Kemarahan Bara

BRAKK...

Bara menutup pintu mobilnya dengan sangat keras. Pria itu seperti sedang meluapkan semua amarahnya saat ini.

Sampai sekarang dia masih belum terima dengan keputusan orang tuanya serta istrinya sendiri. Mereka seolah-olah tidak mempedulikan perasaan Bara sama sekali.

Di sana Bara yang akan menjalani. Tentunya mereka seharusnya mempertimbangkan penolakan Bara, bukannya mengambil keputusan sendiri.

"Sayang, dengarkan aku dulu!" Nola berusaha mengejar suaminya.

"Sayang!!" Nola berhasil meraih lengan Bara.

"Apalagi? Bukannya kamu sudah mengambil keputusan? Lalu apa lagi yang harus aku dengar?" Bara bahkan menghentakkan tangan Nola yang berada di lengannya.

"Sayang, aku melakukan ini demi keluarga kita. Biar Papa dan Mama nggak mendesak kita lagi. Kalau mereka sudah punya keturunan, pasti mereka akan diam kan sayang?"

"Tapi bukan begini juga caranya Nola!! Aku bisa cari cara lain. Aku bahkan belum sempat berpikir tapi kamu dengan mudahnya menyetujui keinginan Mama!!" Bara menyugar rambutnya yang rapi sehingga menjadi berantakan tak karuan.

"Aku yang akan menjalani semuanya Nola. Di sini aku yang akan mengorbankan perasaan ku. Apa kamu nggak mikirin perasaanku sama sekali??!!" Bara meluapkan segala amarahnya pada Nola.

Dia tidak membenci istrinya, dia hanya membenci keputusan yang di ambil istrinya tanpa memahami keadaannya.

"Kamu bilang aku nggak mikirin perasaan kamu Bara? Lalu kamu apa? Apa kamu juga mikirin perasaan aku?" Nola berbalik melawan. Air matanya sudah berjatuhan karena kekecewaannya pada Bara.

Sejak tadi dia hanya diam dan menerima segala bentuk penghinaan dari mertuanya karena dia kira Bara akan memahaminya, tapi nyatanya Bara justru menyudutkan Nola. Bara menyalahkan Nola atas keputusan yang sebenarnya bagi Nola sendiri begitu sulit.

"Kamu pikir aku nggak sakit hati dengan ucapan Mama? Aku sehat, kata dokter aku juga nggak ada masalah sama sekali, tapi Mama kamu bilang aku mandul. Lalu, apa kamu pikir aku nggak sakit saat kedua orang tua kamu memberiku pilihan seperti tadi? Aku sakit Bara, aku sakit!!" Nola menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak.

"Coba kamu ada di posisi ku Bara. Aku selalu di tekan kedua orang tuamu padahal aku sendiri juga menginginkan seorang anak. Apa kamu pikir aku senang melihat suamiku harus menikahi wanita lain untuk mendapatkan anak? Kamu pikir aku sekuat itu Bara?"

"Sayang, aku..." Bara tersadar dengan semua ucapan Nola.

Bara pikir, dia sendiri yang paling tersakiti di sana. Tapi ternyata istrinya lebih sakit saat ini.

"Apa? Kamu mau minta aku untuk mengerti kamu lagi?"

Bara semakin mendekat pada istrinya itu. Dia menarik Nola ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku sayang" Bara menyesal telah membentak dan menyalahkan istrinya sejak tadi.

Seharusnya dia melihat dari sudut pandang istrinya. Dia juga seharusnya lebih tegas lagi menentang keinginan kedua orang tuanya. Melihat Nola menangis kesakitan seperti itu tentu saja membuat Bara ikut merasa sedih.

"Tolong mengertilah posisiku Bara" Pinta Nola di dalam pelukan Bara.

Tapi Bara sediri masih bungkam, dia bingung harus menjawab apa. Dia tidak mau memiliki dua istri, tapi dia juga tidak mau membuat Nola sedih dan tertekan seperti itu.

"Aku mohon Bara" Lirih Nola.

Bara mengurai pelukannya. Dia memegang kedua bahu Nola. Menatap kedua mata istrinya yang sendu itu.

"Sekarang aku tanya, apa kamu sanggup berbagi? Apa kamu sanggup melihatku menikahi wanita lain bahkan menc*mbunya untuk mendapatkan anak?" Bara sendiri tidak yakin dia bisa berbuat adil jika mempunyai dua istri.

"Apa kamu sudah siap dengan segala konsekuensinya?"

"Meski itu berat, ini hanya sementara Bara. Aku akan mencobanya. Aku melakukan ini bukan cuma untukku Bara. Tapi juga untuk kamu dan orang tua kamu. Percayalah Bara, setelah ini masalah kita selesai. Kita akan hidup berdua sama anak kita nantinya setelah kamu menceraikan wanita itu. Percayalah Bara"

Bara menatap manik mata Nola. Ingin sekali Bara membantah apa yang Nola ucapkan. Menurut Bara, masalah yang akan mereka hadapi kedepannya tak akan semudah itu. Semuanya justru akan terasa sulit karena keputusan Nola itu.

Tapi sekarang ini Nola sudah teguh dengan keputusannya. Bara yakin Nola tidak akan mengubah keputusannya itu meski Bara memberikan alasan sedemikian rupa.

"Kamu setuju kan sayang?"

"Apa kalau aku menolak, kamu akan mengubah keputusan mu?"

Pertanyaan dari Bara itu membuat Nola lega. Meski terpaksa, akhirnya Bara mau menuruti keinginannya.

"Makasih sayang. Kalau gitu aku akan segera menemui wanita yang akan kamu mengandung anakmu"

"Apa??!!" Bara cukup terkejut dengan ucapan Nola.

"Jadi kamu sudah menyiapkan wanita yang akan menjadi madumu?"

"Emm, m-maksud aku. Aku sudah ada pandangan siapa wanita yang cukup baik untuk jadi maduku. Aku akan mencoba bicara padanya. Itu maksudku Bara"

"Emangnya ada wanita yang mau melakukan itu? Manjadi kelinci percobaan selama satu tahun. Kalau tidak hamil diceraikan dan kalau hamil di rebut anaknya?" Bara tersenyum sinis.

Mustahil ada wanita yang rela menyerahkan hidupnya hanya untuk kebahagiaan orang lain.

"Kamu tenang aja sayang. Aku yakin aku bisa mendapatkan wanita itu. Aku tidak mau kalau Mama yang mencarikan istri untukmu"

"Memangnya kenapa?"

"Aku takut kalau kamu jatuh cinta sama pilihan Mama"

Nola kembali memeluk Bara. Dia memang sudah gila karena merelakan suaminya pada wanita lain tapi dia juga tak ingin kehilangan suaminya.

"Memangnya kalau wanita itu pilihan mu, itu bisa menjamin kalau aku tidak akan jatuh cinta padanya?"

"Aku percaya sama kamu sayang. Aku rela berkorban demi kamu dan keluarga kamu, harusnya kamu juga bisa menjaga hati dari wanita lain termasuk istri sementara kamu nantinya. Ingat, pernikahan kalian hanya satu tahun kalau dia tidak hamil setelah itu semuanya selesai. Kita akan kembali bahagia seperti ini sayang"

"Aku rasa ini begitu egois sayang" Bara tersenyum kecut di balik punggung Nola. Mereka seperti orang yang menghalalkan segala cara demi kebahagiaan mereka sendiri.

"Terkadang, kita memang harus egois untuk mempertahankan kebahagiaan kita sayang" Nola semakin hanyut dalam pelukan hangat suaminya yang sebentar lagi akan ia bagi dengan wanita lain.

Setelah malam mulai larut, Bara juga masih sibuk di ruang kerjanya, Nola mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Nola cukup menunggu waktu beberapa saat karena orang yang ia hubungi pasti sudah terlelap. Nola tetap sabar menunggu karena dia sendiri yang salah, menghubungi orang di tengah malam.

"Halo?" Sahut orang yang Nola tunggu sejak tadi.

"Halo, kamu udah tidur ya? Emm, boleh nggak kalau besok siang kita ketemu? Kan kita udah beberapa hari nggak ketemu?"

"Boleh" Suara itu terdengar serak dan begitu malas untuk menjawab karena mungkin saja sudah tidur.

"Oke, kalau gitu kamu kirim alamat rumah kamu atau tempat kerja kami ya, kita ketemu di sana aja"

"Hmmm"

"Ya udah aku tutup, tidurlah lagi"

Salah satu ujung bibir Nola tertarik ke atas setelah sambungan telepon itu tertutup.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

nyatanya Nola tdk sebaik itu.. dia jelas lebih jahat dan egois... ini beneran gak adil buat Eca... jika Bara dan Nola beneran menjadikan Eca mesin pencetak ank.. semoga sevelum ank itu hadir mereka bersua udah terkena azab nya... biat Bara bucin ke Eca dan mencampakan Nola yg dr ini niatnya udah jahat banget..

2024-12-02

0

Mar Wiyah

Mar Wiyah

kalau menurutku novel ini berat karna ada ada org ketiga nyakit nanti ada yg tersakiti dan akan bertindak jahat...GK sanggup ku baca Thor mohon maaf ya...menjaga hatikusaja dr rasa emosi nanti..tp asli novel innbagus bangeett cuma mwntalku aja GK kuat bacanya

2024-12-20

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

adekny di korbankan....tp dlm kehidupan nyata jg ada.bhkn sodara ku sendiri jg kyk gt.janda ketemuan duda pdhl.udah punya ank masingmasing.tp kok masih ngorbani adekny y.ngg hbs pikir ak

2024-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Serupa namun tak sama
2 Kakak Ipar
3 Ketidaksukaan
4 Ungkapan hati
5 Cerita Nola
6 Solo karir
7 Cerita Eca pada Efan
8 Tidak nyaman
9 Di pecat
10 Apa salahku?
11 Sombong dan angkuh
12 Rencana mertua
13 Kemarahan Bara
14 Permintaan Nola
15 Bukan Adikku
16 Rencana Nola
17 Keputusan
18 Syarat dari Bara
19 Pernikahan
20 Penolakan Eca
21 Mencoba menghindar
22 Tak manusiawi
23 Alasan Bara
24 Suami kurang ajar!
25 Sampai
26 Keresahan Nola
27 Berakhir
28 Surat perjanjian
29 Kena pelet
30 Cemburu
31 30. Scarf
32 Bertemu Efan
33 Pelajaran untuk Eca
34 Merendahkan diri
35 Asupan
36 Bayangan Eca
37 Rindu?
38 Mandi berdua
39 Mengerikan
40 Jus buah
41 Rencana Nola
42 Kamu cemburu?
43 Tamu tak terduga
44 Kecemburuan Nola
45 Manja
46 Balita
47 Ngambek
48 Buat kita
49 Tersentuh
50 Merasa terancam
51 Permainan Bara
52 Bukan cinta tapi...
53 Bramantyo
54 Menguntit
55 Ternyata memang Nola
56 Bara yang mabuk
57 Yang sebenarnya terjadi
58 Kelinci kecil Daddy
59 Rindu sosok Ayah
60 Kualat
61 Kecewa
62 Memastikan
63 Cinta bukan nafsu
64 Ketahuan
65 Sikap dingin Bara
66 Sikap Bara yang aneh
67 Seandainya
68 Ancaman Eca
69 Eca sudah kalah
70 Mencari petunjuk
71 Rencana Nola
72 Serangan balik dari Eca
73 Terbongkar
74 Tamparan untuk Nola
75 Selamat tinggal
76 Yang tersakiti
77 Masalah belum usai
78 Mencari keberadaan Eca
79 Aku kalah!!
80 ??????
81 Terbang ke awan
82 Biarkan jadi pelakor
83 Percayalah
84 Cemburu
85 Perpisahan
86 Keputusan Bara
87 Jangan salahkan aku!!
88 Asupan semangat
89 Siapa yang akan pergi??
90 Penjelasan
91 Hancur
92 Sampai habis
93 Sakit
94 Pembawa kebahagiaan
95 Ngidam
96 Mandiin
97 PERMAISURI DARI KAUM KAFIR (Kesempatan ke dua)
98 Nessa dan Bara
99 Mama?
100 Lula sakit
101 Permintaan Heru
102 Bahagianya Nola
103 Extra part
104 Extra part, Dimana Lula?
105 Extra part, Lula takut...
106 Extra part, Tarzan
107 Extra part, Main di dapur
108 Extra part, Masa lalu
109 Extra part, Kembar
110 Extra part, Ketakutan Nola
111 Extra part, Nita bukan Nisa
112 Extra part, Sosis mayo
113 Extra part, Semakin mirip
114 Extra part, Peringatan Heru
115 Extra part, Sadar diri
116 Extra part
117 Extra part, Tidak jujur
118 Extra part, Kecewa
119 Extra part
120 Extra part
121 Extra part, coklat matcha
122 Extra part
123 Extra part, Hamil lagi?
124 Extra part, Sisi lain Bara
125 Extra part, Bantuan Bara
126 Extra part, Putus asa
127 Extra part, Pergi
128 Extra part, menemui Eca
129 Extra part, Bertemu
130 Extra part
131 Extra part
132 Extra part
133 Extra part
134 Extra part
135 Extra Part
136 Extra part
137 Extra part
138 Extra part
139 Extra part
140 Extra part
141 Extra part
142 Extra part
143 Extra part
144 Extra part
145 Extra part
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Serupa namun tak sama
2
Kakak Ipar
3
Ketidaksukaan
4
Ungkapan hati
5
Cerita Nola
6
Solo karir
7
Cerita Eca pada Efan
8
Tidak nyaman
9
Di pecat
10
Apa salahku?
11
Sombong dan angkuh
12
Rencana mertua
13
Kemarahan Bara
14
Permintaan Nola
15
Bukan Adikku
16
Rencana Nola
17
Keputusan
18
Syarat dari Bara
19
Pernikahan
20
Penolakan Eca
21
Mencoba menghindar
22
Tak manusiawi
23
Alasan Bara
24
Suami kurang ajar!
25
Sampai
26
Keresahan Nola
27
Berakhir
28
Surat perjanjian
29
Kena pelet
30
Cemburu
31
30. Scarf
32
Bertemu Efan
33
Pelajaran untuk Eca
34
Merendahkan diri
35
Asupan
36
Bayangan Eca
37
Rindu?
38
Mandi berdua
39
Mengerikan
40
Jus buah
41
Rencana Nola
42
Kamu cemburu?
43
Tamu tak terduga
44
Kecemburuan Nola
45
Manja
46
Balita
47
Ngambek
48
Buat kita
49
Tersentuh
50
Merasa terancam
51
Permainan Bara
52
Bukan cinta tapi...
53
Bramantyo
54
Menguntit
55
Ternyata memang Nola
56
Bara yang mabuk
57
Yang sebenarnya terjadi
58
Kelinci kecil Daddy
59
Rindu sosok Ayah
60
Kualat
61
Kecewa
62
Memastikan
63
Cinta bukan nafsu
64
Ketahuan
65
Sikap dingin Bara
66
Sikap Bara yang aneh
67
Seandainya
68
Ancaman Eca
69
Eca sudah kalah
70
Mencari petunjuk
71
Rencana Nola
72
Serangan balik dari Eca
73
Terbongkar
74
Tamparan untuk Nola
75
Selamat tinggal
76
Yang tersakiti
77
Masalah belum usai
78
Mencari keberadaan Eca
79
Aku kalah!!
80
??????
81
Terbang ke awan
82
Biarkan jadi pelakor
83
Percayalah
84
Cemburu
85
Perpisahan
86
Keputusan Bara
87
Jangan salahkan aku!!
88
Asupan semangat
89
Siapa yang akan pergi??
90
Penjelasan
91
Hancur
92
Sampai habis
93
Sakit
94
Pembawa kebahagiaan
95
Ngidam
96
Mandiin
97
PERMAISURI DARI KAUM KAFIR (Kesempatan ke dua)
98
Nessa dan Bara
99
Mama?
100
Lula sakit
101
Permintaan Heru
102
Bahagianya Nola
103
Extra part
104
Extra part, Dimana Lula?
105
Extra part, Lula takut...
106
Extra part, Tarzan
107
Extra part, Main di dapur
108
Extra part, Masa lalu
109
Extra part, Kembar
110
Extra part, Ketakutan Nola
111
Extra part, Nita bukan Nisa
112
Extra part, Sosis mayo
113
Extra part, Semakin mirip
114
Extra part, Peringatan Heru
115
Extra part, Sadar diri
116
Extra part
117
Extra part, Tidak jujur
118
Extra part, Kecewa
119
Extra part
120
Extra part
121
Extra part, coklat matcha
122
Extra part
123
Extra part, Hamil lagi?
124
Extra part, Sisi lain Bara
125
Extra part, Bantuan Bara
126
Extra part, Putus asa
127
Extra part, Pergi
128
Extra part, menemui Eca
129
Extra part, Bertemu
130
Extra part
131
Extra part
132
Extra part
133
Extra part
134
Extra part
135
Extra Part
136
Extra part
137
Extra part
138
Extra part
139
Extra part
140
Extra part
141
Extra part
142
Extra part
143
Extra part
144
Extra part
145
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!