Disebuah kota Youn di kerajaan angin yang terletak paling utara dan berbatasan dengan Negara petir, hiduplah seperti angin yang berhem...bus ~ maaf.
Hiduplah seorang anak laki-laki yang memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dia, sangat suka melakukan eksperimen pengabungan sihir. Nama dia Tony Beta.
"Hu ~ Oke tinggal bawa pulang dan kasih makan para kuda ... Tapi istirahat dulu lah, cari rumput seharian sangat melelahkan" Dia lah yang aku maksud Tony Beta.
Dia seorang anak petani sekaligus peternak kuda, meskipun tinggal di kota diluar tembok. Yap, bukan lagi pinggiran kota, tapi sudah diluar tembok pertahanan kota.
"Tony... Sudah selesai cari rumputnya? ... Tony?" Tanya Nila. Seorang anak perempuan tetangga Tony dan tentu saja teman masa kecil.
"Maaf aku sebatang kayu bukan Tony" jawab Tony.
"Mana ada batang kayu bicara ... Sudahlah, sudah tidak lucu candaan seperti itu" -Nila mendekatkan dan membuka topi yang menutupi wajah Tony- "Wajah macam apa itu!? Jijik banget lihatnya!" Teriakan Nila.
Tony pun bangun dan mengembalikan wajahnya seperti semula "Jijik ya? Dari pada terlihat seperti batang kayu, malah lebih mirip kotoran"
"Tunggu-tunggu, aku tidak mengatakan sejauh itu"
"Gak apa-apa kok katakan saja, aku sudah melihatnya dengan cermin dan kebetulan banget didepan ku ada kotoran kuda, terlihat mirip banget, padahal inginnya berubah menjadi sebatang kayu bukan kotoran kuda" Ucap Tony dan dia langsung menutup wajahnya karena menangis.
Nila mulai duduk disebelah Tony "Tapi itu luar biasa kok, gak peduli mirip seperti apa tetap saja itu luar biasa" Kata Nila.
Tony membuka wajahnya "Kalimat itu, aku sudah mendengarnya jutaan kali sejak kecil, terimakasih hiburan kecilnya, aku baik-baik saja kok, aku tadi pura-pura nangis biar dapet lucunya" balas Tony.
"Lucu? Lucu apa yang kau maksud? Oh ya, tadi kamu ngomong cermin, sihir seperti apa itu?"
"Ah, itu sihir yang bisa melihat wajah mu sendiri, walah"
Sebuah lingkaran sihir muncul di depan Nila dari lingkaran sihir itu mulai berubah menjadi Cermin.
"Wah... Luar biasa, eh, tunggu, wajah ku terlihat jelas, beda sekali dengan di air, eh tunggu, kau bisa membersihkan lumpur ini di kening ku?"
"Em" Tony menyemprotkan air dengan sihir ke kening Nila dengan telunjuk jari.
"Terimakasih, bisa pinjam sapu tangan mu"
"Tunggu" -Tony mencari sapu tangannya- "Nih"
"Ma- Em"
Tony membantu Nila membersikan wajahnya.
"Gimana, sudah bersih?"
"Hem, bersih kagak, tambah kotor iya"
"Loh, kok bisa? Ya udah ini bersihkan sendiri" Tony memberikan sapu tangannya.
"Kamu tau ini apa?"
"Sapu tangan lah"
"Pintar sekali ... Ini sapu lantai bukan sapu tangan!"
"Pakainya dengan apa?"
"Dengan tangan"
"Jadi namanya sapu tangan"
"Iya juga"
...SKBSM...
Tony dan Nila pun pulang kerumah, karena mereka tetangga, saat ini mereka sedang berjalan bersama. Nila sedang menggendong kayu bakar dan Tony membawa rumput yang dia kumpulkan tadi.
"Hie, kau kan pandai sihir, ada rencana untuk daftar ke sekolah sihir? Umur mu kan sudah menginjak 15 tahun" kata Nila.
"Uang dari mana uang? Kau kira biaya masuk sekolah sihir itu murah? Belum lagi sekolah sihir terdekat di negara sebelah, harus punya yang namanya Visa yang mahalnya minta turun" jawab Tony.
"Coba ngomong dulu sama orang tua mu, ngomong yang baik-baik dan rayu mereka, siapa tau di perbolehkan ... Kalo tidak diperbolehkan, coba lagi, sampai mereka memperlakukan ... Sangat disayangkan kamu punya bakat yang luar biasa tapi harus menjadi petani"
"Manjadi petani bukanlah pekerjaan yang hina, justru kalo tidak ada petani, negri ini tidak bakalan punya pasokan makanan ... Intinya, petani adalah sebuah jantung dari sebuah negara ... Aku bersyukur memiliki sihir, tapi aku tidak pernah berfikiran untuk menjadi penyihir"
"Jangan membohongi perasaan mu dengan kata-kata seperti itu"
"Aku tidak berbohong kok"
"Kau berbohong, aku tau hal itu, kau lupa kita sudah bersama sudah selama 14 tahun ja-"
"Itu kamu yang 14 tahun, aku sudah 15 tahun"
"Jadi benar kan sudah bersama 14 tahun?"
"Oh ya benar, lanjut"
"Ah... Duh, lupakan tadi mau ngomong apa, intinya, rai mimpi mu setinggi mungkin, jangan bunuh mimpi mu hanya karena terhalang ekonomi"
Setelah mendengar ucapan Nila tadi, membuat Tony mulai merenung, dia mulai merasakan lagi kedalam hatinya, kalo sebenarnya, dia ingin sekali menciptakan sihir yang hebat dan belum pernah tercipta sebelumnya dan yang terpenting, sihir yang dia ciptakan bisa berguna untuk banyak orang.
Tony melihat wajah Nila, yang ternyata masih kotor dan belum dibersihkan dari tadi.
"Eh Nila, kau belum membersihkan wajah mu?" Tanya Tony
"Gak, lagian ini salah siapa wajah ku tambah kotor" jawab Nila.
"Jangan gitu dong, aku jadi merasa bersalah nih, ya-ya maaf, nih sapu tangan yang bersih"
Nila menoleh melihat sapu tangan yang dimaksud Tony "sudah dibilang ini sapu lantai bukan sapu tangan, lagian, kau dapat tuh sapu dari mana? Dilihat dari depan belakang samping, tidak pernah ada tuh wujud nih sapu"
"Aku membuatnya dengan sihir"
"Masuk akal juga"
...SKBSM...
Malam pun tiba, Tony saat malam hari, tidak pernah keluar rumah seperti anak-anak pada umumnya, dia lebih suka berada didalam kamarnya, lagi ngapain? Tentunya Tony melakukan eksperimen sihir, dia sudah melakukannya sejak umur 7 tahun atau sejak awal-awal sihirnya terlihat.
"Hehehe, kayaknya kalo ku tambahkan sedikit kesini, kayak bakalan berhasil, kayaknya... Nanti ku coba di pagi hari lah, dah cakep aku dimarahin orang tua coba sihir malam-malam" Tony ngomong sendiri sembari menggambar sebuah lingkaran sihir.
Saat lagi asyik-asyiknya bereksperimen, tiba-tiba ayahnya Tony mendobrak pintu kamarnya.
"Tony... Ada berita bagus untuk mu!" teriak Ayah Tony sambil masuk kedalam rumah.
Tentunya dobrakan dan teriakan secara tiba-tiba tersebut, membuat tetangga Tony kaget, Tony baik-baik saja.
"Ayah... Tuh pintu bisa-bisa rusak kalo seperti itu, rumah kita full kayu dan beralas langsung tanah, gak kepikiran ada kemungkinan nanti roboh?"
"Kalo roboh tinggal buat lagi, saat ayah mau menikah, ayahlah yang membuat rumah ini, rumah full kayu juga, gampang buatnya ... Dari pada itu, nih surat, kau pasti senang dengan isinya"
Tony menerima surat tersebut dan mulai membukanya, selama dia membuka sang ibu mulai ikut menghampiri.
"Selamat untuk Tony dari kelurga Beta, Kau diterima disekolah sihir persatuan kerajaan cahaya, silakan datang ke sekolah diawal musim panas nanti tepatnya 2 Juni (isi dalam surat) Tunggu, sejak kapan aku mendaftar sekolah sihir?" Tony kebingungan.
"Satu bulan yang lalu, ingat saat kami menyuruh kamu membuat lingkaran sihir terbaik kamu?" tanya sang ibu
"Ah... Itu, katanya itu untuk hadiah sepupu yang sedang sakit"
"Maaf kan ibu dan ayah mengenai kebohongan itu, sebenarnya lingkaran sihir yang kamu buat, kami kirimkan untuk mendaftar ke sekolah sihir persatuan kerajaan cahaya ... awalnya kami ragu karena mendengar persaingannya ada 5.000 pendaftar dan hanya menerima 1.000 murid, tapi syukurlah, kau memang anak yang hebat termasuk dalam 1.000 orang tersebut"
"Tapi biayanya, ayah dan ibu sudah tahukan? Sangat mahal belum terhitung untuk kehidupan ku sehari-hari"
"Nak, sebenarnya ayah tidak ingin mengatakan ini kalo kamu dari awal menerimanya dengan senang hati, tapi kayaknya ayah harus mengatakannya kalo kamu seperti ini"
Ayah Tony mulai menghampiri Tony sembari membuka jendela "ayah mendengar dan melihatnya kok nak, saat kamu ngobrol dengan Nila, terkadang Nila menyuruh mu untuk masuk sekolah sihir dan kamu menjawab tidak tertarik dan beralasan menjadi seorang petani jauh lebih baik.
"Namun setiap malam hari, kau sangat menikmati ekperimen sihir yang kamu lakukan, jauh berbeda saat siang hari kau bekerja di pertanian, terkadang juga ayah melihat kamu duduk di jendela ini, sembari melihat bulan dan bintang, seolah-olah mimpi mu yang sangat tinggi namun sulit untuk diraih, jujur itu sangat menyayat hati bapak"
Tony hanya bisa terdiam, karena apa yang dikatakan ayahnya semuanya benar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments