Dikejar Penjahat

Hari sudah berganti. Sherli masih bingung mau pergi ke tempat mana karena memang tidak tahu tujuan. Sherli juga tidak tahu saat itu jam berapa? Kedua mata Sherli juga perih karena semalam tidak bisa tertidur. Tentu saja Sherli harus menjaga dirinya agar tidak diganggu penjahat. Sherli berpikir yang harus dilakukan untuk selanjutnya. Cukup lama berpikir dengan terus berjalan akhirnya menemukan ide. Gimana kalau beli koran untuk cari pekerjaan? Sebelum beli koran Sherli cari warung untuk mengisi perutnya dulu karena sangat lapar. Memang dari semalam Sherli tidak menyentuh nasi sekalipun. Sherli menghela napas. Hidupnya menderita sejak kecopetan. Seharusnya memang mendengarkan perkataan mamanya tapi Sherli tidak bisa pulang. Tepat di depan warung Sherli masuk dan memesan makanan seadanya. Sherli masih harus menghemat karena tidak akan tahu ke depannya membutuhkan biaya. Sherli melihat jam dinding. Ternyata sudah pukul 08.00. Sherli makan dengan lahap sehingga tidak butuh waktu lama makanan habis lalu berdiri dan membayar. Alangkah terkejutnya Sherli. Makanan yang baru saja dimakan sangat mahal padahal hanya pilih menu sekedarnya.

"Astaga. Biaya hidup di sini..." pikir Sherli miris.

Sherli berjalan pergi dari warung dan masih terus berlanjut. Sepanjang jalan Sherli sudah cukup lama berjalan dan tiba di rambu lalu lintas ada orang yang menawarkan beli koran di setiap pengguna jalan yang berhenti menyetir karena lampu merah menyala. Sherli berjalan menghampiri orang muda itu.

"Mas"

Dia menoleh dan melihat Sherli.

"Beli korannya. Berapa?"

"Delapan ribu, Neng"

Sherli membelalakkan kedua matanya.

"Kenapa mahal?" pikir Sherli dengan merasa tidak percaya.

"Delapan ribu?"

"Iya, Neng"

Akhirnya Sherli memberikan uang senilai itu dengan merasa miris dan imbalannya Sherli menerima korannya lalu berjalan pergi dan mencari tempat yang sekiranya aman maka Sherli mau duduk di halte bus tapi tidak jadi karena seorang wanita paruh baya menjatuhkan dompetnya ketika hendak naik ke bus. Seketika Sherli memanggil.

"Bu. Bu. Permisi" panggil Sherli dengan mengambil dompet abu-abu itu.

Beliau menoleh lalu melihat Sherli dan Sherli melihat penampilan beliau.

"Elegan...tapi...kenapa bisa naik bus ya?" pikir Sherli dengan merasa heran.

"Iya?"

Sherli berhenti berpikir.

"Apa ini dompet Ibu?"

Beliau melihat dompet yang dipegang Sherli.

"Oh...benar dompet saya" kata beliau dengan mencari di dalam tasnya.

Beliau berpikir dengan bingung.

"Kenapa...?"

"Baru saja jatuh waktu Ibu mau naik"

"Astaga" kata beliau.

Beliau segera membuka dompet dan melihat isinya.

"Untung saja. Terima kasih. Kalau sampai hilang saya masih harus mengurus semua surat yang ada di dalam dompet ini" kata beliau dengan merasa lega.

"Tidak masalah, Bu. Saya cuma kebetulan melihat kejadian tadi"

Beliau mengambil dua lembar uang kertas berwarna merah dari dalam dompetnya.

"Ini untuk kamu"

"Ini...apa, Bu?" tanya Sherli dengan merasa tidak mengerti.

"Sebagai bentuk rasa terima kasih saya. Andai tidak ada kamu sudah pasti saya yang ribut"

"...apalagi dia jujur melihat penampilannya yang...dan saya lihat kamu memang tulus mengembalikan kepada saya" pikir beliau dengan merasa kagum.

"...menurut saya yang penting surat di dalamnya tidak hilang" lanjut beliau.

"Ah...tidak. Tidak perlu, Bu. Sungguh. Saya memang mau mengembalikan karena dompet itu punya Ibu"

"Sudah tidak masalah. Ambil saja. Ayo"

"Tidak, Bu. Sekali lagi maaf. Saya tidak bisa menerima"

"Saya paham kamu ikhlas tapi..."

"Bukan saya tidak mau menerima atau sok tapi sejak dulu saya tidak pernah mau mendapat imbalan apapun. Saya diajarkan untuk ikhlas menolong orang" potong Sherli.

Beliau memandang Sherli dengan semakin kagum.

"Orang tua kamu...berhasil mengajarkan anaknya punya sifat tulus dan jujur" kata beliau dengan tersenyum.

"Tidak. Saya juga banyak kekurangan" kata Sherli dengan merasa segan.

Beliau melihat terus Sherli.

"Bahkan rendah hati" pikir beliau.

"Saya sangat berterima kasih"

"Iya, Bu" kata Sherli dengan tersenyum.

Beliau naik ke dalam bus dan Sherli berjalan menuju halte lalu duduk dan membuka koran di bagian lowongan kerja.

2 hari kemudian

Kres, Irfan, dan 3 teman lainnya berkumpul untuk sekedar makan malam bersama di sebuah mall sampai mereka saling cerita tentang beberapa kasus. Sherli berhenti berjalan dan melihat sekeliling lalu ketakutan lagi karena dari masuk dalam mall diikuti seseorang dan orang itu secara terus terang melihat terus Sherli dengan tatapan mengancam. Sherli segera berhenti melihat dan jantungnya berdegup kencang karena terlalu takut.

"Gimana ini? Kalau gue keluar justru bahaya tapi kalau tetap di sini yang mau gue lakukan apa?" pikir Sherli panik.

Seketika Sherli melihat gerombolan orang yang memakai baju polisi.

"Di sana ada beberapa polisi. Gimana kalau gue melapor?" pikir Sherli.

Sherli berusaha tenang.

"Gue harus jalan ke sana dengan tenang agar penjahat itu gak curiga kalau sebenarnya gue mau menghampiri gerombolan polisi di sana. Kenapa gue selalu dijahati orang?" pikir Sherli sebal.

Sherli berjalan perlahan sampai di gerombolan polisi itu.

"Maaf, Pak"

Salah seorang polisi itu menjawab panggilan Sherli.

"Iya, Dik?"

"Pak, saya minta tolong. Dari tadi saya diikuti orang jahat"

Polisi itu mau berdiri tapi Sherli mencegah.

"...tapi, Pak...jangan berdiri karena khawatir orang itu langsung pergi"

"Posisi orangnya di mana, Dik?"

"Di..."

"Kamu?"

Seketika Sherli mendengar suara seorang pria yang di samping polisi bicara dengan dirinya lalu Sherli menoleh dan melihat pria itu. Ternyata pria itu adalah polisi yang bernama Kres. Sherli merasa tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan Kres.

"Kamu masih di sini? Tidak pulang?" tanya Kres dengan merasa heran.

"Pak, tidak...maksud saya...nanti saya akan menjelaskan tapi tolong sekarang bantu saya. Saya diikuti orang jahat dari awal masuk sini"

Kres mulai mengerutkan dahi dengan melihat terus Sherli.

"Ternyata Adik ini bandel. Kenapa dia tidak pulang saja? Akhirnya gue harus menangani kasusnya lagi" pikir Kres sebal.

Kres berusaha menahan emosinya.

"Di mana posisinya?"

"Saya yakin gak jauh dari tempat saya berdiri di sini. Cowok, pakai baju garis hitam, tidak begitu tinggi"

"Kres, gimana kalau gue bantu juga?" kata Irfan menawarkan diri.

Kres melihat Irfan.

"Kita juga bisa bantu" kata salah seorang polisi yang lain.

"Iya. Di sini begitu ramai. Yakin lo bisa melakukan sendiri?" tanya Irfan.

"Baiklah. Kita berpencar" kata Kres tegas.

"Kres, lebih baik lo yang bersama Adik ini. Gue tetap di posisi yang seperti biasanya. Cuma kita yang tidak memakai baju dinas jadi yang lain harus punya trik untuk sembunyi" kata Irfan.

Polisi lain mengangguk tanda setuju. Kres melihat Sherli.

"Kamu ikut saya. Kita pura-pura jalan bersama"

Sherli mengangguk pelan.

"Gue ke sebelah sana, Kres"kata Irfan dengan menunjuk sebentar arahnya dengan wajah.

Kres mengangguk dan polisi lainnya juga berpencar. Kres dan Sherli jalan bersama.

"Urusan kita belum selesai" kata Kres berhenti berjalan.

Terpopuler

Comments

Jenny Ruiz Pérez

Jenny Ruiz Pérez

Puas hati!

2024-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Perjalanan
2 Pertemuan Awal
3 Dikejar Penjahat
4 Tidak Menyerah
5 Borgol dan Penjara?
6 Sudah Diketemukan
7 Harus Digertak?
8 Pamit Pergi
9 Merepotkan?
10 Di Kost Itu?
11 Masih Nakal
12 Dunia Om
13 Dibawa Angin
14 Tingkatan
15 Ditagih
16 Bukan Adik Polisi
17 Tidak Buruk
18 Pulang atau Tidak?
19 Lancang
20 Ikhlas
21 Penawaran Rahasia
22 Minta Petunjuk
23 Kenalannya
24 Benar Pulang?
25 Undangan
26 Niat Baik
27 Bergejolak
28 Menang Sendiri?
29 Perjanjian
30 Tolol?
31 Sekeras Itu...
32 Sakit?
33 Sempurna?
34 Ditolak?
35 Budak Cinta?
36 Mabuk?
37 Tidak Terima
38 Tahanan...
39 Orang Spesial?
40 Minta Antar?
41 Hubungan yang Dekat
42 Seujung Kuku
43 Tidak Mengakui
44 Digoda
45 Saling Menunggu
46 Ndusel
47 Catatan Author, Kres dan Sherli
48 Kepikiran?
49 Foto Prawedding?
50 Alasan Bertahan
51 Alien?
52 Kejadian
53 Cowok Pintar Menyanyi
54 Ke Rumahnya...
55 Tergoda
56 Optimal Menjaga
57 Pemberian Semangat
58 Segar?
59 Ikatan Batin?
60 Berusaha
61 Jaga Mata
62 Rumah Sakit
63 Setahun
64 LDR?
65 Susah Dijelaskan
66 Terlalu Berat
67 Suatu Hari?
68 After : Bertemu
69 After : KDRT?
70 After : Perayaan Istrinya
71 After : Bisa Diselesaikan
72 After : Kamu Siapa?
73 After : Terkejut
74 After : Mengubah Status?
75 After : Shock
76 After : Dilacak?
77 After : Masih Muda
78 After : Tentang Cinta?
79 After : Menginap
80 After : Bukan Sembarangan
81 After : Menyiksa
82 After : Datang Ke Kantor
83 After : Polisi vs Dokter
84 After : Selalu Menunggu
85 After : Keturunan PATI
86 After : Bengkak?
87 After : Tidak Cinta?
88 After : Menerima?
89 After : Tidak Enak Hati?
90 After : Berpikir Luas
91 After : Wisuda
92 After : Sebuah Kardus
93 After : Mayat Hidup?
94 After : Lebih Sensitif
95 After : Bertindak Seenaknya?
96 After : Pribadi Ganda
97 After : Tempat Resmi
98 After : Intens?
99 After : Hanya Firasat
100 After : Bukan Prioritas
101 After : Ingkar Janji?
102 After : Kasar
103 After : Sekian Lama
104 After : Kebiasaannya
105 After : Berduka
106 After : Murung
107 After : Terpaksa Menikah?
108 After : Pernah Punya
109 After : Tidak Logis
110 After : Semua Batal
111 After : Penggambaran Sosok
112 After : Mengungkapkan Bahagia
113 After : Mesum?
114 After : Acara Reuni
115 After : Hal Tidak Berguna
116 After : Indah
117 After : Tidak Ingat
118 After : Hati Yang Jauh
119 After : Salah Menikah?
120 After : Pergi?
121 After : Secepat Ini...
122 After : Efek Koma
123 After : Saudaranya?
124 After : Rasanya...
125 After : Hukuman
126 After : Sangat Membutuhkan
127 After : Sangat Mulia
128 After : Ditusuk
129 After : Rintihan
130 After : Usaha Ingat
131 After : Keinginan
132 After : Alasannya
133 After : Mau Melepaskan?
134 After : Murni Ceroboh
135 After : Selingkuh?
136 After : Masa Lalu
137 After : Mencintainya
138 After : Janji Menerima
139 After : Percaya?
140 After : Ketika Terpuruk...
141 After : Jangan Menantang...
142 After : Hampir Mati
143 After : Yang Dibutuhkan?
144 After : Tidak Berubah
145 After : Hasil Test
146 After : Dokter Kandungan?
147 After : Rencana Sebelumnya...
148 After : Terlalu Manis
149 After : Pulang
150 After : Andai Memilih
151 After : Jadi Satu
152 After : Mendukung?
153 After : Lama Renggang?
154 After : Memaksa Berhenti
155 After : Minta Hadiah
156 After : Trauma?
157 After : Memang Bosan?
158 After : Ganas
159 After : Naluri Lelaki
160 After : Banyak Memikirkan
161 After : Egois?
162 After : Belajar Ikhlas
163 After : Perempuanku
164 Hai...
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Perjalanan
2
Pertemuan Awal
3
Dikejar Penjahat
4
Tidak Menyerah
5
Borgol dan Penjara?
6
Sudah Diketemukan
7
Harus Digertak?
8
Pamit Pergi
9
Merepotkan?
10
Di Kost Itu?
11
Masih Nakal
12
Dunia Om
13
Dibawa Angin
14
Tingkatan
15
Ditagih
16
Bukan Adik Polisi
17
Tidak Buruk
18
Pulang atau Tidak?
19
Lancang
20
Ikhlas
21
Penawaran Rahasia
22
Minta Petunjuk
23
Kenalannya
24
Benar Pulang?
25
Undangan
26
Niat Baik
27
Bergejolak
28
Menang Sendiri?
29
Perjanjian
30
Tolol?
31
Sekeras Itu...
32
Sakit?
33
Sempurna?
34
Ditolak?
35
Budak Cinta?
36
Mabuk?
37
Tidak Terima
38
Tahanan...
39
Orang Spesial?
40
Minta Antar?
41
Hubungan yang Dekat
42
Seujung Kuku
43
Tidak Mengakui
44
Digoda
45
Saling Menunggu
46
Ndusel
47
Catatan Author, Kres dan Sherli
48
Kepikiran?
49
Foto Prawedding?
50
Alasan Bertahan
51
Alien?
52
Kejadian
53
Cowok Pintar Menyanyi
54
Ke Rumahnya...
55
Tergoda
56
Optimal Menjaga
57
Pemberian Semangat
58
Segar?
59
Ikatan Batin?
60
Berusaha
61
Jaga Mata
62
Rumah Sakit
63
Setahun
64
LDR?
65
Susah Dijelaskan
66
Terlalu Berat
67
Suatu Hari?
68
After : Bertemu
69
After : KDRT?
70
After : Perayaan Istrinya
71
After : Bisa Diselesaikan
72
After : Kamu Siapa?
73
After : Terkejut
74
After : Mengubah Status?
75
After : Shock
76
After : Dilacak?
77
After : Masih Muda
78
After : Tentang Cinta?
79
After : Menginap
80
After : Bukan Sembarangan
81
After : Menyiksa
82
After : Datang Ke Kantor
83
After : Polisi vs Dokter
84
After : Selalu Menunggu
85
After : Keturunan PATI
86
After : Bengkak?
87
After : Tidak Cinta?
88
After : Menerima?
89
After : Tidak Enak Hati?
90
After : Berpikir Luas
91
After : Wisuda
92
After : Sebuah Kardus
93
After : Mayat Hidup?
94
After : Lebih Sensitif
95
After : Bertindak Seenaknya?
96
After : Pribadi Ganda
97
After : Tempat Resmi
98
After : Intens?
99
After : Hanya Firasat
100
After : Bukan Prioritas
101
After : Ingkar Janji?
102
After : Kasar
103
After : Sekian Lama
104
After : Kebiasaannya
105
After : Berduka
106
After : Murung
107
After : Terpaksa Menikah?
108
After : Pernah Punya
109
After : Tidak Logis
110
After : Semua Batal
111
After : Penggambaran Sosok
112
After : Mengungkapkan Bahagia
113
After : Mesum?
114
After : Acara Reuni
115
After : Hal Tidak Berguna
116
After : Indah
117
After : Tidak Ingat
118
After : Hati Yang Jauh
119
After : Salah Menikah?
120
After : Pergi?
121
After : Secepat Ini...
122
After : Efek Koma
123
After : Saudaranya?
124
After : Rasanya...
125
After : Hukuman
126
After : Sangat Membutuhkan
127
After : Sangat Mulia
128
After : Ditusuk
129
After : Rintihan
130
After : Usaha Ingat
131
After : Keinginan
132
After : Alasannya
133
After : Mau Melepaskan?
134
After : Murni Ceroboh
135
After : Selingkuh?
136
After : Masa Lalu
137
After : Mencintainya
138
After : Janji Menerima
139
After : Percaya?
140
After : Ketika Terpuruk...
141
After : Jangan Menantang...
142
After : Hampir Mati
143
After : Yang Dibutuhkan?
144
After : Tidak Berubah
145
After : Hasil Test
146
After : Dokter Kandungan?
147
After : Rencana Sebelumnya...
148
After : Terlalu Manis
149
After : Pulang
150
After : Andai Memilih
151
After : Jadi Satu
152
After : Mendukung?
153
After : Lama Renggang?
154
After : Memaksa Berhenti
155
After : Minta Hadiah
156
After : Trauma?
157
After : Memang Bosan?
158
After : Ganas
159
After : Naluri Lelaki
160
After : Banyak Memikirkan
161
After : Egois?
162
After : Belajar Ikhlas
163
After : Perempuanku
164
Hai...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!