Leo menghindar setelah Lea berteriak untuk mengingatkannya, justru Lea terkena tembakan di bagian lengan kirinya. Leo sendiri kaget kenapa jadi Lea yang kena tembakan setelah gadis itu mengingatkannya.
"Kenapa kamu tidak menghindar?" tanya Leo.
"Aku sudah menghindar, tapi aku tidak tahu tembakan satu lagi menyasar ke lenganku," ucap Lea.
Darah mengucur, Jhon terus membalas serangan. Leo membantu adiknya untuk mengikat lengan tangannya yang tertembak, rasa bersalah dalam hatinya sungguh membuatnya sedih. Kenapa dia langsung melibatkan Lea dalam aksinya mengambil barang di pelabuhan itu. Dan ternyata justru dia di jebak entah oleh siapa.
Bahkan barang yang akan dia terima saja tidak ada di tempat sesuai dengan kesepakatan. Leo kesal sekali dia ternyata di tipu oleh mereka.
"Tuan, saya akan siapkan mobil. Biar yang lain yang mengurus semuanya, anda dan nona Lea harus segera masuk ke mobil dan kembali ke markas," ucap Jhon.
"Mereka banyak sekali, apa anak buah kita bisa mengatasi mereka?" tanya Leo.
"Mungkin dua puluh menit lagi bantuan datang tuan, kita harus segera keluar dari sini," ucap Jhon lagi.
Leo melihat ada beberapa yang keluar dari persembunyiannya dan memukul mundur dirinya. Dia pun menarik Lea agar berlindung di belakangnya.
"Lea, kamu jangan kemana-mana. Tetap di belakangku, kita harus mencapai mobil di sana dan segera pergi dari sini," ucap Leo.
Lea hanya mengangguk, dia memegangi lengan tangannya yang terkena tembakan karena melindungi saudara kembarnya itu. Leo dan Jhon waspada, mereka juga ikut menembak mundur beberapa musuh yang keluar dari persembunyian.
Dor! Dor!
Dor! Dor!
Baku tembak terus terjadi antara Leo dan Jhon dengan beberapa musuh yang mengepung mereka, Lea mencoba ikut menembakkan senjata apinya ke arah lawan. Ketiganya bergerak menuju mobil yang tadi di tinggalkan, beberapa meter mereka sampai di mobil lalu Leo menyuruh adiknya masuk ke dalam mobil.
"Lea, cepat masuk ke dalam!" titah Leo dengan kencang pada Lea.
"Kamu bagaimana?" tanya Lea.
"Jangan hiraukan aku, cepat kamu masuk ke dalam mobil! Aku dan Jhon memukul mundur mereka semua," ucap Leo lagi.
Lea pun segera masuk ke dalam mobil yang jaraknya satu meter, berondongan peluru menyasar Lea tapi di balas oleh Jhon dan Leo. Dengan cepat Lea masuk ke dalam mobil, melancarkan balasan juga agar musuh tidak memberondong ke arahnya.
Hingga Leo pun kini masuk, di susul oleh Jhon. Ketiganya menunduk lalu Jhon melajukan mobilnya dengan cepat. Beberapa peluru menyasar mengarah ke mobil.
"Mereka kabur," ucap salah satu dari musuh Leo.
"Biarkan mereka pergi, yang terpenting barang itu kita bisa mencurinya. Hahah!" ucap seorang laki-laki memakai topi koboi dengan puas dan senang.
Anak buahnya juga ikut senang, ternyata memiliki mata-mata dan penyusup ke kelompok mafia Stanley dan tidak di curigai sangat menguntungkan mereka.
_
Ternyata Lea hampir kehabisan darah, dia terkulai lemas karena luka akibat peluru menyasar di lengan tangannya itu sampai mengeluarkan banyak darah.
"Lea, apa kamu baik-baik saja?" tanya Leo.
"Entahlah, aku merasa letih dan aaah."
Lea pun tergeletak pingsan karena banyak darah yang keluar, ternyata peluru menyasar di lengan tangan Lea itu mengenai pembuluh darah dan akhirnya sangat banyak yang keluar.
Leo panik saudaranya itu pingsan dan banyak mengeluarkan darah.
"Jhon, pergi ke rumah sakit saja," ucap Leo.
"Nona Lea kenapa?" tanya Jhon.
"Apa kamu tidak tahu kalau adikku ini tadi kena tembakan? Cepat mobilnya pergi ke rumah sakit!" ucap Leo dengan kencang.
Tanpa menjawab lagi, Jhon pun segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Beberapa kali Jhon menghubungi yang lainnya agar segera menghabisi musuh-musuh mereka yang ada di pelabuhan itu.
"Kamu habisi mereka, jangan sampai ada yang tersisa," ucap Jhon.
"Mereka pergi dengan mobil-mobil yang tadi menyerang kita tuan, tapi mungkin di tengah jalan pulang akan di cegah oleh anak buah kita," kata Jhon.
"Baguslah. Oh ya, bagaimana dengan kedua orang itu?" tanya Leo.
"Pengawal nona Lea?"
"Ya, apa mereka sudah di bawa ke markas?" tanya Leo.
"Sudah tuan. Tuan Alvin sudah membawa mereka ketika kita pergi ke pelabuhan."
"Baguslah, suruh mereka bersiap untuk pergi ke negeri yang jauh," ucap Leo menatap adik kembarnya yang masih tergeletak di pangkuannya.
Tak lama mobil sudah memasuki area rumah sakit, Leo langsung membopong tubuh adiknya masuk ke UGD. Dokter yang berjaga langsung tanggap menangani Lea, gadis itu langsung di bawa ke ruang operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang juga menghentikan darah merembes keluar.
Leo sangat panik, dia merasa bersalah karena sudah melibatkan adiknya yang baru saja bertemu. Sikapnya yang dingin itu memang pembawaan sejak kecil, sejak Stanley mendidiknya agar tidak lemah dan harus menjadi petarung yang handal.
Tapi melihat keadaan adik kembarnya tergeletak karena pingsan itu, Leo kini berpikir harus segera menyusun strategi lagi untuk membalaskan dendam papanya.
Sejauh dia mencari tahu pamannya yang kini sudah menguasai semua perusahaan milik papanya di Indonesia, Leo tahu banyak karena dia juga mencari tahu dengan badan intelejen yang dia miliki. Begitu banyak juga kebohongan juga penipuan yang di lakukan pamannya, Demian untuk mendapatkan semua perusahaan juga harta milik papanya.
Leo menarik napas panjang, sungguh dia tidak ingin adiknya itu lemah. Makanya dia langsung mengajak Lea bertarung dan menghadapi banyak musuh.
Cukup lama Leo menunggu adiknya di ruang operasi, Jhon sibuk mengurusi dan memerintah anak buahnya yang mengurusi musuh tak terduga di pelabuhan itu.
"Siapa keluarga nona itu?"
Seorang dokter keluar dari ruang operasi.
"Ya, saya dokter. Apa adikku baik-baik saja?" tanya Leo.
"Oh, kebetulan sekali. Adik anda membutuhkan donor darah karena kantong darah di rumah sakit kekurangan dengan golongan darah adik anda itu," ucap dokter.
"Baiklah, ambil saja darahku ini dokter," ucap Leo.
"Baik, mari ikut saya."
Leo mengikuti kemana dokter pergi, Jhon menunggu di depan ruang operasi menunggu kabar dari dokter bedah tentang keadaan Lea.
Ponsel Jhon berbunyi, nama Stanley tertera di layar kaca.
"Halo tuan?"
"Apa benar Lea terkena tembak?"
"Ya tuan, nona Lea terluka lengan tangannya dan banyak mengeluarkan darah."
"Leo di mana? Kenapa ponselnya mati?"
"Tuan Leo sedang di ambil darahnya untuk membantu nona Lea," jawab Jhon.
"Baiklah, setelah selesai suruh dia kembali ke markas."
"Baik tuan."
Klik!
_
_
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
past ada penghianat tapi kira-kira siapa yachh
2025-01-12
0
C2nunik987
siapa coba pengkhianat di tubuh klan Leo berani sekali blm tau nti klo sampe Leo dan Stanley mengetahui hbs riwayat nya dicincang ma Leo apalagi Lea sampe terluka 😡😡😡
2025-01-27
0
Aditya HP/bunda lia
siapa yah pengkhianat nya ...
2024-10-11
0