Jerat Lembut Pria Bermata Biru

Duduk termenung di atas sofa,

Cassie terus memperhatikan layar ponsel miliknya.

Kenapa ibu tak kunjung menghubungi ku? bagaimana ini? apa dia melupakan perkataan nya, lagi?

"Apa kau berdebat dengan Nyonya Libi?"

"A-apa?" Cassie yang semula memeluk kedua kakinya seketika mengubah posisi saat Xavier tiba-tiba muncul dan mendudukkan diri tepat di samping tubuhnya.

"Ada apa sebenarnya?"

"Ibu ..., dia masih terus saja sibuk di hospital! dan sebenarnya-, pintu apartemen tempat tinggal kami tak bisa terbuka! ibu bilang dia sempat mengubah passcode tapi sistem nya justru error!"

Jadi itu alasan dia terdiam saat aku memintanya kembali ke apartemen nya sendiri?

Xavier tampak menaikkan satu alisnya, pria itu menghela nafas perlahan sebelum akhirnya kembali bersuara.

"Mungkin aku bisa membantu mu!"

"Membantu? aku telah banyak merepotkan dirimu hari ini Xavier! aku-,"

Xavier justru beranjak, pria dengan netra biru yang selalu tampil tenang dihadapan Cassie itu kini sibuk memeriksa satu persatu laci pada rak kuda yang berada di samping sofa.

*****

Lagi dan lagi Cassie dibuat kagum atas kepiawaian telapak tangan Xavier,

Entah bagaimana, namun selama lima belas menit smart door lock pada apartemen milik Cassie akhirnya bisa di buka setelah Xavier mengutak-atik nya.

"Jadi kau tertunduk lesu dan menangis sebelumnya karena pintu ini?"

Cassie tersenyum sebelum akhirnya mengangguk dan tertunduk dengan semakin dalam.

"Masuk lah! kau bisa beristirahat sekarang! aku telah me_reset password pintu ini! akan ku kirimkan password barunya lewat pesan nanti!"

Cassie seketika mengangguk saat Xavier tersenyum sembari mengacak lembut surai rambut nya,

"Oo-oh, Cassie!! ibu minta maaf, Nak!" Nyonya Libi tampak muncul dengan langkah lebar serta jas berwarna putih yang tersampir di lengan kiri.

"Kau pasti menunggu lam-,"

"Selamat malam Nyonya Libi!"

"Xavier?-,"

"Dia yang menyelamatkan ku hampir seharian ini karena semua keteledoran yang ibu perbuat!" Cassie berucap dengan wajah datar saat sang ibu menatap ke arah Xavier.

"Apa?"

"Kemana petugas pengelola apartemen? kenapa ia tak kunjung hadir, jika tidak ada Xav-, aku mungkin telah demam karena menggigil kedinginan!"

"Cassie-,"

"Aku lelah! selamat malam Xavier!" Casandra seketika berlalu, ia tak ingin mempedulikan tatapan Xavier juga penjelasan dari Nyonya Libi.

"Nak Xavier! terima kasih atas bantuannya! Cassie-, aku sungguh berhutang padamu perihal putri ku!"

"Itu bukan hal yang besar bagi saya Nyonya! lagipula-, Cassie cukup menggemaskan!" Xavier menanggapi kalimat Nyonya Libi dengan suara yang begitu lembut juga senyum tenang.

"Benarkah? apa dia banyak bicara padamu, Nak Xavier?"

Xavier mengangguk sebelum akhirnya memilih untuk segera berpamitan.

Kembali memasuki ruangan apartemen miliknya, atensi Xavier kini justru tertuju pada hoodie milik Casandra,

Sepertinya memang selalu ada kesempatan untuk bisa memulai perbincangan dengan gadis itu ...,

Xavier menyunggingkan senyum sebelum akhirnya kembali melangkah menuju ruang laundry.

*****

'5025, you bring joy to my life! Casandra! '

"Xavier? dia belum tidur?" Cassie terduduk ia memperhatikan layar ponsel yang kini menyala dan menampilkan sebuah pesan dari pria yang beberapa hari ini memang selalu mendominasi pikiran dalam benaknya.

Benarkah dia pria baik? selain tampan, suara serta perilaku nya benar-benar membuatku merasa nyaman! apa yang kau harapkan Casandra? dia bahkan telah memiliki kekasih! dan lagi-, dia hanya menganggap mu sebagai seorang adik!!

Cassie tersenyum tanpa sadar, gadis itu kembali memeluk boneka kelinci besar yang selalu menemani kesunyian malamnya.

Malam Cassie berlalu dengan pesan Xavier sebagai pengantar tidur nya! gadis itu bahkan tidak menyadari saat sang ibu memasuki ruangan dan membelai paras cantik nan manis yang ia miliki.

Maafkan ibu, Cassie! ibu tahu kau pasti memendam amarah pada ibu! tapi ibu benar-benar tak bisa menunda pekerjaan, semuanya demi masa depan kita, Nak! maaf jika ibu masih belum bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk menemani hari-hari mu di apartemen ini,

Netra Nyonya Libi pun berkaca-kaca, wanita itu akhirnya mencium kening sang putri sebelum akhirnya berlalu pergi.

*****

Rasa hangat dari sinar matahari yang menembus kaca jendela kamarnya seketika membuat Cassie menggeliat, perlahan netra indah nya pun terbuka.

"Good morning honey!"

Ibu ..., dia masih di rumah?

Senyum Casandra pun nampak mengembang, ia akhirnya menyibak selimut sembari memperhatikan gerak-gerik sang ibu.

"Bangunlah sayang! ibu berencana untuk menjamu Xavier untuk makan malam hari ini! jadi-, bisakah kau membantu ibu untuk memasak?"

"Apa ibu tidak akan ke rumah sakit?"

"Ibu sengaja bertukar shift dengan rekan dokter yang lain! jadi ibu bisa menemani mu untuk santap pagi juga makan siang!" Nyonya Libi berucap lembut, ia seketika menghampiri ranjang setelah mengikat tirai ruangan.

"Katakan! hidangan apa yang kau inginkan untuk kita breakfast?" jemari lentik dari sang ibu yang membelai surai rambut nya seketika membuat Cassie memeluk erat tubuh Nyonya Libi.

"Apapun! asal ibu yang menghidangkan, aku akan memakannya!"

Nyonya Libi pun terkekeh, ia mengusap punggung sang putri sebelum akhirnya kembali bersuara dan merenggangkan pelukan.

"Gadis baik!! putri tercantik yang selalu menemani ibu dalam situasi apapun! ibu akan menyiapkan kentang tumbuk mix bacon serta jus strawberry favorit mu, honey! lekas bersihkan dirimu!"

"Baiklah ibu!"

Nyonya Libi juga Casandra sama-sama beranjak, namun pergerakan kaki Cassie justru kembali terhenti saat gawai miliknya nampak bergetar.

Xavier?? dia menghubungi ku?

Meskipun ragu, Cassie akhirnya menarik gambar gagang telepon menuju ke atas layar.

"I-iya Xav? ini aku,"

'Apa kau baru bangun? suaramu sungguh terdengar seksi sekali, kitten!'

"A-apa? eee-iitu! iya maaf! tapi aku harus segera membersihkan diri sekarang! aku tutup dulu!"

Astaga Tuhan! ada apa dengan diriku? kenapa aku jadi gugup seperti ini?

Cassie membeku sembari mengusap dadanya, jantung nya yang semakin berdetak dengan tak beraturan membuat gadis itu kebingungan atas perasaan nya sendiri.

Sementara itu disisi lain,

Senyum Xavier justru mengembang sempurna,

"Aku tahu dia pasti memiliki getaran yang sama dengan hatiku! aaaaaghh! gadis rumahan yang polos nan lucu-, sepertinya aku tak ingin jauh darinya!"

"Sebuah kegilaan, baru akan dimulai Xavier! kegilaan atau mungkin kebahagiaan?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***