela sistem, Arion menatap Evelyn yang masih asyik dengan bonekanya. "Ayo, Eve, sudah waktunya kita lihat kembang api," katanya sambil tersenyum hangat.

Mereka berdua pun berjalan menuju tempat terbaik untuk menikmati pertunjukan malam itu, sementara pikiran Arion mulai teralihkan dari rasa cemasnya.

..._________...

"Kyle, apa kau yakin ini tempat nya? "

Kyle mendengus mendengar ucapan Aryana yang meragukannya.

"Tentu saja, kau pikir aku akan melupakan tempat yang sudah sering ku datangi dulu? "

Aryana sedikit ragu ragu, pasalnya tempat yang di tunjuk oleh Kyle adalah bangunan yang terlihat terbengkalai dan tidak terawat. Jendela-jendela pecah, dinding berlumut, dan tanaman liar merambat di sekitar bangunan itu, memberikan kesan yang sangat tidak menyenangkan.

“Ini… tempat yang sering kau datangi dulu? Rasanya sulit dipercaya,” kata Aryana dengan alis terangkat, jelas menunjukkan keraguannya.

Kyle menyeringai, “Percayalah, Aryana. Tempat ini punya banyak rahasia. Mungkin kelihatannya seperti reruntuhan biasa, tapi ada sesuatu yang lebih di dalamnya.” Dia berjalan maju tanpa ragu, membuka pintu kayu yang berderit keras saat bergerak.

Aryana menahan napas sejenak sebelum mengikuti Kyle masuk ke dalam. Bau lembap dan debu langsung menyergap mereka, membuat suasana semakin mencekam. Di dalam, semuanya tampak lebih buruk—langit-langit yang hampir runtuh, lantai yang penuh dengan serpihan kayu, dan bayangan yang bergerak karena cahaya remang-remang dari jendela rusak.

"Kemarilah" Kata Kyle yang sudah berada di depan sebuah rak buku. "Geser rak buku itu. "

Aryana mendengus. " Bukankah kau bisa saja menggesernya sendiri. " Katanya dengan cemberut.

"Oh? Apa kau tega membiarkan adik kecilmu ini mendorong rak buku yang besar ini? "

Aryana mencibir. " Kau benar-benar sangat berbeda jika hanya kita berdua. "

Kyle hanya mengangkat bahu,. "Tentu saja, hanya kau yang mengetahui rahasiaku dan apa yang ku alami selama ini. " Katanya santai. "Dan hal itu pula yang membuat ku lebih nyama didekatmu. " Gumamnya kecil, yang tidak dapat didengar orang lain.

Namun, Aryana dapat mendengar nya tapi memutuskan untuk tidak membicarakan nya, dan lebih memilih untuk melakukan apa yang disuruh adiknya.

"Pintu? " Tanya Aryana bingung.

Kyle menyeringai.

"Ya pintu ini mengarah ke tempat tujuan kita yang asli. "

Aryana yang akhirnya mengerti dan terkekeh.

"Oh... Jadi begitu ya.. Baiklah kalau begitu mari kita masuk, dan cepat-cepat menyelesaikan semua urusan ini dan kembali ke mereka berdua. "

Kyle mengangguk kemudian membuka pintu menuju ruang bawah tanah itu di susul oleh Aryana di belakangnya.

Mereka terus menyusuri lorong itu. Anehnya di lorong itu sudah di terangi oleh obor yang terbuat dari sihir.

Mereka terus berjalan, sampai pada akhirnya tibalah mereka di sebuah pintu yang terlihat agak mewah di ujung lorong.

"Oh sebelum kita masuk. " Kata Kyle sambil menoleh ke arah Aryana. "Karna kau berpenampilan seperti laki-laki, aku akan memanggilmu Rian. " Lanjutnya.

"Terus kata kakaknya mana? " Tanya Aryana menggoda adiknya itu, yang membuat Kyle mengerutkan keningnya.

"Jangan harap. " Jawabnya dengan nada yang terdengar sedikit jijik yang membuat Aryana terkekeh.

"Aku akan membuka pintu nya. "

Kyle mendorong pintu besar itu dengan penuh keyakinan, mengungkapkan sebuah ruangan yang jauh berbeda dari sisa bangunan di atas. Cahaya temaram menyinari ruangan besar yang dihiasi dengan dekorasi mewah, rak buku antik, barang antik dan karpet merah yang menghampar di lantai. sangat kontras dengan keadaan bangunan yang terbengkalai di luar.

Di tengah ruangan terdapat seorang pria tampan berambut putih dan kulit yang pucat, serta mata berwarna biru langit yang terlihat seperti permata, tengah duduk di sebuah sofa sambil membaca buku.

Pria itu menoleh ke arah mereka.

"Selamat datang di toko barang tidak berguna. " Katanya datar ke arah Kyle dan Aryana.

Aryana berhenti sejenak, terkejut oleh penampilan pria misterius itu yang siapa sangka....dia sangat tampan???? . Namun semua itu diintrupsi oleh Kyle berdeham sebelum bicara, berusaha memecahkan keheningan yang tiba-tiba.

“Barang tidak berguna, ya? Kau sungguh yakin dengan nama tempat ini?” tanyanya dengan sedikit ejekan di suaranya.

Pria itu menutup bukunya dengan gerakan halus dan bangkit berdiri, memperlihatkan postur yang anggun dan berwibawa. “Nama hanyalah nama,” ujarnya, mata birunya berkilat tajam. “Apa yang kalian anggap tidak berguna, mungkin menjadi harta bagi orang lain.”

Aryana melirik Kyle, yang terlihat lebih serius sekarang. Mereka tahu bahwa ini bukan sembarang toko, dan bahwa mereka telah menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar ruang bawah tanah biasa. Ada aura misteri dan kekuatan di tempat ini—dan pada pria yang berdiri di depan mereka.

"Jadi apa yang kalian inginkan? "

“Kami sebenarnya ingin membuat kesepakatan dengan mu. ” kata Kyle akhirnya, dengan nada yang lebih serius.

"Hooo? Kesepakatan ya... " Katanya menyeringai. " Bagaimana kalo aku menolak? Tidak ada gunanya membuat kesepakatan dengan bocah seperti kalian. "

Ketika Kyle hendak bersuara lagi, dia di intrupsi oleh Aryana.

"Kamu bahkan tidak mendengarkan apa yang Kami tawarkan. " Aryana berkata dengan nada mengejeknya yang membuat pria itu mengangkat alisnya.

"Hmmm? Bagaiman kau bisa yakin bahwa aku akan tertarik dengan kesepakatan mu itu? "

Aryana memutar matanya dan mendekati pria yang tingginya hampir sama dengannya.

"Ntahlah, tapi aku sekarang tidak tertarik melakukan kesepakatan dengan cara Damai sekarang. " Aryana memunculkan sebuah belati berwarna hitam yang di bagian atas gagangnya terdapat mawar merah darah dan kemudian mengarahkannya ke arah leher pria itu.

"Bagaimana kalo kita bertarung, jika kau menang kau bisa melakukan apa saja denganku dan adikku, yah dengan kata lain aku dan adik kecilku yang disana itu akan setia dan selalu taat pada semua perintahMu. " Katanya Menyeringai. "Namun jika kau kalah, kau harus mendengarkan setiap perintahku. Bagaimana? "

"Pffttt... " Pria itu menutup mulutnya supaya dia tidak tertawa, namun tidak berhasil.

"Baiklah, aku Terima tantanganmu itu. " Katanya dengan nada terkesan yang membuat Aryana tersenyum lebar.

Kyle? Dia hanya menghela nafas, menggeleng gelengkan kepalanya dan kemudian berjalan ke arah sofa. Di sofa dia merebahkan dirinya.

"Jika kalian berdua sudah selesai berkelahinya, bangunkan aku, aku mau tidur. "

Aryana terkekeh.

"Tentu saja adikku. "

Tbc~

ini sedikit informasi tentang Arion MC tercinta kita, dan mungkin sedikit spoiler bagi yang mengerti hehehe

Episodes
1 prolog
2 Chapter 1: awalan baru
3 Chapter 2: pergi ke kota part 1
4 Chapter 3: pergi ke kota part 2
5 chapter 4: pergi ke kota part 3
6 Chapter 5: Alasan
7 Chapter 6: konstelasi dan sistem
8 chapter 7: Menaikkan Level part 1
9 chapter 8: menaikan level part 2
10 Chapter 9: perasaan khawatir
11 Chapter 10: Akademi, Hadiah, dan Title
12 Chapter 11: Tujuan baru part 1
13 Chapter 12: Tujuan baru part 2
14 chapter 13: pergi ke ibukota part 1
15 chapter 14 : pergi ke ibukota part 2
16 chapter 15: ibukota
17 Chapter 16: Kyle... dimana?
18 Chapter 17: Akademi part 1
19 Chapter 18: Akademi part 2
20 Chapter 19: Akademi part 3
21 Chapter 20: akademi part 4
22 chapter 21: akademi part 5
23 chapter 22: Arion dan adegan klise part 1
24 chapter 23: Arion dan adegan klise part 2
25 chapter 24: Kyle dan sakit kepala nya yang baru part 1
26 chapter 25: Kyle dan sakit kepalanya yang baru part 2
27 chapter 26: Kyle dan sakit kepalanya yang baru part 3
28 chapter 27: Evelyn dan suara didalam, teman diluar part 1
29 chapter 28: Evelyn dan suara didalam, teman di luar part 2
30 chapter 29: Rencana part 1
31 chapter 30: Rencana part 2
32 chapter 31: misteri di dalam gua
33 chapter 32: 7 pilar penderitaan part 1
34 chapter 33: 7 pilar penderitaan part 2
35 chapter 34: 7 pilar penderitaan part 3
36 chapter 35: Quest utama
37 chapter 36: perasaan yang akrab
38 chapter 37: quest yang terlupakan
39 chapter 38: momen yang berharga
40 chapter 39: wanita misterius part 1
41 chapter 40: wanita misterius part 2
42 chapter 41: belajar seni pertarungan part 1
43 chapter 42: belajar seni pertarungan part 2
44 chapter 43: belajar seni pertarungan part 3
45 chapter 44: belajar seni pertarungan part 4
46 chapter 45: belajar seni pertarungan part 5
47 chapter 46: hukuman? kurasa bukan...
48 chapter 47: menggagalkan ritual part 1
49 chapter 48: menggagalkan ritual part 2
50 chapter 49: sebuah mimpi? atau bukan...
51 chapter 50: bertemu lagi
52 chapter 51: pot tanaman... mengamuk? part 1
53 chapter 52: pot tanaman... mengamuk! part 2
54 chapter 53: Jamuan dari sang konstelasi part 1
55 chapter 54: jamuan dari sang konstelasi part 2
56 chapter 55: jamuan dari sang konstelasi part 3
57 chapter 56: Bloody Rose part 1
58 chapter 57: Bloody Rose part 2
Episodes

Updated 58 Episodes

1
prolog
2
Chapter 1: awalan baru
3
Chapter 2: pergi ke kota part 1
4
Chapter 3: pergi ke kota part 2
5
chapter 4: pergi ke kota part 3
6
Chapter 5: Alasan
7
Chapter 6: konstelasi dan sistem
8
chapter 7: Menaikkan Level part 1
9
chapter 8: menaikan level part 2
10
Chapter 9: perasaan khawatir
11
Chapter 10: Akademi, Hadiah, dan Title
12
Chapter 11: Tujuan baru part 1
13
Chapter 12: Tujuan baru part 2
14
chapter 13: pergi ke ibukota part 1
15
chapter 14 : pergi ke ibukota part 2
16
chapter 15: ibukota
17
Chapter 16: Kyle... dimana?
18
Chapter 17: Akademi part 1
19
Chapter 18: Akademi part 2
20
Chapter 19: Akademi part 3
21
Chapter 20: akademi part 4
22
chapter 21: akademi part 5
23
chapter 22: Arion dan adegan klise part 1
24
chapter 23: Arion dan adegan klise part 2
25
chapter 24: Kyle dan sakit kepala nya yang baru part 1
26
chapter 25: Kyle dan sakit kepalanya yang baru part 2
27
chapter 26: Kyle dan sakit kepalanya yang baru part 3
28
chapter 27: Evelyn dan suara didalam, teman diluar part 1
29
chapter 28: Evelyn dan suara didalam, teman di luar part 2
30
chapter 29: Rencana part 1
31
chapter 30: Rencana part 2
32
chapter 31: misteri di dalam gua
33
chapter 32: 7 pilar penderitaan part 1
34
chapter 33: 7 pilar penderitaan part 2
35
chapter 34: 7 pilar penderitaan part 3
36
chapter 35: Quest utama
37
chapter 36: perasaan yang akrab
38
chapter 37: quest yang terlupakan
39
chapter 38: momen yang berharga
40
chapter 39: wanita misterius part 1
41
chapter 40: wanita misterius part 2
42
chapter 41: belajar seni pertarungan part 1
43
chapter 42: belajar seni pertarungan part 2
44
chapter 43: belajar seni pertarungan part 3
45
chapter 44: belajar seni pertarungan part 4
46
chapter 45: belajar seni pertarungan part 5
47
chapter 46: hukuman? kurasa bukan...
48
chapter 47: menggagalkan ritual part 1
49
chapter 48: menggagalkan ritual part 2
50
chapter 49: sebuah mimpi? atau bukan...
51
chapter 50: bertemu lagi
52
chapter 51: pot tanaman... mengamuk? part 1
53
chapter 52: pot tanaman... mengamuk! part 2
54
chapter 53: Jamuan dari sang konstelasi part 1
55
chapter 54: jamuan dari sang konstelasi part 2
56
chapter 55: jamuan dari sang konstelasi part 3
57
chapter 56: Bloody Rose part 1
58
chapter 57: Bloody Rose part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!