Xing Yi memusatkan energi langit dan bumi keseluruhan tubuhnya. Hawa panas mulai menyebar memenuhi setiap sel dalam dirinya dan secara mengejutkan memperkuat otot-otot menawan itu berserta fondasinya. Xing Yi meluncur kedepan, mengepalkan tangan kanannya yang di aliri energi.
Ia mengarahkan pukulannya ke dinding reruntuhan hingga meledak berturut-turut, melihat serangan itu begitu dahsyat dan dapat membunuh lawannya dengan satu serangan, ia tidak tahu lagi harus berterimakasih atau kagum dengan teknik pemberian Xue. Tetapi ia bisa mengungkapkan perasaan terimakasihnya secara mendalam.
"Pertama kalinya melihat wanita secantik dia, aku tidak dapat berkomentar lagi ketika bertemu dengan wanita lain. Karena tidak mungkin ada yang bisa menandingi kecantikannya. Haa ... Walaupun usiaku sudah cukup untuk menikah. Menikah dengan wanita sepertinya belum tentu mudah, meskipun hanya sebentar, aku tahu kalau wanita itu bukan orang biasa, melainkan makhluk abadi yang kekuatannya jauh di atas ku."
Xing Yi menggelengkan kepalanya.
"Lupakan dulu masalah ini."
Xing Yi menepuk wajahnya untuk menyadarkan dirinya, ia melanjutkan latihan di ruangan. Selama berjam-jam hanya melakukan latihan, Xing Yi memutuskan untuk pergi keluar.
...
Setelah menyelesaikan latihan tertutup selama berjam-jam, Xing Yi masuk kedalam ruangan lain yang terhubung dengan ruangannya. Di tempat itu, ia mendapatkan sebuah cermin perak dengan ukiran lotus, ia mengerutkan keningnya karena tidak tahu apa-apa. Namun tiba-tiba, terdengar ledakan di susul guncangan besar di ruangan.
Xing Yi yang baru mendapatkan harta tersebut buru-buru menyimpannya kedalam cincin yang di berikan Xue kepadanya. Setelah itu bergegas meninggalkan tempat tersebut mencari jalan keluar dari Reruntuhan Abadi, selama beberapa menit menelusuri reruntuhan yang mulai berjatuhan, keberuntungan Xing Yi berakhir, ia bertemu rombongan Chen Xi.
"Xing Yi?!"
Xing Yi tidak berkata-kata lagi, keberuntungannya berakhir karena mengirimkannya ke rombongan Chen Xi. Namun, ia bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membalas dendam kepada Chen Xi akan semua perbuatan yang dilakukannya.
Komandan Yang Bo meluncur kebelakang, tidak ada yang tahu kenapa komandan menyerang Xing Yi. Xing Yi menahan serangan Komandan Yang Bo dengan kedua tangannya, ia sempat terlempar kebelakang menghantam dinding reruntuhan. Ledakan sebelumnya memperburuk keadaan mereka yang sedang berlari keluar.
"Kenapa kau menyerangku?!"
"Orang sepertimu lebih baik mati."
Perbedaan kekuatan mereka bagaikan langit dan bumi, tidak tersentuh. Xing Yi melihat kearah lain, meski mereka bertarung sekarang, mereka akan mati bersama-sama terkubur reruntuhan, daripada mati seperti itu, Xing Yi melompat masuk kedalam retakan.
Komandan Yang Bo hendak menangkapnya, tetapi ia tidak sempat. "Sialan! Dia berhasil kabur." Ia melihat celah retakan yang tercipta dari guncangan sebelumnya, kemungkinan hidup masuk kedalam celah retakan adalah nol besar. "Semakin baik kalau dia benar-benar mati sekarang."
Setelah memastikan hawa keberadaan Xing Yi tidak terasa lagi, Komandan Yang Bo bergegas menyusul rombongannya. Chen Xi menyadari tentang Komandan Yang Bo terlambat menyusul mereka, karena Komandan Yang Bo sedang membunuh Xing Yi tanpa sepengetahuan siapapun.
Chen Xi masih mengamati Komandan Yang Bo, ia merasa kesal karena Komandan Yang Bo seenaknya membunuh Xing Yi tanpa izin darinya. Bagaimanapun, Xing Yi adalah pelayan sekaligus budak, hidup dan mati berada di tangannya, bukan orang lain.
...
Suara desiran ombak yang menghantam daratan terdengar keras di telinganya, Xing Yi merintih kesakitan untuk sesaat sebelum ia terbangun. "Cough! Cough!" Ketika ia sadar, ia merasakan setengah tubuhnya teredam air sementara kepalanya berada di permukaan, ia buru-buru menyeret dirinya naik ke atas.
"Cough! Cough! Aku masih hidup?"
Sekitarnya hanya hutan belantara di penuhi monster, sungai luas tak berujung yang membawanya terhubung dengan reruntuhan. Xing Yi tidak terlalu tahu kenapa bisa terhubung, berpikir mungkin akibat guncangan sebelumnya membuat sungai dan reruntuhan terhubung satu sama lainnya.
Setelah beristirahat cukup lama, ia melanjutkan perjalanannya. Dendam antara Xing Yi dan Komandan Yang Bo tak berujung, sebab komandan ingin membunuhnya secara terang-terangan di dalam reruntuhan tersebut, ia ingin membalas perbuatannya sekarang.
Di benaknya, kalau mereka tidak selamat dari reruntuhan, mereka akan terjebak atau lolos dengan luka-luka. Ini kesempatan yang bagus untuk membalaskan dendamnya, karena itu Xing Yi mencari jalan menuju Reruntuhan Abadi sebelumnya.
...
Suara bebatuan berjatuhan masih terdengar menghantui mereka, Chen Xi berada di ruangan yang gelap hanya sedikit cahaya yang masuk kedalam. Sebagian prajurit tewas tertimpa reruntuhan dan sekarang hanya menyisakan 200 lebih prajurit.
"Komandan Yang Bo?!"
Chen Xi melihat kearah lubang kecil di atas sana, karena itu satu-satunya jalan untuk keluar. Komandan Yang Bo berhasil keluar ketika guncangan hebat meruntuhkan bangunan, ia tidak sempat menyelamatkan Chen Xi karena situasinya kurang menguntungkan.
Tiba-tiba ada muncul kepala orang di lubang cahaya itu, itu tidak lain adalah Komandan Yang Bo, "Nona muda, aku mendengar suara anda. Tolong dengarkan aku untuk menghindari guncangan susulan, tetap berada di sana dan jangan lakukan serangan, aku akan mencari jalan untuk membawa Nona muda keluar dari sana."
Chen Xi yang mendengar itu mulai tenang, "Bagus, cepat cari jalan keluarnya!" Kata Chen Xi.
"Baik, Nona muda."
Ruangan tempat Chen Xi berada cukup dalam, seperti jurang tak berujung. Untuk melompat ke atas lalu keluar melalui celah sempit di atas sana tidak mungkin baginya. Ditambah, dinding di sekitarnya begitu rapuh sehingga mudah runtuh ketika menerima getaran.
Komandan Yang Bo di luar sana melihat ke sekitarnya, mencari cara untuk mengeluarkan Chen Xi. Jika saja ruangan itu tidak runtuh ketika ia membuat lubang, ia sudah mengeluarkan Chen Xi dari sana. Sayangnya, itu mustahil untuk sekarang karena ruangan itu begitu rapuh sehingga sulit baginya bertindak.
Xing Yi yang baru tiba di Reruntuhan Abadi langsung bersembunyi di balik dinding, ia mendengar pembicaraan Komandan Yang Bo dan Chen Xi. Itu menarik perhatian Xing Yi karena sekarang hanya ada Komandan Yang Bo di sana, sementara Chen Xi terjebak di dalam Reruntuhan Abadi.
Xing Yi mulai menyalurkan energi langit dan bumi ke seluruh tubuhnya, terutama pada kedua kakinya untuk memperkuat fondasinya dan kecepatannya. Ia melihat sekilas mencari celah untuk menyerang Komandan Yang Bo, ketika Xing Yi mendapatkan celah, ia meluncur dengan kecepatan luar bisa.
Komandan Yang Bo reflek melihat serangan muncul dari samping, langsung menahannya.
Bang!
Ledakan di luar mengejutkan orang-orang di dalam termasuk Chen Xi yang mulai takut karena ruangan itu bergetar dan menjatuhkan bebatuan kecil di sekitarnya.
"Komandan Yang Bo! Komandan!"
Tidak ada jawaban, itu semakin membuatnya takut.
...
*Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Darus Sutriatno
whusssssssssssssssssssssssssssssss
bommmmmmmmmmmmmmmmmmm
dhuarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
bantaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
habisinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
semuanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
2025-01-17
1
Entis Sutisna
Hadeuuuuuh....lanjjuuutkan Thor...💪💪😡😡🔥🔥
2025-01-08
1
Sang M
matamuuuu... cerita yg benar...
2024-09-16
1