Malam harinya, Xing Yi di panggil Chen Xi untuk datang menghadapnya. Xing Yi tidak tahu kenapa ia di panggil, tapi perasaannya tidak nyaman. Mengenai tugasnya, ia sudah melaporkannya kepada Komandan Yang Bo. Namun, pikirannya yang sudah kental dengan kalimat budak tidak dapat menolak panggilan Chen Xi, atau teknik terlarang yang mengikatnya akan bereaksi.
Di halaman belakang pelatihan, Xing Yi menghadap Chen Xi. Di sekitarnya ada beberapa prajurit berdiri di pinggir lapangan dengan tawa. Sementara prajurit lainnya terkapar tidak berdaya di lapangan, dari sedikit yang ia lihat, Xing Yi sudah mengetahui akhir baginya.
Xing Yi memberi hormat kepada Chen Xi dan membukukan badannya, meski mereka merupakan anggota satu klan dan bahkan satu keturunan Klan Chen, tapi kasta mereka sekarang berbeda.
"Xing Yi ... Satu hari tanpa aku awasi. Sepertinya kau hidup dengan bermalas-malasan, kan?!"
Xing Yi yang masih membungkuk itu tidak menjawab, dari pola pikir yang mengabaikan segalanya bak dewa, ketika Xing Yi menjawab akan lebih merepotkan daripada tidak menjawab.
"Sepertinya kau sadar akan kesalahanmu karena tidak menjawab pertanyaanku. Beberapa prajurit mengatakan kau hidup bermalas-malasan setelah tugasmu selesai, siapa yang mengizinkanmu? Aku membayarmu bukan untuk bermalas-malasan pecundang!"
Xing Yi meliriknya sekilas lalu mengabaikannya, bayaran? Bahkan selama sepuluh tahun ini ia di paksa bekerja sebagai prajurit tidak menerima sedikitpun bayaran. Untuk makan saja, Xing Yi harus ke hutan mencari buah-buahan, uang yang ia dapatkan selama ini hasil kerja sampingan.
Memikirkan semua itu, Xing Yi mengutuknya karena tidak membayar kerjanya selama sepuluh tahun!
Ketika ia memikirkan kerja sampingan, bayarannya tidak seberapa karena statusnya di kota adalah pemberontak. Hanya sedikit orang yang mau menerimanya sebagai pekerja paruh waktu itupun dengan upah kecil.
Meski tidak seberapa, ketika di kumpulkan itu dapat membeli buku yang sebelumnya ia beli di kota.
"Aku sedang tidak mood untuk mengatakannya. Sekarang angkat pedangmu dan lawan aku, aku sedikit kesal karena jalang itu meremehkanku sebelumnya."
"Biak Nona."
Xing Yi mundur beberapa langkah, menarik keluar pedang dari sarungnya. Sudut bibir Chen Xi sedikit terangkat melihat Xing Yi, "Oh! Kau bahkan tanpa ragu-ragu menarik pedangmu, sebegitu kah kau ingin membunuh Nona ini?"
Ia tidak dapat mengelak dari perkataan Chen Xi, memang ada tersulut keinginan untuk membunuhnya sekarang. Tapi, dengan kekuatannya ia tidak mungkin bisa memenangkan pertarungan ini. Kalaupun menang, ada prajurit lain di sampingnya akan menahannya atau menerima murka dari Patriark Klan.
Xing Yi mengambil kuda-kuda prajurit dengan mengarahkan pedangnya kearah Chen Xi. Chen Xi mengertak kecil, lalu tanpa aba-aba, tebasan secepat kilat melukai pergelangan tangan Xing Yi. Xing Yi terduduk dengan pedang menancap di lantai, ia ingin berteriak kesakitan tetapi ia menahannya. Prajurit lain di luar lapangan tertawa dengan terkekeh-kekeh mengutuknya berulang-ulang di samping lapangan.
"Berdiri!"
Xing Yi melihat prajurit di pinggir lapangan tertawa, mereka adalah orang yang melaporkan Xing Yi yang bermalas-malasan. Karena itu membuat Chen Xi tidak senang dan mendapatkan kebetulan ia sedang dalam mood yang tidak baik, ia melampiaskan amarahnya karena seseorang berhasil memprovokasi dirinya.
"Ini sangat menarik!"
Tebasan lain datang dari samping, Xing Yi menahannya dengan bilah pedangnya. Sayangnya, perbedaan manusia dan kultivator seperti langit dan bumi, meski ia menahannya, efek selanjutnya adalah terlempar dari tempatnya berdiri, perbedaan kekuatannya sangat jauh.
Secara fisik, kultivator sangat kuat daripada manusia biasa. Xing Yi terengah-engah, pergelangan tangannya terluka cukup parah karena menahan serangan tersebut. Sementara pergelangan lainnya terluka akibat serangan pertama Chen Xi.
"Kau dapat menahannya? Ini membuatku sedikit kesal."
Tebasan lain datang dari depan, ketika Xing Yi hendak menghindarinya. Tebasan lain meluncur di sampingnya, ia melukai pergelangan tangannya lagi, tidak membuat tangannya putus adalah keberuntungan baginya, mungkin Chen Xi sudah memikirkannya matang-matang dengan hal ini.
Selama berjam-jam hingga pukul tengah malam, Xing Yi tergeletak dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Perlawanannya sia-sia, Xing Yi hanya menjadi samsak pelatihan Chen Xi.
Chen Xi melempar pedangnya dan berjalan meninggalkan lapangan. Semua prajurit sama halnya, mereka tertawa dan pergi untuk beristirahat setelah melihat Xing Yi di hajar Chen Xi.
Ketika ia tergeletak di sana, seorang wanita menghampirinya. Wanita itu seorang pelayan dan berkata, "Tuan muda, apa anda baik-baik saja?"
"Ya ... "
"Maafkan aku karena tidak bisa membantu Tuan muda."
Ia membantu Xing Yi untuk duduk, dan membersihkan luka-lukanya. Membantu merawat luka-lukanya dengan membalutnya dengan kain putih bersih di sana, Xing Yi terduduk diam membiarkannya membantu.
"Maaf merepotkanmu."
"Tidak apa-apa ... Ketika ibu Tuan muda masih ada, aku selalu berada di samping beliau untuk melayaninya sebagai pelayan. Beliau terkadang menceritakan banyak hal mengenai Tuan muda, meski sampai sekarang aku tidak dapat membantu Tuan muda." Ucapnya.
"Tidak masalah, kau selalu membantuku. Aku akan berusaha mencari cara melepaskan teknik terlarang ini, lalu berlatih secara diam-diam untuk membalas perbuatan mereka kepada keluargaku."
Wanita itu mengangguk, ia menyelesaikan pekerjaannya dan berdiri. "Luka Tuan muda sudah di perban, aku akan kembali ke ruanganku."
"Terimakasih, hati-hati."
"Sama-sama."
Setelah mengatakan beberapa kata kepada Xing Yi, wanita itu pergi meninggalkan lapangan pelatihan. Karena ia datang menemui Xing Yi secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun selama ini, tapi ketika ia berjalan di lorong bangunan.
Chen Xi berdiri di depannya, wanita terkejut sekaligus gugup melihatnya. Ia berkata, "Ada yang bisa aku bantu, Nona muda Chen Xi?" Ucapnya.
Chen Xi melihat ke sekitarnya, tidak ada pelayan di luar selain wanita di hadapannya. "Darimana kau?"
Wanita itu terdiam cukup lama, ia ketakutan di hadapan Chen Xi. "Aku baru selesai membersihkan dapur. Ada yang bisa aku bantu, Nona muda?"
"Apa kau pikir aku bodoh?"
Perkataan itu membuat wanita itu terdiam tidak berkata-kata, tindakannya ketahuan oleh Chen Xi. Suara nyaring pedang yang keluar dari sarungnya terdengar begitu menyeramkan, wanita itu gemetaran di hadapannya.
Meskipun ia menunduk tidak menatapnya secara langsung, rasa takut itu semakin kuat. Namun tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekati mereka, beberapa prajurit muncul di belakang Chen Xi dan melihat apa yang sedang terjadi sekarang, Chen Xi memasukkan kembali pedangnya.
"Seret wanita ini dan penggal kepalanya. Letakan kepalanya di jalan utama menuju post." Ucap Chen Xi.
"Baik Nona muda!"
Ia menepuk-nepuk wajah wanita di hadapannya dan mengatakan, "Seorang pengkhianat sepertimu pantas mendapatkan hukuman mati, kan? Berdoalah pada Tuan mudamu untuk membalaskan dendammu. Tapi itu tidak mungkin terjadi karena dia adalah budak." Ucap Chen Xi.
Wanita itu tidak bisa menggerakkan mulutnya untuk bicara ketika ia di hantui rasa takut. Tapi ia tidak takut mati, namun siapa yang akan mengurus Xing Yi selain dirinya? Ia menyesal karena tidak bisa melayani Xing Yi lagi.
...
*Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Darus Sutriatno
to be continued .....
2025-01-16
1
Entis Sutisna
Lannjuuuuutkan Thor...💪💪😠😠🔥🔥
2025-01-07
1
arlita chaneel
melow bngt sih
2024-12-04
1