Bab 20

2 minggu kemudian.

Pagi-pagi sekali Vania sudah nampak cantik dengan dress berwarna hitam yang terlihat kontras dengan warna kulitnya yang putih.

Rambut panjang wanita itu juga sudah di tata sedemikian rupa hingga nampak bergelombang dan indah.

Dengan wajah sumringahnya, Vania berjalan menuju kamar sebelah untuk menemui sang suami tercinta yang baru pulang dari luar kota tadi malam.

Ririn bilang, tuan Betrand pulang pukul 02.00 dini hari, saat Vania sudah terlelap dalam tidurnya. Jadi Vania belum sempat bertemu dengan sang suami tadi malam.

Tok tok tok

"Kak boleh aku masuk?" Tanya Vania sembari mengetuk pintu kamar sang suami. Namun hening tak ada jawaban.

"Aku masuk ya." Ucap Vania lagi sembari medorong handle pintu kamar Betrand.

"Kak? Kakak dimana?" Vania menacari sosok sang suami kesetiap sudut kamar. Namun tak ada siapapun di kamar besar dan mewah itu. Membuat wajah ceria Vania seketika berubah jadi sendu.

"Nyonya? Ternyata anda di sini." Ririn bisa bernapas lega saat melihat nyonya Vania ternyata ada di kamar tuan Betrand.

Ririn yang pamit sebentar untuk mempersiapkan sarapan untuk nyonya Vania di dapur. Di buat panik karna saat ia kembali ke kamar, nyonya Vania sudah tidak ada di sana, bahkan tidak ada dimanapun.

Ririn pikir nyonya Vania pergi dari penthouse tanpa bilang-bilang. Nyaris saja Ririn membuat laporan pada tuan Betrand tentang nyonya Vania yang tiba-tiba menghilang, namun urung saat mendengar suara gaduh yang bersumber dari kamar tuan Betrand.

"Rin, dimana suamiku? Kau bilang kak Betrand sudah pulang dari Batam?" Mata Vania berotasi kesetiap sudut ruangan, masih mencari-cari sosok sang suami yang teramat Ia rindukan.

"Tuan Betrand sudah pergi ke kantor 10 menit yang lalu nyonya." Beritahu Ririn dengan sangat hati-hati, takut melukai perasaan nyonya Vania.

"Sudah pergi?" Beo Vania sembari mengerutkan dahinya.

"Kenapa kak Betrand pergi tanpa menemui aku terlebih dahulu? Bukankah sudah lama kami tidak bertemu?" Lirih Vania. Raut kekecewaan nampak jelas dari wajah cantik wanita itu.

"Tuan Betrand bilang, pagi ini ada meeting dengan klien penting nyonya. Dan saat tuan Betrand akan pergi ke kantor, nyonya Vania masih mandi. Jadi tuan Betrand tidak sempat pamit pada anda nyonya." Ririn menjelaskan. Vania semakin menundukan wajahnya dengan netra yang sudah memerah karna menahan tangis.

"Tapi tuan Betrand menitipkan ini untuk anda nyonya." Ucap Ririn lagi, membuat senyum di wajah cantik Vania kembali mengembang.

"Apa itu? Berikan padaku." Tanya Vania antusias.

"Ini nyonya." Ririn menyerahkan sebuah amplop coklat pada sang majikan.

Vania meraih amplop itu dengan wajah sumringah. Kemudian membukanya dengan antusias.

Ririn tersenyum simpul kala melihatan perubahan mood sang majikan yang dapat berubah-ubah dalam waktu singkat. "Mungkin bawaan hamil." Pikir Ririn.

"Kenapa kak Betrand memberiku ini?" Tanya Vania sembari membolak-balikan kartu berwarna hitam yang baru ia keluarkan dari amplop yang diberikan Betrand. Vania bukannya tidak tahu apa kegunaan kartu ajaib itu, karna Vania sudah sering melihat kak Khanza menggunakan kartu itu saat hendak mentraktir dirinya dan kedua adiknya saat sedang jalan-jalan di mall.

Hanya saja Vania merasa heran kenapa sang suami memberikannya black card, sedangkan nafkah bulanan yang Betrand berikan saja belum Vania gunakan sedikitpun.

"Ini ada suratnya nyonya. Bacalah." Beritahu Ririn sembari menunjukan secarik kertas yang menyembul dari amplop coklat yang di genggam nyonya Vania.

"Ah iya, kenapa aku tidak melihatnya." Vania merutuki kecerobohannya sendiri.

"Gunakan kartu ini untuk memenuhi kebutuhanmu. Belilah apapun yang kau inginkan dan minta Ririn untuk menanimu berbelanja." Vania membaca isi surat dari Betrand.

"Kenapa harus Ririn yang menemaniku kak? Memangnya yang suamiku itu kau atau Ririn?" Batin Vania.

"Tuan Betrand pasti sibuk nyonya, jadi tidak bisa menemani anda berbelanja?" Ucap Ririn yang seakan paham dengan isi hati nyonya Vania.

"Kalau begitu aku akan menunggu sampai kak Betrand tidak sibuk lagi dan punya waktu untuk menemaniku." Ucap Vania dengan senyum simpulnya.

***

***

Kantor Giant group.

"T-tuan? Kenapa pagi-pagi sekali anda sudah ada di kantor?" Mata Roy membelalak tajam saat melihat tuan Betrand sudah duduk di kursi kebesarannya, padahal jam baru menunjukan pukul 06.30 pagi.

"Bukankah aku sudah mengatakan kalau anda bisa cuti selama beberapa hari. lagi pula tidak ada hal penting yang bisa anda kerjakan di kantor hari ini tuan." Beritahu Roy dengan suara lantangnya.

"Padahal kemarin sudah aku bilang pada tuan Betrand untuk ambil cuti selama beberapa hari setelah pulang dari Batam. Tapi pria keras kepala itu malah sudah tiba di kantor lebih dulu dariku." Umpat Roy dalam hati.

"Berani sekali kau mengaturku! Memangnya siapa bosnya di kantor ini?!" Hardik Betrand dengan rahangnya yang mengeras.

"Tentu saja anda tuan." Balas Roy sembari menundukan kepalanya.

"Dasar aneh! Aku rela kerja lembur dan menghandle semua pekerjaannya selama beberapa hari agar dia bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan istrinya. Tapi dia malah marah-marah." Umpat Roy dengan nada yang sangat pelan. Namun Betrand tetap bisa mendengarnya.

"Apa kau sudah bosan bekerja di tempat ini Roy?!"

"Tidak taun. Maafkan atas sifat lancangku." Balas Roy cepat. Kalau dia sampai dipecat ketiga anaknya akan makan apa nanti.

Sepanjang hari itu, Betrand dan Roy hanya berleha-leha saja di kantor. Karna semua pekerjaan mereka telah mereka selesaikan selama di Batam kemarin. Hanya sesekali saja Mona sekretaris baru Betrand akan datang ke ruangan sang presdir untuk meminta tanda tangan.

Waktu terasa lebih lambat bagi Betrand, karna pria itu tidak melakukan apapun sedari tadi selain memainkan ponselnya. Hingga tibalah waktu makan siang yang sudah Betrand tunggu-tunggu.

"Roy, pesankan Rice box dari Rins Restoran untukku!" Titah Betrand pada sang asisten.

"Baik tuan." Jawab Roy patuh.

Ceklek

Namun belum sempat Roy memesan makanan untuk tuan Betrand, terdengar suara pintu dibuka dari luar.

"Hi semuanya, aku datang." Ucap Vania dengan wajah sumringahnya.

Saking antusiasnya akan bertemu sang suami, Vania langsung masuk begitu saja ke ruang kerja Betrand tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Aku datang membawa makan siang untuk suamiku." Wanita cantik itu tidak datang dengan tangan kosong. Ada rantang berisi makan siang untuk sang suami di tangannya.

"Wah, kau datang di saat yang tepat nyonya Vania. Baru saja aku akan---" Belum sempat Roy menyelesaikan perkataannya, Betrand keburu menyela ucapan Roy.

"Kami baru saja akan pergi makan siang di luar dengan klien bisnis." Ucap Betrand lugas.

"Benarkah? Jadi aku datang di saat yang tidak tepat ya?" Lirih Vania. Padahal Vania sudah memesan menu spesial di restoran sea food milik sang mama, bahkan mama Sarah sendiri yang memasaknya khusus untuk sang menantu. Sedangkan Vania belum sanggup untuk masak sendiri, Vania akan merasa mual tiap menyium bau bumbu masakan.

"Kau simpanlah makanan itu di atas meja, nanti aku akan memakannya." Ucap Betrand sembari membelai lembut puncak kepala sang istri.

"Ayo kita pergi. Kita jangan membuat klien menunggu terlalu lama." Ucap Betrand pada sang asisten. Tapi bukannya menuruti perintah tuan Betrand, Roy malah menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Klien bisnis? Klien yang mana? Bukankah kita tidak ada janji dengan siapapun hari ini." Batin Roy bertanya-tanya.

"Cepatlah Roy, atau aku akan memecatmu!" Ancam Betrand.

"Baik tuan." Bergegas Roy mengejar tuan Betrand yang sudah lebih dulu pergi dari ruangannya. Meninggalkan Vania dengan wajah sendunya.

"Rin?" Vania menatap ke arah sang asisten pilihan Betrand yang akhir-akhir ini tak pernah jauh darinya.

"Iya nyonya." Balas Ririn.

"Kenapa aku merasa kak Betrand sedang menghindariku ya?" Tanya Vania.

"Tidak nyonya, itu hanya perasaan anda saja." Ririn mencoba menenangkan nyonya Vania agar tak berpikir yang tidak-tidak tentang tuan Betrand.

"Benarkah? Semoga saja begitu." Ucap Vania lirih.

***

Vania terus menunggu Betrand memiliki waktu untuknya, hingga waktu terus berlalu.

Namun sampai kandungan Vania sudah memasuki usia 7 bulan. Betrand tidak pernah ada waktu untuk sang istri. Bisa di hitung pakai jari berapa kali Vania bertemu dengan suaminya sendiri walaupun mereka tinggal di bawah satu atap yang sama.

Memang hampir setiap hari Betrand akan pulang ke penthousenya. Namun pria itu datang di saat Vania sudah terlelap dan pergi pagi-pagi sekali sebelum Vania bangun dari tidurnya.

Betrand sengaja tak ingin terlalu sering bertemu dengan Vania. Agar saat bayi mereka lahir nanti, betrand bisa segera menceraikan Vania tanpa membuat hati wanita itu terlalu terluka.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Tasya

Tasya

Kasihan x Vania ini..
Tinggalkan aja Suami Bodat mu itu Vania..biar dirasaknnya dulu gimana rasanya Kehilangan Istri..
Sedih lihat Nasib mu Vania.

2024-08-16

3

harwanti unyil

harwanti unyil

seharusnya dari sini km sudah tau vania jika km tak di harapkan oleh suami mu lebih baik pergi hidup sendiri bersama anak mu tunjukkan jika km bisa hidup sendiri bukan terus bertahan dengan suami yg tak mengharapkan mu

2024-08-15

4

Uthie

Uthie

Duhhh... Jahatnya 🤨
bikin nyesel aja nanti Vania 😡😤

2024-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Putri Yang Hilang bab 1
84 Putri Yang Hilang Bab 2
85 Putri Yang Hilang Bab 3
86 Putri Yang Hilang Bab 4
87 Putri Yang Hilang Bab 5
88 Putri Yang Hilang Bab 6
89 Putri Yang Hilang Bab 7
90 Putri Yang Hilang Bab 8
91 Putri Yang Hilang Bab 9
92 Putri Yang Hilang Bab 10
93 Promo Karya Baru
94 Putri Yang Hilang Bab 11
95 Putri Yang Hilang Bab 12
96 Putri Yang Hilang Bab 13
97 Putri Yang Hilang Bab 14
98 Putri Yang Hilang Bab 15
99 Putri Yang Hilang Bab 16
100 Putri Yang Hilang Bab 17
101 Putri Yang Hilang Bab 18
102 Putri Yang Hilang Bab 19
103 Putri Yang Hilang Bab 20
104 Putri Yang Hilang Bab 21
105 Putri Yang Hilang Bab 22
106 Putri Yang Hilang Bab 23
107 Putri Yang Hilang Bab 24
108 Putri Yang Hilang Bab 25
109 Putri Yang Hilang Bab 26
110 Putri Yang Hilang Bab 27
111 Putri Yang Hilang Bab 28
112 Putri Yang Hilang Bab 29
113 PYH Bab 30
114 PYH Bab 31
115 PYH Bab 32
116 PYH Bab 33
117 PYH Bab 34
118 PYH Bab 35
119 PYH Bab 36
120 PYH Bab 37
121 PYH Bab 38
122 PYH Bab 39
123 PYH Bab 40
124 PYH Bab 41
125 PYH Bab 42
126 PYH Bab 43
127 PYH Bab 44
128 PYH Bab 45
129 PYH Bab 46
130 PYH Bab 47
131 PYH Bab 48
132 PYH Bab 49
133 PYH Bab 50
134 PYH Bab 51
135 PYH Bab 52
136 Promo Karya Baru
137 Extra Part
138 Promo Karya Baru
139 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Putri Yang Hilang bab 1
84
Putri Yang Hilang Bab 2
85
Putri Yang Hilang Bab 3
86
Putri Yang Hilang Bab 4
87
Putri Yang Hilang Bab 5
88
Putri Yang Hilang Bab 6
89
Putri Yang Hilang Bab 7
90
Putri Yang Hilang Bab 8
91
Putri Yang Hilang Bab 9
92
Putri Yang Hilang Bab 10
93
Promo Karya Baru
94
Putri Yang Hilang Bab 11
95
Putri Yang Hilang Bab 12
96
Putri Yang Hilang Bab 13
97
Putri Yang Hilang Bab 14
98
Putri Yang Hilang Bab 15
99
Putri Yang Hilang Bab 16
100
Putri Yang Hilang Bab 17
101
Putri Yang Hilang Bab 18
102
Putri Yang Hilang Bab 19
103
Putri Yang Hilang Bab 20
104
Putri Yang Hilang Bab 21
105
Putri Yang Hilang Bab 22
106
Putri Yang Hilang Bab 23
107
Putri Yang Hilang Bab 24
108
Putri Yang Hilang Bab 25
109
Putri Yang Hilang Bab 26
110
Putri Yang Hilang Bab 27
111
Putri Yang Hilang Bab 28
112
Putri Yang Hilang Bab 29
113
PYH Bab 30
114
PYH Bab 31
115
PYH Bab 32
116
PYH Bab 33
117
PYH Bab 34
118
PYH Bab 35
119
PYH Bab 36
120
PYH Bab 37
121
PYH Bab 38
122
PYH Bab 39
123
PYH Bab 40
124
PYH Bab 41
125
PYH Bab 42
126
PYH Bab 43
127
PYH Bab 44
128
PYH Bab 45
129
PYH Bab 46
130
PYH Bab 47
131
PYH Bab 48
132
PYH Bab 49
133
PYH Bab 50
134
PYH Bab 51
135
PYH Bab 52
136
Promo Karya Baru
137
Extra Part
138
Promo Karya Baru
139
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!