Semua dekorasi di rumah Pak Gunawan sudah di bereskan semua kemaren siang. Makanan yang sudah siap di santap pun akhirnya di bagikan ke para tetangga.
Mereka yang merasa kasihan tetap memberikan uang kondangan meski Pak Gunawan dan Bu Azizah menolaknya.
Kemuning sudah bisa menerima apa yang terjadi kemaren .Beruntung sahabatnya, Wulan menguatkannya.
" Makan Nduk !".
" Iya Bu , ini Ning mau makan ".
" Kamu enggak apa - apa kan Nduk?". Pak Gunawan masih khawatir pada putrinya .
Kemuning tersenyum , " Insyaallah Pak , Ning Ikhlas....mungkin ini sudah takdir yang harus Ning jalani ".
" Mbak Ning jangan sedih, laki - laki tampan masih banyak kok , apa Mbak Ning mau aku kenalkan dengan teman - teman laras , mereka suka nanyain Kak Ning loh ". Ucap sang Adik ikut menghibur kakaknya.
" Yang benar saja kamu Ras , kamu itu baru kelas 1 SMP , terus Ning mau kamu suruh kenalan dengan teman -:teman kamu yang semuanya masih bocil itu ". Protes Bu Azizah.
Kemuning terkekeh, ia seperti mendapat hiburan dari adiknya itu. Melihat tawa Kemuning , Pak Gunawan pun membuang nafas lega.
" Oh ya , boleh itu....ajak saja teman - teman kamu itu kemari , Mbak mau lihat ada yang tampan apa tidak ". Canda Kemuning.
" Ehh jangan salah Mbak , teman - teman aku tampan semuanya ".
" Itu menurut kamu Ras , jangan ladeni adek kamu Ning ".
" Ibu enggak percaya , nanti deh Laras ajak kesini semuanya ".
" Eh enggak ya , kamu itu perempuan loh Ras , masa mainnya sama anak laki - laki terus ". Larang Bu Azizah. Kemuning kembali tertawa kecil , ia dan bapaknya hanya jadi penonton perdebatan ibu dengan Laras yang terlihat lucu di matanya.
" Apa salahnya Bu , laki - laki itu enggak ribet kayak perempuan soalnya ".
" Lah , apa kamu lupa, kamu juga perempuan Ras...Ras...".
" Eh iya ya ....tapi aku kan enggak ribet kayak perempuan di luar sana Bu ".
" Udahlah... Ngomong sama kamu itu enggak bakalan menang Ras , habiskan makanmu lalu berangkat sekolah sana ". Bu Azizah mengalah , ia capek sendiri jika harus melayani larasati.
" Anaknya sendiri di usir ". gumam Laras.
Tok....tok.....tok....
" Assalamu'alaikum " terdengar suara salam yang cukup keras dari depan rumah.
" Biar Ning aja yang buka ".
" Enggak usah Nduk , biar ibu saja ...kamu lanjutkan saja makanmu !".
" Siapa sih pagi - pagi begini sudah bertamu...". ucap Bu Azizah sambil berjalan menuju depan.
Ceklek........
" Wa'alaikum .....salam.....". Bu Azizah terpaku melihat tamu yang datang ke rumahnya pagi ini.
Di depannya sudah berdiri dua orang yang kini sangat ia benci .
Pak Agam dan Bu Sari berdiri dengan angkuh , mantan calon besan Bu Azizah itu tidak ada rasa bersalah sama sekali , membuat Bu Azizah makin kesal pada keduanya.
" Mau apa kalian kesini ? Apa masih kurang kalian mempermalukan keluarga kami Hah ?? Ucap Bu Azizah cukup keras , hingga Pak Gunawan , Kemuning dan Larasati berlari ke depan.
" Buuuu ....". Panggil ketiganya bersamaan.
" Kalian !!!!! Pak Gunawan menatap tajam pada Pak Agam dan Bu Sari.
" Begini to cara menyambut tamu , mbok ya di suruh masuk dulu apa , enggak sopan" ucapan dari Bu Sari membuat Bu Azizah makin marah.
" Tidak perlu sopan santun buat tamu macam kalian , enggak usah basa basi deh , langsung saja ...mau apa kalian kesini ?".
" Oh ya udah kalau begitu, kami kesini mau minta uang seserahan pernikahan yang sudah kami berikan untuk anak kalian, kan Fariz dan Kemuning batal menikah , sudah seharusnya kalian mengembalikan semuanya ".
Bu Azizah terkekeh....." Aku bersyukur Kemuning tidak jadi menantu kalian, aku tidak bisa bayangkan bagaimana kehidupan rumah tangga putriku jika punya mertua seperti kalian ".
" Tidak usah banyak omong deh , balikin saja sini cepat, malas lama - lama di sini, panas ". Ucap Bu Sari sambil mengibas - ngibaskan tangannya.
Salah makan nih emaknya Mas Fariz, hari masih pagi juga bilang kepanasan....oh aku tau , pasti belum mandi nih emak - emak. Larasati ingin sekali mengumpat wanita paruh baya di depanya ini , tapi ia tahan.
" Enak saja minta di kembalikan , kalian kira dekorasi sama makanan yang sudah tersaji bayarnya pakai daun , kalian yang membatalkan bukan kami , jadi ya sudah resiko yang harus kalian tanggung , apa kalian kira kami tidak mengeluarkan uang juga hah ?".
Mendengar itu Kemuning langsung masuk ke kamarnya . Ia mengambil semua pemberian dari Fariz.
" Ini Bu Sari , saya kembalikan semua pemberian dari Mas Fariz , semuanya masih utuh belum ada yang saya pakai , bahkan semuanya masih terbungkus rapi , dan ini juga perhiasannya , saya kembalikan semua ".
Bu Sari berbinar matanya , melihat semua barang - barang itu akan kembali padanya.
" Nduk , untuk apa kamu kembalikan , ini semua sudah jadi milik kamu , mana ada barang yang sudah di kasih di minta lagi.....dasar borok sikutan ". Bu Azizah terus menggerutu.
" Biarkan saja Bu , Ning enggak mau ada kenangan tentang Mas Fariz di rumah ini , lagi pula Ning juga enggak mau nanti ada yang mengungkit di kemudian hari ".
" Tuh , anak kamu aja pinter Zah , begini kek dari tadi, enggak perlu adu otot dulu , oh ya bagaimana dengan uangnya ?". Bu Sari ngelunjak rupanya.
" Apaaaa....???? Teriak Bu Azizah.
" Uangnya baru ada segini Bu , karena lainnya sudah untuk membayar tukang rias , dekorasi dan juga buat makanan , dan tentunya Bu Sari tau , mereka tidak akan mau mengembalikan uang yang sudah kita bayar ". Jelas Kemuning dengan tenang , hatinya sudah beku, air matanya pun sudah tidak keluar lagi.
" Ndukkk ". panggi Bu Azizah, tapi Kemuning menggelengkan kepalanya.
" Lalu sisanya bagaimana?".
" Akan saya bayar sisanya , Bu Sari jangan kuatir ".
" Baik kalau begitu, aku pegang omongan kamu ya Ning , awas saja kalau kamu ingkar, akan aku tagih sampai kapanpun , dan satu lagi ...akan aku bikin kamu lebih malu dari sekarang ".
" Tenang saja Bu , saya pasti membayarnya ".
" Ayo Pak pulang ,Bapak bawa sebagian ,nanti sisanya suruh saja orang untuk membawanya pakai gerobak biar gampang ". Bu Sari pergi tanpa pamitan atau sekedar mengucapkan maaf pada keluarga Pak Gunawan , begitupun dengan suaminya ,Pak Agam.
" Dasar nenek lampir , pingin aku bejek - bejek itu muka sama mulutnya ". Sungut Larasati.
" Hussttt , enggak boleh gitu Ras , biarkan saja , biar Tuhan yang balas ". Kemuning menutup mulut adiknya yang cerewet itu.
" Kamu itu terlalu baik Nduk , kamu mau cari kemana sisanya?".
" Biar Bapak yang memikirkannya Bu ".
" Bapak sama Ibu tenang saja , Ning mau nyari pekerjaan ke kota , Ning mau nyusul Pak Lek dan Bu lek ".
" Tapi Nduk.....".
" Kita bicarakan nanti saja Bu , ayo lanjutkan sarapannya dulu , sayang jadi mubazir nanti ". Ajak Pak Gunawan.
" Aras sudah kenyang Pak , apalagi melihat Emaknya Mas Fariz tadi , nafsu makanku langsung hilang ".
" Sok- sok an kamu Ras , ya udah berangkat saja sana !".
Tapi Laras tak bergeming .
" Ngapain masih di sini?". Tanya Kemuning.
" Ya kali enggak di kasih uang saku , nanti yang lain pada jajan , Aras hanya gigit jari dong ".Laras menengadahkan tangannya.
Kemuning langsung memberikan uang untuk adiknya. " Ini baru cakep....Buuu...Pakkkkk...Aras berangkat sekarang, jangan rindukan Aras ya.....Assalamu'alaikum ". Laras menaiki sepedanya dengan cepat, ia harus ngebut , gara - gara melihat drama tadi ia jadi kesiangan.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sandisalbiah
beneran selamat kamu Ning.. terhindar dr manusia² toxic.. tenang aja, hukum tabur tuai pasti akan berlaku...
2024-12-31
1
awesome moment
manusia tanpa hati. bsok ktmu karma tu
2024-10-30
1
Sita Sit
nyesek bgt ya jd kemuning,itu emak bpk nya Fariz kelakuannya sama kayak anak nya ternyata
2024-10-29
1