Jejak Yang Terbuka

Dalam beberapa hari berikutnya, Maya dan Aldo berusaha keras untuk memperbaiki hubungan mereka. Meski masih ada kekhawatiran yang tersisa, mereka berdua berkomitmen untuk tetap berkomunikasi dengan jujur dan saling mendukung.

Suatu hari, saat Maya sedang merapikan apartemen, dia menemukan sesuatu yang mengejutkan. Di sudut laci meja kerja Aldo, ada sebuah foto lama yang memperlihatkan Aldo dan Nia tersenyum bersama, tampak sangat dekat.

Ketika Aldo pulang dari kantor, Maya memutuskan untuk segera berbicara dengannya.

“Aldo, aku menemukan foto ini saat beres-beres laci meja kerja kamu,” kata Maya sambil mengacungkan foto itu.

Aldo melihat foto itu dan tersenyum kecil. “Oh, itu diambil waktu kami masih kuliah. Kami memang sangat dekat waktu itu, hampir seperti keluarga.”

Maya mengangguk, mencoba meredakan kekhawatirannya. “Aku ingin tahu lebih banyak tentang hubungan kalian. Bukan karena aku tidak percaya padamu, tapi karena aku ingin mengenalmu lebih dalam.”

Aldo menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. “Aku mengerti, Maya. Nia dan aku memang pernah sangat dekat, tapi itu dulu. Sekarang, kamu adalah bagian terpenting dalam hidupku. Aku tidak ingin ada yang mengganggu hubungan kita.”

Maya tersenyum dan memeluk Aldo. “Terima kasih sudah berbagi. Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku sangat menghargai keterbukaanmu.”

Beberapa hari kemudian, Maya menerima pesan dari Nia.

“Maya, bisa kita bertemu lagi? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama kamu”

Maya merasa sedikit gugup, tapi dia setuju untuk bertemu. Mereka sepakat untuk bertemu di kafe yang sama.

Ketika mereka bertemu, Nia tampak sedikit gugup. “Maya, terima kasih sudah mau bertemu lagi. Aku tahu ini tidak mudah untukmu.”

“Tidak masalah, Nia. Aku hanya ingin semuanya jelas,” jawab Maya dengan lembut.

“Aku juga ingin memberitahumu kalau aku akan pindah ke luar kota untuk pekerjaan baru,” lanjut Nia. “Aku harap ini bisa membantu kamu dan Aldo untuk lebih fokus pada hubungan kalian tanpa ada bayang-bayang masa lalu.”

Maya merasa lega mendengar berita itu. “Terima kasih sudah memberitahuku, Nia. Aku harap yang terbaik untukmu di tempat baru.”

Nia tersenyum. “Terima kasih, Maya. Aku juga berharap kamu dan Aldo bahagia.”

Pertemuan itu berakhir dengan saling pengertian dan harapan baik. Maya merasa beban di pundaknya semakin berkurang.

Ketika Maya pulang ke apartemennya, dia menceritakan pertemuan itu kepada Aldo.

“Aldo, aku baru saja bertemu dengan Nia lagi,” kata Maya sambil melepas sepatu.

“Oh ya? Bagaimana?” tanya Aldo dengan penuh perhatian.

“Nia bilang dia akan pindah ke luar kota untuk pekerjaan baru. Dia berharap ini bisa membantu kita fokus pada hubungan kita,” jelas Maya.

Aldo tampak lega dan senang mendengar berita tersebut. “Maya, aku sangat menghargai usahamu untuk memahami dan mendukungku. Aku yakin kita bisa melewati ini semua bersama.”

Maya meraih tangan Aldo dan tersenyum. “Aku juga yakin, Aldo. Kita hanya perlu saling percaya dan terus berbicara.”

Malam itu, Maya dan Aldo duduk di sofa, menonton film bersama. Namun, pikiran Maya masih tertuju pada percakapannya dengan Nia tadi. Aldo, yang menyadari kebisuan Maya, memutuskan untuk berbicara.

“Apa yang kamu pikirkan, Maya?” tanya Aldo sambil memegang tangan Maya.

Maya menoleh padanya. “Aku masih memikirkan Nia. Aku senang dia akan pindah, tapi aku juga merasa kasihan padanya.”

Aldo mengangguk. “Aku mengerti. Nia adalah bagian penting dari masa laluku, dan aku juga ingin yang terbaik untuknya.”

“Aku tahu, Aldo. Hanya saja, aku nggak ingin ada bayang-bayang masa lalu yang mengganggu kita,” kata Maya dengan suara pelan.

Aldo merangkul Maya. “Kita telah melalui banyak hal bersama. Yang penting adalah kita saling mencintai dan berkomitmen satu sama lain. Masa lalu nggak akan menghancurkan apa yang kita miliki sekarang.”

Maya tersenyum kecil. “Kamu benar. Aku hanya perlu lebih percaya pada kita.”

Keesokan harinya, Maya mendapat pesan dari Nia.

"Terima kasih, Maya, sudah mengerti. Aku akan segera pindah minggu depan. Semoga kamu dan Aldo selalu bahagia.”

Maya merespons dengan cepat.

"Terima kasih, Nia. Semoga sukses di tempat baru.”

Saat Maya menunjukkan pesan itu kepada Aldo, dia tersenyum dan memeluk Maya. “Ini adalah awal baru bagi kita semua.”

Malam itu, Maya dan Aldo memutuskan untuk merayakan dengan makan malam istimewa di rumah. Aldo memasak pasta favorit mereka, dan Maya menyiapkan hidangan penutup.

“Saat-saat seperti ini membuat aku merasa sangat beruntung memiliki kamu,” kata Maya saat mereka duduk di meja makan.

“Aku juga merasa begitu, Maya. Kamu adalah segalanya bagiku,” jawab Aldo sambil meraih tangan Maya.

Setelah makan malam, mereka duduk di balkon, menikmati angin malam. Maya menyandarkan kepalanya di bahu Aldo.

“Aldo, aku ingin kita selalu terbuka satu sama lain, nggak peduli seberapa sulitnya,” kata Maya.

“Aku setuju, Maya. Komunikasi adalah kunci. Dan aku berjanji akan selalu jujur padamu,” jawab Aldo dengan tulus.

Maya tersenyum, merasakan kedamaian yang selama ini dia cari. “Aku juga berjanji akan selalu jujur padamu. Kita akan melalui semua ini bersama.”

Keesokan paginya, Maya dan Aldo bangun dengan semangat baru. Aldo memutuskan untuk mengajak Maya jalan-jalan di taman kota untuk menikmati udara pagi yang segar.

“Pagi yang indah,” kata Aldo sambil merangkul Maya.

“Ya, sangat indah,” jawab Maya sambil tersenyum. “Aku senang kita bisa keluar dan menikmati waktu bersama seperti ini.”

Mereka berjalan sambil bercakap-cakap ringan. Aldo berhenti di dekat danau kecil dan mengeluarkan termos kopi dari tas piknik yang mereka bawa.

“Ini kopi favoritmu. Aku harap bisa membuatmu senang hari ini,” kata Aldo sambil menuangkan kopi ke dalam cangkir.

“Terima kasih, Aldo. Ini sangat manis,” kata Maya, menikmati kopi sambil melihat pemandangan danau yang tenang.

“Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan,” kata Aldo, tiba-tiba menjadi serius.

“Apa itu?” tanya Maya, penasaran.

“Aku merasa kita perlu merencanakan liburan singkat untuk berdua, jauh dari semua kekacauan,” jelas Aldo. “Tempat yang tenang, hanya kita berdua.”

Maya merasa senang mendengar ide itu. “Itu ide yang bagus! Aku rasa kita memang butuh waktu untuk bersantai dan mengisi ulang energi.”

Mereka melanjutkan percakapan sambil berjalan, membahas beberapa tempat yang mungkin mereka kunjungi. Setelah beberapa jam di luar, mereka pulang ke rumah dengan perasaan yang lebih ringan.

Saat mereka memasuki apartemen, Maya menerima panggilan telepon dari sahabatnya, Tara.

“Maya, aku baru saja mendengar tentang situasi kamu dan Aldo. Aku ingin memastikan semuanya baik-baik saja,” kata Tara dengan nada khawatir.

“Terima kasih, Tara. Kita sudah berbicara banyak dan sekarang merasa lebih baik. Nia juga akan segera pindah, jadi aku rasa ini adalah awal yang baik untuk kita,” jawab Maya.

“Itu kabar baik,” kata Tara. “Jangan ragu untuk menghubungiku jika kamu butuh dukungan.”

Setelah menutup telepon, Maya dan Aldo duduk di ruang tamu, merencanakan liburan mereka lebih detail.

“Aku berpikir, bagaimana kalau kita pergi ke tempat yang tenang di pegunungan? Suasananya pasti sangat menenangkan,” kata Aldo.

“Sounds perfect,” kata Maya sambil menggenggam tangan Aldo. “Kita bisa menginap di kabin kecil, jauh dari keramaian kota.”

“Setuju,” kata Aldo. “Aku akan mulai mencari tempat yang tepat untuk kita.”

Maya tersenyum, merasakan kembali kehangatan dalam hubungannya dengan Aldo. “Aku sangat berterima kasih atas dukunganmu. Rasanya sangat menyenangkan memiliki seseorang yang benar-benar peduli.”

“Aku juga sangat berterima kasih padamu,” kata Aldo. “Kamu telah menunjukkan kekuatan dan dukungan yang luar biasa.”

Malam itu, mereka duduk bersama, merencanakan setiap detail liburan mereka. Maya merasa puas dan bahagia dengan langkah-langkah yang mereka ambil untuk memperkuat hubungan mereka.

Saat malam semakin larut, mereka berdua tertidur di sofa, dalam keadaan damai dan nyaman.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

like👍+☝iklan buat author novel ini. semoga banyak pembacanya.

2024-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Yang Memikat
2 Bab 2. Rahasia Tersembunyi
3 Bab 3. Pesan Yang Mencurigakan
4 Jejak Yang Terbuka
5 Bab 5. Cemburu Yang Menggelora
6 Bab 6. Tekanan Yang Menyesakkan
7 Cemburu Diluar Nalar
8 Bab 8 Langkah Kecil Menuju Pemulihan
9 Bab 9. Kecemburuan Yang Kambuh Lagi
10 Bab 10. Ketegangan Yang Meningkat
11 Bab 11. Pertengkaran Baru
12 Bab 12. Pekerjaan Kacau
13 Bab 13. Bertambah Parah
14 Bab 14. Depresi
15 Bab 15. Menelusuri Masa Kecil Maya
16 Bab 16. Kisah Masa Kecil Maya
17 Bab 17. Menyusun kembali
18 Bab 18. Menyambut Keajaiban Baru
19 Bab 19. Kesibukan Merawat Bayi
20 Bab 20. Merangkai Harapan
21 Bab 21. Kecemasan Yang Kembali Timbul
22 Bab 22. Diagnosis Kecemasan
23 Bab 23. Serangan Kecemasan Di Kantor
24 Bab 24. Perpisahan Sementara
25 Bab 25. Serangan Panik Tanpa Sebab
26 Bab 26. Pertemuan Tak Terduga
27 Bab. 27. Serangan Panik Yang Semakin Menjadi
28 Bab 28. Ancaman Tersembunyi
29 Bab 29. Ketegangan Memuncak di Jalan
30 Bab 30. Kabar Buruk Ditengah Ketegangan
31 Bab 31. Kedekatan yang Tumbuh
32 Bab 32. Gangguan di Kantor
33 Bab 33. Kejaran Mobil Misterius
34 Bab 34. Teror Tanpa Henti
35 Bab 35. Perhitungan di Ruang Pimpinan
36 Bab 36. Perpisahan
37 Bab 37. Sambutan Hangat
38 Bab 38. Momen Kebersamaan
39 Bab 39. Panggilan Tak Terduga
40 Bab 40. Kembali ke Kantor Lama
41 Bab 41. Teror Telepon Tak Dikenal
42 Bab 42. Berterus Terang
43 Bab 43. Kekhawatiran Maya
44 Bab 44. Membeli Senjata
45 Bab 45. Pertemuan Tak Terduga
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab 1. Awal Yang Memikat
2
Bab 2. Rahasia Tersembunyi
3
Bab 3. Pesan Yang Mencurigakan
4
Jejak Yang Terbuka
5
Bab 5. Cemburu Yang Menggelora
6
Bab 6. Tekanan Yang Menyesakkan
7
Cemburu Diluar Nalar
8
Bab 8 Langkah Kecil Menuju Pemulihan
9
Bab 9. Kecemburuan Yang Kambuh Lagi
10
Bab 10. Ketegangan Yang Meningkat
11
Bab 11. Pertengkaran Baru
12
Bab 12. Pekerjaan Kacau
13
Bab 13. Bertambah Parah
14
Bab 14. Depresi
15
Bab 15. Menelusuri Masa Kecil Maya
16
Bab 16. Kisah Masa Kecil Maya
17
Bab 17. Menyusun kembali
18
Bab 18. Menyambut Keajaiban Baru
19
Bab 19. Kesibukan Merawat Bayi
20
Bab 20. Merangkai Harapan
21
Bab 21. Kecemasan Yang Kembali Timbul
22
Bab 22. Diagnosis Kecemasan
23
Bab 23. Serangan Kecemasan Di Kantor
24
Bab 24. Perpisahan Sementara
25
Bab 25. Serangan Panik Tanpa Sebab
26
Bab 26. Pertemuan Tak Terduga
27
Bab. 27. Serangan Panik Yang Semakin Menjadi
28
Bab 28. Ancaman Tersembunyi
29
Bab 29. Ketegangan Memuncak di Jalan
30
Bab 30. Kabar Buruk Ditengah Ketegangan
31
Bab 31. Kedekatan yang Tumbuh
32
Bab 32. Gangguan di Kantor
33
Bab 33. Kejaran Mobil Misterius
34
Bab 34. Teror Tanpa Henti
35
Bab 35. Perhitungan di Ruang Pimpinan
36
Bab 36. Perpisahan
37
Bab 37. Sambutan Hangat
38
Bab 38. Momen Kebersamaan
39
Bab 39. Panggilan Tak Terduga
40
Bab 40. Kembali ke Kantor Lama
41
Bab 41. Teror Telepon Tak Dikenal
42
Bab 42. Berterus Terang
43
Bab 43. Kekhawatiran Maya
44
Bab 44. Membeli Senjata
45
Bab 45. Pertemuan Tak Terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!