Adik kesayangan

Di dalam rumah, Ying Gui langsung duduk bersama dengan kedua putranya. Dia menatap putra kecilnya yang masih sangat polos. "Daoming, jika bisa jangan pernah memperlihatkan kealihan mu dalam bidang apa pun saat berada di luar rumah. Di tempat ini kita tidak bisa menjadi hebat untuk hidup dengan tenang," ujarnya dengan pelan. Dia hanya tidak ingin anak-anak di bawa paksa sekte-sekte yang tidak bertanggung jawab.

Anak kecilnya itu hanya menatap ayahnya dan diam tanpa menjawab.

"Ayah. Daoming hanya bermain dan membuat hewan dari tumpukan salju. Kenapa harus di larang?" Ying An juga penasaran dengan tingkah aneh ayahnya. Dia sedari kecil juga selalu berlatih bela diri di tempat yang jauh dan sepi. Ayahnya selalu memberitahukan jika dirinya tidak boleh mengeluarkan kekuatan aslinya atau kehebatannya kepada orang lain selain ayahnya. Sejauh ini dia hanya diam, karena saat ayahnya di tanya dia tetap akan menjawab hal lain tanpa menjelaskan pertanyaan yang ia berikan.

"Ying er, kamu lebih tua dari adik mu. Kamu harus menjaga adik mu dan jangan pernah membiarkannya mengeluarkan kemampuanya. Tidak jauh dari tempat ini, ada sebuah sekte yang akan memaksa setiap anak berbakat untuk masuk menjadi anggota mereka. Entah mereka setuju ataupun tidak. Asal anak-anak itu telah menjadi yang terpilih. Mereka akan memaksa atau merampas anak-anak itu dari keluarga mereka," Ying Gui menceritakan secara mendetail tentang apa yang ia ketahui. "Ingat, jangan pernah menunjukkan kemampuan kalian saat diluar rumah. Lebih baik berpura-pura menjadi orang bodoh yang tidak memiliki kemampuan sama sekali," Ying Gui bangkit dari tempat ia duduk lalu mengambil beras untuk membuat bubur. Anak keduanya masih harus memakan makanan yang halus dan lembut. Tidak dengan dirinya dan anak pertamanya yang makan daging bakar hampir setiap hari.

"Daoming, kita harus mendengarkan apa yang ayah katakan. Jangan sampai kita mengeluarkan kemampuan kita saat berada di luar rumah," ujar Ying An memberikan pengertian kepada adik kecilnya.

"Daoming mengerti," Daoming berbicara dengan suara yang cukup lucu dan manis. Hingga membuat kakak dan ayahnya tersenyum mendengar jawabannya.

Seperti biasanya, Ying Gui memasak bubur untuk anak keduanya dan memasak sup daging agar anak pertamanya tidak merasa bosan karena lauk hampir tidak pernah berubah. Kehidupan sederhana dan penuh kehangatan terasa di dalam keluarga kecil itu. Hingga tahun-tahun berlalu begitu saja. Ying An selalu mengajak adiknya untuk berburu dan melakukan aktivitas fisik lainnya. Mereka hampir tidak pernah terpisahkan.

Waktu berlalu dengan cukup cepat hingga Daoming memasuki usia sepuluh tahun. Dia di ajarkan kemampuan untuk berburu dan berdagang sebagai keahlian dari keluarganya. Kakaknya Ying An kini juga telah memasuki usia dewasa dan telah memasuki usia menikah. Namun kakaknya itu masih belum memiliki wanita yang ia suka.

Di antara keramaian yang ada di desa sebelah. Tempat yang selalu Ying An dan adiknya gunakan untuk berdagang. Mereka berdua berdiam di salah satu tempat yang telah mereka berdua sewa. Enam bulu rubah yang masih bagus tertata di meja dagangan mereka. Banyak orang yang bertanya namun pada akhirnya mereka tidak membeli dan pergi dengan penawaran harga yang sangat tidak masuk akal.

"Daoming," melemparkan buah apel kearah adiknya yang tidur dengan sangat nyaman di lantai yang ada di depan sebuah toko obat.

Meskipun Daoming memejamkan kedua matanya tapi dia masih bisa merasakan ada benda yang melayang menuju dirinya. Dengan cepat dia menangkap buah yang di berikan kakaknya. "Terima kasih," ujarnya dengan senang. Dia bangkit perlahan lalu duduk menyenderkan tubuhnya di tembok. Setelah dia memakan satu gigit. Dia menatap kakaknya yang masih sibuk dengan orang-orang yang bertanya tanpa membeli. "Kakak. Biar aku saja yang menggantikan. Sudah hampir seharian kakak tidak beristirahat," ujarnya sembari memakan buah apel yang ada di tangannya.

"Tidak perlu. Aku hanya takut kamu memberikan semua bulu rubah ini tanpa mengenal harganya," ujar Ying An. Dia hanya tidak ingin adiknya bekerja sedangkan dia sebagai kakak harus diam tanpa membantu. Selagi dia mampu Ying An tidak akan membiarkan adiknya melakukan pekerjaan yang melelahkan.

"Kakak. Jika ayah tahu, kakak pasti akan di marahi lagi karena terlalu memanjakan ku. Sekarang sudah waktunya untuk aku berjualan. Kakak tenang saja kita tidak akan rugi," ujar Daoming dengan yakin. Dia berdiri lalu berjalan menghampiri kakaknya. Dan membiarkan kakaknya untuk beristirahat. Ying An yang terus menolak langsung di tarik paksa adiknya. "Jika kakak sudah menikah. Tentu saja aku akan hidup dengan kemampuan ku sendiri. Tidak bisa lagi bermanja seperti ini," mendorong tubuh kakaknya dari belakang agar Ying An mau beristirahat sebentar saja. Setelah kakaknya itu mau duduk dengan tenang di tempatnya beristirahat tadi. Dia langsung berjalan kembali untuk menjual dagangannya yang masih belum terjual.

Daoming duduk dengan cukup nyaman dan santai di sebelah meja dagangan miliknya. Dia memakan habis buah apel lalu melihat kesetiap arah. Dia melihat bagiamana orang-orang menjual dagangan mereka. Dan saat dia sudah mulai paham strategi penjualan. Dia dengan lantang berteriak untuk menarik pelanggan. "Tuan dan nyonya. Bulu rubah langka ini sangat halus dan lembut. Ketebalannya tidak bisa di ragukan lagi. Lihat," mengambil salah satu bulu rubah lalu membelainya. "Lihat, ini sangat halus. Hanya orang yang memiliki kulit cantik, halus dan lembut yang bisa memakainya dengan lebih baik," teriakannya itu membuat banyak orang datang menghampiri dirinya.

Salah satu pria memegang salah satu bulu yang ada di meja. "Ini benar-benar sangat lembut. Ini akan cocok dengan aura kecantikan istri ku," ujarnya dengan semangat. "Aku mau ini," mengangkat untuk memperlihatkan bulu pilihannya kepada penjual.

"Tuan, bulu rubah ini sangat langka dan sulit di buru. Aku menjualnya dengan satu keping emas," kata Daoming dengan raut wajah meyakinkan.

Ying An cukup terkejut mendengar adiknya menjual bulu rubah menjadi harga yang berkali-kali lipat dari sebelumnya. Dia bangkit dan menahan tangan adiknya. "Daoming, apa kamu ingin membuat bangkrut keluarga kita?"

"Kakak. Sutttt..." menutup mulut kakaknya dengan kuat. "Jika tuan tidak ingin. Itu bukanlah masalah besar. Akan ada orang lain yang akan membayarnya dengan harga yang lebih tinggi," Daoming terus meyakinkan pembeli yang masih binggung.

"Aku akan membelinya," ujar pria itu yang langsung memberikan satu keping emas kepada penjual.

Ying An terkejut namun dia langsung bersemangat. Dia ikut membantu untuk membungkus pesanan yang telah di bayar.

Setelah satu pembeli selesai mereka layani. Beberapa orang yang tadinya tidak ingin membeli menjadi ikut membelinya. Bahkan ada pembeli yang saling bertengkar karena barang hanya tinggal satu. Namun salah satu dari mereka akhirnya mengalah karena orang pertama menawar dengan harga lima keping emas.

Ying An sangat senang melihat semua dagangan habis dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Bahkan mereka mendapatkan banyak uang. Mereka berdua langsung membereskan meja dagangan lalu berjalan pulang.

Episodes
1 Tempat terdingin di bumi
2 Lie Daoming
3 Kota Hajing
4 Adik kesayangan
5 Penghasilan
6 Kehilangan
7 Kekutan yang terpendam
8 Badai salju
9 Perjalanan menuju sekte Hua
10 Sekte Hua (kota Jung)
11 Tempat pembuangan
12 Kehancuran Sekte Hua
13 Takdir baru
14 Tahun ke-5 di negara Tuxuan
15 Hutan bagian Timur negara Tuxuan
16 Rahasia jurang terdalam
17 Kota tanpa peraturan
18 Tempat yang tenang
19 Rumah baru
20 Penukaran jiwa
21 Hari pertama masuk sekolah
22 Akademi Shilin atau Liiu Yaoshan
23 Aku tidak ingin kamu dewasa
24 Keluarga kecil di ujung selatan kota
25 Kenakalan Su Zhou
26 Pelajaran kedua
27 Ketenangan yang sulit di dapatkan
28 Takdir yang berbeda
29 Kekhawatiran adalah bumerang
30 Danau kematian yang tenang
31 Kekacauan di kota
32 Penguasa kegelapan (kolam darah)
33 Gejolak di bawah danau
34 Pedang Phoenix legendaris
35 Pesta kecil di pinggir danau
36 Setiap tingkatan kultivasi
37 Pasar bawah tanah (pasar gelap)
38 Bunga Qian
39 Berlayar ke selatan
40 Menikmati waktu santai di atas kapal
41 Negara Chao
42 Ibukota Luxun
43 Kediaman misterius di pinggiran Ibukota
44 Kamu juga harus merasakannya
45 Kembalinya Naga Abadi
46 Perubahan di negara Chao
47 Penyergapan (ilusi dan boneka roh)
48 Perjalanan kembali
49 Mendapati kepulangan sang pengembara
50 Kembalinya pengeran Yang Rui
51 Dua pemuda tampan
52 Pedang bunga kembar
53 Kembali ke rumah
54 Dia kembali
55 Kehangatan yang di rindukan
56 Hanya ada satu Penguasa di suatu Negara
57 Sebuah Keluarga
58 Secercah harapan
59 Kota Daxmi
60 Musuh lama
61 Pengambilan pedang Salju
62 Pengejaran
63 Orang dalam legenda
64 Pemuda yang di takdirkan
65 Pertempuran Padang Sabana
66 Sungai mati
67 Monster air misterius
68 Perjalanan yang masih jauh
69 Satu pemuda dengan dua kehidupan yang berbeda
70 Paviliun Bulan Malam
71 Kejamnya pemerintahan Raja Feng
72 Kabar palsu
73 Musnahnya kekuasaan Raja Feng Qiao
74 Sebuah Legenda
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Tempat terdingin di bumi
2
Lie Daoming
3
Kota Hajing
4
Adik kesayangan
5
Penghasilan
6
Kehilangan
7
Kekutan yang terpendam
8
Badai salju
9
Perjalanan menuju sekte Hua
10
Sekte Hua (kota Jung)
11
Tempat pembuangan
12
Kehancuran Sekte Hua
13
Takdir baru
14
Tahun ke-5 di negara Tuxuan
15
Hutan bagian Timur negara Tuxuan
16
Rahasia jurang terdalam
17
Kota tanpa peraturan
18
Tempat yang tenang
19
Rumah baru
20
Penukaran jiwa
21
Hari pertama masuk sekolah
22
Akademi Shilin atau Liiu Yaoshan
23
Aku tidak ingin kamu dewasa
24
Keluarga kecil di ujung selatan kota
25
Kenakalan Su Zhou
26
Pelajaran kedua
27
Ketenangan yang sulit di dapatkan
28
Takdir yang berbeda
29
Kekhawatiran adalah bumerang
30
Danau kematian yang tenang
31
Kekacauan di kota
32
Penguasa kegelapan (kolam darah)
33
Gejolak di bawah danau
34
Pedang Phoenix legendaris
35
Pesta kecil di pinggir danau
36
Setiap tingkatan kultivasi
37
Pasar bawah tanah (pasar gelap)
38
Bunga Qian
39
Berlayar ke selatan
40
Menikmati waktu santai di atas kapal
41
Negara Chao
42
Ibukota Luxun
43
Kediaman misterius di pinggiran Ibukota
44
Kamu juga harus merasakannya
45
Kembalinya Naga Abadi
46
Perubahan di negara Chao
47
Penyergapan (ilusi dan boneka roh)
48
Perjalanan kembali
49
Mendapati kepulangan sang pengembara
50
Kembalinya pengeran Yang Rui
51
Dua pemuda tampan
52
Pedang bunga kembar
53
Kembali ke rumah
54
Dia kembali
55
Kehangatan yang di rindukan
56
Hanya ada satu Penguasa di suatu Negara
57
Sebuah Keluarga
58
Secercah harapan
59
Kota Daxmi
60
Musuh lama
61
Pengambilan pedang Salju
62
Pengejaran
63
Orang dalam legenda
64
Pemuda yang di takdirkan
65
Pertempuran Padang Sabana
66
Sungai mati
67
Monster air misterius
68
Perjalanan yang masih jauh
69
Satu pemuda dengan dua kehidupan yang berbeda
70
Paviliun Bulan Malam
71
Kejamnya pemerintahan Raja Feng
72
Kabar palsu
73
Musnahnya kekuasaan Raja Feng Qiao
74
Sebuah Legenda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!