Sombong dan angkuh

Kini Eca sudah kembali bekerja seperti biasa di kantor yang sama. Entah apa yang membuat Bara berubah pikiran dan tidak jadi memecatnya.

Meski hubungannya dengan Bara tetaplah canggung, tapi Eca berusaha profesional demi pekerjaannya.

Sebenarnya, kenapa Eca tidak keluar saja dari perusahaan itu kalau jelas-jelas Bara tidak menyukainya?

Itu karena Eca tidak mau kalah begitu saja dengan alasan Bara yang tak jelas sama sekali. Mungkin jika kemarin Eca mendapatkan jawaban yang pasti dari Bara, dia akan mempertimbangkan untuk keluar dari sana.

Untuk sekarang, biarlah dulu. Eca juga mau mencari tau salahnya apa hingga membuat Bara membencinya.

"Jadwal hari ini hanya itu saja Pak. Ada yang Pak Bara tanyakan?" Eca baru saja membacakan jadwal untuk Bara.

"Nggak ada. Tapi nanti sore sepertinya kau harus lembur untuk membahas proyek yang sudah deadline"

"Baik Pak. Oh ya, untuk makan siangnya bagaimana? Pak Bara mau saya pesankan?"

"Hemm?"

"Baik Pak saya permisi"

"Huffttt" Eca membuang nafas kasarnya setelah keluar dari ruangan Bara.

Kalau saja Bara bukan atasannya, pasti Eca sudah melempar wajah datar Bara itu dengan sepatunya. Pria itu terlampau dingin dan tak tersentuh. Tapi Eca heran kenapa saat bersama Nola Bara begitu hangat dan romantis.

"Astaga" Eca menepuk jidatnya.

Dia lupa menanyakan makan siang apa yang Bara inginkan. Eca tidak tau makanan apa yang Bara sukai.

"Pesan apa aja kali ya, biarin aja mau suka apa enggak. Lagian Pak Umar juga lagi meeting di luar jadi nggak bisa nanya"

Eca lekas kembali ke meja kerjanya. Dia memesan makanan untuk Bosnya makan siang nanti lalu kembali bekerja sambil menunggu waktu makan siang tiba.

Cklek..

Belum lama bekerja, Eca mendengar pintu ruangan Bara terbuka. Eca langsung sigap berdiri menyambut Bosnya itu.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?"

"Bawa materi proyek yang akan kita bahas nanti sore. Kerjakan sekarang saja karena nanti sore saya ada acara sama istri saya!"

"B-baik Pak"

Brak...

Eca memejamkan matanya karena Bara menutup pintunya dengan keras.

"Sabar Ca sabar" Eca mengusap dadanya sebentar lalu menyiapkan semua materi proyek mereka.

Eca masuk ke ruangan Bara dengan begitu gugupnya. Bagaimana tidak, ini adalah kali pertama Eca akan bekerja dengan Bara hanya berdua. Eca bisa membayangkan suasana seperti apa yang akan terjadi di dalam nantinya.

"Duduklah!" Pinta Bara yang juga sudah duduk pada sofa panjang, bukan di kursi putarnya sendiri dibalik meja kerjanya sana.

"Baik Pak" Eca sudah bergerak ingin duduk di single sofa yang ada di hadapan Bara.

"Disini!!" Sentak Bara sambil menunjuk tempat di sebelahnya sampai membuat Eca terhenyak.

"I-iya Pak"

Dengan sangat terpaksa, Eca duduk di samping Bara meski masih menyisakan jarak di antara mereka.

"Bacakan detailnya untuk saya!" Perintah Bara.

"Baik Pak"

Eca mulai membuka materi proyek milik perusahaan Bara itu.

Eca sempat melirik pada Bara yang malah menyandarkan tubuhnya ke belakang sambil memejamkan matanya. Wajahnya yang mendongak itu jelas sekali menunjukkan pahatan yang sempurna kalau di lihat dari sisi Eca yang ada di sampingnya. Alis tebal, hidung mancung, rahang tegas yang di tumbuhi sedikit jambang juga jakunnya yang menonjol karena posisinya saat ini, tentu wajar saja kalau seluruh karyawan di kantornya membicarakan Bara setiap hari. Semua yang ada di wajah serta tubuhnya itu benar-benar menunjukkan ciri khas pria dewasa yang matang.

Mengabaikan Bara yang entah tidur atau benar mendengarkannya, Eca mulai membaca materinya. Menjelaskan secara rinci apa yang di inginkan oleh kliennya.

"Itu saja Pak, lebih lengkapnya sudah saya rangkum jadi satu di sini" Eca meletakkan map di depan Bara.

Pria itu lekas membuka matanya. Mulai membuka satu persatu map yang di berikan Eca. Pria itu juga melihat salinan rencana desain pembangunan sebuah gedung dari laptop Eca.

"Mereka menginginkan pembangunan gedung sebesar ini tapi dengan biaya setipis mungkin?"

"Benar Pak"

"Pantas saja perusahaan ini merugi. Bodoh sekali" Cibirnya.

"Ada cara lain untuk membatalkannya?" Bara menatap Eca.

"Tidak ada Pak karena proyek ini sudah di setujui sebelumnya"

"Kalau begitu, kita pangkas semua anggaran yang tidak penting. Atur jadwal untuk bertemu dengan mereka, saya yang akan menyampaikannya sendiri kalau permintaan mereka itu mustahil"

"Baik Pak"

"Sekarang susun ulang anggaran yang terlalu berlebih itu. Pangkas semua yang tidak terlalu penting itu"

"Iya Pak"

Eca mulai mengerjakan apa yang Bara minta. Keduanya benar-benar melupakan jarak di antara mereka karena terlalu fokus dalam pekerjaannya.

Kini dari jarak yang begitu dekat Eca bisa mencium harumnya tubuh bara yang begitu menyenangkan.

Eca ingat saat pertama kali Eca mencium bau khas pria itu adalah saat pertama kali datang me rumah Kakaknya. Eca ingat bagaimana Bara menggerayangi tubuhnya malam itu.

Eca langsung menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikirannya itu.

"Kenapa?" Tanya Bara dengan heran.

"T-tidak Pak. I-itu sepertinya makan siangnya sudah datang. Saya ambil dulu"

Eca segera beranjak dari sana untuk menghindar dari Bara. Entah kenapa dia malah mengingat malam menjijikkan itu.

Benar saja saat Eca kembali ke mejanya, makanan pesanan Eca sudah ada di sana. Dia langsung membawa makan siang itu kembali ke ruangan Bara.

"Ini makan siangnya Pak" Eca membuka bungkusan makanan itu dan meletakkannya pada meja di depan Bara setelah sebelumnya menyingkirkan tumpukkan pekerjaannya.

"Mana punya mu?" Bara mendongak menatap Eca yang masih berdiri di depannya.

"S-saya nanti makan di bawah Pak"

"Kau pikir aku bisa menghabiskan makanan sebanyak ini?" Bara mendelik menatap Eca.

"Maaf Pak, saya tadi tidak tau apa makanan kedukaan Pak Bara. Jadi saya beli beberapa biar Pak Bara bisa pilih"

"Makanya kalau nggak tau itu tanya! Otakmu di mana??!!" Sinis Bara.

"Maaf Pak" Hanya itu yang bisa Eca keluarkan dari bibirnya meski hatinya mengumpat.

"Duduklah dan makan!!"

"M-maksudnya Pak?"

"Apa aku harus mengulanginya lagi Sekretaris Nessa? Apa kau begitu bodoh sampai tak paham apa maksudku?"

"Saya paham Pak!" Sahut Eca dengan ketus lalu duduk di hadapan Bara dengan kesal karena sudah dua kali Bara mengatainya dengan kasar.

Sementara Bara tetap tidak peduli dengan apa yang Eca lakukan itu. Dia malah melahap makanannya dengan santai seperti tak melakukan kesalahan apapun pada sekretarisnya itu.

"Sebenarnya terbuat dari apa hati sama otak orang ini? Kenapa bisa ada orang seangkuh dia? Kenapa juga Kak Ola harus punya suami macam dia? Ganteng sih iya, kaya ya jangan di tanya, tapi sombong, angkuh, dingin, nggak jelas!!" Eca menatap Bara dengan penuh kebencian.

"Nggak usah mengumpat saya dalam hati. Saya tau apa yang kamu pikirkan tentang saya! Saya angkuh? Sombong? Kenapa, nggak suka?"

Deg...

Eca langsung menunduk malu karena Bara bisa menebak pikirannya.

Terpopuler

Comments

Ina Karlina

Ina Karlina

bara itu hanya berlagak garang untuk menyembunyikan rasa dalam hatinya ada sesuatu

2025-02-25

0

Mar Wiyah

Mar Wiyah

GK ada d cerita awalnya ya..

2024-12-20

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

kyk cenayang aj bar...bar

2024-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Serupa namun tak sama
2 Kakak Ipar
3 Ketidaksukaan
4 Ungkapan hati
5 Cerita Nola
6 Solo karir
7 Cerita Eca pada Efan
8 Tidak nyaman
9 Di pecat
10 Apa salahku?
11 Sombong dan angkuh
12 Rencana mertua
13 Kemarahan Bara
14 Permintaan Nola
15 Bukan Adikku
16 Rencana Nola
17 Keputusan
18 Syarat dari Bara
19 Pernikahan
20 Penolakan Eca
21 Mencoba menghindar
22 Tak manusiawi
23 Alasan Bara
24 Suami kurang ajar!
25 Sampai
26 Keresahan Nola
27 Berakhir
28 Surat perjanjian
29 Kena pelet
30 Cemburu
31 30. Scarf
32 Bertemu Efan
33 Pelajaran untuk Eca
34 Merendahkan diri
35 Asupan
36 Bayangan Eca
37 Rindu?
38 Mandi berdua
39 Mengerikan
40 Jus buah
41 Rencana Nola
42 Kamu cemburu?
43 Tamu tak terduga
44 Kecemburuan Nola
45 Manja
46 Balita
47 Ngambek
48 Buat kita
49 Tersentuh
50 Merasa terancam
51 Permainan Bara
52 Bukan cinta tapi...
53 Bramantyo
54 Menguntit
55 Ternyata memang Nola
56 Bara yang mabuk
57 Yang sebenarnya terjadi
58 Kelinci kecil Daddy
59 Rindu sosok Ayah
60 Kualat
61 Kecewa
62 Memastikan
63 Cinta bukan nafsu
64 Ketahuan
65 Sikap dingin Bara
66 Sikap Bara yang aneh
67 Seandainya
68 Ancaman Eca
69 Eca sudah kalah
70 Mencari petunjuk
71 Rencana Nola
72 Serangan balik dari Eca
73 Terbongkar
74 Tamparan untuk Nola
75 Selamat tinggal
76 Yang tersakiti
77 Masalah belum usai
78 Mencari keberadaan Eca
79 Aku kalah!!
80 ??????
81 Terbang ke awan
82 Biarkan jadi pelakor
83 Percayalah
84 Cemburu
85 Perpisahan
86 Keputusan Bara
87 Jangan salahkan aku!!
88 Asupan semangat
89 Siapa yang akan pergi??
90 Penjelasan
91 Hancur
92 Sampai habis
93 Sakit
94 Pembawa kebahagiaan
95 Ngidam
96 Mandiin
97 PERMAISURI DARI KAUM KAFIR (Kesempatan ke dua)
98 Nessa dan Bara
99 Mama?
100 Lula sakit
101 Permintaan Heru
102 Bahagianya Nola
103 Extra part
104 Extra part, Dimana Lula?
105 Extra part, Lula takut...
106 Extra part, Tarzan
107 Extra part, Main di dapur
108 Extra part, Masa lalu
109 Extra part, Kembar
110 Extra part, Ketakutan Nola
111 Extra part, Nita bukan Nisa
112 Extra part, Sosis mayo
113 Extra part, Semakin mirip
114 Extra part, Peringatan Heru
115 Extra part, Sadar diri
116 Extra part
117 Extra part, Tidak jujur
118 Extra part, Kecewa
119 Extra part
120 Extra part
121 Extra part, coklat matcha
122 Extra part
123 Extra part, Hamil lagi?
124 Extra part, Sisi lain Bara
125 Extra part, Bantuan Bara
126 Extra part, Putus asa
127 Extra part, Pergi
128 Extra part, menemui Eca
129 Extra part, Bertemu
130 Extra part
131 Extra part
132 Extra part
133 Extra part
134 Extra part
135 Extra Part
136 Extra part
137 Extra part
138 Extra part
139 Extra part
140 Extra part
141 Extra part
142 Extra part
143 Extra part
144 Extra part
145 Extra part
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Serupa namun tak sama
2
Kakak Ipar
3
Ketidaksukaan
4
Ungkapan hati
5
Cerita Nola
6
Solo karir
7
Cerita Eca pada Efan
8
Tidak nyaman
9
Di pecat
10
Apa salahku?
11
Sombong dan angkuh
12
Rencana mertua
13
Kemarahan Bara
14
Permintaan Nola
15
Bukan Adikku
16
Rencana Nola
17
Keputusan
18
Syarat dari Bara
19
Pernikahan
20
Penolakan Eca
21
Mencoba menghindar
22
Tak manusiawi
23
Alasan Bara
24
Suami kurang ajar!
25
Sampai
26
Keresahan Nola
27
Berakhir
28
Surat perjanjian
29
Kena pelet
30
Cemburu
31
30. Scarf
32
Bertemu Efan
33
Pelajaran untuk Eca
34
Merendahkan diri
35
Asupan
36
Bayangan Eca
37
Rindu?
38
Mandi berdua
39
Mengerikan
40
Jus buah
41
Rencana Nola
42
Kamu cemburu?
43
Tamu tak terduga
44
Kecemburuan Nola
45
Manja
46
Balita
47
Ngambek
48
Buat kita
49
Tersentuh
50
Merasa terancam
51
Permainan Bara
52
Bukan cinta tapi...
53
Bramantyo
54
Menguntit
55
Ternyata memang Nola
56
Bara yang mabuk
57
Yang sebenarnya terjadi
58
Kelinci kecil Daddy
59
Rindu sosok Ayah
60
Kualat
61
Kecewa
62
Memastikan
63
Cinta bukan nafsu
64
Ketahuan
65
Sikap dingin Bara
66
Sikap Bara yang aneh
67
Seandainya
68
Ancaman Eca
69
Eca sudah kalah
70
Mencari petunjuk
71
Rencana Nola
72
Serangan balik dari Eca
73
Terbongkar
74
Tamparan untuk Nola
75
Selamat tinggal
76
Yang tersakiti
77
Masalah belum usai
78
Mencari keberadaan Eca
79
Aku kalah!!
80
??????
81
Terbang ke awan
82
Biarkan jadi pelakor
83
Percayalah
84
Cemburu
85
Perpisahan
86
Keputusan Bara
87
Jangan salahkan aku!!
88
Asupan semangat
89
Siapa yang akan pergi??
90
Penjelasan
91
Hancur
92
Sampai habis
93
Sakit
94
Pembawa kebahagiaan
95
Ngidam
96
Mandiin
97
PERMAISURI DARI KAUM KAFIR (Kesempatan ke dua)
98
Nessa dan Bara
99
Mama?
100
Lula sakit
101
Permintaan Heru
102
Bahagianya Nola
103
Extra part
104
Extra part, Dimana Lula?
105
Extra part, Lula takut...
106
Extra part, Tarzan
107
Extra part, Main di dapur
108
Extra part, Masa lalu
109
Extra part, Kembar
110
Extra part, Ketakutan Nola
111
Extra part, Nita bukan Nisa
112
Extra part, Sosis mayo
113
Extra part, Semakin mirip
114
Extra part, Peringatan Heru
115
Extra part, Sadar diri
116
Extra part
117
Extra part, Tidak jujur
118
Extra part, Kecewa
119
Extra part
120
Extra part
121
Extra part, coklat matcha
122
Extra part
123
Extra part, Hamil lagi?
124
Extra part, Sisi lain Bara
125
Extra part, Bantuan Bara
126
Extra part, Putus asa
127
Extra part, Pergi
128
Extra part, menemui Eca
129
Extra part, Bertemu
130
Extra part
131
Extra part
132
Extra part
133
Extra part
134
Extra part
135
Extra Part
136
Extra part
137
Extra part
138
Extra part
139
Extra part
140
Extra part
141
Extra part
142
Extra part
143
Extra part
144
Extra part
145
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!