Tidak Menyerah

Sherli berhenti berjalan.

"Kenapa kamu tidak mau pulang?"

Sherli mau bicara tapi tidak jadi karena melihat lelaki itu berjalan menghampiri Kres.

"Pak, itu..." kata Sherli dengan menunjuk penjahat itu yang jaraknya mulai tidak jauh.

Kres menoleh dan melihat arah yang ditunjuk Sherli lalu ciri yang diberitahu Sherli sesuai maka Kres mengejar dia dan dia segera berjalan cepat. Belok ke kanan dan ke kiri. Sherli terkejut dan ikut berlari mengejar sampai berpencar dari Kres. Sherli ketakutan dan justru bertemu Irfan.

"Dik, Kres di mana?"

"Pak, gimana ya? Saya tidak bisa mengiringi larinya Pak Kres. Pak Kres mengejar penjahat tadi" kata Sherli panik.

"Ke arah mana?"

"Sana" kata Sherli menunjuk arah Kres berlari tadi.

Kres terus mengejar dengan berteriak.

"Berhenti!" teriak Kres.

Memang diakui Kres orang itu lari begitu cepat tapi sebagai polisi dirinya tidak boleh menyerah. Dulu dirinya dilatih begitu keras. Masa mengejar penjahat begitu saja menyerah? Apalagi sebelumnya Kres berhasil menangkap penjahat kelas kakap. Kres berhenti berjalan.

"Sayang sekali. Dia lolos. Di mana larinya? Dia bukan penjahat biasa" pikir Kres dengan napas terengah-engah.

Sementara di tempat Irfan dan Sherli berdiri...

"Kamu tunggu di sini. Ingat jangan pergi ke manapun. Di sini ramai. Tidak akan ada penjahat yang langsung berani berbuat macam-macam apalagi dia" kata Irfan memberi peringatan.

"Iya, Pak" kata Sherli pelan.

Irfan mau berlari tapi tidak jadi karena ternyata bertabrakan dengan seorang perempuan yang terburu untuk berlari.

"Pak, saya minta tolong. Plis" kata dia dengan memegang tangan Irfan dan memohon.

Irfan melihat perempuan itu dan bingung.

"Pak, saya dikejar orang jahat"

Sherli merasa heran.

"Kenapa sama dengan gue? Bisa jadi orang yang sama" pikir Sherli khawatir.

"Pak, apa orang yang sama?" tanya Sherli hati-hati.

Irfan menoleh dan melihat Sherli.

"Apa mungkin?"

"Ciri-cirinya cowok masih muda, memakai baju putih polos, tubuhnya kecil tapi kekar, wajahnya menyeramkan. Sepertinya mau merampok saya" kata dia gelisah.

Irfan melihat penampilannya.

"Gimana gak mau dikejar perampok kalau pakai perhiasan berlebihan?" pikir Irfan dengan menggelengkan kepalanya.

Irfan memang melihat dia memakai gelang lima di kiri dan kanan lalu anting giwang dan cincin empat. Menyilaukan mata Irfan. Irfan jadi memandang aneh sosok perempuan di depannya.

"Pak, coba lihat secara perlahan. Di seberang dekat toko kaca mata. Di sana orangnya" kata dia pelan.

Sherli merasa heran dan melirik perlahan. Ternyata orang itu memang ada.

"Pak Irfan, baru saja saya melihat. Orang yang dikatakan Kakak ini benar ada di sana"

"Benarkah?" tanya Irfan.

Sherli mengangguk yakin.

"Kalau begitu kamu jaga Mbak ini ya? Saya akan perlahan datang ke sana" kata Irfan dengan melepaskan tangan perempuan itu.

"Baik, Pak" kata Sherli pelan.

Irfan berjalan pergi dengan hati hati.

"Kakak ini kasihan" pikir Sherli.

Sherli melihat dia menutup sebentar wajahnya dengan kedua tangan dan begitu shock.

"Ehmm...Kak, tenang ya? Aku pernah mengalami hal ini. Pak Irfan pasti bisa bantu"

"Iya semoga. Dari parkir aku merasa diikuti makanya langsung jalan cepat masuk ke sini" kata dia pelan.

"Gue juga mengalaminya sekarang. Gimana Pak Kres ya? Apa berhasil menangkap?" pikir Sherli pelan.

"Gue gagal" pikir Kres pelan.

Kres menghela napas pelan dan berjalan pergi. Irfan mulai melewati orang itu lalu seketika memegang erat tangannya dan Kres melihat dari jarak jauh.

"Irfan?" pikir Kres.

Kres merasa heran Irfan menangkap seseorang apalagi saling dorong mendorong. Irfan berusaha menangkap sampai dia mendorong tapi untung saja pegangan Irfan begitu kuat. Kres terkejut.

"Irfan dalam bahaya" pikir Kres.

Kres melihat orang itu mau menusuk perut Irfan. Irfan tidak sadar hal itu akan terjadi sedangkan perempuan itu dan Sherli melongo...tapi satu sisi yang terjadi perempuan itu justru melihat pesona yang dipancarkan Irfan berusaha untuk menolongnya. Irfan begitu berkilauan dalam pandangannya apalagi otot Irfan menonjol sehingga membuat wajahnya memerah dan segera menutup mulutnya. Orang di sekitar justru ketakutan dan cuma menonton dengan tatapan ngeri.

"Sempurna" pikir dia dengan tatapan cinta.

"Pak Irfan, awas!" teriak Sherli khawatir.

Kres mendengar teriakan Sherli dan segera berlari untuk menolong Irfan. Irfan yang tahu kedatangan Kres memberi kode.

"Yakin kamu mau lari? Yakin bisa?" tanya Irfan menekan suara.

Rahang Irfan mengeras dan seketika lengan Irfan tergores oleh pisau yang dipakai penjahat itu lalu Irfan masih berusaha bertahan dengan semakin emosi dan darah mulai menetes. Kres panik dan segera mengambil borgol dari dalam tas kecilnya lalu memegang kedua tangan penjahat itu dan memborgolnya sehingga dia tidak bisa berkutik lagi. Sherli membelalakkan kedua matanya dan Irfan jatuh.

"Pak!" teriak Sherli panik.

Perempuan itu khawatir.

"Fan. Fan" teriak Kres khawatir.

"Gak" kata Irfan menolak dibantu Kres.

Kres semakin khawatir.

"Lo harus membereskan penjahat itu. Jangan mempedulikan gue. Cepat. Gue bisa menghadapi rasa sakit gue sendiri" lanjut Irfan memberi perintah.

"Fan, gue akan telepon teman kita yang lain" kata Kres masih khawatir.

"Gampang. Sudah sana pergi" kata Irfan menahan rasa sakitnya.

Kres menyeret penjahat itu dengan kasar karena masih berusaha kabur dan Sherli berlari menghampiri Irfan.

"Pak, bisa saya pinjam handphonenya? Saya bantu telepon teman Pak Irfan" kata Sherli segera.

"Ehmm...telepon teman saya ya? Tolong" kata Irfan setengah berbisik karena merasa kesakitan.

"Iya. Iya" kata Sherli dengan mengangguk.

"Gak boleh. Gue saja" kata perempuan itu yang ternyata sudah di samping Sherli dan sewot melihat Sherli.

Sherli segera minggir karena tangan dia mendorong pelan sehingga membuat Sherli menatap tidak mengerti. Irfan merasa pusing dengan sikap perempuan itu. Sangat menyebalkan tapi dirinya tidak bisa mengatakan apapun dan akhirnya menutup kedua mata tidak sadar diri.

"Pak Irfan!" teriak Sherli khawatir.

***

Sherli duduk pelan.

"Akhirnya berakhir begini" pikir Sherli menghela napas.

Jujur satu sisi Sherli juga merasa bersalah dan perempuan itu melihat Sherli.

"Kamu sudah bisa pulang. Biar aku yang menjaga Pak Irfan" kata dia.

Sherli merasa heran karena tatapannya sewot.

"Mohon maaf. Anda juga bisa pulang, Bu. Biarkan kami yang menjaga" kata salah seorang polisi yang ada di dekatnya.

"Saya tidak mau, Pak. Mohon izinkan saya juga menemani Pak Irfan" kata dia memohon.

Sherli merasa heran.

"Gerak geriknya aneh" pikir Sherli.

Sherli mendengar salah seorang polisi menerima telepon dan menyebut nama Kres.

"Jangan khawatir. Irfan tidak sampai kritis, Kres"

Kres merasa lega.

"Baguslah"

"Lo juga bisa datang ke sini. Kasusnya sudah selesai, bukan?"

"Benar gue mau ke sana. Gimanapun juga gue sangat khawatir dengan Irfan"

"Baik"

Kres mengakhiri telepon dan segera berangkat.

***

Sherli melihat Kres datang dengan langkah cepat melewati dirinya. Kres tanya tentang Irfan sudah siuman atau belum kepada temannya sesama polisi yang juga tadi ada di mall. Sherli melihat perempuan tadi melihat terus Irfan yang masih berbaring. Begitu khawatir.

"Kakak ini aneh. Bukankah yang menyelamatkannya bukan cuma Pak Irfan tapi juga Pak Kres? Kenapa dia juga gak mengucapkan terima kasih sama Pak Kres?" pikir Sherli pelan.

Episodes
1 Perjalanan
2 Pertemuan Awal
3 Dikejar Penjahat
4 Tidak Menyerah
5 Borgol dan Penjara?
6 Sudah Diketemukan
7 Harus Digertak?
8 Pamit Pergi
9 Merepotkan?
10 Di Kost Itu?
11 Masih Nakal
12 Dunia Om
13 Dibawa Angin
14 Tingkatan
15 Ditagih
16 Bukan Adik Polisi
17 Tidak Buruk
18 Pulang atau Tidak?
19 Lancang
20 Ikhlas
21 Penawaran Rahasia
22 Minta Petunjuk
23 Kenalannya
24 Benar Pulang?
25 Undangan
26 Niat Baik
27 Bergejolak
28 Menang Sendiri?
29 Perjanjian
30 Tolol?
31 Sekeras Itu...
32 Sakit?
33 Sempurna?
34 Ditolak?
35 Budak Cinta?
36 Mabuk?
37 Tidak Terima
38 Tahanan...
39 Orang Spesial?
40 Minta Antar?
41 Hubungan yang Dekat
42 Seujung Kuku
43 Tidak Mengakui
44 Digoda
45 Saling Menunggu
46 Ndusel
47 Catatan Author, Kres dan Sherli
48 Kepikiran?
49 Foto Prawedding?
50 Alasan Bertahan
51 Alien?
52 Kejadian
53 Cowok Pintar Menyanyi
54 Ke Rumahnya...
55 Tergoda
56 Optimal Menjaga
57 Pemberian Semangat
58 Segar?
59 Ikatan Batin?
60 Berusaha
61 Jaga Mata
62 Rumah Sakit
63 Setahun
64 LDR?
65 Susah Dijelaskan
66 Terlalu Berat
67 Suatu Hari?
68 After : Bertemu
69 After : KDRT?
70 After : Perayaan Istrinya
71 After : Bisa Diselesaikan
72 After : Kamu Siapa?
73 After : Terkejut
74 After : Mengubah Status?
75 After : Shock
76 After : Dilacak?
77 After : Masih Muda
78 After : Tentang Cinta?
79 After : Menginap
80 After : Bukan Sembarangan
81 After : Menyiksa
82 After : Datang Ke Kantor
83 After : Polisi vs Dokter
84 After : Selalu Menunggu
85 After : Keturunan PATI
86 After : Bengkak?
87 After : Tidak Cinta?
88 After : Menerima?
89 After : Tidak Enak Hati?
90 After : Berpikir Luas
91 After : Wisuda
92 After : Sebuah Kardus
93 After : Mayat Hidup?
94 After : Lebih Sensitif
95 After : Bertindak Seenaknya?
96 After : Pribadi Ganda
97 After : Tempat Resmi
98 After : Intens?
99 After : Hanya Firasat
100 After : Bukan Prioritas
101 After : Ingkar Janji?
102 After : Kasar
103 After : Sekian Lama
104 After : Kebiasaannya
105 After : Berduka
106 After : Murung
107 After : Terpaksa Menikah?
108 After : Pernah Punya
109 After : Tidak Logis
110 After : Semua Batal
111 After : Penggambaran Sosok
112 After : Mengungkapkan Bahagia
113 After : Mesum?
114 After : Acara Reuni
115 After : Hal Tidak Berguna
116 After : Indah
117 After : Tidak Ingat
118 After : Hati Yang Jauh
119 After : Salah Menikah?
120 After : Pergi?
121 After : Secepat Ini...
122 After : Efek Koma
123 After : Saudaranya?
124 After : Rasanya...
125 After : Hukuman
126 After : Sangat Membutuhkan
127 After : Sangat Mulia
128 After : Ditusuk
129 After : Rintihan
130 After : Usaha Ingat
131 After : Keinginan
132 After : Alasannya
133 After : Mau Melepaskan?
134 After : Murni Ceroboh
135 After : Selingkuh?
136 After : Masa Lalu
137 After : Mencintainya
138 After : Janji Menerima
139 After : Percaya?
140 After : Ketika Terpuruk...
141 After : Jangan Menantang...
142 After : Hampir Mati
143 After : Yang Dibutuhkan?
144 After : Tidak Berubah
145 After : Hasil Test
146 After : Dokter Kandungan?
147 After : Rencana Sebelumnya...
148 After : Terlalu Manis
149 After : Pulang
150 After : Andai Memilih
151 After : Jadi Satu
152 After : Mendukung?
153 After : Lama Renggang?
154 After : Memaksa Berhenti
155 After : Minta Hadiah
156 After : Trauma?
157 After : Memang Bosan?
158 After : Ganas
159 After : Naluri Lelaki
160 After : Banyak Memikirkan
161 After : Egois?
162 After : Belajar Ikhlas
163 After : Perempuanku
164 Hai...
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Perjalanan
2
Pertemuan Awal
3
Dikejar Penjahat
4
Tidak Menyerah
5
Borgol dan Penjara?
6
Sudah Diketemukan
7
Harus Digertak?
8
Pamit Pergi
9
Merepotkan?
10
Di Kost Itu?
11
Masih Nakal
12
Dunia Om
13
Dibawa Angin
14
Tingkatan
15
Ditagih
16
Bukan Adik Polisi
17
Tidak Buruk
18
Pulang atau Tidak?
19
Lancang
20
Ikhlas
21
Penawaran Rahasia
22
Minta Petunjuk
23
Kenalannya
24
Benar Pulang?
25
Undangan
26
Niat Baik
27
Bergejolak
28
Menang Sendiri?
29
Perjanjian
30
Tolol?
31
Sekeras Itu...
32
Sakit?
33
Sempurna?
34
Ditolak?
35
Budak Cinta?
36
Mabuk?
37
Tidak Terima
38
Tahanan...
39
Orang Spesial?
40
Minta Antar?
41
Hubungan yang Dekat
42
Seujung Kuku
43
Tidak Mengakui
44
Digoda
45
Saling Menunggu
46
Ndusel
47
Catatan Author, Kres dan Sherli
48
Kepikiran?
49
Foto Prawedding?
50
Alasan Bertahan
51
Alien?
52
Kejadian
53
Cowok Pintar Menyanyi
54
Ke Rumahnya...
55
Tergoda
56
Optimal Menjaga
57
Pemberian Semangat
58
Segar?
59
Ikatan Batin?
60
Berusaha
61
Jaga Mata
62
Rumah Sakit
63
Setahun
64
LDR?
65
Susah Dijelaskan
66
Terlalu Berat
67
Suatu Hari?
68
After : Bertemu
69
After : KDRT?
70
After : Perayaan Istrinya
71
After : Bisa Diselesaikan
72
After : Kamu Siapa?
73
After : Terkejut
74
After : Mengubah Status?
75
After : Shock
76
After : Dilacak?
77
After : Masih Muda
78
After : Tentang Cinta?
79
After : Menginap
80
After : Bukan Sembarangan
81
After : Menyiksa
82
After : Datang Ke Kantor
83
After : Polisi vs Dokter
84
After : Selalu Menunggu
85
After : Keturunan PATI
86
After : Bengkak?
87
After : Tidak Cinta?
88
After : Menerima?
89
After : Tidak Enak Hati?
90
After : Berpikir Luas
91
After : Wisuda
92
After : Sebuah Kardus
93
After : Mayat Hidup?
94
After : Lebih Sensitif
95
After : Bertindak Seenaknya?
96
After : Pribadi Ganda
97
After : Tempat Resmi
98
After : Intens?
99
After : Hanya Firasat
100
After : Bukan Prioritas
101
After : Ingkar Janji?
102
After : Kasar
103
After : Sekian Lama
104
After : Kebiasaannya
105
After : Berduka
106
After : Murung
107
After : Terpaksa Menikah?
108
After : Pernah Punya
109
After : Tidak Logis
110
After : Semua Batal
111
After : Penggambaran Sosok
112
After : Mengungkapkan Bahagia
113
After : Mesum?
114
After : Acara Reuni
115
After : Hal Tidak Berguna
116
After : Indah
117
After : Tidak Ingat
118
After : Hati Yang Jauh
119
After : Salah Menikah?
120
After : Pergi?
121
After : Secepat Ini...
122
After : Efek Koma
123
After : Saudaranya?
124
After : Rasanya...
125
After : Hukuman
126
After : Sangat Membutuhkan
127
After : Sangat Mulia
128
After : Ditusuk
129
After : Rintihan
130
After : Usaha Ingat
131
After : Keinginan
132
After : Alasannya
133
After : Mau Melepaskan?
134
After : Murni Ceroboh
135
After : Selingkuh?
136
After : Masa Lalu
137
After : Mencintainya
138
After : Janji Menerima
139
After : Percaya?
140
After : Ketika Terpuruk...
141
After : Jangan Menantang...
142
After : Hampir Mati
143
After : Yang Dibutuhkan?
144
After : Tidak Berubah
145
After : Hasil Test
146
After : Dokter Kandungan?
147
After : Rencana Sebelumnya...
148
After : Terlalu Manis
149
After : Pulang
150
After : Andai Memilih
151
After : Jadi Satu
152
After : Mendukung?
153
After : Lama Renggang?
154
After : Memaksa Berhenti
155
After : Minta Hadiah
156
After : Trauma?
157
After : Memang Bosan?
158
After : Ganas
159
After : Naluri Lelaki
160
After : Banyak Memikirkan
161
After : Egois?
162
After : Belajar Ikhlas
163
After : Perempuanku
164
Hai...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!