Selesai mengatakan hal itu Kasandra membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Sebastian Subroto yang sedang menahan amarahnya.
'Dasar anak si alan. Jika kamu tidak mempunyai nilai guna maka sudah Aku bunuh kamu.' Ucap Sebastian Subroto dalam hati sambil menahan amarahnya terhadap Kasandra.
Kasandra masuk ke dalam kamarnya sambil tersenyum devil karena langkah pertama berjalan dengan sukses.
'Huh! Jangan harap rencanamu lancar karena Aku tahu siapa Tuan Muda Vino Felix.' Ucap Kasandra dalam hati sambil mencari keberadaan putra semata wayangnya.
'Richardo, kemana ya? Apa jangan-jangan ke kamar mandi? Aku ingin mengagetkannya, kira-kira terkejut, tidak ya?' Tanya Kasandra dalam hati sambil berjalan dengan perlahan ke arah kamar mandi.
Kasandra kini masuk ke dalam kamar mandi dan berdiri tepat di depan Richardo di mana Richardo berdiri di dalam bathup dengan mengalungkan handuknya ke leher.
"Mommy, jangan bertingkah seperti pe x do x fil nanti Richardo akan laporkan ke polisi." Ucap Richardo sambil menutupi tubuhnya yang polos dengan menggunakan handuk.
Kasandra yang mendengarnya hanya tersenyum sambil berlutut agar sejajar dengan Richardo.
"Sayang, kenapa kamu berbicara seperti itu sama Mommy? Bukankah selama ini Mommy selalu memandikanmu dan melihat tubuhmu?" Tanya Kasandra sambil mencolek hidung Richardo.
"Richardo malu, Mom." Jawab Richardo.
"Apa yang membuatmu malu?" Tanya Kasandra sambil menatap Richardo.
"Dulu Richardo masih kecil tapi sekarang Richardo sudah besar." Jawab Ricardo.
'Sepasang mata ini sangat mirip dengan Paman Richard William.' Ucap Kasandra dalam hati sambil menyentuh pelipis Ricardo dengan lembut.
"Sayang, berjanjilah sama Mommy. Kenakan kaca mata saat kamu keluar." Pinta Kasandra.
Hal itu dikarenakan Kasandra tidak ingin orang lain tahu terlebih Paman Richard William kalau sepasang mata Ricardo sangat mirip dengan Paman Richard William.
"Baik, Mommy. Sekarang Mommy keluar dan jangan mengintip." Ucap Richardo.
"Ok." Jawab Kasandra dengan singkat sambil berdiri.
Kasandra kemudian membalikkan badannya lalu berjalan ke arah pintu namun sampai di depan pintu Kasandra iseng membalikkan badannya.
Richardo yang sedang melepaskan handuknya kembali menutup tubuhnya dengan handuk yang sejak tadi dipegangnya.
"Sayang, kamu benar-benar tidak ingin Mommy membantu memandikanmu?" Tanya Kasandra sambil tersenyum usil.
"Tidak." Jawab Richardo dengan singkat.
"Mommy jadi sedih." Ucap Kasandra sambil pura-pura menampilkan wajah sedihnya.
"Mommy, Richardo sudah besar dan bukan anak kecil lagi jadi Richardo mandi sendiri." Jawab Richardo.
Kasandra hanya tersenyum kemudian membalikkan badannya. Kasandra berjalan meninggalkan kamar mandi menuju ke arah ranjang.
Entah kenapa Kasandra tiba-tiba teringat kembali ketika dirinya mencium Paman Richard William dengan sangat terpaksa agar tidak menjawab panggilan Dewi.
'Paman Richard William, kamu sama seperti ponakanmu Alex William habis manis sepah di buang. Kalian berdua sama seperti Ayahku, ketika ada yang baru melupakan yang lama.' Ucap Kasandra dalam hati sambil menahan amarahnya.
Awalnya Kasandra tersenyum manis ketika menggoda Richardo namun mendadak senyuman itu berubah menjadi senyum penuh kebencian.
'Semua laki-laki breng x sek kecuali putraku Richardo. Paman Richard William, menikahlah dengan siapa pun yang kamu cintai karena Aku sama sekali tidak peduli tentang hal itu.' Ucap Kasandra dalam hati sambil duduk di sisi ranjang.
Tidak berapa lama Richardo keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian tidur kemudian mereka berdua tidur di ranjang yang sama. Hingga tidak membutuhkan waktu lama mereka tidur dengan pulas hingga pagi menjelang.
Besok paginya kira-kira jam sembilan tiga puluh menit Kasandra pergi ke butik sedangkan Richardo dititipkan ke sahabatnya yang bernama Fitri.
Kasandra asyik memilih gaun pesta yang berjejer dengan rapi dan tidak berapa lama ponsel milik Kasandra berdering membuat Kasandra mengambil ponselnya dari dalam tasnya.
Kasandra melihat di layar ponselnya tertera nama Richardo. Kasandra langsung menggeser tombol berwarna hijau kemudian ditempelkan ke telinganya.
'Hallo, Richardo.' Panggil Kasandra.
'Hallo, Mommy cantik.' Jawab Richardo.
'Ada apa Richardo?' Tanya Kasandra yang bisa menebak Richardo ada maunya.
'Mommy, Richardo pesan ayam goreng dan kentang goreng sebanyak dua porsi.' Jawab Richardo.
'Kok dua porsi?' Tanya Kasandra.
'Satu porsi buat Richardo dan satu porsi lagi buat Tante Fitri. Nanti Tante Fitri ngiler dan ambil makanan punya Richardo.' Jawab Richardo.
'Enak aja Tante ngiler dan Tante ambil makanan punyamu. Bilang saja kurang makanya dua porsi.' Ucap Fitri sambil berjalan ke arah Richardo.
'Ih Tante, geli ... Geli ...' Ucap Richardo sambil tertawa kegelian.
'Biarin.' Jawab Fitri.
'Hehehehehe ... Maaf Tante.' Ucap Richardo sambil berlari karena Fitri masih ngelitik kin tubuhnya.
'Tidak apa-apa. Ayo duduk, Tante capek ngejar kamu.' Ucap Fitri sambil duduk di sofa.
'Baik, Tante.' Jawab Richardo dengan singkat.
'Mommy.' Panggil Richardo karena Kasandra sejak tadi diam saja.
'Ya. Nanti Mommy belikan pesanan Richardo.' Jawab Kasandra.
'Tolong ponselnya kasih ke Tante Fitri karena Mommy ingin berbicara dengan Tante Fitri. ' Sambung Kasandra.
'Baik, Mom.' Jawab Richardo.
'Tante, Mommy ingin bicara sama Tante.' Ucap Richardo sambil memberikan ponselnya ke Fitri.
'Ok.' Jawab Fitri dengan singkat sambil menerima ponselnya yang dipinjam oleh Richardo.
'Hallo.' Panggil Fitri.
'Fitri, maaf Aku ngerepotin kamu lagi. Aku akan menjemput Richardo nanti sore karena ada beberapa hal yang ingin Aku lakukan dan mengenai pesanan Richardo akan Aku pesan lewat online.' Ucap Kasandra dengan perasaan tidak enak hati.
'Sejak kita tinggal bersama di luar negri di mana kamu hamil hingga melahirkan. Aku juga membantumu merawat putramu maka Aku dan putramu menjadi sangat dekat. Jadi kamu jangan pernah merasa tidak enak hati terlebih Richardo sudah Aku anggap ponakan Aku.' Ucap Fitri.
'Oh ya, apakah kamu benar-benar akan pergi ke pesta malam ini?' Tanya Fitri mengalihkan pembicaraan.
'Kamu tahu, mengapa Aku kembali kali ini yaitu membalaskan dendam ke mereka.' Jawab Kasandra.
'Iya ... Iya ... Kasih tahu Aku kalau kamu membutuhkan bantuan.' Ucap Fitri.
'Ok.' Jawab Kasandra dengan singkat.
'Sekarang urus semua keperluanmu hingga urusanmu selesai setelah selesai barulah kamu menjemput Richardo.' Ucap Fitri.
'Ok. Trims, ya.' Jawab Kasandra.
'Sama-sama.' Jawab Fitri.
Kemudian mereka memutuskan sambungan komunikasi lalu Kasandra menyimpan kembali ponselnya di dalam tasnya. Kasandra kembali melanjutkan mencari gaun pesta setelah ketemu Kasandra memanggil pelayan butik.
'Kak, Aku mau yang ini.' Ucap Kasandra sambil memperlihatkan gaun pesta warna hitam.
'Maaf, Nona. resleting roknya rusak dan Saya lupa mengambilnya untuk di retur.' Ucap pelayan butik.
'Apakah ada yang lainnya? Aku sangat suka dengan gaun ini.' Ucap Kasandra.
'Maaf, Nona. Gaun ini adalah gaun yang terakhir tapi Nona jangan kuatir masih ada satu lagi gaun yang cocok untuk Nona.' Jawab pelayan butik.
'Jika Nona tertarik, Saya akan mengambil gaunnya.' Sambung pelayan butik.
Kemudian pelayan butik pergi meninggalkan Kasandra untuk mengambil gaun yang belum sempat di pajang. Sedangkan Kasandra ingin menggantung gaun pesta yang sudah rusak di tempat semula.
Namun tiba-tiba seseorang merebut gaun yang di pegang Kasandra dan hal itu membuat Kasandra sangat terkejut.
Kasandra langsung membalikkan badannya untuk mengetahui siapa orang yang merebut gaun pesta yang dipegangnya. Kasandra langsung tersenyum devil ketika mengetahui siapa orang tersebut.
"Lihatlah gaun cantik ini." Ucap Gadis cantik tersebut.
Kasandra melihat Dewi di mana Dewi merebut gaun pesta yang baru saja di pegangnya lalu diperlihatkan oleh sahabatnya yang bernama Bela.
"Ini akan terlihat bagus jika dirimu memakainya." Ucap Bela.
"Cobalah gaunnya." Sambung Bela sambil tersenyum jahat ke arah Kasandra.
"Sahabatku, Kasandra. Apa kabar?" Tanya Dewi tanpa punya perasaan bersalah sedikitpun karena merebut gaun pesta yang di pegang oleh Kasandra.
"Kabar baik. Tidak menyangka kita ketemu di sini." Jawab Kasandra sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Bela, menurutku lupakan saja gaun pesta cantik ini karena Kakakmu sepertinya menyukai gaun ini." Ucap Dewi sambil menampilkan wajahnya yang sok polos dan tanpa dosa.
"Gaun pesta ini lebih cocok kamu yang pakai dari pada di pakai oleh Kakakku yang sudah pernah melahirkan. Apalagi gaun pesta ini harganya lebih dari satu juta jadi mana mungkin Kakakku sanggup membelinya." Ucap Bela dengan tatapan merendahkan.
"Pergilah untuk mencobanya dan jangan pedulikan perasaan Kakakku." Sambung Bela.
"Tunggu. Aku orang pertama yang datang dan Aku juga orang pertama yang harus dilayani. Apakah kamu tidak memahami aturannya?" Tanya Kasandra.
"Apakah sahabatku masih menginginkan gaun pesta ini? Jangan-jangan kamu ingin menarik perhatian tunanganku?" Tanya Dewi sambil tersenyum seakan mengejek Kasandra.
"Aku rasa seperti itu. Apalagi punya anak di luar nikah, bukanlah reputasi yang baik. Jika Kakak tidak bekerja lebih keras menjual tubuh Kakak untuk merayu pria kaya, maka Aku kuatir Kakak akan sulit untuk menikah." Ucap Bela dengan tatapan menghina.
"Sepertinya kata-kata yang kamu katakan barusan sangat cocok untuk dirimu. Kamu mengunakan tubuhmu untuk merayu pria." Ucap Kasandra.
"Kamu ..." Ucapan Bela terpotong oleh Kasandra.
"Bukankah itu cara yang biasa kamu lakukan? Sama seperti Ibumu merayu Ayahku yang kaya hanya dengan bermodalkan tubuhnya yang sudah di jamah banyak pria di luaran sana." Ucap Kasandra dengan nada sarkas.
"Setelah Aku lihat-lihat dengan seksama wajahmu tidak mirip Ayahku dan juga tidak mirip Ibumu. Sepertinya kamu anak haram yang tidak tahu siapa Ayahnya karena Ibumu banyak tidur sama pria liar." Sambung Kasandra.
"Kamu ..." Ucap Bela sambil mengangkat tangannya ke atas untuk menampar Kasandra.
Kasandra yang tidak ingin di tampar langsung menahan tangan Bela kemudian menatap Bela dengan tatapan tajam begitu pula dengan Bela.
"Meskipun Aku Ibu tunggal tapi Aku lebih baik dari beberapa orang wanita yang mencuri pria orang lain." Ucap Kasandra sambil mendorong tubuh Bela.
Bela langsung mundur beberapa langkah kemudian berjalan ke arah Kasandra sambil menatapnya dengan tatapan tajam.
"Apa maksudmu mencuri pria lain?" Tanya Bela dengan nada kesal.
"Aku dan Alex William adalah pasangan kekasih yang saling mencintai." Sambung Bela.
"Benarkah? Oh ya Aku membuat video tentang kalian berdua yang sedang melakukan hubungan suami istri dan ada juga kamu bersama pria liar. Aku akan posting ke dunia maya dan membiarkan netizen berkomentar tentang kalian." Ucap Kasandra dengan nada santai.
"Kamu berani melakukannya?" Tanya Bela dengan wajah panik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
guntur 1609
bagus tuh kasandra
2024-10-09
0