Amerika Serikat
Lea berjalan cepat setelah sepulang sekolah dia merasa ada yang membuntutinya. Berbekal ilmu bela diri yang dia pelajari semasa di sekolah dan saat mengikuti kursus karate, Lea bersiap untuk menghadang seseorang yang mengikutinya.
Meski dia takut, tapi dia berusaha bersikap tenang menyusuri jalanan malam yang sepi. Entah kenapa dia terjebak oleh teman-temannya yang meminta datang ke sebuah klub malam hanya karena tantangan untuk minum anggur.
Ketika dia memenuhi tantangan itu, ternyata dia menang tapi di turunkan di jalanan yang sepi. Mungkin inilah cara mereka menguji nyali Lea di tengah jalanan sepi dan banyak sekali preman-preman di jalanan yang kadang berbuat asusila atau kriminal.
"Aku harus pergi kemana ini, ternyata jalan ini belum aku tahu di mana," ucap Lea.
Dia kesal sekali karena sejak tinggal sendiri di kostnya, papanya tidak memberinya fasilitas kendaraan seperti teman-temannya di kampus.
Saat di rumah penduduk, keadaan sepi dan penduduk rumah sudah berada di dalam. Lea melirik tangannya, melihat jam yang melingkar menunjukkan pukul dua belas malam. Bingung mau kemana dia pergi, saat berjalan ke depan tiba-tiba seseorang menyerangnya dari belakang.
"Hiaat! Bug!"
"Aaargh!"
Lea tersungkur ke depan, wajahnya menghadap tanah. Hidungnya menyentuh tanah dengan keras, sehingga ujung hidung terasa sakit dan lecet. Lea berbalik tapi satu tendangan di kepala yang menekan membuat gadis itu kembali tersungkur.
Dengan gerakan cepat, tangan Lea menarik kaki yang menginjak kepalanya. Kakinya di angkat lalu memutar badanya, meski susah dia berhasil memegang kaki dari orang yang menyerangnya. Dengan cepat pula dia menyerang beberapa kali, laki-laki yang menyerangnya seperti memberi isyarat pada teman-temannya yang tak jauh dari sana agar membantunya menyerang Lea.
Pertarungan satu lawan tiga pun terjadi, tidak seimbang tapi Lea berusaha untuk melawan. Dia kewalahan, dua pukulan mengenai pipinya membuat darah mengalir di bibirnya. Lea terdesak, tatapan tajam dan waspada membuatnya penasaran siapa ketiga laki-laki yang menyerangnya itu.
"Siapa kalian? Beraninya sama perempuan dan keroyokan. Cih, memalukan!" ucap Lea menatap tajam satu persatu laki-laki yang menyerangnya itu.
"Hah, nona cantik. Kenapa kamu berjalan sendirian di tempat kami? Daerah ini adalah daerah terlarang buat kamu nona cantik," ucap salah satu laki-laki berperawakan kurus.
"Kalau ini daerah kalian, siapa yang memberi kalian wilayah? Apa pemerintah? Hah, seenaknya saja mengaku daerah kalian," ucap Lea dengan sengit.
"Cuih! Gadis sialan. Rupanya dia ingin kita kuliti dan kita nikmati tubuhnya secara bersama-sama hah?!" kata laki-laki bertubuh gempal.
"Urus saja bos, dia gadis yang sangat lancang. Tapi cukup berani juga dengan kita di sini, hahah. Bagaimana rasanya jika kita nikmati tubuhnya itu ya? Hahah!"
"Dasar sampah tidak berguna!!" teriak Lea menimbulkan kemarahan yang besar pada ketiganya.
"Apa kamu bilang? Sudah kalah masih saja melawan?!"
"Maju kalian satu persatu jika kalian laki-laki jantan! Jangan main keroyokan!" teriak Lea.
Jika di perhatikan, Lea berani jamin kalau satu persatu melawan ketiga preman itu. Dia bisa mengalahkannya, sebuah teknik pernah dia kuasai untuk melawan satu lawan satu. Tapi jika keroyokan dengan tiga orang bertubuh kekar, dia memang cukup kewalahan.
Kini ketiga preman itu saling pandang dan kembali tawanya pecah, tidak ingin meladeni ucapan Lea mereka seperti memberi kode dan langsung menyerang Lea bersama-sama. Dengan sigap Lea menghindar, satu lagi terus menyerang dan satu lagi menyerang dari belakang.
Laki-laki itu menendang punggung bagian atas Lea, hingga gadis itu kembali tersungkur dan jatuh. Tanpa membuang kesempatan, satu orang lagi menarik tubuh Lea dan di dekapnya erat agar tidak berontak dan lepas. Dengan tawanya yang keras, laki-laki yang di anggap bos itu membawa pergi Lea.
"Bos ayo kita bawa ke markas, tubuhnya itu lumayan bagus. Lihat saja, sepertinya dia belum di apa-apakan oleh pacarnya. Sungguh rugi laki-laki yang menyia-nyiakan tubuh indah itu, hahah!" ucap laki-laki kurus tinggi.
"Hahah, benar. Aku tidak sabar ingin mencicipi tubuh indah gadis ini. Apa lagi wajahnya yang cantik, aaah pasti suara merdu ketika kita bercinta dengannya keluar sangat keras. Hahah!"
Ejekan dan ucapan penghinaan pada gadis itu membuat Lea semakin murka, dia mencoba berontak dan memukul apa pun, menendang tapi kedua tangannya di cengkeram kuat. Mereka membawa Lea ke sebuah rumah di mana ada beberapa orang lagi di sana.
Saat mereka sampai di belokan, tiba-tiba seorang laki-laki bertopi datang langsung mendang satu orang yang membawa Lea. Dengan gerakan cepat dia menghajar satu persatu preman-preman itu, hingga Lea terlepas dan gadis itu cepat membantu laki-laki yang menolongnya itu.
"Hiaat, hap aah!"
Lea tidak membuang kesempatan langsung menyerang mereka, kedua orang itu melawan tiga preman. Dan ketiganya kini jatuh tersungkur, kalah.
"Ayo pergi, biarkan mereka," kata laki-laki bertopi itu.
Lea pun menurut, dia pergi mengikuti laki-laki itu. Penasaran dengan orang yang menolongnya, dia menarik tangan laki-laki itu hingga dia menghadap Lea.
"Siapa kamu?"
_
_
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Alfathir Paulina
sdh 20 th tp kok gitu2 aja beladirinya apa g pernah diajari dari kecil.padahal anak mafia loh🤔🤔🤔
2025-01-27
0
C2nunik987
mudah mudahan Lea dan Leo cpt bertemu iahh ....dan bisa cari keberadaan mama Larasati 😭😭😭
2025-01-25
0
ria sufi
bagaimana mau bales dendam ilmu beladiri ja msh pas2an
2025-02-17
0