"Rya... Kenapa kau mendadaniku seperti ini..." Arion menatap kembarannya dengan tatapan datar deng sedikit ekspresi jijik di wajahnya.
Arion saat ini menggunakan salah satu baju Aryana, atasannya adalah kemeja berwarna putih dengan bahu yang terlihat dengan lengan panjang, dan bawahannya berupa rok berwarna hitam selutut di sertai sebuah korset yang senada dengan roknya.
Arion juga menggunakan wig panjang berwarna coklat dan make up yang agak tipis serta sihir pengubah warna mata, sehingga matanya berwarna merah.
"Ini diperlukan. ku dengar gadis cantik akan mendapatkan banyak diskon selama perayaan. Oh jangan lupa untuk memakai high heels itu, agar kau terlihat seperti wanita sejati!" Aryana menjawab sambil menyeringai.
Arion hanya bisa menuruti adiknya dengan pasrah. Dia melihat jendela sistem yang terpampang disebelahnya menampilkan sebuah quest yang hadiahnya lumayan.
...꧁⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸༺⍤༻⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸꧂...
...Quest baru!...
...Turuti keinginan adikmu (1/3)...
...Tingkat kesulitan: B...
...Hadiah: penyimpanan spasial ...
...Kegagalan: adikmu akan memukulmu...
...Dan semua stat dikurangi 3...
...(。•̀ᴗ-)✧...
...⍢⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨༺༻⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍢...
'andai saja sistem sialan ini tidak memberikan quest dengan hadiah yang lumayan dan hukuman yang tidak ngotak, aku pasti sudah membanting adikku yang durhaka ini.'
Arion cemberut merenungi nasibnya.
Sementara dia merenungi nasibnya, Aryana telah selesai bersiap-siap. Dia berpenampilan seperti pria dengan rambut coklat pendek dan mata berwarna biru. Dia mengenakan kemeja putih sederhana dengan celana panjang berwarna hitam. Lalu dilengkapi dengan sepatu berkuda berwarna coklat.
"Kenapa kau berpenampilan seperti laki-laki? Padahal tadi kau bilang akan ada banyak diskon untuk gadis cantik" Arion berkata dengan kesal.
'ntah mengapa aku merasa dia merencanakan sesuatu.'
Aryana mendengus mendengar perkataan Arion.
"Ada sesuatu yang harus ku lakukan dengan Kyle. kau akan pergi bersama Evelyn untuk membeli beberapa kebutuhan untuk membuat ramuan untuk di jual dan bahan makanan. Tenang saja Evelyn hafal seluk beluk kota, jadi tidak perlu khawatir tersesat. Oh jangan lupa nanti di perayaan untuk bersenang-senanglah. " katanya dengan kedipan mata yang terlihat sangat mencurigakan..
Arion menghela nafas.
"Setidaknya jelaskan kepadaku, tentang perayaan yang diadakan."
"Oh! Benar, aku belum memberi tahumu tentang perayaan nya."
Arion memutar matanya.
"Jadi perayaan ini diadakan untuk merayakan kemenangan perang yang berlangsung selama 7 tahun terakhir ini. Perayaan seperti ini biasanya di rayakan selama 7 hari 7 malam. Dan hari ini adalah hari pertama perayaan itu dilaksanakan."
"Perang? Perang apa?" Arion bertanya dengan sedikit terkejut dan bingung.
Aryana menghela nafas.
"Rio... Jangan-jangan kau belum mengetahui bahwa kita telah masuk ke dunia novel." Katanya sambil menatap Arion dengan tatapan tidak percaya.
"Huh?!! Kita masuk ke dunia novel???!" Serunya terkejut.
Arion terkejut mendengar perkataan Aryana. Dia tidak menyangka dunia fantasi tempat dia terlempar adalah dunia novel.
"Yah begitulah." Jawab Aryana dengan lelah.
"Dari mana kau mengetahuinya?" Dia bertanya dengan tatapan curiga.
'bagaimana bocah ini mengetahui bahwa kita masuk ke dunia novel? Apa jangan-jangan...'
Aryana menghela nafas kesekian kalinya terhadap pertanyaan bodoh dari kakaknya.
"Tentu saja aku mengetahuinya, toh ini adalah salah satu dari novel yang kubaca." Dia memutar matanya." Dan juga, bukankah aku sudah merekomendasikan novel ini kepadamu." Lanjutnya dengan ekspresi datar yang di arahkan langsung ke Arion dan nada suara yang ketus.
Arion mendecak.
'sudah ku duga, bahwa ini adalah salah satu novel KLISE yang dia baca.'
"Pilih salah satu. Novel yang yang kau rekomendasikan ada banyak sialan, aku bahkan sampai pusing untuk mengingat-ingat saat kau merekomendasikan sebuah novel. Di tambah kebanyakan novel yang kau rekomendasikan itu, alurnya sangat klise, sampai-sampai aku hapal semua alurnya sialan." Arion memutar matanya, yang membuat Aryana mendengus.
"Itu adalah novel yang berjudul 'flower's revenge', yang mengisahkan perjuangan seorang remaja laki-laki untuk membalaskan dendam atas kematian adik perempuan nya yang teragis." Jelasnya dengan singkat.
Arion merenungkan sedikit perkataan Aryana.
'sebentar. Aku tidak mengingat kalau ini salah satu dari novel yang dia rekomendasikan... Yah mungkin hanya perasaan ku saja., dan aku hanya melupakannya...'
"Lalu apakah kau mengetahui siapa protagonis dunia ini?" Tanyanya penasaran.
"Halah, banyak tanya, siapa suruh tidak pernah mendengarkan ku ketika aku memberikan khotbah tentang novel yang sangat teramat masterpiece itu. Makan tuh karma nya." Jawabnya dengan nada sombong.
Namun, ke sombongannya hanya bertahan sebentar, dia mengerutkan keningnya ketika melihat ke arah Arion.
"Apaan dengan ekspresi itu? Sudahlah Jangan cemberut saja disana ayo kita pergi, 2 bocah itu sedang menunggu." Katanya sambil menarik tangan Arion dan menyeretnya keluar dari kamar dan menuju tempat Kyle dan Evelyn.
'dasar adik durjana. Minimal jawab pertanyaan ku tentang siapa protagonis novel ini sialan.'
...___________...
"Oh!! Kak Rya! kak Rio! Akhirnya kalian keluar juga!" Seru Evelyn sambil melambaikan tangannya ke arah Aryana yang menyeret Arion. Di sebelah nya ada Kyle yang menatap datar ke arah si kembar.
"Kalian terlambat."
Aryana yang mendengar perkataan dari kyle, hanya mendengus.
"Terlambat sedikit kagak ngaruh."
Dan begitulah awal mula terjadi cek Cok antara Kyle dan Aryana.
Arion hanya memutar matanya. Dia memperhatikan sekitar nya. Disana dia mendapati bahwa rumah tempat dia berada di keliling oleh pohon-pohon. Lebih tepatnya rumahnya seperti nya berada di tengah-tengah hutan.
Halaman rumah itu banyak di tumbuhi bunga-bunga, dan tanaman-tanaman yang belum pernah dia lihat di dunia sebelum nya.
Dia kemudian memperhatikan penampilan kedua adiknya.
Kyle mengenakan kemeja putih dengan celana hitam pendek dan sepatu boots berwarna coklat. Rambutnya berwarna coklat dan matanya tetap berwarna biru. Saat ini dia terlihat sangat mirip dengan Aryana yang berpenampilan seperti laki-laki.
Lalu Evelyn, dia menggunakan blus berwarna putih dengan pita berwarna peach dan sepatu berwarna peach. Sama seperti kyle, rambutnya berwarna coklat muda dan matanya tidak ada perubahan sama sekali.
Arion kemudian memasang ekspresi lembut ke arah mereka.
'hah... ini mengingatkanku ketika Naya masih kecil. Dulu dia sangat imut tapi sekarang...'
Dia mengalihkan pandangan nya ke arah Aryana yang sudah selesai berdebat dengan Kyle, yang dimana di selesaikan dengan Kyle yang cemberut di gendongan Aryana. Dia menatap datar kepada kembarannya itu.
"Kenapa kau menatapku seperti itu." Tanya Aryana.
"Tidak, aku hanya berpikir, ketika kau masih kecil kau terlihat sangat imut. Tapi kenapa sekarang, saat sudah besar kau terlihat lebih mirip gorila." Jawabnya acuh.
"APA KATAMU?!!!" Aryana berteriak ke arah Arion, yang hanya di abaikan nya, dan memilih untuk menggendong Evelyn.
"Sudah cukup, lebih baik kita pergi ke kota sekarang." Arion memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan yang membuat Aryana mencibir.
"... "
Arion terdiam sejenak, yang membuat Aryana di belakang nya menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Ada apa? "
"Yah tidak ada. Hanya saja... "
Arion kemudian memberikan isyarat kepada Aryana untuk berjalan didepannya. Aryana bingung, namun dengan cepat menunjukkan ekspresi seperti orang yang baru teringat sesuatu. Dia kemudian terkekeh.
"Oh benar, aku lupa hehehe. Baiklah, aku akan berjalan di depan. "
Aryana kemudian berjalan di depan Arion sambil memberikan isyarat kepada nya untuk mengikuti nya. Namun, ketika Aryana melewati nya, Arion melihat tatapan tidak percaya yang diarahkan Kyle kepadanya. Tatapan nya itu seolah berkata "yang benar saja" Yang membuat Arion bingungbingung namun memutuskan untuk berjalan beberapa langkah di belakang Aryana.
"Kak Rio, kenapa kakak membiarkan kak Rya memimpin jalan?" Tanya Evelyn dengan polosnya.
"Hmmm? Memangnya ada apa? "
Arion menatap Evelyn dengn tatapan bertanya.
"Yah... Tidak ada, ini karena kakak tidak biasanya membiarkan kak Rya memimpin jalan setelah dibuat tersesat dulu. "
Seketika setelah Evelyn mengatakan itu, kesadaran akan sesuatu menimpa Arion. Dia berhenti berjalan.
'Ah.. Sial, kenapa aku baru mengingat nya. Jiwa yang ada di dalam tubuh 'Aryana' adalah Naya, dan Naya dia buta arah! Sial! '
"System, tolong buka peta" Bisiknya agar tidak di dengar oleh Evelyn yang ada di gendongan nya.
...꧁⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸༺⍤༻⫷⍨⍨⍨⍨⍨⫸꧂...
...Tentu! ...
...Ini dia...
...( ╹▽╹ )...
...⍢⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨༺༻⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍨⍢...
Seketika sebuah peta hologram terlihat didepan nya.
"Wow! Kak Rio, kakak sudah dipilih oleh salah satu konstelasi?!! Sangat keren sekali! " Evelyn dengan matanya berbinar ketika memandang peta hologram yang muncul di hadapan nya.
Arion terkejut.
"Ehhh.. Uh... Eve, kau bisa melihat ini? " Arion bertanya sambil menunjuk ke peta hologram.
Evelyn mengangguk.
"Yup! Aku bahkan melihat misi yang di berikan konstelasi kepadamu. Yah walaupun nyatanya hanya sedikit orang yang tidak terpilih konstelasi yang dapat melihatnya." Jawabnya.
Arion menatap Evelyn dengan tatapan yang tidak percaya.
"Lalu, darimana kau mengetahui ini? "
"Tentu saja dari kak Rya! "
"Ap- ah lupakan saja. "
'Aku lupa kalau Naya pernah membaca novelnya.'
Arion menghela nafas.
"Ah, ngomong-ngomong kakak. "
"Hmmm? "
Arion menatap Evelyn dengan tatapan bertanya.
"Kita kehilangan kak Rya, dan juga kita menuju arah yang salah" Katanya sambil menunjuk arah di peta hologram.
"... "
"Jalan yang kita tempuh ini adalah jalan menuju ke hutan terlarang, sedangkan kota terletak di arah sebaliknya. " Lanjut Evelyn.
"... "
"Oh! Tidak apa-apa! Kita belum terlalu jauh dari jalan sebenarnya, jadi kita bisa dengan cepat sampai ke kota! Dan juga kak Kyle dan kak Rya pasti akan baik-baik saja karna mereka kuat, dan pasti bisa ke kota dengan cepat! mungkin lebih cepat dari kita! " Seru Evelyn berusaha meyakinkan Arion yang memasang wajah kosong agak putus asa.
Arion menghela nafas. Kemudian mengelus lembut kepala Evelyn.
"Ya ya, bagaimana kalau kau yang menunjukkan arah ke kota."
"Tentu! " Jawabnya bersemangat. Kemudian dia meminta Arion untuk menurunkan nya dari gendongan nya.
"Baiklah kakak! Biarkan pemandu hutan Evelyn ini menunjukkan arah kepadamu! " Katanya antusias tanpa menaruh curiga kepada Arion yang memintanya menunjukkan arah.
Arion terkekeh melihat adiknya itu.
'Hahh... Dia benar-benar anak yang polos dan imut. Seperti Naya dulu. '
Arion tersenyum lembut sambil mengikuti di belakang nya Evelyn.
TBC~
Note:
Dalam novel ini
1) Konstelasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sosok yang mengamati peristiwa-peristiwa, dan memberikan sistem kepada orang yang dipilihnya. Sosok ini bertindak sebagai pengamat yang bijaksana, menentukan arah bagi mereka yang berada dalam pengawasannya.
2) Konstelasi adalah sosok yang memiliki legenda tersendiri, dengan kisah yang telah diabadikan dan diingat oleh banyak orang.
3) Untuk menjadi seorang konstelasi, seseorang harus melalui perjalanan yang penuh makna, menghadapi tantangan dan cobaan yang menguji kekuatan dan kebijaksanaannya serta tekadnya. Hanya mereka yang mampu bertahan dan memberikan dampak yang abadi, yang akhirnya akan naik menjadi konstelasi yang mengawasi dunia berbagai dunia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Theros
Mantap, pasti direkomendasikan ke teman-teman👍
2024-08-26
1