“Makanlah, kau pasti lapar, bukan ??”
“Err... Ya.. Terima kasih..”
Bohong jika, Angie tidak lapar, sayangnya wanita itu merasa kikuk dan sedikit tidak nyaman, karena dirinya berada di rumah seseorang yang terasa asing baginya, dan juga makan satu meja dengan sosok lelaki psikopat ?? Oh lelaki yang mendapatkan status sebagai seseorang yang gila, dan tidak waras, serta seseorang yang rusak secara mentalnya. Serta lelaki yang mendapatkan gelar tersangka pembunuhan ??? Ah, Angie penasaran apakah Ryan menyuap beberapa polisi dengan uangnya yang banyak ini untuk terbebas dari hukumannya, dan juga rumah sakit jiwa itu ??
Angie kemudian meraih spaghetti di depannya dengan garpu dan mulai memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya, enak !! Itulah yang ada di dalam benak Angie saat bumbu masakan itu menyentuh lidahnya.
Angie tidak menyadari, jika Ryan melihat ke arahnya sedari tadi, seakan mengamati gerak gerik wanita itu yang menikmati makanannya, tapi Angie terlalu sibuk dengan makanannya sehingga Angie tidak memperdulikan tatapan Ryan. Hingga salah satu pelayan itu, mendatangi mereka.
“Tuan, ini minuman anda.” Dia menurunkan minuman Ryan dan Angie dari nampannya, Ryan mengamati gerak-gerik pelayan perempuan itu, kemudian dia sempat berbicara dengan nada sedikit sinis kepada pelayan itu.
“Apa ini ??”
“Minuman anda, Tuan..”
“Aku tidak mau, kembalikan.” Ujar Ryan dengan sinisnya, membuat Angie yang sedang menikmati makanannya kemudian menolehkan kepalanya, menatap interaksi antara pelayan perempuan itu dengan Ryan.
“Tapi.. Tuan, saya hanya mengantarkan minuman anda.”
Ryan tidak memberikan perkataan apapun, tapi sorot matanya semakin menajam, membuat pelayan perempuan itu tidak bisa berbuat apapun, dia tahu jika Ryan semakin marah, maka masalah akan semakin besar, pelayan perempuan itu hendak meraih gelas milik Ryan.
“Minum minuman itu.”
“A.. Apa ?? Tapi..”
“Minum !” Ujar Ryan dengan nada penuh penekanan.
Pelayan itu mengangkat gelas itu, tapi tangannya bergetar disana, Angie bisa melihat pelayan itu terus tidak tenang saat Ryan menyuruhnya untuk meminum minuman itu, sementara lelaki itu menyeringai dengan licik melihat reaksi dari pelayan itu, awalnya Angie berfikir apakah ada sesuatu di dalam minuman itu ??
Pyar !!!
Pelayan perempuan itu menjatuhkan gelasnya karena rasa takut dan gugup di dalam dirinya, saat Ryan menyuruhnya untuk meminum minuman itu, gelas itu terjatuh dan minumannya tumpah ke bawah membasahi lantai.
“Kenapa kau begitu gugup ?? Itu hanya minuman biasa, bukan ?? Apakah.. Kau.. Mencoba meracuniku ??” Ujar Ryan menaikkan alisnya, sembari tersenyum miring disana, membuat suasana semakin memanas disana, Angie merasa semakin tidak nyaman. Ditambah ekspresi dari sang pelayan yang tadinya gugup, dan takut kini memberikan tatapan penuh kebenciannya kepada Ryan.
“Ya.. Dan kau tahu alasannya, bukan ?! Seharusnya kau yang mati !! Bukan Lucas ?!”
“Oh, kenapa ?? Kehilangan kekasihmu ?? Oh ayolah, semua tahu Lucas hanya memanfaatkan tubuhmu saja, tidak lebih.” Ujar Ryan dengan nada sinisnya, dan terlihat senang saat pelayan itu meluapkan emosinya.
“Bagaimana denganmu ?! Bukankah kau juga memanfaatkan tubuh wanita ini ?!” Ujar pelayan itu menunjuk ke arah Angie.
“Dia adalah calon nyonya besarmu disini, jangan sembarangan menunjuk ke arahnya.” Ujar Ryan dengan nada sedikit tidak suka, tapi Ryan tidak mau membuat pelayan itu kehilangan nyalinya, jadilah Ryan masih sengaja memancing emosinya.
Angie mengenali Ryan, sebagai sosok yang sangat suka mengotak-atik perasaan dan suasana hati seseorang hanya demi kepuasaan dirinya semata, anehnya Ryan sangat suka jika ada orang yang membencinya, dan malah sengaja membuat orang yang membencinya semakin meluapkan emosinya.
“Kau...”
“Ada apa ?? Tidak suka ?? Tikus kecil, kau tidak pantas untuk mengelak perintahku !!” Ujar Ryan dengan nada dingin, dia bangkit berdiri dari kursinya, kemudian menarik rambut pelayan perempuan itu dengan kasar, dan mendorong kepalanya menjedukkannya dengan kaca di meja, Angie tidak berani berkata apapun saat Ryan bertindak keji, dengan senyuman puasnya dan tertawa puas.
Setelah kepala pelayan itu berdarah, barulah Ryan berhenti dan mendorong tubuh pelayan itu ke lantai, pelayan perempuan itu merasakan kepalanya pusing dan tidak bisa berbuat apapun, bahkan tangannya tidak bisa memberontak saat Ryan menjedukkan kepalanya ke meja kaca.
Astaga Tuhan, lelaki jenis apa yang akan aku nikahi ?? Bagaimana hidupku nanti setelah menikah ?? Batin Angie merana melihat perlakuan kasar Ryan kepada perempuan.
“Bersihkan tumpahan minuman yang kau buat !” Ujar Ryan dengan dingin kepada pelayan perempuan itu.
“Kau.. Monster !!”
“Yeah.. I'm once become monster, and forever being monster.” Ujar Ryan dengan nada dinginnya, melirik ke arah wanita yang masih tidak berdaya itu, dan beberapa pelayan lainnya membantu pelayan perempuan yang berdarah itu.
Ryan kemudian melirik ke arah Angie, “Lanjutkan saja makananmu, maaf dengan drama murahan ini.” Ujarnya dengan nada.. Seakan ingin merubah suasana ?? Atau apa ?? Entahlah, Angie tidak bisa membaca perkataan dan tatapan mata Ryan, tapi lelaki itu tersenyum miring dan seakan puas dengan apa yang dia baru saja lakukan tadi.
Tapi Angie melanjutkan saja makanannya meskipun sebenarnya nafsu makannya mulai menghilang, karena melihat pertikaian dan perilaku Ryan yang sedikit... Brutal..
“Setelah makan, aku akan berbicara denganmu.” Ujar Ryan melanjutkan ucapannya.
“Baik..”
...
Setelah menikmati makanan, Ryan mengantarkan Angie ke dalam kamarnya. Oh aku belum berbicara ya, sebelum makan malam ini, Ryan mengajak Angie untuk mencoba beberapa gaun pernikahan mereka besoknya, dan Angie baru kembali ke rumah ini dan menikmati makan malamnya dengan Ryan.
Dan kini, dirinya di ajak ke dalam kamar yang cukup luas dan besar, Angie bahkan terpana akan kamar itu, apakah kamar itu untuknya sendiri ?? Atau bersama Ryan ??
“Ini akan menjadi kamar kita berdua setelah menikah, tapi untuk malam ini, kau boleh tertidur disini.” Ujar Ryan menjelaskan kepada Angie, wanita itu menganggukkan kepalanya, sembari matanya memandangi seluruh ruangan kamar itu dengan tatapan kagum.
“Aku sudah membelikan pakaian untukmu, cobalah semuanya di dalam lemari itu.” Ujar Ryan menunjuk ke arah lemari yang cukup besar, dengan beberapa pintu dan terdapat kaca di salah satu pintu depannya.
Angie mendekati lemari yang ditunjuk oleh Ryan, kemudian membukanya dan terkagum dengan isi dari lemari itu, Angie tidak menyadari jika Ryan sudah berjalan dan berdiri di sampingnya. Lelaki itu tersenyum kecil mengamati ekspresi Angie yang seperti anak kecil yang dibelikan mainan.
“Kau menyukainya ??”
“Ya.. Bagaimana kau bisa tahu beberapa pakaian kesukaanku ??” Ujar Angie dengan senang tapi juga bingung.
“Hmm~ insting..”
Angie kemudian menoleh ke arah sebelahnya sembari menatap Ryan dan bertanya, “Insting.. Atau kau memata-mataiku ??”
Ryan tersenyum miring, seakan senang dengan pemikiran Angie yang mulai mengerti perilakunya.
“Kau begitu mengenali calon suamimu, bukan ??”
Angie hanya menghela nafasnya berat, dia sudah menebak seperti apa Ryan itu, tidak mungkin perkataannya sesuai dengan fakta yang ada, Angie tidak akan pernah melupakan status Ryan, hanya karena pemberian mewah dari lelaki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments