Permintaan Nola

Nola berdiri di depan sebuah gedung perkantoran yang baru pertamakali ini ia jajaki. Dia juga baru tau kalau ternyata perusahaan itu telah menjadi milik suaminya. Lebih tepatnya sebagai anak perusahaan milik keluarga Gunawan.

Kalau saja orang yang akan dia temui tidak memberitahunya, dia juga tidak akan tau. Bara tidak memberitahunya sama sekali.

Tapi Nola tak mempermasalahkannya karena Nola tak pernah mau tau apa saja yang Bara kerjakan masalah pekerjaannya.

Nola kembali melangkahkan kakinya ke dalam. Kaca mata hitam yang masih bertengger di hidungnya membuat semua mata tertuju kepadanya.

Apalagi saat ini adalah jam makan siang, jadi semua karyawan mulai turun untuk mengisi perut mereka.

"Permisi, saya ingin bertemu dengan Bu Nessa. Kami susah buat janji. Bisa tunjukkan ruangannya?" Nola bertanya pada bagian resepsionis.

Yah, memang orang yang ingin dia temui adalah Nessa, adiknya sendiri. Eca sendiri juga yang memberitahu Nola kalau saat ini dia bekerja menjadi sekretaris Bara.

Nola baru tau tentang itu, tapi Nola tak mempermasalahkannya. Justru Nola merasa, itu adalah kesempatan yang bagus untuknya.

"Maaf, dengan Ibu siapa?"

Nola menurunkan kacamatanya. Memperlihatkan wajahnya pada Rena, resepsionis yang berhadapan Dengan Nola.

"Nola Ananta, apa anda tidak bisa mengenali saya?"

Nola memang tidak memperkenalkan dirinya sebagai menantu keluarga Gunawan karena Nola yang menginginkan pernikahannya di sembunyikan.

"M-maaf Bu saya tidak tau. Ruangan Bu Nessa ada di lantai lima. Tepat di depan lift langsung belok kanan saja"

"Oke no problem. Thanks ya" Nola kembali melangkahkan kaki jenjangnya menuju lantai yang di tunjukkan resepsionis tadi.

Kantor baru suaminya itu memang tak terlalu besar. Tapi menurut Nola, penghasilan dari kantor itu tentu tidaklah sedikit.

Ting...

Setibanya di lantai yang dituju, di sana tampak begitu sepi karena memang sedang jam makan siang.

"Eca!"

"Mbak?" Eca yang memang sudah menunggu kedatangan Kakaknya langsung menyambut Nola.

"Apa kabar kamu?" Nola memeluk Eca.

"Baik Mbak. Maaf baru tadi aku kasih tau Mbak Nola kalau aku kerja di sini. Aku juga baru tau dua hari yang lalu kalau Bos ku itu Mas Bara"

"Nggak papa. Sekarang kamu tinggal di mana?"

"Di apartemen dekat sini Mbak. Nggak besar sih tapi nyaman"

"Ya udah, kapan-kapan aku ke sana"

"Boleh Mbak. Oh ya, sebenernya apa yang mau Mbak bicarakan?"

Nola menoleh ke ruangan yang ada di samping meja Eca.

"Bos kamu ada?"

"Ada Mbak, belum keluar makan siang"

"Kita bicara di dalam"

"Loh, kenapa di dalam Mbak? Katanya ada hal yang penting? Kan di sana ada Mas Bara Mbak!" Eca menahan Nola yang menuntun tangannya.

"Apa yang mau Mbak bicarakan ada sangkut pautnya sama Bara. Ayo cepat!"

Eca kewalahan mengikuti Nola yang menariknya karena sepatu hak tinggi yang Eca pakai.

"Sayang!!" Nola membuka ruangan Bara dengan suaranya yang cukup nyaring.

"Nola? Kok kamu bisa di sini?" Bara yang masih duduk di kursinya mengernyit menatap istrinya.

"Iya. Aku tadi mau ketemu Eca. Eh ternyata sekarang kamu jadi atasannya Eca. Makanya aku ke sini sekalian mau ketemu kamu. Ada hal penting yang mau aku omongin sama kalian berdua"

Bara dan Eca saling menatap sekilas. Mereka tak tau sama sekali tentang apa yang mau Nola bicarakan.

"Memangnya apa yang mau kamu bicarakan sampai menyangkut adikmu?"

"Sini duduk dekat aku sayang, biar aku jelaskan. Kamu juga Eca. Duduklah!"

Kedua orang yang masih dalam kondisi kebingungan itu hanya mengikuti permintaan Nola untuk duduk di sofa bersama Nola.

"Sebelumnya aku seneng banget karena akhirnya hubungan kamu sama Eca membaik setelah Minggu lalu kamu meminta Eca pergi dari rumah" Nola meraih tangan Bara. Menggenggamnya dengan lembut serta menyandarkan badannya pada lengan kokoh suaminya itu.

Bara kembali melirik Eca sekilas, kemudian kembali fokus dengan apa yang ingin istrinya katakan.

"Ca, kamu tau sendiri kalau Mbak belum bisa memberikan Bara dan juga keluarganya keturunan. Padahal pernikahan ku sudah berjalan lima tahun. Kamu juga tau kan kalau aku sangat mendambakan momongan selama ini?"

"I-iya Mbak. Eca tau kok" Eca semakin bingung dengan apa tujuan Nola mengajaknya bicara. Sedangkan apa yang Nola katakan adalah seputar rumah tangganya. Mungkin Nola harusnya memintanya untuk menjadi teman curhat daripada mengatakan kalau ada hal penting yang ingin di bicarakan.

"Kedua orang tua Bara sudah mendesak ku untuk segera punya momongan Ca" Nola menunduk dengan sendu.

"Nola, sudahlah. Jangan bicarakan masalah rumah tangga kita di depan adikmu!" Pinta Bara dengan tegas.

"Enggak sayang. Kita udah bicara tadi malam!"

Kening Bara mengernyit karena menangkap sesuatu dari ucapan Nola itu.

"Jangan bilang kamu.." Bara menatap Nola tajam

"Sayang, biarkan aku bicara dulu. Please" Pinta Nola.

"Gila kamu Nola!!" Bara bangkit dari sofa. Dia memilih menjauh dari istrinya itu. Tampaknya Bara sudah menebak apa yang akan di lakukan istrinya.

"Sebenarnya ada apa ini Mbak? Kalau ada masalah antara kalian berdua, lebih baik aku keluar dulu" Eca merasa tak enak berada di antara perdebatan Nola dan suaminya.

"Enggak Ca, kamu tetap di sini. Dengarkan aku dulu!" Pinta Nola.

"Dengarkan apa lagi Mbak? Dari tadi aku nggak tau apa yang Mbak Nola inginkan. Aku bingung sendiri Mbak!!" Eca melihat Bara yang kini berdiri menghadap ke jendela dan berkali-kali mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ca, mertua ku akan menikahkan Bara dengan wanita lain karena aku belum bisa kasih keturunan Ca"

"A-apa Mba?" Eca menatap Nola kemudian Bara yang masih membelakangi mereka secara bergantian. Diamnya Bara yang tanpa membantah ucapan Nola membuat Eca paham jika apa yang Nola katakan itu bukan hanya sekedar bercanda.

"Aku nggak mau itu ternadi Ca. Aku nggak mau kehilangan Bara. Aku nggak mau berbagi sama wanita lain"

"Mbak, kalau gitu Mbak bisa bicara sama kedua mertua Mbak. Aku yakin Mbak bisa punya anak, kita cari cara lain Mbak. Kamu cari dokter terbaik yang bisa bantu kamu. Nggak ada yang nggak mungkin Mbak!! Jangan menyerah!!"

"Nggak bisa Ca. Keputusan mereka sudah bulat. Mereka akan mencarikan wanita yang bisa mengandung keturunan Gunawan Ca"

Eca semakin gak tega melihat Kakaknya berderai air mata.

"Mbak, itu bukan solusi. Mereka justru mau menghancurkan rumah tangga kalian!"

"Makanya itu Ca. Aku minta ketemu sama kamu karena nggak mau keluarga ku hancur. Aku mau minta bantuan sama kamu Ca. Cuma kamu harapan ku satu-satunya. Tolonglah aku Ca, aku mohon"

"Apa yang bisa aku bantu Mbak? Sebisa mungkin aku akan membantumu" Eca mendekat lada Nola. Dia mengusap bahu Nola yang bergetar itu.

"Kamu yakin mau bantu aku kan Ca?"

"Iya Mbak. Selama aku bisa, aku pasti akan membantumu"

"Ca" Nola menggenggam kedua tangan Eca.

"Mbak mohon ja.."

"Hentikan Nola!! Jangan gila kamu ya!!" Bara yang sejak tadi diam, kini kembali memberontak.

"Aku emang udah gila karena tekanan orangtuamu Bara!!" Suara Nola yang menyentak itu membuat Bara kembali diam.

Memang tekanan yang di berikan orang tuanya pasti akan mempengaruhi mental Nola.

"Mbak?" Panggilan Eca membuat Nola tersadar.

"Iya Ca?"

"Apa yang bisa ku bantu buat Mbak?"

"Ca aku mohon, jadilah maduku Ca"

Duarrr....

Terpopuler

Comments

Emai

Emai

beneran nol kakak kandung Eca? kok tega ya. ak bis menebak bahwa dari awal nola mau memanfaatkan Eca utk dekat dengan suaminya dg serumah dg bara. eh eh eh

2024-12-05

0

mamah cantikk

mamah cantikk

gila bnr² gila ha ya deki harta rela mengorbankan adiknya sendiri

2025-01-17

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

jedarrrr....

2024-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Serupa namun tak sama
2 Kakak Ipar
3 Ketidaksukaan
4 Ungkapan hati
5 Cerita Nola
6 Solo karir
7 Cerita Eca pada Efan
8 Tidak nyaman
9 Di pecat
10 Apa salahku?
11 Sombong dan angkuh
12 Rencana mertua
13 Kemarahan Bara
14 Permintaan Nola
15 Bukan Adikku
16 Rencana Nola
17 Keputusan
18 Syarat dari Bara
19 Pernikahan
20 Penolakan Eca
21 Mencoba menghindar
22 Tak manusiawi
23 Alasan Bara
24 Suami kurang ajar!
25 Sampai
26 Keresahan Nola
27 Berakhir
28 Surat perjanjian
29 Kena pelet
30 Cemburu
31 30. Scarf
32 Bertemu Efan
33 Pelajaran untuk Eca
34 Merendahkan diri
35 Asupan
36 Bayangan Eca
37 Rindu?
38 Mandi berdua
39 Mengerikan
40 Jus buah
41 Rencana Nola
42 Kamu cemburu?
43 Tamu tak terduga
44 Kecemburuan Nola
45 Manja
46 Balita
47 Ngambek
48 Buat kita
49 Tersentuh
50 Merasa terancam
51 Permainan Bara
52 Bukan cinta tapi...
53 Bramantyo
54 Menguntit
55 Ternyata memang Nola
56 Bara yang mabuk
57 Yang sebenarnya terjadi
58 Kelinci kecil Daddy
59 Rindu sosok Ayah
60 Kualat
61 Kecewa
62 Memastikan
63 Cinta bukan nafsu
64 Ketahuan
65 Sikap dingin Bara
66 Sikap Bara yang aneh
67 Seandainya
68 Ancaman Eca
69 Eca sudah kalah
70 Mencari petunjuk
71 Rencana Nola
72 Serangan balik dari Eca
73 Terbongkar
74 Tamparan untuk Nola
75 Selamat tinggal
76 Yang tersakiti
77 Masalah belum usai
78 Mencari keberadaan Eca
79 Aku kalah!!
80 ??????
81 Terbang ke awan
82 Biarkan jadi pelakor
83 Percayalah
84 Cemburu
85 Perpisahan
86 Keputusan Bara
87 Jangan salahkan aku!!
88 Asupan semangat
89 Siapa yang akan pergi??
90 Penjelasan
91 Hancur
92 Sampai habis
93 Sakit
94 Pembawa kebahagiaan
95 Ngidam
96 Mandiin
97 PERMAISURI DARI KAUM KAFIR (Kesempatan ke dua)
98 Nessa dan Bara
99 Mama?
100 Lula sakit
101 Permintaan Heru
102 Bahagianya Nola
103 Extra part
104 Extra part, Dimana Lula?
105 Extra part, Lula takut...
106 Extra part, Tarzan
107 Extra part, Main di dapur
108 Extra part, Masa lalu
109 Extra part, Kembar
110 Extra part, Ketakutan Nola
111 Extra part, Nita bukan Nisa
112 Extra part, Sosis mayo
113 Extra part, Semakin mirip
114 Extra part, Peringatan Heru
115 Extra part, Sadar diri
116 Extra part
117 Extra part, Tidak jujur
118 Extra part, Kecewa
119 Extra part
120 Extra part
121 Extra part, coklat matcha
122 Extra part
123 Extra part, Hamil lagi?
124 Extra part, Sisi lain Bara
125 Extra part, Bantuan Bara
126 Extra part, Putus asa
127 Extra part, Pergi
128 Extra part, menemui Eca
129 Extra part, Bertemu
130 Extra part
131 Extra part
132 Extra part
133 Extra part
134 Extra part
135 Extra Part
136 Extra part
137 Extra part
138 Extra part
139 Extra part
140 Extra part
141 Extra part
142 Extra part
143 Extra part
144 Extra part
145 Extra part
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Serupa namun tak sama
2
Kakak Ipar
3
Ketidaksukaan
4
Ungkapan hati
5
Cerita Nola
6
Solo karir
7
Cerita Eca pada Efan
8
Tidak nyaman
9
Di pecat
10
Apa salahku?
11
Sombong dan angkuh
12
Rencana mertua
13
Kemarahan Bara
14
Permintaan Nola
15
Bukan Adikku
16
Rencana Nola
17
Keputusan
18
Syarat dari Bara
19
Pernikahan
20
Penolakan Eca
21
Mencoba menghindar
22
Tak manusiawi
23
Alasan Bara
24
Suami kurang ajar!
25
Sampai
26
Keresahan Nola
27
Berakhir
28
Surat perjanjian
29
Kena pelet
30
Cemburu
31
30. Scarf
32
Bertemu Efan
33
Pelajaran untuk Eca
34
Merendahkan diri
35
Asupan
36
Bayangan Eca
37
Rindu?
38
Mandi berdua
39
Mengerikan
40
Jus buah
41
Rencana Nola
42
Kamu cemburu?
43
Tamu tak terduga
44
Kecemburuan Nola
45
Manja
46
Balita
47
Ngambek
48
Buat kita
49
Tersentuh
50
Merasa terancam
51
Permainan Bara
52
Bukan cinta tapi...
53
Bramantyo
54
Menguntit
55
Ternyata memang Nola
56
Bara yang mabuk
57
Yang sebenarnya terjadi
58
Kelinci kecil Daddy
59
Rindu sosok Ayah
60
Kualat
61
Kecewa
62
Memastikan
63
Cinta bukan nafsu
64
Ketahuan
65
Sikap dingin Bara
66
Sikap Bara yang aneh
67
Seandainya
68
Ancaman Eca
69
Eca sudah kalah
70
Mencari petunjuk
71
Rencana Nola
72
Serangan balik dari Eca
73
Terbongkar
74
Tamparan untuk Nola
75
Selamat tinggal
76
Yang tersakiti
77
Masalah belum usai
78
Mencari keberadaan Eca
79
Aku kalah!!
80
??????
81
Terbang ke awan
82
Biarkan jadi pelakor
83
Percayalah
84
Cemburu
85
Perpisahan
86
Keputusan Bara
87
Jangan salahkan aku!!
88
Asupan semangat
89
Siapa yang akan pergi??
90
Penjelasan
91
Hancur
92
Sampai habis
93
Sakit
94
Pembawa kebahagiaan
95
Ngidam
96
Mandiin
97
PERMAISURI DARI KAUM KAFIR (Kesempatan ke dua)
98
Nessa dan Bara
99
Mama?
100
Lula sakit
101
Permintaan Heru
102
Bahagianya Nola
103
Extra part
104
Extra part, Dimana Lula?
105
Extra part, Lula takut...
106
Extra part, Tarzan
107
Extra part, Main di dapur
108
Extra part, Masa lalu
109
Extra part, Kembar
110
Extra part, Ketakutan Nola
111
Extra part, Nita bukan Nisa
112
Extra part, Sosis mayo
113
Extra part, Semakin mirip
114
Extra part, Peringatan Heru
115
Extra part, Sadar diri
116
Extra part
117
Extra part, Tidak jujur
118
Extra part, Kecewa
119
Extra part
120
Extra part
121
Extra part, coklat matcha
122
Extra part
123
Extra part, Hamil lagi?
124
Extra part, Sisi lain Bara
125
Extra part, Bantuan Bara
126
Extra part, Putus asa
127
Extra part, Pergi
128
Extra part, menemui Eca
129
Extra part, Bertemu
130
Extra part
131
Extra part
132
Extra part
133
Extra part
134
Extra part
135
Extra Part
136
Extra part
137
Extra part
138
Extra part
139
Extra part
140
Extra part
141
Extra part
142
Extra part
143
Extra part
144
Extra part
145
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!