Bab 3. Pesan Yang Mencurigakan

Hari berikutnya dimulai seperti biasa untuk Maya. Namun, ada rasa tidak nyaman yang mengganggu setiap langkahnya. Meskipun Aldo telah berjanji untuk lebih terbuka, Maya merasa bahwa ada yang belum sepenuhnya jelas.

Setelah sarapan, Maya berangkat ke kantor dengan pikiran yang penuh kekhawatiran. Sesampainya di sana, dia mencoba fokus pada pekerjaannya, tetapi bayangan pesan mencurigakan di ponsel Aldo terus menghantui pikirannya.

Tengah hari, ketika Maya sedang mengerjakan laporan, ponselnya bergetar. Itu pesan dari Tania.

*“Maya, aku ada informasi baru. Temanku tahu bahwa Nia sering berkunjung ke tempat yang sama dengan Aldo beberapa bulan lalu. Mungkin kamu perlu tahu ini.”

Maya merasa jantungnya berdegup kencang. Dia membalas pesan Tania, meminta lebih banyak detail. Tania memberitahunya bahwa Nia sering muncul di acara yang sama dengan Aldo, yang membuat Maya merasa semakin tidak nyaman.

Selama istirahat makan siang, Maya memutuskan untuk menelepon Aldo. Suara Aldo terdengar ceria di ujung telepon. “Halo, Sayang! Apa kabar?”

“Halo, Aldo. Aku baru dapat informasi tambahan tentang Nia,” Maya memulai dengan nada hati-hati. “Kamu ingat nggak kalau dia sering muncul di acara yang sama dengan kamu beberapa bulan lalu?”

“Apa? Aku nggak tahu.” Aldo terdengar kaget. “Mungkin itu kebetulan aja.”

“Mungkin. Tapi, aku masih merasa perlu tahu lebih banyak. Apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan?” Maya menanyakan dengan nada serius.

“Aku nggak menyembunyikan apa pun, Maya. Nia hanya bagian dari masa lalu aku. Aku tahu itu tampak aneh, tapi aku nggak ada hubungan lebih dengan dia sekarang,” Aldo menjelaskan dengan sabar.

“Aku harap begitu,” Maya menjawab dengan nada yang tidak sepenuhnya yakin.

“Aku mengerti. Kalau ada apa-apa, bicarakan dengan aku, oke? Aku mau kita terus jujur satu sama lain,” Aldo meminta dengan tulus.

“Ya,” Maya menjawab.

Setelah percakapan tersebut, Maya merasa sedikit lega tetapi juga lebih cemas. Dia terus bekerja sepanjang hari, tetapi pikirannya tetap terganggu oleh pesan-pesan Tania dan pernyataan Aldo.

Sore harinya, Maya menerima email yang membuatnya terkejut. Itu adalah pesan dari seseorang yang mengaku mengenal Nia dan Aldo. Dalam email tersebut, dikatakan bahwa Nia tampaknya masih memiliki perasaan terhadap Aldo dan pernah mengungkapkan hal itu kepada teman-teman dekatnya.

Maya merasa bingung. Dia tidak tahu apakah ini hanya gosip atau ada kebenarannya. Untuk mencari kepastian, dia memutuskan untuk berbicara dengan Aldo lagi.

Setelah pulang dari kantor, Maya menghubungi Aldo dan meminta untuk bertemu di kafe yang sama seperti sebelumnya. Aldo setuju untuk bertemu dan mereka sepakat untuk berbicara di sana.

Di kafe, Maya menunggu sambil memandang keluar jendela. Ketika Aldo tiba, dia langsung bisa melihat ekspresi cemas di wajah Maya.

“Ada apa, Maya? Kamu tampak khawatir,” Aldo bertanya sambil duduk di meja.

“Malam ini, aku dapat email yang agak mengejutkan. Isinya tentang Nia dan hubungannya dengan kamu. Aku perlu tahu lebih banyak tentang ini,” Maya mengatakan sambil menatap Aldo.

“Email? Dari siapa?” tanya Aldo dengan nada cemas.

“Dari seseorang yang mengaku tahu tentang Nia dan kamu. Katanya, Nia masih memiliki perasaan sama kamu” Maya menjelaskan.

Aldo mengerutkan keningnya. “Aku nggak tahu siapa yang mengirim email itu, tapi aku bisa pastikan, Nia nggak lagi memiliki perasaan seperti itu. Kami sudah lama sekali berpisah dan tidak ada perasaan yang tersisa.”

Maya menghela napas. “Aku hanya ingin memastikan bahwa nggak ada yang disembunyikan dari aku. Aku merasa kita harus berbicara tentang ini supaya aku bisa merasa lebih tenang.”

“Aku mengerti. Aku berjanji nggak ada yang aku sembunyikan dari kamu,” Aldo berkata dengan penuh keyakinan. “Kalau kamu mau, aku bisa minta klarifikasi langsung dari Nia tentang situasi ini.”

“Bagaimana kalau kita lakukan itu?” Maya menyarankan, merasa lebih tenang dengan ide tersebut.

“Baiklah. Aku akan menghubungi Nia dan minta klarifikasi. Aku akan pastikan semuanya jelas,” Aldo setuju.

Maya merasa sedikit lebih baik setelah percakapan ini. Mereka melanjutkan makan malam dengan berbicara tentang hal-hal ringan, mencoba untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang ada.

Ketika malam tiba dan Aldo pergi, Maya kembali ke apartemennya dengan perasaan campur aduk. Dia berharap bahwa klarifikasi dari Nia akan menghapus semua keraguannya dan memberi mereka kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka.

Keesokan harinya, Maya merasa sedikit lebih baik setelah percakapan dengan Aldo malam sebelumnya. Namun, rasa cemasnya belum sepenuhnya hilang, dan dia terus memikirkan klarifikasi yang dia butuhkan.

Di kantor, Maya berusaha fokus pada pekerjaannya, tetapi pikirannya selalu kembali pada ponselnya. Setiap kali ponselnya berbunyi, hatinya berdegup kencang, berharap ada kabar baik.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Itu pesan dari Aldo.

“Maya, aku udah berbicara dengan Nia. Dia mengatakan nggak ada perasaan lama dan bersedia bertemu denganmu jika kamu mau.

Maya merasa lega membaca pesan itu. Dia langsung membalas dan menyetujui pertemuan dengan Nia. Aldo kemudian mengonfirmasi bahwa dia akan mengatur waktu yang tepat untuk pertemuan tersebut.

Setelah bekerja, Maya pulang ke apartemennya dan bersiap-siap untuk bertemu Nia. Dia memilih pakaian sederhana namun elegan, berusaha untuk tetap tenang meski cemas.

Ketika tiba di kafe tempat mereka akan bertemu, Maya duduk di meja yang telah dipesan. Kafe itu memiliki suasana hangat dengan pencahayaan lembut, yang membuat Maya merasa sedikit lebih nyaman.

Tak lama kemudian, Nia datang mengenakan gaun biru dan terlihat percaya diri. Maya berdiri untuk menyapanya.

“Hai, Nia. Terima kasih sudah datang,” kata Maya dengan senyum.

“Hai, Maya. Sama-sama,” jawab Nia sambil duduk. “Kamu bilang ada yang ingin dibicarain?”

“Ya, benar. Aku baru-baru ini dengar beberapa informasi yang membuatku merasa cemas, dan aku ingin memastikan semuanya jelas,” ujar Maya.

Nia mengangguk. “Aku paham. Aku akan jelasin apa pun yang kamu butuhkan.”

Maya mulai bertanya, “Aldo bilang kalian sudah nggak memiliki hubungan lagi dan dia meyakinkan bahwa tidak ada perasaan lama. Tapi aku mendengar dari beberapa orang bahwa mungkin ada perasaan yang belum sepenuhnya hilang.”

Nia tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, “Benar, Aldo dan aku punya masa lalu bersama. Namun, aku sudah move on. Kami hanya berteman sekarang, dan aku tidak memiliki perasaan lebih dari itu. Mungkin ada kesalahpahaman di luar sana.”

“Terima kasih atas penjelasannya,” kata Maya. “Aku hanya ingin memastikan nggak ada yang disembunyikan. Aku percaya Aldo, tapi aku perlu mendengar semuanya langsung darimu juga.”

Nia tersenyum lembut. “Aku mengerti. Aku harap ini membantu kamu merasa lebih tenang. Aku tidak ingin menjadi masalah dalam hubungan kalian.”

Maya merasa lebih tenang setelah pertemuan itu. “Ya, aku merasa lebih baik sekarang. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berbicara denganku.”

Setelah pertemuan, Maya dan Nia berpisah dengan salam hangat. Maya merasa lega karena mendapatkan klarifikasi. Dia pulang ke apartemennya dengan harapan semua keraguan bisa segera hilang.

Ketika Maya tiba di rumah, ponselnya bergetar lagi. Kali ini, itu adalah pesan dari Aldo.

*“Bagaimana pertemuannya? Apakah semuanya udah jelas?”*

Maya membalas, “Ya, Nia udah menjelaskan semuanya. Aku merasa lebih tenang sekarang. Terima kasih sudah mengatur pertemuan ini.”

"Senang mendengarnya. Aku segera pulang, dan kita bisa bicara lebih banyak kalau kamu mau.”

Maya memutuskan untuk bersantai malam itu dan menenangkan pikirannya. Saat Aldo tiba, mereka menghabiskan waktu berbicara tentang pertemuan Maya dengan Nia dan bagaimana mereka bisa mengatasi ketegangan yang ada.

Maya merasa mereka telah membuat kemajuan yang berarti. Meskipun masih ada beberapa hal yang harus diatasi, dia merasa lebih yakin bahwa mereka bisa menghadapi tantangan bersama.

Terpopuler

Comments

Acap Amir

Acap Amir

Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.

2024-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Yang Memikat
2 Bab 2. Rahasia Tersembunyi
3 Bab 3. Pesan Yang Mencurigakan
4 Jejak Yang Terbuka
5 Bab 5. Cemburu Yang Menggelora
6 Bab 6. Tekanan Yang Menyesakkan
7 Cemburu Diluar Nalar
8 Bab 8 Langkah Kecil Menuju Pemulihan
9 Bab 9. Kecemburuan Yang Kambuh Lagi
10 Bab 10. Ketegangan Yang Meningkat
11 Bab 11. Pertengkaran Baru
12 Bab 12. Pekerjaan Kacau
13 Bab 13. Bertambah Parah
14 Bab 14. Depresi
15 Bab 15. Menelusuri Masa Kecil Maya
16 Bab 16. Kisah Masa Kecil Maya
17 Bab 17. Menyusun kembali
18 Bab 18. Menyambut Keajaiban Baru
19 Bab 19. Kesibukan Merawat Bayi
20 Bab 20. Merangkai Harapan
21 Bab 21. Kecemasan Yang Kembali Timbul
22 Bab 22. Diagnosis Kecemasan
23 Bab 23. Serangan Kecemasan Di Kantor
24 Bab 24. Perpisahan Sementara
25 Bab 25. Serangan Panik Tanpa Sebab
26 Bab 26. Pertemuan Tak Terduga
27 Bab. 27. Serangan Panik Yang Semakin Menjadi
28 Bab 28. Ancaman Tersembunyi
29 Bab 29. Ketegangan Memuncak di Jalan
30 Bab 30. Kabar Buruk Ditengah Ketegangan
31 Bab 31. Kedekatan yang Tumbuh
32 Bab 32. Gangguan di Kantor
33 Bab 33. Kejaran Mobil Misterius
34 Bab 34. Teror Tanpa Henti
35 Bab 35. Perhitungan di Ruang Pimpinan
36 Bab 36. Perpisahan
37 Bab 37. Sambutan Hangat
38 Bab 38. Momen Kebersamaan
39 Bab 39. Panggilan Tak Terduga
40 Bab 40. Kembali ke Kantor Lama
41 Bab 41. Teror Telepon Tak Dikenal
42 Bab 42. Berterus Terang
43 Bab 43. Kekhawatiran Maya
44 Bab 44. Membeli Senjata
45 Bab 45. Pertemuan Tak Terduga
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab 1. Awal Yang Memikat
2
Bab 2. Rahasia Tersembunyi
3
Bab 3. Pesan Yang Mencurigakan
4
Jejak Yang Terbuka
5
Bab 5. Cemburu Yang Menggelora
6
Bab 6. Tekanan Yang Menyesakkan
7
Cemburu Diluar Nalar
8
Bab 8 Langkah Kecil Menuju Pemulihan
9
Bab 9. Kecemburuan Yang Kambuh Lagi
10
Bab 10. Ketegangan Yang Meningkat
11
Bab 11. Pertengkaran Baru
12
Bab 12. Pekerjaan Kacau
13
Bab 13. Bertambah Parah
14
Bab 14. Depresi
15
Bab 15. Menelusuri Masa Kecil Maya
16
Bab 16. Kisah Masa Kecil Maya
17
Bab 17. Menyusun kembali
18
Bab 18. Menyambut Keajaiban Baru
19
Bab 19. Kesibukan Merawat Bayi
20
Bab 20. Merangkai Harapan
21
Bab 21. Kecemasan Yang Kembali Timbul
22
Bab 22. Diagnosis Kecemasan
23
Bab 23. Serangan Kecemasan Di Kantor
24
Bab 24. Perpisahan Sementara
25
Bab 25. Serangan Panik Tanpa Sebab
26
Bab 26. Pertemuan Tak Terduga
27
Bab. 27. Serangan Panik Yang Semakin Menjadi
28
Bab 28. Ancaman Tersembunyi
29
Bab 29. Ketegangan Memuncak di Jalan
30
Bab 30. Kabar Buruk Ditengah Ketegangan
31
Bab 31. Kedekatan yang Tumbuh
32
Bab 32. Gangguan di Kantor
33
Bab 33. Kejaran Mobil Misterius
34
Bab 34. Teror Tanpa Henti
35
Bab 35. Perhitungan di Ruang Pimpinan
36
Bab 36. Perpisahan
37
Bab 37. Sambutan Hangat
38
Bab 38. Momen Kebersamaan
39
Bab 39. Panggilan Tak Terduga
40
Bab 40. Kembali ke Kantor Lama
41
Bab 41. Teror Telepon Tak Dikenal
42
Bab 42. Berterus Terang
43
Bab 43. Kekhawatiran Maya
44
Bab 44. Membeli Senjata
45
Bab 45. Pertemuan Tak Terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!