bab 7

"Senang bisa bekerja sama dengan anda tuan. Semoga dengan terjalinnya kerjasama ini, perusahaan kita akan menjadi semakin berjaya di mata dunia." Ucap Betrand Sembari menjabat tangan tuan Miller.

"Ini berkat nona Vania tuan Betrand." Tuan Miller menatap ke arah wanita cantik di hadapannya.

"Nona Vania sangat berbakat dalam meyakinkan sesorang, membuat saya tidak merasa ragu lagi untuk meneruskan kerja sama ini." Pujian dari tuan Miller membuat pipi Vania berona merah.

"Terima kasih tuan." Ucap wanita cantik itu sembari menundukan kepalanya.

"Anda benar sekali tuan, nona Vania memang pandai dalam meyakinkan dan mencuri hati seseorang. Termasuk hatiku ini yang telah lama dicuri olehnya." Roy menimpali perkataan tuan Miller sembari tertawa, karna sedari tadi Betrand hanya diam membisu dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan.

"Ya anda benar tuan Roy. Seandainya aku punya anak laki-laki yang sudah dewasa, pasti akan aku jodohkan dengan nona Vania. Sayangnya anak laki-laki tertuaku baru berusia 15 tahun sekarang." Ucap Tuan Miller sembari tertawa renyah.

"Apa anda mau jadi istri keduaku saja nona Vania?" Tanya tuan Miller dengan maksud untuk bercanda. Karna yang sesungguhnya tuan Miller tidak mungkin mengkhianati istrinya, karna semua harta kekayaan dan aset milik pria 40 tahunan itu atas nama istrinya.

Candaan tuan Miller membuat Roy dan Vania tertawa renyah, kecuali Betrand yang masih memasang wajah datarnya.

"Ha..ha...anda berani sekali tuan? Bagaimana kalau istri anda mendengarnya?" Cicit Roy sembari tertawa renyah.

"Tentu saja aku tidak berani tuan Roy." Balas tuan Miller sembari tertawa pula.

"Ehem. Apa anda yakin tidak akan ikut makan siang bersama kami tuan?" Tanya Betrand masih dengan wajah datarnya. Betrand mengatakan semua itu agar tuan Miller segera pergi dan berhenti berbicara omong kosong tentang Vania.

Pertanyaan Betrand membuat tuan Miller yang semula asik bersenda gurau dengan Roy dan Vania jadi teringat kembali dengan kesibukannya.

"Maaf tuan Betrand, sepertinya saya tidak bisa ikut makan siang dengan kalian. Karna siang ini juga saya harus pulang kembali ke Malaysia." Ucap tuan Miller dengan wajah penuh rasa sesal.

Sebenarnya tuan Miller ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan Roy dan Vania yang menurutnya menyenangkan, tapi apalah daya karna kesibukannya menghalangi keinginan pria itu.

Setelah berpamitan dengan Betrand, Vania, dan juga Roy. Akhirnya pria berwajah oriental itu pergi meninggalkan cafe elegance.

Dengan perginya tuan Miller maka berakhirlah meeting kali ini, dengan keputusan akhir berupa kerja sama antar 2 perusahaan besar di asia tenggara.

"Cepat habiskan makan siangmu, setelah itu ikut aku ke kantor!" Titah Betrand sembari menatap tajam pada Vania.

"Tidak mau! Seharusnya aku sedang cuti hari ini. Tapi tuan malah menarikku ke meja meeting ini." Protes Wanita bermata coklat itu sembari menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Kau!" Betrand menunjuk Vania yang sedang menatap intens ke arahnya.

"Berani kau menolak perintahku?!" Pekik Betrand dengan rahangnya yang mengeras.

Pria itu masih tak percaya jika Vania berani menolak perintahnya, karna selama ini wanita itu sangat penurut kepadanya. Bahkan Vania sampai rela tidak menghadiri acara ulang tahun keponakan kembarnya hanya demi menemani Betrand dinas ke luar kota.

"Tentu saja aku berani." Balas Vania, untuk pertama kali dalam hidupnya wanita itu berani menolak perintah pria yang dicintainya.

Namun keberanian Vania tidak berlangsung lama, karna 30 menit kemudian dia sudah berada di kantor Giant Group, lebih tepatnya lagi di dalam ruang kerja sang presdir.

"Duduklah! Kenapa kau hanya diam?" Titah Betrand saat melihat sang sekretaris hanya berdiri mematung sembari menatap lekat ke arah sofa di ruang kerja sang presdir yang telah berubah warna dan bentuknya.

"K-kenapa anda mengganti sofa anda dengan yang baru?" Tanya Vania dengan wajah sendunya. Karna di sofa lama itulah Vania kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.

"Ck. Pertanyaan macam apa itu?" Betrand balik bertanya sembari mengerutkan dahinya.

"Lagipula sejak kapan kau peduli aku mengganti sofanya atau tidak?" Lanjut Betrand lagi. Pasalnya ini sudah yang ke 3 kalinya Betrand mengganti sofa di ruang kerjanya tahun ini, tapi kenapa Vania baru protes sekarang?.

Dan tatapan mata itu? Betrand melihat ada yang berbeda dari cara Vania menatapnya. Jika sebelumnya Vania selalu menatap dirinya dengan tatapan penuh cinta tapi tidak dengan hari ini.

Mata Vania terlihat sendu dan wanita yang selalu terlihat ceria itu menjadi lebih pendiam.

"Hey, apa kau sakit?" Tanya Betrand sembari menangkup wajah Vania yang kini sudah duduk di sebelahnya.

Deg!

Sentuhan Betrand membuat darah Vania berdesir hebat, Vania kembali teringat dengan malam panas yang mereka lalui semalam.

"Kau tidak demam, tapi wajahmu terlihat pucat." Ucap Betrand sembari menatap lekat wajah wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Bukannya sudah aku bilang kalau aku sedang tidak enak badan, tapi tuan masih saja memaksaku untuk bekerja." Ucap Vania sembari menepis tangan Betrand dari wajahnya.

"Apa tuan?" Heran Bertand sembari mengerutkan dahinya, karna biasanya Vania akan memanggil dirinya dengan sebutan kakak jika mereka sedang berdua saja.

"Sepertinya kau memang sedang sakit, pulanglah! Satu jam lagi aku juga harus pergi untuk meninjau proyek baru kita di lapangan." Titah Betrand.

"Baiklah." Balas Vania dengan wajah datarnya.

"Aneh? Biasanya dia akan protes jika aku menyuruhnya pulang lebih cepat. Setelah itu dia akan mengikuti kemanapun aku pergi seharian." Gumam Betrand dalam hatinya.

"Tunggu Vania!" Vania yang semula akan keluar dari ruangan sang presdir jadi mengurungkan niatnya karna mendengar panggilan dari pria yang di cintainya.

"Ada apa kak? Apa kakak sudah mengingat kejadian semalam dan akan bertanggung jawab untuk menikahiku." Ucap Vania tapi hanya ia ucapkan di dalam hati saja.

"Ada apa tuan?" Tanya Vania akhirnya.

"Apa, tuan lagi? Ada apa sebenarnya denganmu Vania? Apa kau marah padaku?" Tanya Betrand, ia sungguh tidak terbiasa dengan panggilan tuan dari Vania saat mereka hanya berdua seperti sekarang. Namun gadis itu hanya diam sembari menundukan kepalanya.

"Ini, ambilah Hpmu." Ucap Betrand setelah menghela napas atas sikap diam Vania. Betrand menyerahkan ponsel yang sejak pagi ia simpan di saku celananya pada sang pemilik.

"Sejak tadi Hpmu tidak berhenti bergetar, jadi aku mematikannya saja." Lanjut Betrand lagi.

"Kenapa Hp milikku ada pada anda tuan?" Tanya Vania.

"Kau meninggalkannya di meja kerjamu, jadi aku menyimpannya agar tidak hilang." Jawab Betrand apa adanya.

"Kenapa ponselmu tertinggal di meja kerjamu Vania? Bukannya kemarin kau izin pulang lebih awal. Dan aku tidak melihat ada ponsel ini ada di meja kerjamu kemarin malam." Tanya Betrand.

Setelah Vania pulang, Betrand sempat pergi ke meja sang sekretaris untuk mengambil beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani hari itu. Tapi Betrand tak menemukan ada ponsel Vania di sana.

"Apa anda benar-benar tidak mengingat kejadian semalam tuan?" Tanya Vania dengan wajah sendunya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Cantika

Cantika

Udah mulai merasa kehilangan rupanya, padahal Vania berubah juga gara-gara kamu 😌

2024-08-02

2

Cantika

Cantika

karna sofa itu sofa bersejarah, tempat dimana Vania kehilangan kesuciannya

2024-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Putri Yang Hilang bab 1
84 Putri Yang Hilang Bab 2
85 Putri Yang Hilang Bab 3
86 Putri Yang Hilang Bab 4
87 Putri Yang Hilang Bab 5
88 Putri Yang Hilang Bab 6
89 Putri Yang Hilang Bab 7
90 Putri Yang Hilang Bab 8
91 Putri Yang Hilang Bab 9
92 Putri Yang Hilang Bab 10
93 Promo Karya Baru
94 Putri Yang Hilang Bab 11
95 Putri Yang Hilang Bab 12
96 Putri Yang Hilang Bab 13
97 Putri Yang Hilang Bab 14
98 Putri Yang Hilang Bab 15
99 Putri Yang Hilang Bab 16
100 Putri Yang Hilang Bab 17
101 Putri Yang Hilang Bab 18
102 Putri Yang Hilang Bab 19
103 Putri Yang Hilang Bab 20
104 Putri Yang Hilang Bab 21
105 Putri Yang Hilang Bab 22
106 Putri Yang Hilang Bab 23
107 Putri Yang Hilang Bab 24
108 Putri Yang Hilang Bab 25
109 Putri Yang Hilang Bab 26
110 Putri Yang Hilang Bab 27
111 Putri Yang Hilang Bab 28
112 Putri Yang Hilang Bab 29
113 PYH Bab 30
114 PYH Bab 31
115 PYH Bab 32
116 PYH Bab 33
117 PYH Bab 34
118 PYH Bab 35
119 PYH Bab 36
120 PYH Bab 37
121 PYH Bab 38
122 PYH Bab 39
123 PYH Bab 40
124 PYH Bab 41
125 PYH Bab 42
126 PYH Bab 43
127 PYH Bab 44
128 PYH Bab 45
129 PYH Bab 46
130 PYH Bab 47
131 PYH Bab 48
132 PYH Bab 49
133 PYH Bab 50
134 PYH Bab 51
135 PYH Bab 52
136 Promo Karya Baru
137 Extra Part
138 Promo Karya Baru
139 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Putri Yang Hilang bab 1
84
Putri Yang Hilang Bab 2
85
Putri Yang Hilang Bab 3
86
Putri Yang Hilang Bab 4
87
Putri Yang Hilang Bab 5
88
Putri Yang Hilang Bab 6
89
Putri Yang Hilang Bab 7
90
Putri Yang Hilang Bab 8
91
Putri Yang Hilang Bab 9
92
Putri Yang Hilang Bab 10
93
Promo Karya Baru
94
Putri Yang Hilang Bab 11
95
Putri Yang Hilang Bab 12
96
Putri Yang Hilang Bab 13
97
Putri Yang Hilang Bab 14
98
Putri Yang Hilang Bab 15
99
Putri Yang Hilang Bab 16
100
Putri Yang Hilang Bab 17
101
Putri Yang Hilang Bab 18
102
Putri Yang Hilang Bab 19
103
Putri Yang Hilang Bab 20
104
Putri Yang Hilang Bab 21
105
Putri Yang Hilang Bab 22
106
Putri Yang Hilang Bab 23
107
Putri Yang Hilang Bab 24
108
Putri Yang Hilang Bab 25
109
Putri Yang Hilang Bab 26
110
Putri Yang Hilang Bab 27
111
Putri Yang Hilang Bab 28
112
Putri Yang Hilang Bab 29
113
PYH Bab 30
114
PYH Bab 31
115
PYH Bab 32
116
PYH Bab 33
117
PYH Bab 34
118
PYH Bab 35
119
PYH Bab 36
120
PYH Bab 37
121
PYH Bab 38
122
PYH Bab 39
123
PYH Bab 40
124
PYH Bab 41
125
PYH Bab 42
126
PYH Bab 43
127
PYH Bab 44
128
PYH Bab 45
129
PYH Bab 46
130
PYH Bab 47
131
PYH Bab 48
132
PYH Bab 49
133
PYH Bab 50
134
PYH Bab 51
135
PYH Bab 52
136
Promo Karya Baru
137
Extra Part
138
Promo Karya Baru
139
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!