Bab. Lima Belas

Bab. 15

Sampai jam pulang kerja, pak Alex masih belum muncul juga. Sore ini mika pulang ke rumahnya yakni untuk menjenguk rumah itu dan setelah itu ia harus jumpa dengan gurunya. Arumi mengerti dan membiarkan mika pergi seorang diri.

Karena ia terlalu cemas yang entah ada apa itu. Ia memutuskan untuk pergi ke kediaman rumah elit milik bosnya. Niatnya hanya mengecek keadaan sang bos.

Menurut pembicaraan orang-orang rumahnya tidak terlalu jauh dari kantor. Di sana terlihat rumah elit seperti istana megah dan di awasi oleh banyak petugas atau bodyguard kepercayaannya.

Arumi sempat di tahan oleh mereka ketika saat masuk. Akan tetapi, pak Alex melihatnya di cctvnya bahwa yang di luar itu adalah Arumi.

"Biarkan dia masuk!" perintah pak Alex.

Perintah itu langsung di turuti oleh para bodyguard itu. Arumi langsung di sambut hangat oleh mereka. Terlihat para pelayan pun menyambut nya dengan hangat membuat Arumi sedikit tidak nyaman.

"Maaf, bibi. Kenapa kalian semua bersikap begitu ya terhadapku? Aku jadi tidak enak." ucap Arumi pada salah satu pelayan itu.

"Nyonya adalah tamu penting tuan, jadi sudah sewajarnya nyonya di perlakukan yang layak. Mari nyonya." jawab salah satu pelayan itu.

Arumi mengangguk pelan dan melangkah masuk mengikuti langkah para pelayan itu. Arumi langsung di antar tepatnya ke kamar pak Alex. Awalnya, Arumi menolak untuk masuk dan dia bisa menunggu di ruang tamu saja. Akan tetapi, pelayan itu tetap mendesaknya dan mengajaknya ke kamar pak Alex.

Arumi mengangguk saja dan mengikuti langkah bibi itu ke kamar pak Alex.

Di sana, ia melihat kondisi pak Alex yang sedang terbaring di ranjangnya.

"Ehh pak. Sudah cukup bapak istirahat saja." ujar Arumi yang melihat pak Alex bangun begitu ia melihat Arumi datang.

Seketika mata pak Alex berubah menatap Arumi bak burung elang saja.

"Aku melihatmu tidak datang ke kantor hari ini. Tidak biasanya kan kamu tidak hadir ke kantor. Aku cemas makanya aku ke sini." ujar Arumi yang seakan mengerti dengan tatapan tajam itu.

"Kamu cemas kenapa?" tanya oak Alex datar.

"Ummm.. Aku cemas saja karena tidak biasanya kamu tidak datang." jawab Arumi yang merasa salting di depan pak Alex.

Hmmm...

Namun, pak Alex hanya berdehem saja.

Arumi melihat pak Alex yang kesusahan untuk bangun dan ia pun segera membantunya bangkit dan duduk. Arumi melihat ada bekas luka di tubuh pak Alex.

"Kamu terluka ya? Apa karena kemaren itu?" tanya Arumi pelan.

"Iya, tapi sekarang udah nggak apa-apa kok. Mungkin besok aku bisa ke kantor lagi." jawabnya santai.

"Jangan di paksakan kalau masih sakit. Mending istirahat saja sampai benar-benar sembuh."

"Bagaimana bisa sembuh di sini sendirian. Apa kamu mau datang setiap hari ke sini dan mengobatiku?" sergah psk Alex yang menatap tajam nan lekat ke arah Arumi.

"Bagaimana mungkin? Aku tidak bisa datang setiap hari ke sini." jawab Arumi lagi dengan kepala menunduk.

"Nah itu tau. Makanya aku harus langsung ke kantor. Tidak mungkin setiap hari kamu cuti kan?"

Arumi terdiam sejenak. Ia menangkap satu persatu kata kata pak Alex. Lalu, Arumi tersenyum.

Ddddrrrrrr.... Ddddrrrrrr...

Ponsel Arumi berdering.

"Iya, bibi."

"Kamu di mana? Baru pulang kerja kok tiba-tiba menghilang." tanya bibi yang terlihat bingung di sana.

"Hehh maaf bibi, aku langsung pergi tanpa mengabari bibi dulu. Aku ada di rumah teman. Dia sedang sakit jadi, aku datang menjenguknya." jawab Arumi.

"Ohw, ya udah cepat pulang. Udah mau malam ini. Mika tidak bersama mu kan?"

"Mika tidak pergi bersama ku, bi. Iya, baiklah. Aku akan segera pulang."

Arumi menutup teleponnya.

Ia melihat jam di tangannya dan ternyata benar sudah magrib sebentar lagi sudah malam sempurna.

"Di suruh pulang ya? Secepat itu kamu pulang?" tanya pak Alex seketika.

"Iya, dia khawatir karena tadi aku perginya tidak kasih tau dia."

"Kenapa tidak kasih tau? Kamu pulang sekarang? Aku antar ya?"

"Tidak.tidak usah. Aku bisa pulang sendiri. Lagipula kamu masih sakit."

"Kamu tinggal bersama bibimu?"

"Iya, kedua orang tuaku sudah pergi. Pergi jauh dariku. Umm jika besok aku minta izin cuti boleh? Karena besok jam setengah sepuluh aku di panggil oleh pengadilan. Aku harus hadir."

"Biasanya tidak lama. Kamu bisa masuk setelah pulang dari sana. Masih belum siap masalah suamimu?"

Arumi menggeleng. Dia juga sedikit menceritakan bahwa sampai saat ini Gibran masih menunggunya pulang. Dan juga Gibran masih belum tau bahwa Arumi tinggal bersama bibinya.

"Orang seperti mereka tidak pantas kamu pertahankan. Ego mereka lebih tinggi, bahkan sampai sekarang mereka masih mengelak dan tidak mau di salahkan. Selingkuh berulang kali dan masih mengharapkan maaf terus-menerus darimu. Mereka kira kamu ini patung apa!"

Cecar pak Alex yang terlihat sekali nada amarah dari serak suaranya itu. Entah emosi dan marah kenapa dia itu.

Arumi hanya diam menanggapinya. Setelah magrib berakhir, Arumi pun pamit pulang.

Pak Alex memerintahkan satu bodyguard nya untuk mengantarkan Arumi sampai ke rumahnya. Awalnya Arumi menolak. Akan tetapi, pak Alex tetap ingin di antar. Ia ingin Arumi sampai di rumah dengan selamat.

Tidak mau berdebat lebih jauh, Arumi pun menurut saja.

Setelah tiba di tengah perjalanan, Arumi minta turun. Namun, bodyguard itu tidak menggubris nya.

"Hey, kau dengar tidak sih. Turunkan aku di sini. Aku ingin membeli sesuatu, nanti dari sini aku bisa pulang sendiri."

Barulah mobil itu berhenti.

"Nyonya ingin beli apa? Baiklah. Belilah apa nyonya inginkan, aku akan tetap di sini menunggu sampai nyonya selesai belanja."

"Aku tidak enak merepotkan mu untuk menungguku. Lebih baik pulang lah. Aku bisa lanjut pulang sendiri."

"Nyonya sama sekali tidak merepotkan ku. Aku sudah di tugaskan dan harus ku selesaikan sampai tuntas."

Arumi mengalah lagi. Pasti sulit berdebat. Dirinya memilih turun dan langsung masuk ke minimarket kecil itu dan memilih beberapa barang keperluan nya.

Di kejutkan lagi, ketika Arumi hendak membayar. Tiba-tiba saja bodyguard itu sudah berada di kasir begitu kasir itu selesai menghitung jumlah belanjaan Arumi, bodyguard itu langsung mentransfer uang belanjaan tersebut.

"Sudah di scan ya kak," ucap bodyguard itu dengan ramah.

Arumi jadi mematung sejenak.

"Kenapa di bayarin?" tanya Arumi ketika sampai di luar minimarket itu.

"Perintah tuan di suruh untuk membayar belanjaan nyonya." jawabnya tegas.

"Ck, nyonya? Sudah berapa kali semenjak masuk ke rumah itu aku mendengar kata nyonya. Nyonya apaan? Kenapa kalian semua memanggilku nyonya?" ketus Arumi dengan penuh selidik.

"Ini sudah perintah dari tuan."

Arumi merasa mulai aneh ketika masuk ke rumah itu. Dirinya di perlakukan bak ratu pemilik rumah besar itu.

Bersambung...

Yuk lanjut bab 16... Bagian mana yang tidak seru bacanya bisa japri di komentar aja ya bestiee...

yuk kepoin cerita temanku..

Terpopuler

Comments

Eriani Eriani

Eriani Eriani

kok nggantung lagi

2024-08-23

0

Maryati

Maryati

kyk'a bakalan bucin tuh pak Alex....

2024-08-21

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!