"Siapa kamu?" tanya Lea masih memegang lengan tangan laki-laki itu.
"Ayo pergi," ucap laki-laki itu tanpa menjawab pertanyaan Lea.
"Aku ingin tahu siapa kamu? Dan kenapa kamu mau menolongku? Aku baru tahu kamu," tanya Lea menahan tangan laki-laki tersebut.
"Paman Allan sedang menunggumu di kostanmu, cepat pulang," ucapnya.
Lea kaget mendengar laki-laki itu menyebut nama Allan, apa lagi laki-laki yang sudah mengasuhnya sejak bayi itu berada di kostannya.
"Namaku Edward," jawab laki-laki bertopi bernama Edward.
"Kenapa kamu memanggil papaku om? Apa dia om kamu? Tapi aku tidak pernah dengar papa pernah punya seorang keponakan bernama Edward," ucap Lea sinis.
Edward hanya mengedikkan bahu saja, dia masih menggandeng tangan Lea menyuruhnya masuk ke dalam mobil. Gadis itu menurut saja, dia masuk dan duduk di samping Edward. Mobil sedang hitam meluncur meninggalkan tempat sepi biasa banyak preman berkeliaran di wilayah itu.
"Kenapa kamu bisa ada di wilayah itu? Apa kamu tahu wilayah itu banyak sekali preman?" tanya Edward.
"Aku di turunkan sama teman-temanku di sini, mereka menjebakku," jawab Lea.
"Apa yang kamu lakukan, sampai teman-temanmu menjebakmu?" tanya Edward lagi.
"Pergi ke klub malam, di tantang minum dan aku bisa mengalahkan mereka. Tapi sialnya mereka malah menurunkanku di wilayah ini," jawab Lea lagi.
"Apa kamu tidak bisa mengatasi teman-temanmu? Bukankah kamu bisa membela diri? Bergalak hidup sendiri tapi tidak bisa mengatasi teman brengsek," ucap Edward dengan sinis.
"Mana bisa aku sembarangan melawan mereka, mereka tidak menyerangku. Hanya tidak suka padaku," ucap Lea lagi.
"Bilang saja kamu tidak mampu," ucap Edward mengejek.
Lea kesal sekali dengan ejekan Edward itu, tapi dia diam saja. Malas menanggapi ucapannya yang sinis tersebut.
Hening, tak ada percakapan lagi di dalam mobil. Kendaraan yang mereka tumpangi itu melaju kencang hingga sampai di sebuah gedung di mana gedung itu memang di peruntukkan sewa tempat oleh pemiliknya untuk mahasiswa atau pekerja di sekitar wilayah tersebut.
Mobil memasuki area parkir, keduanya turun setelah berhenti. Berjalan menuju gedung bertingkat, masuk ke lift tanpa ada pembicaraan apa pun dengan keduanya.
_
Lea duduk di kursi di hadapkan di depan kursi kosong, layaknya seorang terdakwa dia duduk tegak dan pandangan ke depan. Sialnya tadi dia ikut dengan Edward Simpson, laki-laki yang mengaku keponakan tuan Allan orang yang mengasuhnya selama ini.
Di pandanginya seluruh ruangan itu, belum ada satu pun orang yang masuk dan ingin bicara dengannya. Bahkan tuan Allan yang di maksud Edward pun belum muncul.
"Aah sial, kenapa laki-laki itu membohongiku? Papa tidak datang menemuiku di sini," gumam Lea dengan mengumpat.
Dia ingin pergi tapi tangannya seakan terikat di pegangan kursi itu. Mengingat ketika dia berkelahi dengan tiga preman dan terdesak, Edward datang membantunya. Seakan dia benar adalah keponakan tuan Allan, papanya yang mengasuhnya sejak bayi.
"Heh, keponakan papaku? Keponakan dari mana? Papa saja tidak pernah cerita kalau dia punya keponakan," ucap Lea lagi.
Kesal sekali dia harus seperti itu, lebih baik dia harus melawan tiga preman meski babak belur dari pada harus di sekap seperti itu. Dia benar-benar kesal sekali pada laki-laki bernama Edward itu.
Tak lama, sebuah pintu terbuka. Berjarak tujuh meter dari arah Lea berada, gadis itu melihat tiga orang laki-laki masuk dengan memakai topi. Salah satunya memakai topi koboy dan dua lainnya seperti bodyguard yang sedang mengawal tuannya.
Pandangan Lea pada laki-laki memakai topi koboy, postur tubuhnya dia mengenali betul siapa laki-laki itu. Mata Lea melebar, senyumnya mengembang ketika tahu siapa yang datang menemuinya.
"Papa!" teriak Lea pada laki-laki yang mendekat padanya.
Laki-laki itu duduk di hadapan Lea, sorot sinar lampu yang hanya mengenai topinya saja membuat wajah aslinya tidak kelihatan. Lea mengerutkan dahi, kenapa laki-laki yang dia sebut papa itu hanya diam saja dan menatapnya dingin.
"Papa, apa-apaan ini? Kenapa aku di sekap seperti ini?" tanya Lea.
Laki-laki itu masih diam, masih menatap dingin pada Lea.
"Pa, lepaskan aku. Jangan seperti ini," ucap Lea lagi.
"Lea, apa kamu tahu kenapa kamu seperti ini?" tanya laki-laki di depannya.
"Aku tidak mengerti pa, tapi kenapa papa jadi aneh?" tanya Lea.
Laki-laki itu membuka topinya, menyenderkan punggungnya di sandaran kursi. Masih menatap Lea dengan datar saja.
"Panggilkan Edward Simpson," ucapnya.
"Baik tuan."
Satu laki-laki bodyguard itu keluar dari ruangan tersebut. Lea menatapnya pergi lalu beralih pada papanya.
"Pa, sebenarnya apa ini?" tanya Lea heran.
"Lea, berapa usiamu?" tanyanya.
"Papa tahu sendiri kan? Kenapa harus tanya lagi? Bukankah satu bulan lagi aku akan ulang tahun?" Lea malah bertanya.
"Usiamu sudah dua puluh tahun Lea, apa kamu tidak bertanya kenapa kamu berbeda denganku?" tanyanya lagi.
"Ya, aku sering bertanya tapi mami selalu menyangkalnya," ucap Lea lagi.
"Dan mami kamu berbeda juga denganmu kan?"
"Pa, apa maksudnya ini?"
"Lea, papamu ini sebenarnya bukan papamu."
"Apa?!"
_
_
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
C2nunik987
papa Allan mau buka hati diri Lea trs mami Maya kmana ?
2025-01-25
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
kok to the poin sih om aland
2025-01-11
0
Astuti Setiorini
wah kebenaran akn terungkap...semoga lea bisa segr ktm kembarannya dan membalas dendam
2024-09-29
0