"Tentu saja tidak, malam itukan aku sedang mabuk." Balas pria tampan blasteran Amerika Indonesia itu.
"Sebaiknya anda berhenti mabuk-mabukan tuan! karna anda tidak akan sadar dengan apa yang terjadi di sekitar anda saat anda sedang mabuk." Ucap Vania sembari berlalu meninggalkan ruang kerja sang presdir.
"Hey, berani sekali kau menasehatiku!" Teriak Betrand namun tak dihiraukan oleh Vania.
"Vania? Vania? Aku belum selesai bicara---" Ucapan Betrand terhenti saat Vania membanting pintu dengan kasar.
Brak!
Suara pintu yang di banting oleh Vania membuat Roy yang hendak menuju ruang sang presdir jadi melonjak kaget.
"Astaga baby? Apa yang terjadi? Apa tuan Betrand menolak cintamu lagi?" Tanya Roy beruntun, sembari mengusap dadanya.
Vania tak menjawab, tapi sorot matanya yang tajam menatap ke arah Roy.
"Sudahlah Vania, berhenti mengejar cinta pria dingin itu dan jadikanlah aku kekasihmu." Roy mengedipkan sebelah matanya ke arah wanita cantik itu.
"Jangan ganggu aku sekarang kak! Moodku sedang kurang bagus!" Ucap Vania sembari berlalu meninggalkan Roy.
"Cih, Roy saja masih di panggil dengan sebutan kakak olehnya. Kenapa dia memanggilku tuan?" Ucap Betrand tak terima.
"Tuan, apa yang anda lakukan pada nona Vania? Kenapa nona Vania marah-marah seperti itu?" Tanya Roy saat melihat sang presdir sedang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya.
Tadinya Betrand hendak mengejar Vania dan meminta penjelasan atas perubahan sikap wanita itu kepadanya. Namun urung saat melihat sang asisten ada di sana pula.
"Mana aku tahu? Mungkin dia sedang datang bulan?" Jawab Betrand asal. Lalu menutup pintu ruang kerja kerjanya dengan kasar.
"Astaga! Ada apa dengan semua orang hari ini." Roy tak habis pikir.
"Tapi yang dikatakan tuan Betrand ada benarnya juga, para mantan istriku selalu bersikap seperti itu saat sedang datang bulan." Roy mengangguk-anggukan kepalanya.
***
***
"Maafkan atas sikap putri saya jeng Lisa, saya janji akan membujuk Vania agar mau meneruskan perjodohan ini." Ucap Sarah sembari menundukan kepalanya. Wanita paruh baya itu tidak punya muka untuk menatap wajah mantan calon besannya setelah Vania memutuskan perjodohan ini secara sepihak.
"Tidak usah jeng Sarah! Karna saya akan menjodohkan Keanu dengan Indira putri dari jeng Wulan." Balas Lisa dengan wajah juteknya. Lisa begitu kesal karna putra kebanggaan yang merupakan manager di salah satu bank terbesar di negara ini telah di tolak oleh Vania yang hanya seorang sekretaris saja.
"Mana bisa begitu jeng, saya kan yang lebih dulu mengusulkan perjodohan diantara anak-anak kita. Tidak seharusnya jeng Lisa menerima usul jeng Wulan untuk menjodohkan nak Keanu dengan putrinya." Kata Sarah yang tak terima putrinya gagal menikah lagi tahun ini.
Sarah tidak mau putri cantiknya dilabeli sebagai perawan tua oleh teman arisan serta tetangga komplek tempatnya tinggal.
"Jeng Sarah ini bagaimana sih?! Jelas-jelas Vania yang menolak perjodohan ini, jadi hak saya dong untuk menjodohkan Keanu dengan wanita lain." Ucap Lisa dengan rahangnya yang mengeras.
"Saya sudah ikhlas dengan keputusan Vania. Masih bagus saya tidak menuntut keluarga kalian, karna kalian telah mempermalukan keluarga kami." Lanjut Lisa lagi sembari menghembuskan napas beratnya.
"Maafkan atas sikap lancang Vania jeng Lisa." Ucap Sarah penuh rasa sesal.
"Sudahlah kita lupakan saja. Mungkin anak-anak kita memang tidak berjodoh." Kata Lisa dengan senyuman yang mengembang di bibir merahnya.
"Terima kasih jeng." Balas Sarah.
"Begini jeng, maksud dari kedatangan saya kemari untuk meminta kembali barang-barang serta uang dapur yang kemarin saya berikan pada keluarga anda. Pernikahan anak-anak kita kan sudah dibatalkan, jadi sudah seharusnya anda mengembalikan semua barang dan uang pemberian dari kami. Karna barang-barang itu rencananya akan kami gunakan untuk melamar Indira putri jeng Wulan." Ucap Lisa panjang lebar.
"B-baiklah, saya pasti akan mengembalikan semuanya. Tapi beri saya waktu." Ucap Sarah dengan wajah gusarnya. Pasalnya uang pemberian jeng Lisa telah Sarah gunakan semuanya untuk persiapan acara lamaran Keanu dan Vania besok.
"Baiklah, saya beri anda waktu 24 jam untuk mengembalikan uang dan barang-barang tersebut. Jika tidak terpaksa saya dan suami saya akan menempuh jalur hukum." Ancam Lisa.
"Jalur hukum? Maksud jeng Lisa polisi?" Tanya Sarah dengan raut wajah ketakutan.
"Ya." Jawab Lisa.
"Saya mohon jangan lapor pada polisi jeng Lisa, saya janji akan mengembalikan uang dan barang-barang itu secepatnya." Mohon Sarah dengan wajah memelasnya.
"Kitakan sudah lama berteman. Jadi mohon kebijakannya jeng Lisa" Lanjut Sarah lagi.
"Jeng Sarah...jeng Sarah..." Lisa menggelengkan kepalanya.
"Yang tadinya keluarga saja bisa jadi bermusuhan jika berurusan dengan uang, apalagi cuma teman." Cicit Lisa dengan senyum yang menyungging di bibir merahnya.
Glek! Sarah hanya bisa menelan salivanya saat mendengar ucapan Lisa.
"Maaf ya jeng, saya tidak bisa lama-lama di sini." Ucap Lisa setelah meneguk teh manis yang memang di suguhkan untuknya. Berbicara dengan Sarah mampu membuat tenggorokan Lisa jadi terasa kering.
"Saya sudah ditunggu jeng Wulan untuk membicarakan konsep pernikahan Keanu dan Indira." Ucap Lisa lagi penuh dengan nada sindiran.
"I-iya jeng. Hati-hati." Balas Sarah dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.
"Kalian pikir bisa hidup dengan tenang setelah mempermainkan keluarga kami." Batin Lisa dengan seringai licik di wajahnya.
Setelah itu wanita dengan gaya hedon itu berlalu dari hadapan Sarah tanpa cipika-cipiki seperti biasanya.
"Ini semua gara-gara Vania!" Umpat Sarah dengan tangan yang mengepal di atas paha, sembari menatap punggung Lisa yang semakin menjauh kemudian menghilang di balik pintu.
***
Tok Tok Tok
Sarah mengetuk pintu apartemen Vania dengan tidak sabaran. Wajahnya memancarkan aura kemarahan yang siap untuk meledak kapan saja.
Cek lek
Pintu itu akhirnya terbuka setelah Sarah menunggu selama lima menit.
"Mama, ada apa mah?" Tanya Vania dengan muka bantalnya. Gara-gara mendengar suara ketukan pintu Vania jadi terbangun dari tidurnya.
"Ada apa?! Ada apa?! Kamu malah enak-enakan tidur ya setelah membuat masalah untuk mama!" Sarah menjambak rambut panjang milik sang putri dengan kasar.
"Aw sakit mah!" Vania berusaha melepaskan diri dari cengkraman sang mama.
"Hem, sakit ya? Lebih sakit mana dengan hati mama Vania?" Pekik Sarah lagi sembari memukul-mukul tubuh Vania.
"Ampun mah, memangnya apa yang sudah aku lakukan sampai mama marah seperti ini?" Tanya Vania yang sudah pasrah menerima semua pukulan dari sang mama.
"Karna keputusan kamu membatalkan pernikahan seenaknya, mama jadi harus mengembalikan semua barang dan uang yang telah diberikan keluarga jeng Lisa. Sedangkan uangnya sudah mama pakai untuk mempersiapkan acara lamaran kamu besok." Sarah menjewer kuping Vania.
"Maaf mah, aku memang salah. Tapi aku janji akan mengembalikan barang dan uang yang diberikan tante Lisa." Vania merintih kesakitan.
"Benarkah? Kamu akan mengembalikan uang itu?" Tanya Sarah yang kini sudah lebih tenang setelah mendengar ucapan Vania.
"Iya, memangnya berapa uang yang harus kita kembalikan pada tante Lisa mah?" Tanya Vania sembari merapihkan pakaian dan rambutnya yang acak-acakan akibat ulah sang mama.
"2 Milyar." Jawab Sarah.
"Apa!!!" Vania menjambak rambutnya sendiri.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Uthie
Masa lamaran dikasih gede gtu sihhh 😂
2024-08-03
2
Cantika
Benar itu, intinya uang di atas segalanya 😂
2024-08-03
2